"Maaf kan saya," ujarnya sambil tertunduk tak disangka lagi-lagi ia menangis.
Devan melangkah masuk ke dapur membuka beberapa lemari. kebiasaannya setiap pagi yakni mencari makanan.
Devan menghembuskan nafas berat ketika tak menemukan makanan di lemari. tempat dimana mamanya menyimpan masakan buatannya. Devan menutup rapat lemari sambil memonyongkan bibir mungilnya yang nampak berwarna pink segar.
"Kok nggak ada sih ?"
Devan melirik kulkas yang belum ia buka. semoga saja ada makanan di dalam kulkas.
Devan Membuka kulkas dengan pelan dan...
Jreng jreng
Sepotong Puding coklat nampak di dalam kulkas. Mata Devan nampak berbinar menatap keajaiban yang telah di persembahkan oleh kulkas putih tersebut.
"Waw." bibirnya nampak menganga karena, kagum.
Devan mengeluarkan puding coklat dari kulkas dan meletakkannya di atas meja.
"Terima kasi tuhan," Ucapannya terakhir kalinya sebelum mulutnya penuh dengan puding coklat. ia tak peduli siapa yang punya puding itu yang ia tau ia lapar.
"Ya ampun devan !!!" Teriak Fatima yang muncul dari ruang keluarga sambil melangkah mendekati Devan yang sudah melahap habis puding tersebut di meja makan.
"Kenapa ma ?"
"Bener-bener kamu, yah Van, Van."
"Kenapa sih, ma ?"
"Itu pudingnya kenapa dimakan sih Van ?" Fatima membulatkan matanya seakan tak percaya bahwa Devan menghabiskan puding coklat itu.
"Loh emang salah?" Devan menatap mamanya dengan tatapan bodoh.
"Yah salah lah goblok!"
"Salah dari mana sih orang cuman makan puding doang, kok." Devan ikut Nyerocos.
"Iya Mama tau tapi, kamu tau nggak yang punya puding ini siapa ?"
Devan terdiam lalu menatap piring yang sudah kosong, puding coklat itu sudah berada di dalam perutnya. Tiba-tiba matanya membulat menatap mamanya yang sudah dari tadi nampak gelisah .
"Cia?" tebak Devan dengan suara yang terdengar berbisik membuat Fatima mengangguk cepat.
"Mama kenapa nggak bilang ?" Devan mengigit ujung jarinya seakan tak percaya bahwa ia baru saja memakan habis puding coklat milik cia.
"Udah-udah Mama nggak mau tanggung jawab. kamu urus sendiri tu masalah kamu." Fatima mengangkat kedua telapak tangannya lalu, melangkah meninggalkan Devan .
"Ma...mama !! Bantuin Devan dong mah!" Teriak Devan.
Motor Bengkel terdepan papan bertuliskan nama bengkel itu terpampang cukup besar. bengkel yang berdiri kokoh milik Devan itu sudah berdiri kokoh selama 11 tahun.
Bengkel yang dibangung tak jauh dari rumah dokter Yusuf yang sekarang Devan tinggali hanya di batasi jalan raya. Selain tempat untuk memperbaiki kendaraan bengkel ini juga sebagai tempat kumpul geng motor Exoplanet setia hari. bahkan kebanyakan anggota geng motor Exoplanet juga kerja sebagai montir.
"Hay cewek cantik motornya kok bisa mogok sih ?"
Montir dengan jambul cetar membahana itu menatap gadis itu dengan tatapan sok manis. Nama pria yang tinggi kurus kerempeng itu adalah Jojon berumur 27 tahun. pria raja gombal nomor satu di bengkel ini, itu menurut dia.
"Motor kamu boleh mogok hati mu jangan, Eaa!"
Cih gombalan basi.
"Loh anda ini jangan sok tau dalam buku ilmu tri bengkel tertua tentang perbengkelan pasal 4 ayat satu nggak ada yang bilang kalau motornya nggak di standar tengah dulu baru bannya di tambal, anda paham buku tri sakti pasal 6 ayat 2 yang berbunyi ............"
Pria berkaca mata bulat yang nyerocos tersebut adalah Mamat, pria berumur 21 tahun yang selalu menang dalam setiap perdebatan bahkan teman-temannya yang lain heran dengan kelincahan Mamat saat berbicara bisa begitu lancar dan jelas tanpa ada kesalahan kata sedikit pun.
Mamat juga merupakan montir terpintar di bengkel ini di tambah buku tri bengkel yang selalu ucapkan di setiap penjelasannya. hanya dia yang tau yang lain bodoh amat.
"Loh, kalau motornya kehabisan bensin nggak usah di bawa kesini ! lo kira ini pertamina hah, bacot !!!!" Suara teriakan itu terdengar.
Pria berambut gonrong sampai pinggang itu memang suka marah-marah di tambah lagi tatapan sangarnya mampu membuat orang ketakutan.
Dia Tara pria berumur 23 tahun itu merupakan pemilik suara terbesar, terkaget, dan termembahana di bengkel ini.
Dia memang suka berteriak bicara dengan orang di sampingnya saja ia berteriak, huh mungkin ini sudah sejak lahir. Entah sudah berapa kali tara berkelahi di bengkel ini gara-gara suara kerasnya yang membuat pengunjung marah tapi, yakinlah tara tak marah:-|.
"Uh Lala mama, e kye bingung deh sama you pake motor itu nggak usah di rushak !"
Cerocosan dengan nada manja dan centil itu terdengar bukan dari seorang wanita tapi, suara itu berasal dari pria yang menggunakan rok sebatas paha serta baju pink yang sengaja diikat lebih tinggi agar pusatnya terlihat.
Namanya baby maksudnya Rudi tapi, dia akan marah jika dipanggil dengan nama aslinya jadi panggil saja dia baby dan umurnya baru saja memasuki 24 tahun.
Entah apa yang ada dipikirannya sehingga membuatnya selalu berpenampilan seperti wanita. Listip merah tebal, bulu mata yang nampak merekah bukan warna hitam tapi, warna pink, pipinya yang merah merona, bedak putih tebal seperti topeng sementara lehernya yang nampak berwarna sawo matang berkerak yang melengkapi kecantikannya yang membuatnya nampak menyeramkan.
Menurutnya dialah yang paling cantik.:'(
"Pak ustad udah belum ?" Tanya pemilik motor kepada pria berpeci putih yang tengah memperbaiki motor merah.
"Sabar yah pak Insya Allah pasti selesai" ujar pria berpeci disertai baku Koko terusan berwarna hitam.
"Tapi-"
"Loh, ingat yah pak ! Rasulullah bersabda ada 4 macam sabar yaitu sabar dalam menjalankan Fardu, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam menghadapi gangguan manusia dan yang terakhir sabar dalam kefakiran....." ia lagi-lagi menceramahi pria muda itu.
"Ingat juga dalam firman Allah' dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan....".
Adam pria berumur 19 tahun itu lebih akrab di panggil pak ustad oleh montir-montir yang ada di bengkel.
"Tapi, pak ustad saya-"
"Dalam Al Qur'an surah Al-Baqarah ayat 155 'Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan......."
Ceramah Adam kian lantang seperti ustad yang bersorak di atas mimbar di tambah lagi tangannya yang bergerak sambil menunjuk-nunjuk ke atas.
"Totalnya Rp 49500 !" Ujar pria berumur 20 tahun. ia bermata sipit serta berkulit putih keturunan cina. Pria tua beruban itu mulai menjulurkan uang Rp 50.000.
"Ok ini kembaliannya" pria bernama Yuang itu mulai menjulurkan dua permen coklat kecil.
"Ok next !!!" Teriaknya.
"Loh, saya nggak minta permen saya minta kembaliannya !"
"Lu, jangan Cali gala-gala Ama oe yah!"
"Loh, siapa yang cari gara-gara sih saya minta uang kembalian".
"Lah, ni apa ?" Yuang mengangkat dua permen di telapak tangannya.
"Permen."
"Ni pelmen juga uang lu tau nggak ?"
"Loh tapi kan-"
"Eh, lu Kila kalau pelmen ini ditukal nggak bisa jadi uang ? Ini bisa dapat uang lima latus tau nggak lu ?"
"Loh, nggak bisa gitu dong pokoknya saya nggak mau," Ujar pria tua itu tegas. Yuang menghembuskan nafas berat.
"Deon !!!"
"Iya Yuang." pria dengan tatapan polos itu menyahut.
Dia Deon pria lalot di bengkel ini merupakan pekerja keras dan penurut ini baru berumur 15 tahun. ia terpaksa berhenti sekolah karena tak punya biaya di tambah lagi ia hanya tinggal bersama neneknya dan kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
"Lu bongkal lagi dia olang punya motol !"
"Baik Yuang," jawab Deon menurut.
"Loh, nggak bisa gitu dong kan udah saya bayar masa mau dibongkar lagi ?" pria tua itu mulai panik.
"Lu, kan nggak mau ambil kembaliannya yah udah, bongkal."
"Itu bukan kembalian itu permen !"
"Loh kalau pelmennya ditukal kan bisa jadi, uang. kalau, lu nggak mau ambil ni pelmen lu balik !"
Pria tua itu mulai menghembuskan nafas berat lelah menghadapi pria cina ini.
"Ya sudah." Pria itu merampas kasar permen dari telapak tangan Yuang.
"Ok, Deon nggak usah di bongkal !"
"Iya yuang." Deon menurut.
Mungkin, bisa di katakan Deon adalah sosok yang normal walaupun agak lalot di bengkel ini hanya saja ia memilik sikap yang penurut, apa yang orang perintahkan ia mau menurut.
Jreng jreng jreng
suara petikan gitar terdengar ketika di mainkan oleh pria bertopi yang duduk di atas tempat duduk yang nampak lebih mirip seperti pos kamling. Pos kamling ini berada di dalam bengkel untuk di jadikan tempat berkumpul anak-anak geng Exoplanet.
"Pagi ku cerah ku matahari bersinar ku amb-"
"Oi, lu buta ini udah jam 2 bego ! udah siang!" Tegur jojon.
"Ok ok." Wajahnya dibuat sok manis.
Namanya Haikal, pria tinggi 182 cm baru berumur 20 tahun ini lebih dikenal sebagai pria pengangguran yang kerjanya hanya nyopet.
Tahun ini ia gagal lulus masuk tentara entah apa alasannya dan ia sudah tak peduli tentang itu. Begitu banyak penderitaan yang haikal rasakan di tambah lagi karena Haikal tak lulus masuk tentara membuatnya selalu mendapat ocehan dari ibunya, apalagi jika ia harus di banding-bandingkan oleh anak tetangga yang lulus masuk tentara.
Namun, kesedihan itu ia tak tunjukan kepada teman-teman bahkan menurut montir-montir yang lain tanpa kehadiran suara gitar dan suara merdu bercengkok dandut haikal bengkel terasa sunyi.
"Siang ku panas ku, matahari bersinar ku ambil gitar ku tuk menghibur ..."
Devan yang berada di samping haikal tertawa terbahak menatap Jojong yang mulai menggoyang kan kakinya yang panjang dan kurus mengikuti suara gitar Haikal. Montir-montir lain belum tertarik untuk bergabung mereka Masi sibuk dengan motor yang masih diperbaiki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Siska Ika
lucu banget
2021-12-24
0
Nanyirfan
lucu banget montir² nya
aku nggak bisa berhenti ketawa hahaha
2021-10-12
0
chikaa adja
ngakak aing bayangin si baby rudi..sawo matang berkerak..wkwkwkk
2021-10-08
0