Hari ini merupakan hari libur untuk Bu sari, Setiap akhir bulan Bu sari mendapatkan jatah libur selama 3 hari saja, untuk melepaskan kerinduan terhadap Maya dan adik-adiknya, beliau memanfaatkan hari libur tersebut bersama putra-putrinya, menyiapkan segala keperluan mereka dan memasak masakan kesukaan putra-putrinya itu, untuk mengurangi rasa bersalahnya terhadap mereka karna ia tidak bisa menemani mereka setiap waktu, keadaan lah yang memaksa ia meninggalkan anak-anaknya, semua itu ia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya juga agar mereka bisa sekolah dan mewujudkan cita-cita mereka.
"Bu... wajah ibu pucat sekali, sepetinya ibu sakit" tanya Maya, Bu sari tengah menyiapkan makan malam untuk ketiga anaknya.
"Tidak apa-apa, ibu baik-baik aja Nak" jawab Bu sari.
"Tapi wajah ibu pucat sekali, lebih baik ibu istirahat aja, biar Maya yang menyiapkan makan malam"ucap Maya lagi.
"Ia Bu... ibu istirahat aja" ucap Rara.
"Ia Bu... Angga juga bisa kok bantuin Kakak" Rara dan kedua adiknya tampak mengkhawatirkan keadaan sang ibu, dan ternyata kekhawatiran mereka benar-benar terbukti, karna tidak lama kemudian bu Sari jatuh pingsan dan tubuhnya tergeletak di lantai.
"Ibu..." teriak Maya dan adik-adiknya, mereka segera menghampiri sang ibu untuk melihat keadaannya dan segera membawa sang ibu ke atas Sofa
Karna sang ibu tidak kunjung sadar juga, Maya menelpon petugas ambulans untuk membawa ibu mereka ke rumah sakit, mereka bertiga tampak panik dan bingung melihat kondisi sang ibu yang tampak lemah, bahkan Angga dan Rara pun sampai menangis melihat ibu Ibu mereka tidak sadarkan diri juga, hanya Maya yang berusaha tegar di depan adik-adiknya ia tidak ingin membuat adik-adiknya semakin panik jika melihat ia menangis.
"Saat ini Bu sari tengah di tangani oleh Dokter di ruang ICU, Maya dan adik-adiknya duduk di kursi tunggu, Maya berusaha menenangkan Rara yang tidak berhenti menangis sejak tadi, Maya memeluk sang Adik untuk memberikan kekuatan kepadanya walaupun sebenarnya ia pun cemas dan takut jika terjadi sesuatu kepada Ibunya.
"Bagaimana keadaan Ibu kami Dok" tanya Maya dan adik-adiknya saat melihat sang Sang Dokter keluar.
"Ibu kalian terkena serangan jantung, tapi untung saja kalian segera membawa Ibu kalian kesini, tapi jantung Ibu Kalian masih lemah, beliau harus banyak beristirahat dan tidak boleh terlalu banyak pikiran karna itu akan sangat membahayakan kesehatannya" jelas sang Dokter.
"Baik Dok... terimakasih banyak" ucap Maya.
*****
Tiga hari sudah Bu Sari di rawat di rumah sakit, hari ini ia sudah di perbolehkan pulang ke rumah, dengan catatan Bu sari tidak boleh terlalu lelah.
"Bu... sebaiknya mulai sekarang Ibu berhenti kerja, Ibu dengar sendiri kan Dokter bilang apa Ibu gak boleh cape-cape" ucap Maya saat mereka telah sampai di rumah.
"Gak bisa May...Ibu masih punya hutang yang cukup besar kepada Pak Alvian, waktu itu Ibu meminjam uang kepada Pak Alvian untuk mendaftarkan kamu ke Fakultas kedokteran, soalnya waktu itu tabungan Ibu belum cukup" jelas Bu Sari.
"Kalau begitu biar aku saja yang gantiin Ibu untuk kerja di rumah Pak Alvian untuk melunasi hutang-hutang ibu" ucap Maya.
"Lalu bagaimana dengan kuliah kamu" ucap ibu Sari lirih karena ia merasa gagal untuk mewujudkan cita-cita putrinya.
"Tidak apa-apa Bu... nanti setelah hutang-hutang Ibu lunas Maya akan berusaha mengumpulkan uang untuk meneruskan kuliah Maya lagi" ucap Maya untuk meyakinkan Ibunya.
"Baiklah kalau memang itu keputusan kamu, besok kamu pergi ke rumah Pak Alvian pagi-pagi dan jelaskan keadaan ibu saat ini"
"Ibu Minta Maaf ya nak, karna ibu tidak bisa mewujudkan Cita-cita kamu" ucap Bu sari sedih.
"Ibu tidak boleh bilang begitu, Justru Maya yang harus minta Maaf sama Ibu karna Maya belum bisa membahagiakan ibu, selama ini ibu sudah bekerja keras untuk membesarkan Maya dan Adik" Tak terasa Air mata Maya menetes begitu saja setelah mengingat perjuangan Ibunya.
"De... Kakak titip ibu sama kalian ya, kalian jaga ibu baik-baik, kalian harus pastikan Ibu makan dan minum obat tepat waktu, jangan sampai terlewat, pokoknya kalian jangan sampai membuat ibu cape ataupun kesal" Maya mewanti-wanti kepada kedua adiknya.
"Ia Kak... Kakak gak perlu khawatir, aku akan menjaga Ibu dengan Baik" jawab Rara.
"Ia kak... Ade juga janji, Ade gak akan pernah membuat ibu kesal" ucap Angga kemudian.
"Bagus... Kakak senang mendengarnya, kakak sangat percaya sama kalian, jadi kalian gak boleh merusak kepercayaan kakak"
*****
Pagi-pagi sekali Maya berpamitan kepada Ibu dan juga kepada Adik-adiknya untuk pergi ke alamat yang di berikan oleh Ibunya kemarin, ia memasuki perumahan elit yang penuh dengan rumah-rumah mewah bak istana kerajaan, hingga akhirnya ia menemukan alamat yang ia cari persis dengan alamat yang di berikan oleh ibunya itu.
Dengan sedikit ragu-ragu, Michel memberanikan diri untuk menekan Bel rumah tersebut, namun cukup lama ia berdiri tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam, hingga saat ia menekan bel kedua barulah terdengar suara seseorang membuka kunci dari dalam.
Tampak seorang laki-laki dewasa berwajah tampan dan juga bertubuh tinggi berdiri tepat di hadapannya dengan mengenakan stelan jas berwarna silver tampak gagah dan juga elegan, Maya tampak terhipnotis melihat pria yang ada di hadapannya itu, entah karna dia takut, malu, gugup atau kagum hingga membuat ia mematung tanpa berbicara sepatah katapun.
"Kamu mencari siapa" tanya Alvian heran melihat seorang wanita datang pagi-pagi seperti ini.
"Sa_saya mencari Pak Alvian" ucap Maya gugup.
"Kamu siapa ya, ada keperluan apa kamu mencari saya pagi-pagi seperti ini" ucap Alvian bingung.
"Saya_saya anak Bu Sari yang bekerja di rumah Bapak, saya ingin mengabarkan bahwa Ibu saya sedang sakit"jelas Maya.
"Sakit ? Bu sari sakit apa, bukannya waktu itu dia baik-baik saja" ucap Daffa seraya mengerutkan dahinya.
"Ibu Saya terkena serangan jantung Pak... jadi Ibu saya sudah tidak bisa bekerja di sini lagi" jelas Maya lagi.
"Saya turut prihatin dengan keadaan bi Sari, semoga bi sari bisa segera sembuh"ucap Alvian.
"Terimakasih banyak Pak"
"Tapi saya bingung, Bagaimana saya mendapatkan pengganti bi Sari dengan cepat, saya tidak punya waktu untuk mencari pembantu baru" keluh Alvian.
"Bapak tidak perlu khawatir, Saya yang akan menggantikan pekerjaan Ibu saya, sekaligus untuk mencicil hutang-hutang Ibu saya, itupun jika Bapak mengijinkan"
"Kamu?" ucap Alvian seraya mengerutkan dahinya " Kamu yakin mau bekerja di sini sebagai pembantu" ucap Alvian ragu seraya melihat penampilan Maya dari atas sampai bawah, ia tidak yakin kalau perempuan muda seperti Maya mau bekerja sebagai pembantu.
"Saya yakin Pak, saya sudah terbiasa kok mengerjakan pekerjaan rumah, saya janji saya akan bekerja sungguh-sungguh"
"Kamu bisa masak"tanya Alvian lagi.
"Bisa Pak... setiap hari saya selalu memasak untuk adik-adik saya"
"Kebetulan sekali, sekarang saya lapar, tolong buatkan sarapan untuk saya, apa kamu bisa"
"Bisa pak*
"Oia nama kamu siapa" tanya Alvian.
"Nama saya Maya pak"
"Baiklah Maya, kamu sudah bisa mulai bekerja hari ini juga" ucap Alvian lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Liiesa Sariie
ok. di lanjut lg baca nya
2024-03-13
0
black pearl
michel/Slight//Drowsy/
2024-03-06
0
black pearl
kok dafa,bukannya alvian ya thor..jauh banget typonya
2024-03-06
0