Setelah perang berakhir, aku menerima banyak sekali penghargaan dan hadiah dari para pemimpin dunia.
Sebelum aku pulang, aku meminta pada para pemimpin dunia untuk merahasiakan segalanya tentangku yang telah berkontribusi banyak dalam mengakhiri perang.
Aku juga ingin mengembalikan jasad rekan-rekanku ke keluarganya masing-masing.
Namun karena aku tidak tahu dimana keluarga mereka berada, aku meminta pada para pemimpin dunia untuk mengirim jasad-jasad rekanku ke keluarganya masing-masing dengan aman.
Selain itu, aku meminta pada mereka untuk memberikan penghargaan dan hadiah almarhum rekan-rekanku dengan memberikannya ke keluarga mereka.
Aku juga meminta mereka untuk melindungi dan mengurus biaya hidup keluarga para almarhum. Aku ingin keluarga dari almarhum rekan-rekanku bisa hidup dengan aman dan nyaman.
Mendengarkan permintaanku, mereka semua tidak ada yang keberatan. Tanpa ada penolakan sedikitpun, mereka semua menyetujui permintaanku. Setelah itu, akhirnya aku bisa pulang ke Indonesia dan dapat bersatu kembali bersama dengan keluargaku.
****
2 tahun telah berlalu sejak "Perang Dunia III" berakhir.
Kini, dunia telah kembali damai. Begitu pula denganku, aku berhasil hidup normal seperti yang kuinginkan. Aku bisa hidup sebagai seorang pelajar biasa, yang memiliki banyak teman dan menjalani kehidupan yang damai dan santai.
Sekarang, aku telah menjadi seorang siswa kelas 2 di SMK WIDYA DIRGANTARA.
Setelah "Perang Dunia III" berakhir, dunia mulai mengetahui keberadaan "Penyihir" dan "Esper". Mereka dianggap sebagai orang-orang istimewa dan diidolakan oleh banyak orang. Semua orang di dunia mulai memimpikan untuk bisa menjadi seperti mereka..
Setiap negara di dunia mulai tertarik untuk mengembangkan "Penyihir" dan "Esper" di negara mereka masing-masing. Karena itulah, setahun setelah perang berakhir, para pemimpin dunia yang tergabung ke dalam PBB, mengumpulkan dan mengadakan pertemuan dengan seluruh "Penyihir" serta "Esper" yang ada di dunia.
Mereka ingin bekerja sama untuk menyebarkan ilmu-ilmu tentang sihir dan supranatural lainnya. Lalu, akhirnya mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah sekolah yang dikhususkan untuk para "Penyihir" dan "Esper" atau mereka yang ingin menjadi salah satunya.
Mereka menamainya dengan nama “EIYUU : Academy All World” yang ditempatkan di Jepang.
Setiap negara mulai mengadakan seleksi untuk memilih perwakilan-perwakilan yang berkualitas untuk dikirimkan ke akademi tersebut. Mereka yang mampu belajar dengan cepat dan mereka yang memiliki bakat sebagai penyihir atau esper lah yang akan dikirimkan kesana.
Namun, ada juga orang-orang yang terpilih tanpa harus melakukan seleksi. Mereka adalah orang-orang yang memiliki prestasi besar yang dirahasiakan di masa lalunya.
Mereka terpilih sebagai siswa transfer dan dibiayai langsung oleh PBB. Salah satu orang yang terpilih sebagai siswa transfer tersebut adalah diriku sendiri.
Suatu hari, saat aku sedang sekolah di SMK WIDYA DIRGANTARA. Kepala sekolahku tiba-tiba saja memanggilku ke ruangannya untuk membicarakan sesuatu hal. Ternyata, presiden telah mengirimkan surat perintah padaku melewati kepala sekolah.
Dalam surat itu, Presiden mengatakan bahwa dia menunjukku untuk menjadi perwakilan negara, sebagai siswa yang akan ditransfer ke sekolah khusus yang ada di Jepang. Dengan alasan untuk mempererat hubungan dengan negara-negara lain.
Meskipun itu bukan kebohongan, tapi aku tahu kalau masih ada alasan lainnya yang tak bisa dikatakan. Jika tidak, maka tidak harus aku yang Presiden pilih untuk menjadi perwakilannya.
Padahal, sebelumnya mereka telah mengirimiku permintaan yang sama, dan aku telah menolaknya berkali-kali. Aku tahu kemana aku akan ditransfer, itu adalah sekolah khusus untuk para "Penyihir" dan "Esper".
Pikirkan saja apa yang akan terjadi pada seorang anak miskin yang dilemparkan ke tempat berkumpulnya orang-orang elit yang kaya raya? ....
Kemungkinan besar, anak miskin itu akan menderita karena menjadi bahan ejekan dan terus diganggu.
Itu artinya, jika aku bersekolah disana sebagai orang yang sama sekali tidak memiliki kekuatan baik itu sihir ataupun supranatural lainnya, bukankah aku juga akan mengalami perlakuan yang sama dengan anak miskin itu?
Sebenarnya apa yang para pemerintah ini rencanakan? Kenapa mereka mengganggu kehidupanku? Bahkan disana tertulis, “Jika kau tidak mau, maka silahkan angkat kaki dari negara ini!” seperti itu.
Orang-orang tua itu, bukankah mereka terlalu kejam? Kepala sekolah bahkan melihatku dengan tatapan mengasihani.
“… Adam, yang sabar, ya! Kau harus tegar, karena hidup itu memang penuh dengan cobaan!” Kepala sekolah berkata dengan tulus sambil menepuk pundakku.
“… Hiks …, Kepala sekolah ...!!” Aku menatap kepala sekolah dengan sedih sambil menahan air mata.
Aku hanya bisa pasrah dan menghela nafas. Sebelumnya, mereka hanya mengirimiku permintaan sebagai seorang teman, jadi aku masih bisa bebas menolaknya. Namun sekarang, mereka melakukannya dengan menggunakan otoritas atau wewenang petinggi negara.
Sebagai warga negara biasa, aku tidak punya pilihan lain selain menerima permintaan tersebut. Tapi daripada permintaan, itu lebih seperti perintah bukan? ... tidak, itu memang perintah, ya.
Sebenarnya aku cukup akrab dan mengenal mereka. Dulu, saat pertama kali aku bertemu dengan mereka, mereka bersama dengan pemimpin-pemimpin negara lainnya, menyambutku dengan sangat hormat layaknya menyambut bos mereka sendiri.
Namun setelah melakukan banyak pertemuan denganku, sekarang mereka memperlakukanku dengan lebih santai, layaknya seorang teman.
Jujur saja, aku lebih nyaman diperlakukan seperti itu daripada diperlakukan seperti bos oleh orang-orang yang merupakan petinggi negara. Tapi aku tidak berharap mereka akan berani mengancamku seperti ini.
Sepertinya setelah cukup lama mengenalku, rasa takut mereka terhadapku mungkin sudah tidak ada lagi.
Yah, bukan berarti aku marah atau kecewa, lagipula aku mengerti bagaimana perasaan mereka ketika aku terus menolak permintaan mereka tanpa menerimanya sekalipun.
Mungkin, mereka benar-benar menganggapku sebagai teman, karena itulah mereka selalu meminta bantuanku. Mungkin juga, mereka sedang dalam keadaan yang sangat genting, sehingga mereka memaksaku untuk menerima permintaan ini.
Lagipula, Negara Jepang adalah pusat dimana anime, manga, novel dan game yang kusukai berada, ada banyak onsen pula. Jadi, lebih baik aku menikmatinya saja.
Aku dikirim ke sebuah akademi yang bernama EIYUU : Academy All World. Disana, ada banyak orang dari berbagai negara yang merupakan perwakilan negaranya masing-masing.
Mereka semua adalah para pemula pengguna kekuatan khusus (Penyihir dan Esper). Aku tidak menyangka kalau kehidupan normalku akhirnya akan berakhir karena ini.
Tepat seperti dugaanku, setelah beberapa bulan aku bersekolah disana. Aku diperlakukan oleh sebagian besar orang disana dengan cukup buruk.
Aku menjadi bahan ejekan dan diganggu oleh beberapa anak nakal, hanya karena aku adalah satu-satunya orang yang tidak memiliki kekuatan sihir atau supranatural lainnya.
“… Benar-benar sial! Jika saja aku menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya pada mereka semua, aku yakin mereka semua akan takut padaku!”
Aku benar-benar menjadi sangat kesal. Tapi jika aku melakukan itu, semuanya mungkin akan menjadi tambah kacau. Aku hanya bisa bersabar menghadapi semua perlakuan buruk ini.
Untung saja, tidak semua orang memperlakukanku dengan buruk. Sebagian kecil dari penghuni akademi memperlakukanku dengan cukup baik. Jadi aku tidak terlalu merasa stress.
Kebanyakan orang akan merasa lebih tinggi karena memiliki kemampuan spesial atau karena berasal dari keluarga terpandang yang kuat dan kaya raya, sehingga mereka memperlakukan orang lain yang mereka anggap lebih rendah dengan buruk.
Contohnya, orang-orang yang selalu menggangguku, mereka adalah Don, Kali, Carl, Sati dan Mei.
Mereka semua adalah seorang "Esper" dan juga merupakan anak dari para petinggi negara yang memiliki posisi cukup tinggi di PBB.
Namun ada juga orang-orang yang tidak memperdulikan hal-hal seperti itu, dan memperlakukan orang lain dengan sederajat.
Contohnya, orang-orang yang selalu siap datang membantuku dikala aku sedang kesusahan. Mereka adalah Yoshi, Lucy, dan Vina yang merupakan seorang "Penyihir". Lalu Rex, Rob, Arthur, dan Yumi yang merupakan seorang "Esper". Mereka semua adalah teman-teman baikku dan juga merupakan siswa-siswi terbaik di akademi.
Setiap kali aku diganggu oleh kelompok Don, aku tidak pernah membiarkan Yoshi dan yang lainnya membantuku. Alasannya, karena orang tua dari kelompok Don adalah orang-orang yang menyebalkan dan tidak pandang bulu. Aku tidak ingin Yoshi dan yang lainnya sampai berurusan dengan mereka.
Sebenarnya, aku bisa saja meminta bantuan pada para pemimpin dunia yang memiliki posisi tertinggi di PBB yang kukenal, untuk menjatuhkan posisi orang tua mereka dengan mudah.
Namun, aku tidak mau memanfaatkan pertemananku dengan para pemimpin dunia hanya untuk masalah kecil seperti itu. Jadi, pada akhirnya aku hanya bersabar dan membiarkan mereka terus menggangguku sampai mereka bosan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
John Singgih
sabar menunggu biar mereka bosan sendiri
2021-07-30
0
B_E_L_Y_A_L
di suruh langsung sama presiden
punya kenalan di PBB the real bukan anak bukan sembarang anak
2021-05-17
0
Mamad S
kenapa harus isekaiii???
2021-04-27
1