Setiap kali aku memiliki waktu luang, aku sering pergi ke Akihabara untuk membeli barang-barang yang kuinginkan, tentu saja itu menyangkut anime.
Aku adalah penggemar anime, tapi tidak sampai pada mengoleksi hal-hal seperti poster, action figure, atau mainan-mainan lainnya.
Aku tidak begitu tergila-gila sampai membeli hal-hal seperti itu. Aku hanyalah penggemar biasa karena cerita dari anime yang kusukai sangat seru dan mengasyikkan.
Di akademi, aku selalu istrirahat makan siang bersama dengan Yoshi dkk. Suatu hari, saat aku pergi makan siang bersama dengan mereka pada jam istirahat, kami pergi ke taman yang biasa kami jadikan sebagai tempat bersantai.
Disana, lingkungannya bersih dan indah, namun sedikit sepi. Jadi, kami bisa menikmati suasana dengan tenang dan damai. Namun sayangnya, kedamaian itu berakhir karena orang-orang idiot yang selalu menggangguku datang.
“Hei hei hei, apa kami mengganggu istirahat makan siang kalian?” Don berkata sambil melihat pada Yoshi dkk, tanpa menghiraukanku.
“”…””
Namun, tak ada dari mereka yang menjawab. Karena mereka tidak menjawab, aku mewakili mereka untuk menjawabnya … “Ada urusan apa kalian menghampiri kami?”
“… Haah? ... aku berbicara pada mereka, bukan padamu 'PECUNDANG'!” Don berkata dengan sarkastik sambil melotot dan menunjukku.
Aku tidak terlalu peduli dengan sikapnya karena aku sudah terbiasa, namun Yoshi dan yang lainnya berbeda. Mereka menjadi sangat kesal ketika aku diperlakukan seperti itu di depan mereka.
Namun, aku menenangkan mereka dengan memberikan isyarat, aku sedikit menggelengkan kepalaku pada mereka sebagai tanda untuk tidak terpancing olehnya.
Don kembali melihat pada Yoshi dkk, dan dia berkata … “Aku bilang, apa kami mengganggu kalian? Kenapa kalian tidak menjawab?”
Don terlihat kesal saat mengatakannya. Kali ini, salah satu dari kelompok Yoshi ada yang menjawab ….
“Sejujurnya, kalian memang mengganggu. Jadi, ada urusan apa kalian dengan kami? Jika tidak ada yang penting, sebaiknya kalian cepat pergi!”
Itu adalah Yoshi. Dia berkata dengan nada yang sedikit bergetar karena menahan amarahnya.
“Oh ayolah, jangan berkata seperti itu! Kami tahu kalau kalian memiliki kemampuan yang hebat. Kalian adalah orang-orang berbakat seperti kami, jadi kami hanya ingin mengajak kalian berteman dan bergabung bersama kami, daripada terus bersama dengan si Pecundang itu! Lebih baik jauhi dia, tak ada gunanya terus bersama dengannya! Kalian bisa ikut-ikutan jadi pecundang nanti, hahahahaha! ... Benarkan teman-teman?”
“”Benar!!”” Orang-orang di belakang Don hanya tertawa saat Don menghinaku terang-terangan didepan mereka.
Berani berkata seperti itu didepan teman-temanku, orang-orang ini benar-benar menyebalkan.
Aku benar-benar kesal sekarang, aku bisa saja menendang bokong mereka sampai terbang ke langit jika aku mau, tapi sayangnya aku sedang tidak mood untuk melakukannya, dan sepertinya bukan hanya aku saja yang menjadi sangat kesal disini ….
“Kami selalu bersabar dan membiarkan kalian karena permintaan Adam. Tapi sekarang kalian berani berkata seperti itu didepan kami secara langsung, dan kalian bilang kalian ingin berteman dengan kami? Jangan bercanda, aku tidak sudi berteman dengan orang-orang seperti kalian!”
Lucy menatap mereka seperti musuh bebuyutannya, namun mereka sama sekali tidak memperdulikannya dan hanya mendengus menanggapinya.
“Seperti yang dikatakan Lucy, kami menolak ajakan kalian. Jadi sebaiknya kalian pergi saja sana, dasar orang-orang menyebalkan!”
“Apa kau bilang!?”
Rex dengan berani mengusir mereka. Mei salah satu temannya si Don, merespon perkataan Rex dengan suara yang keras.
Karena keadaannya semakin memanas, aku mencoba untuk melerai mereka … “Sudah-sudah jangan bertengkar!”
“Diam kau pecundang! Aku tidak mau mendengarkan perkataan 'Pecundang' sepertimu!”
Aku kaget saat Don langsung bereaksi dengan keras. Dia berkata dengan sarkastik.
“Katakan itu sekali lagi dan akan kuhajar kau!” itu Yumi. Untuk seorang perempuan, dia agak tomboy.
“Hahh~ ... teman-teman, tolong jangan dengarkan mereka. Sudahlah, kita pindah saja ketempat yang lain, OK!” Aku menghela nafas dan mencoba untuk menjauhkan mereka dari kelompok Don.
Namun, tidak ada yang mendengarkan perkataanku. Lalu tanpa kami sadari, sesuatu muncul secara tiba-tiba di bawah kaki kami saat kami sedang bertengkar.
Suatu lingkaran raksasa yang membentuk pola sihir, tiba-tiba saja muncul di lantai sekeliling kami. Setelah kami menyadarinya, semuanya sudah terlambat.
“””… Eh?”””
“… Apa Ini?”
“O-oi, bukankah ini pola sihir pemanggilan?” Yoshi berkata sambil memperhatikan pola lingkaran sihir tersebut.
“… Maksudmu kita akan dipanggil kesuatu tempat? Apa mungkin itu semacam dunia lain?”
Aku berkata sambil mengingat-ngingat cerita dari manga dan novel yang pernah kubaca.
“Hah? ... mana mu- …!?”
Sebelum Vina menyelesaikan perkataannya, pola lingkaran sihir itu mulai mengeluarkan cahaya yang menyilaukan mata. Cahayanya sangat terang, sehingga kami semua tidak bisa melihat apapun selain cahaya.
Cahaya itupun mulai menelan kami semua ….
“”…””
Saat kami tersadar dan membuka mata, kami semua tiba-tiba sudah berada di tempat yang tidak kami kenal.
Kami berada di sebuah ruangan yang cukup luas yang belum pernah kami lihat sebelumnya.
Saat kami memperhatikan sekeliling, kami bisa melihat kalau kami sedang dikelilingi oleh orang-orang yang menatap kami dengan pandangan … senang?
sedih?
Apa ini?
Kenapa mereka menangis? ....
Yah, entah kenapa mereka terlihat senang melihat kami, meskipun mereka menangis.
Orang-orang itu berpakaian seperti prajurit Eropa pada zaman dulu. Mereka memakai baju zirah yang menutupi seluruh tubuh mereka atau bisa disebut juga "Full Plate Armor", sambil membawa senjata di tangan atau pinggang, seperti di film-film barat dan anime yang pernah kutonton.
Lalu, ada juga gadis cantik menangis di hadapan kami, dari wajahnya dia sepertinya seumuran dengan kami. Dia memakai mahkota kecil di kepalanya dan mengenakan gaun indah berenda berwarna kuning terang, yang terlihat sangat cocok untuknya.
Dilihat dari ekspresinya, sepertinya dia juga menangis karena senang. Dia melihat kami sama seperti para prajurit itu.
Namun tiba-tiba saja, ekspresi gadis cantik itu berubah terkejut dan berkata … “Eh? ... kenapa ada 13 orang? ... Berdasarkan catatan, bukankah dalam legenda seharusnya yang dipanggil hanya 12 orang? ... Apakah mungkin ada yang tidak sengaja ikut terbawa?”
Dia terlihat kebingungan. Dengan mendengarkan apa yang gadis cantik itu bicarakan saja, kami sudah mengerti dan langsung menarik kesimpulan ....
“”Yang benar saja!”” Aku dan teman-teman termasuk kelompok Don, merasa sulit untuk mempercayai hal yang telah terjadi pada kami.
“… Berdasarkan catatan legenda, heh? ... Jika kita semua dipanggil sebagai pahlawan, itu berarti kita memang telah dipanggil ke dunia lain … apa aku sedang bermimpi?”
Aku penasaran, apakah ini mimpi atau bukan. Jadi, aku mencubit tangan Lucy yang ada di sampingku,
“!! Kya!? ... Sakit tahu!” Lucy menjerit kecil dan menarik tangan kirinya yang dicubit olehku.
“… Hehehe, aku hanya ingin tahu apa aku sedang bermimpi atau tidak. Jika kau merasakan sakit, itu artinya aku memang sedang tidak bermimpi, benar?”
Aku memberikan alasan pada Lucy sambil tersenyum.
“ Oh, dan kenapa tadi kau berteriak dengan ‘Kya’ dan bukannya ‘Aw’?”
“Hmmmmmm!” Lucy menyipitkan matanya dan melihatku dengan pandangan yang tajam, lalu ….
“Rasakan ini!” Lucy menarik hidungku dengan kuat.
“Atatatatatatat!? ... Lucy, jangan tarik-tarik hidungku dengan kuat seperti itu. Kau ingin hidungku jadi seperti 'Pinocio'!?” Aku berkata dengan suara yang aneh karena hidungku tersumbat.
“Kau sendiri tadi mencubitku, lalu kenapa aku tidak boleh melakukan ini padamu?” Lucy tersenyum dengan senang melihat reaksiku.
“… Hahh~ ... disaat seperti ini kalian masih bisa bercanda, ya! Hahaha, ya ampun!” Yoshi tersenyum kagum melihatku dan Lucy yang bercanda.
Semua orang hanya menatap kami dengan hangat, kecuali untuk Don dan gengnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
John Singgih
mendadak isekai
2021-08-01
0
Pas Bana
up
2021-07-03
0
Sungguh merepotkan
hmm
2021-05-10
0