Di dalam sebuah gua yang cukup besar terdapat sebuah portal dimensi yang menghubungkan dengan dunia dimensi yang di huni hewan spiritual dan sejenisnya.
seorang pemuda yang tengah bermeditasi, dengan mata yang tertutup kain hitam, terlihat tenang namun menghanyutkan, pemuda itu tidak lain adalah Zhang chen, kini Zhang Chen telah berusia 14 tahun tidak terasa 3 tahun telah berlalu, hari demi hari, tahun demi tahun telah ia lewati dengan berlatih dan mendalami jurus jurus yang di wariskan gurunya, tidak lupa ia juga mencoba beberapa jurus untuk melawan hewan spiritual sambil mengasah keterampilan ber pedangnya, tidak hanya itu bahkan tendangan pukulan serta kecepatannya meningkat secara drastis.
waktu berlalu dengan cepat, 3 tahun telah kembali berlalu, namun kini terlihat jelas perbedaan baik secara kekuatan maupun fisik, terlihat tubuh yang dapat membius para kaum hawa dan wajah tampan yang hanya ada satu di alam semesta.
saat ini Zhang Chen mencoba untuk menerobos ke tingkatan selanjutnya, cukup berat baginya karena berbeda dengan orang-orang jenius pada umumnya, zhang Chen membutuhkan energi alam yang sangat besar untuk menerobos tingkatan, semakin tinggi tingkatan maka semakin besar energi yang di butuhkan.
''hah.. sepertinya tidak bisa sekarang, energiku masih belum cukup untuk menghancurkan belenggu yang menghalangi.'' ucapnya dengan wajah datar, namun jika di perhatikan dengan jelas terlihat sedikit kekecewaan terpancar dari wajahnya.
tidak lupa setiap hari saat dia tidak melakukan kultivasi, Zhang Chen selalu mengasah kemampuan, serta mencari kekurangannya dalam menggunakan teknik-teknik yang ia gunakan, setiap harinya Zhang Chen terus bertarung dengan binatang buas dan hewan siluman yang berada di tingkat suci puncak dengan tingkat kultifasi Zhang Chen yang berada di tahap kaisar langit tingkat akhir dan sebentar lagi akan menerobos ke tingkat puncak, orang lain tentu tidak akan percaya jika mendengar akan hal yang di alami Zhang Chen, mereka hanya akan menganggap jika orang yang mengatakan hal itu hanyalah pembual.
merasa sudah cukup lama tinggal di dalam gua, dan ia juga merindukan sosok seorang guru yang telah di anggap seperti ayahnya sendiri, Zhang Chen berniat kembali dan menemui gurunya, karena selama 6 tahun ini ia telah menguasai jurus jurus yang di anggap berguna baginya, dan tidak lupa meningkatkan kekuatan fisik dan tulangnya, Zhang Chen segera melesat dengan kecepatan tinggi menuju sebuah portal yang menghubungkan dunia dimensi dengan dunia nyata.
swoosh...
seketika tubuhnya di tarik memasuki portal tersebut dan lenyap bagai di telan bumi.
di halaman depan gubuk tua terdapat seorang pria paruh baya yang sedang mengusap lembut sebuah pedang pusaka jiwa yang setia menemaninya berpetualang semasa hidupnya, bayang bayang pertempuran dan pembantaian telah ia lakoni bersama, dengan sebilah pedang yang ia genggam dapat mengemparkan seluruh alam dewa, hanya dengan mendengar namanya semua orang merasakan kengerian yang tiada ujung, secara tiba tiba ia merasakan seseorang yang menghilangkan aura keberadaannya berjalan mendekat dari balik punggungnya.
''guru, aku kembali'' ucap Zhang Chen sambil dengan senyum tipis sambil sedikit membungkukkan badannya memberi hormat.
tanpa menjawab guru luo langsung berjalan menuju ke arah Zhang Chen dan memeluknya.
''aku hampir tidak mengenalimu, bagaimana keadaan mu'' ucapnya sambil melepas pelukannya lalu memandang ke arah Zhang Chen dari ataks ke bawah, terlihat senyum hangat terpampang di wajahnya.
''seperti yang guru lihat, aku baik baik saja.'' setelah mendengar jawaban dari murid nya guru luo segera menghela nafas panjang dengan perasaan berat.
''hah... sudah saatnya kita berpisah, guru harus kembali ke alam dewa, hukuman guru telah berakhir 2 tahun yang lalu, namun karena guru ingin melihat perkembangan mu, guru memutuskan untuk menunggu sampai latihan mu selesai'' ucapnya dengan perasaan berat, dari nada bicaranya guru luo merasa enggan untuk berpisah dari Zhang Chen.
Zhang Chen yang mendengar perkataan gurunya tersentak kaget pasalnya ia tidak ingin gurunya pergi meninggalkannya, namun mau bagaimana lagi, jika gurunya telah berkata ia tidak mungkin untuk membantah karena ia tak ingin melihat gurunya kecewa.
''guru, apa harus sekarang??'' ucap Zhang Chen dengan wajah datarnya namun mengandung kesedihan dari nada bicaranya.
''tentu tidak.. siapa yang bilang guru akan pergi tanpa berlatih tanding dengan mu?'' ucap guru luo sambil menaikkan sebelah alisnya.
''tapi guru''
''chen'er,.. setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, guru hanya ingin kau hidup di jalanmu sendiri, ingatlah bahwa dunia kultivator sangat kejam, dimana yang kuat akan menindas yang lemah, guru tak ingin kau hanya bergantung pada guru dan menjadi orang lemah, guru akan sangat bangga ketika melihatmu nanti berdiri di atas puncak dari segala puncak kekuatan dengan usaha, tekat, dan kemampuanmu sendiri.'' ucap guru luo dengan penuh wibawa, dari setiap kata yang terucap dari mulutnya mengandung tekanan misterius, berbeda dengan sebelumnya kali ini guru luo benar-benar telah menyusun kalimat ini jauh-jauh hari agar terlihat keren di hadapan murid nya, tanpa sadar ia kembali membatin sambil memuji dirinya sendiri.
''hah.. aku sangat keren'' ucapnya dalam hati dengan nada angkuh, jika Zhang Chen mengetahui apa yang sedang gurunya pikirkan saat ini, sementara pikiran Zhang Chen sedang berkecamuk, mungkin Zhang Chen akan mengikat gurunya dan menggantungnya dengan posisi terbalik di atas pohon
Zhang Chen hanya membalas perkataan gurunya dengan mengangguk, wajah datar nya tidak menunjukkan ekspresi apapun, namun dalam hatinya api semangat yang tak kenal padam berkobar dalam setiap denyut nadinya.
''baiklah sudah cukup bersantai nya, sekarang mari kita bertarung, guru ingin lihat sampai mana perkembangan mu.'' ucapnya sambil berjalan pergi melewati Zhang Chen.
Zhang Chen hanya diam sambil mengangguk kemudian mengikuti gurunya dari belakang menuju tempat yang cukup luas untuk bertarung.
di halaman depan kediaman guru luo, dua sosok pria berdiri tegap berhadap-hadapan dengan posisi siap bertarung, mereka adalah Zhang Chen dan guru luo.
''Chen'er gunakan kekuatan penuh mu, jika tidak guru akan merasa geli saat serangan mu mengenaiku'' ucapnya dengan tawa kecil sambil memasang ekspresi yang terlihat memuakkan.
mendengar itu Zhang Chen sedikit jengkel, ingin sekali rasanya dia memukul bokong gurunya itu yang terkadang bersikap bijak dan menjengkelkan di waktu yang sama.''baik guru'' jawab Zhang Chen singkat dengan wajah datarnya.
setelah selesai berkata Zhang Chen langsung mengeluarkan aura kaisar langit tingkat akhir,
swoosh.. aura hitam samar berkobar mengelilingi tubuhnya, tanpa pikir panjang Zhang Chen langsung menarik pedang dari selongsongnya dan melesat mengunakan langkah bayang yang telah di kombinasikan dengan elemen cahaya, kecepatan yang sangat menakutkan, bahkan udara tidak bergerak sama sekali saat Zhang Chen melesat
''jurus pedang pembantai langkah ke 8 tebasan kabut darah'' gumam Zhang Chen sambil melesat.
bersamaan dengan itu guru luo juga mengeluarkan 5% kekuatan nya.
swoosh.. seketika tanah yang di pijak retak bagaikan kerupuk yang di remas, ia kemudian ikut melesat dengan pedang yang sama buruknya dengan yang Zhang Chen gunakan.
''jurus pedang pembantai langkah ke 8 tebasan kabut darah'' gumam guru luo ikut melesat dengan menggunakan kecepatan yang sama
swoosh.. swoosh.. slash... slash.. slash..
tebasan dan ayunan pedang yang sangat rapi di peragakan zhang Chen dan gurunya, saat kedua pedang itu saling beradu sehingga menimbulkan percikan api di udara.
BOOM... Trang.. Trang.. Trang..
gelombang kejut yang sangat kuat terjadi saat kedua pedang saling bertabrakan, dengan hembusan angin yang sangat kencang, menimbulkan retakan retakan di tanah tempat kaki Zhang Chen dan guru luo berpijak.
keduanya saling menatap lalu tersenyum bersama, berbeda dengan Zhang Chen saat ini ia sedang bertarung tanpa melihat dan hanya mengandalkan insting bertarungnya yang di kombinasikan dengan Indra penciuman, perasa dan pendengar yang sangat sensitif terhadap gerakan lawan.
saat benturan pedang terjadi keduanya mengambil jarak mundur beberapa langkah, sambil menganalisa titik lemah lawan satu sama lain, hanya beberapa saat keduanya melesat kembali menebaskan pedang yang masing masing mereka genggam, terlihat sangat seimbang namun guru luo tidak mengetahui jika Zhang Chen telah mengembangkan teknik pedang pembantai yang tadinya hanya mencapai langkah ke 16 sekarang telah meningkat menjadi 17 langkah, walaupun belum sempurna tapi Zhang Chen yakin setelah jurus itu sempurna akan sangat di perlukan ketika bertarung dengan jumlah musuh 1 banding 1000.
''permainan pedangmu sangat bagus, tidak ada celah yang terlihat, jikapun ada kau bisa menutupinya dengan mengayunkan tendangan dan pukulan, ingatlah ketika kau berhadapan dengan musuh yang lebih kuat darimu, jika kau ingin menang ketenangan adalah kuncinya'' ucapnya sedikit memuji sambil memberi nasehat
''terimakasih atas nasehat nya guru, murid akan selalu mengingatnya''
''baiklah sekali lagi, gunakan jurus pedang pembantai langkah terakhir, guru ingin merasakannya darimu'' ujar guru luo sambil tersenyum.
Zhang Chen hanya membalas perkataan gurunya dengan senyum tipis di wajahnya, namun saat guru luo melihat senyum itu, rasa dingin menusuk dari punggung dan membuatnya sedikit tidak nyaman.
setelah itu Zhang Chen langsung menggenggam erat pedangnya dan mengalirkan energi YinYang, saat itu angin berhembus kencang seketika itu pedangnya langsung berdengung lembut mengeluarkan cahaya putih bersemu hitam samar dengan aura pedang pembantaian yang sangat pekat, tanpa basa-basi Zhang Chen langsung melesat dan menggumamkan sesuatu kata yang dapat di dengar olehnya sendiri
''jurus pedang pembantai, langkah ke 17 tarian dewa kematian'' ucapnya langsung menghilang bagai di telan bumi.
saat melihat jurus asing yang tengah di gunakan muridnya itu cukup membuatnya terkejut, pasalnya baru kali ini ada orang yang dapat mengembangkan jurus pedang pembantai yang dia gunakan selama ini, namun di balik keterkejutannya senyum tipis terpampang jelas di wajahnya.
''ternyata anak itu menciptakan jurus baru, mengkombinasikan nya dengan jurus pedang pembantai langkah ke 16, teknik ruang waktu dan aura Ying yang yang sangat pekat untuk menindas lawan, namun bagaimana dia memiliki aura pembantai yang sangat pekat, sungguh anak yang jenius'' gumam guru luo dalam hati dan bersiap mengeluarkan jurus nya
namun sebelum guru luo sempat mengunakan jurusnya, Zhang Chen tiba tiba muncul di belakang guru luo dan melesat kan tebasan nya.
guru luo yang terlambat menyadari tebasan tebasan pedang zhang Chen, tidak sempat menghindar, tebasan yang sangat kuat, gerakan yang sangat indah dan cepat seolah olah sedang menari dengan di iringi suara suara pedang yang beradu, dengan reflek yang sangat cepat guru luo langsung berbalik menyilangkan pedangnya untuk menahan tebasan demi tebasan pedang zhang Chen.
BOOM.. Trang .. Trang ..Slash.. slash...
angin kencang berhembus diiringi suara ledakan ke arah guru luo, sehingga membuat guru luo terpental sejauh 10 meter menabrak beberapa pohon sampai roboh.
guru luo yang terkena tebasan pedang zhang Chen seperti tidak merasakan rasa sakit, tapi malah tertawa lantang.
''ha ha ha.. jurus yang sangat mengagumkan, tidak ada celah sedikitpun , gerakan yang sangat indah namun sangat kuat, dengan kekuatanmu saat ini membunuh pendekar suci tingkat menengah dengan satu tebasan bukanlah hal yang tidak mungkin''. ujar guru luo dengan tawa yang lantang.
''guru terlalu memuji, jurus itu aku tidak sengaja menciptakannya, dan guru juga tida mengunakan kekuatan penuh, andai saja guru mengunakan kekuatan penuh mungkin murid tidak akan sempat bergerak'' ucap Zhang Chen merendah sambil menghampiri guru luo.
''ya..ya.. meskipun tidak sengaja tapi guru sangat bangga melihatnya '' ucap guru luo sambil menepuk pundak Zhang chen.
sekilas guru luo melihat cincin yang tengah di gunakan di jari tengah Zhang chen, zhang Chen yang melihat tatapan mata gurunya mengarah ke sebuah cincin yang ia pakai merasa heran dan bertanya.
''guru kenapa kau melihat cincin ini seperti itu.?'' tanya Zhang Chen
''apa kau tidak tau cincin apa yang kau pakai saat ini'' ujar guru luo sambil menunjuk cincin itu.
''tidak guru, kakek memberikannya sebelum pergi meninggalkan ku'' ucap Zhang Chen dengan nada sedih.
''sebenarnya itu bukan cincin biasa, di dalam cincin itu terdapat jiwa murni raja dewa naga azure raja dari para raja seluruh hewan, hanya orang yang memiliki darah naga azure yang dapat membangkitkan nya, dan kau memilikinya'' ujar guru luo sambil menunjuk ke arah Zhang Chen.
''benarkah..? tapi bagaimana cara aku membangkitkan nya, dan apakah setelah aku membangkitkan nya aku akan berubah menjadi naga?? tidak, tidak, aku tidak ingin menjadi hewan..'' ucap zhang Chen sambil menggoyang goyangkan tangannya di depan dada.
''ha ha ha.. kau tidak akan berubah menjadi naga, setelah naga itu bangkit dia akan mengenali tuannya dan menjadi pengikut mu, caranya mudah kau hanya perlu meneteskan inti darahmu ke cincin itu dan mengalirkan energi chi, atau energi YinYang, karna hanya kau yang memiliki darah dewa naga azure.
...ilustrasi cincin jiwa raja dewa naga azure...
...ilustrasi Zhang Chen...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
josss
2024-07-03
0
Ibad Moulay
Raja Dewa Naga Azure
2022-05-24
1
Sanzzz
Zhang chen gitu aja bang gk usah dibuka penutup matanya biar keren
2021-12-03
0