Surat peringatan

Risma POV

Aku masih sedikit kesal dengan kejadian tadi. Dia (Deni) selalu hadir disaat yang tidak tepat! Aku tidak bisa berdamai dengan hati ku sendiri ketika berada dekat dengannya. Entah setan apa yang merasuki ku tapi,nyatanya aku selalu tidak nyaman setiap kali bertemu dengannya. Berbeda dengan teman-teman ku mereka selalu tertawa ceria jika aku dan Deni berjumpa! Ya,mungkin mereka seperti itu karena senang ada objek gurauan. Suasana hati ku pun seketika itu berubah dan aku akhirnya memutuskan untuk kembali pulang

" Gue pulang ya? " Ucap ku ketika jam tangan tepat pukul 8 malam

" Mau dianter nggak?" Tanya Yanti

" Nggak deh, makasih." Aku menyelonong pergi meninggalkan mereka yang masih hendak melakukan gladi resik untuk acara besok.

Setibanya di rumah

Aku melihat keadaan yang tak biasa begitu aku memasuki rumah. Aku melihat ibuku menangis di sudut ruangan dengan secarik kertas putih yang ada di tangannya sementara kakak tertua ku mencoba untuk menenangkan ibu.

" Ada apa? " Tanya ku heran

" Kamu juga sama saja,kalau sudah main lupa waktu? " Tak biasanya kakak ku marah seperti itu. Aku mendekati ibu dan mengambil kertas putih itu dari tangannya. Ternyata itu surat pemberitahuan skorsing dari sekolah kak Adam!

Pasti ibu sangat terkejut karena di mata kami Kak Adam sosok anak laki-laki yang pendiam dan penurut? tapi kalau sudah begini? lebih pantas di sebut apa? Pembuat onar.

" Kok bisa sih? " Aku spontan bertanya

" Adam 27 hari tidak masuk sekolah. Pihak sekolah meminta Adam untuk mengundurkan diri saja dari sekolah,dan ibu syok mendengar ini semua." Kak Indri mencoba menjelaskan semua yang terjadi. Aku hanya bisa menarik nafas

" Sudah Bu jangan nangis," Ucap ku

" Ibu kecewa,setiap hari kan dia pergi kesekolah? Terus selama ini dia pergi kemana kalau tidak kesekolah? " Ibu lagi-lagi terisak.

" Nanti kalau Adam sudah pulang kita tanyakan ya? Sekarang ibu jangan nangis lagi." Kak Indri memang selalu bisa diandalkan jika urusan nya seperti ini. Mungkin karena ia anak pertama itu yang menjadi nya sedikit lebih dewasa dan bijak dalam menghadapi setiap masalah.

aku dan Kak Indri memapah ibu menuju kamar tidurnya. Hem,,,pasti ayah juga akan kecewa jika tau kalau anak laki satu-satunya mendapat surat peringatan dari sekolah.

" Assalamualaikum,,," Kak Adam datang dengan seragam sekolahnya. Sontak ibu menghampiri Adam dengan kesal,melepaskan diri dari kami (aku dan kak Indri)

" Dari mana kamu? " Tanya ibu sedikit menyelidik

" Sekolah lah Bu," Jawabnya tanpa merasa bersalah

" Sekolah? Ini yang kamu sebut sekolah?" Ibu menunjukan surat peringatan dari pihak sekolah kepada Adam. Seketika itu pula wajah Adam berubah menjadi merah.

" Tega kamu berbuat seperti ini? Ibu sudah percaya sama kamu Adam! Tapi kamu? Ckckck luar biasa sekali."

" Aku nggak mau sekolah bu."

Adam hanya diam tertunduk mendengarkan ibu.

" Aku nggak mau sekolah bu." Jawaban Adam benar-benar membuat ibu terkejut. Adam yang ia kenal sebagai anak penurut ternyata bisa menjadi pembangkang seperti ini

" Kamu sadar akan ucap mu? lalu kamu mau jadi apa kalau tidak sekolah?" Tanya ibu dengan penuh emosi.

" Jadi apa sajalah. Yang pasti aku sudah tidak mau sekolah titik." Adam pergi meninggalkan kami masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan ibu kembali menangis mendengar keputusan Adam yang sangat membuatnya kecewa. Anak lelaki satu-satunya di rumah ini,telah membuat harapan ibu di masa depan menjadi hancur berkeping-keping.

Pada akhirnya kau memutuskan untuk meninggalkan ibu dalam kesedihannya di ruang tamu. Aku tak tau harus berbuat apa karena sekalipun aku bicara semua tidak akan menjadi lebih baik. Aku mengunci pintu kamarku,menatap langit-langit kamarku dan aku benar-benar tak percaya jika kak Adam bisa seperti itu.

Adam POV

Aku melempar tas ku ke sembarang tempat. Antara kesal dan menyesal itu yang sedang aku rasakan. Aku meremas kepala ku yang sebenarnya tidak terasa pusing,yang aku pikirkan saat ini pasti ibu sangat kecewa padaku. Aku tau sebagai anak lelaki satu-satunya di keluarga ini seharusnya aku bisa menjadi kebanggaan orang tua ku tapi,sekarang? aku telah membuat keluarga ku kecewa. Sudah beberapa hari ini aku ikut bolos bersama teman-teman ku yang lain. Tidak ada kegiatan yang berarti yang aku lakukan selama aku bolos sekolah,aku hanya nongkrong dan menghabiskan uang saku ku untuk menghisap rokok di pinggir jalan. Terdengar konyol dan tak pantas ya? dengan alasan tidak cocok dengan lingkungan sekolah aku membuat keputusan yang membuat orang tua ku kecewa. Aku memutuskan untuk menemui ibu di ruang tamu,beliau tetap ibu yang harus aku hormati dan saat ini aku yakin dai sangat kecewa padaku. Aku mendekat,

" Bu,maafin Adam ya? " Aku duduk bersimpuh di hadapan ibu. Ibu hanya diam menatap ku tanpa kata. Jujur aku sedih akan hal ini,tapi yang lebih sedih pasti hatinya karena ulahku

" Adam udah nggak mau sekolah," Ucapku sekali lagi.

Ibu menitikkan air mata di hadapan ku. Pasti hatinya benar-benar terluka sehingga membuka suara pun tak mampu,dan enggan menatapku

" Maaf ya Bu," Ucap ku sekali lagi

Ibu masih tak bersuara,dan kini ibu beranjak dari duduknya meninggalkan ku sendiri di ruang tamu. Membiarkan aku menyesal akan tindakan dan keputusan ku yang sangat konyol.

Hem,,,gejolak muda memang sudah sangat bisa di tebak ya? Sudah enak-enak sekolah ini malah bolos! Coba liat diluar sana masih banyak Loch yang ingin bersekolah.

Lanjut,,,,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!