Cika menekuk kakinya dan duduk di samping gadis cantik itu. Tidak lama berselang, bus yang dia tumpangi itupun mulai melaju menuju Ibukota.
Sembari menarik nafas panjang, Cika mulai bersandar pada sandaran kursi yang saat ini tengah dia duduki.
"Maaf, apakah kita boleh kenalan? Siapa namamu?" tanya gadis cantik yang duduk di sebelah Cika.
"Aku Cika. Namamu siapa?" balas Cika sembari mengulurkan tangannya ke arah gadis cantik itu.
"Perkenalkan namaku Sela!" Sela juga mengulurkan tangannya kembali untuk membalas salaman dari Cika.
"Senang berkenalan denganmu." ucap Cika sembari tersenyum dengan manis.
"Kamu mau ke Jakarta juga?" tanya Sela yang sebenarnya memang sedikit banyak bicara.
"Iya kamu benar." jawab Cika singkat.
"Apa kamu kuliah di sana?" tanya Sela lagi sembari melirik ke arah Cika.
"Tidak, aku tidak kuliah. Aku hanya ingin mencari pekerjaan!" jawab Cika.
"Oh, sama siapa kamu tinggal di sana? Apa ada keluarga kamu juga?" tanya Sela lagi mencari tau.
"Aku bahkan tidak punya keluarga di sana. Aku hanya ingin mengadu nasib untuk mencari ketenangan dalam hidup ini!" balas Cika dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Kok kamu jadi sedih, maafkan aku ya. Aku tidak bermaksud membuat mu menangis seperti ini!" ucap Sela sembari memegang tangan Cika dengan erat.
"Tidak apa-apa, ini bukan salah mu. Tidak perlu meminta maaf!" jawab Cika yang kemudian menyandarkan tubuhnya kembali ke sandaran kursi.
"Dimana kamu tinggal di sana?" tanya Sela lagi yang mulai sedikit kepo.
"Aku juga belum tau, mungkin nanti aku akan mencari kos-kosan saja!" jawab Cika.
"Apa kamu mau mampir ke tempatku dulu? Nanti kita akan sampai pada malam hari. Bahaya kalau anak gadis seperti kamu ini berjalan di tengah malam sendirian tanpa tau arah dan tujuan!" ajak Sela yang ingin membantu Cika.
"Terima kasih ya, tapi aku tidak mau merepotkan kamu!" ucap Cika menatap ke wajah Sela.
"Tidak merepotkan sama sekali Cika. Aku malah senang kalau kamu mau ikut bersamaku. Aku hanya tinggal sendirian, Ayah dan Ibuku sudah berpisah. Mereka sudah mempunyai keluarga baru masing-masing. Kamu mau kan?" pinta Sela sedikit memaksa. Sela tau sekali bagaimana rasanya hidup sendiri tanpa ada keluarga yang mendampingi.
"Iya baiklah. Aku akan ikut bersamamu!" jawab Cika dengan sedikit keraguan .
"Tidak perlu berterima kasih. Bukankah mulai sekarang kita berdua sudah bersahabat?" celetuk Sela yang pada dasarnya memang agak cerewet dan mudah bergaul.
Sela adalah seorang gadis yang sangat baik dan juga cantik. Sela bekerja di salah satu perusahaan milik om nya. Tapi dia memilih untuk tinggal sendirian di apartemen miliknya.
Sejak orang tuanya memutuskan berpisah, Sela sudah jarang bertemu dengan ayah dan ibunya. Mereka sudah sibuk dengan keluarga mereka masing-masing. Itulah sebabnya Sela ingin sekali memiliki teman di apartemennya. Dia selalu merasa kesepian hidup sendiri.
Entah karena kebetulan atau memang sudah takdir yang membuat mereka berdua bertemu. Dua orang gadis yang tidak saling mengenal itu akhirnya menjadi sahabat dalam waktu singkat di atas bus yang tengah melaju menuju Ibukota.
Sela yang biasanya menggunakan mobil pribadi, malam itu memilih untuk kembali ke Ibukota menaiki bus umum. Mobil miliknya rusak dan harus diperbaiki terlebih dahulu. Dia meninggalkan mobil beserta sopirnya di sana karena lusa dia sudah harus ada di kantor untuk menghadiri rapat penting.
Sela memang hidup serba berkecukupan. Tapi dia sangat rendah hati. Sela tidak pernah bangga dengan harta yang dia miliki apalagi bersikap sombong.
Malam itu tepat pukul 23.00 Wib, bus yang mereka tumpangi akhirnya sampai di terminal Ibukota. Sela bergegas turun dari bus bersama Cika. Dia bahkan sudah ditunggu oleh kakak sepupunya yang bernama Ilham.
"Sela, ini siapa Dek?" tanya Ilham sembari melirik ke arah Cika.
"Kenalin Kak, ini sahabat Sela. Namanya Cika." jawab Sela mengenalkan Cika kepada kakak sepupunya itu.
"Hai Kak, perkenalkan namaku Cika!" sapa Cika sembari mengulurkan tangannya ke arah Ilham.
"Oh iya Dek, kenalin aku Ilham Kakak sepupunya Sela. Kamu panggil Kak Ilham saja ya seperti Sela!" ucap Ilham sembari mengulurkan tangannya kembali ke arah Cika.
"Ya sudah, ayo masuk!" ucap Ilham sembari memasukkan barang-barang mereka ke dalam bagasi mobil.
Setelah mereka bertiga masuk ke dalam mobil, Ilham segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju apartemen Sela.
"Kamu yakin mau langsung ke apartemen, gak mampir dulu ke rumah Kakak?" ucap Ilham sambil melirik lewat kaca spion.
"Gak mau Kak, aku mau langsung ke apartemen saja. Aku gak mau jadi nyamuk di sana. Gangguin pengantin baru yang masih hot banget." jawab Sela sambil tertawa meledek kakak sepupunya itu.
"Kamu ini ya, bisa gak sih sekali saja gak ledekin Kakak. Makanya cepat nikah biar gak jadi nyamuk terus!" sahut Ilham membalas ledekan adik sepupunya itu.
"Boro-boro mau nikah Kak, pacar saja Sela gak punya!" jawab Sela sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahaha... Makanya jangan banyak milih. Gak laku-laku kan jadinya." ucap Ilham sambil menertawai Sela.
Cika yang dari tadi diam pun ikut-ikutan tertawa melihat keakraban kedua kakak adik itu.
*****
"Yuk kita turun, kita sudah sampai!" ucap Sela sambil membuka pintu mobil.
Cika bergegas turun dari mobil dan membantu Ilham menurunkan barang-barang yang ada di bagasi belakang.
"Mau Kakak bantu sampai ke dalam?" ucap Ilham yang masih berdiri di samping bagasi mobil.
"Gak usah Kak, Kakak pulang saja. Kasihan Kak Mila sendirian di rumah!" jawab Sela sambil mengambil kopernya di tangan Ilham.
"Ya sudah, cepat masuk! Kalian hati-hati ya, kalau ada apa-apa hubungi kakak!" ucap Ilham sambil melangkah masuk ke dalam mobilnya kembali.
"Baik Kak, terima kasih!" ucap Sela dan Cika secara bersamaan.
Ilham pun pergi berlalu meninggalkan apartemen Sela. Sementara Sela dan Cika sudah melangkah memasuki apartemen mewah itu lebih dulu.
Cika sama sekali tak bersuara. Dia hanya menoleh ke sana kemari melihat setiap sudut yang dia lewati sambil mengikuti langkah kaki Sela.
"Ayo, masuk Cika!" ajak Sela.
"Iya Sela, terima kasih!" sahut Cika yang masih terlihat seperti orang kebingungan.
"Kamu tinggal di apartemen sebesar ini sendirian?" tanya Cika dengan ekspresi penuh kekaguman.
"Iya Cika, makanya aku senang kamu mau ikut tinggal bersamaku di sini. Aku gak kesepian lagi jadinya." ucap Sela dengan senyum manis diwajahnya.
Malam itu mereka berdua asyik mengobrol dan menceritakan kisah hidup mereka masing-masing. Ternyata kisah mereka berdua tidak jauh berbeda. Hanya saja Sela sedikit lebih beruntung karena masih memiliki kedua orang tua walaupun sudah tidak tinggal bersamanya lagi. Sedangkan Cika sudah kehilangan ayah tercintanya.
Hanya ada ibu yang sama sekali tidak pernah menyayanginya.
"Mulai hari ini kita buka lembaran baru. Anggap aku ini saudara mu, gak boleh sedih lagi ya!" ucap Sela sambil memeluk Cika dengan erat.
"Terima kasih ya Sela, kamu benar-benar baik. Aku beruntung bertemu sahabat seperti kamu." sahut Cika sembari membalas pelukan Sela.
Tidak terasa malam sudah semakin larut.
Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
"Ayo kita tidur dulu, aku sudah mengantuk!" ucap Sela yang sudah mulai menguap berulang kali.
"Iya Sel, aku juga sudah ngantuk nih." jawab Cika sembari memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
kenapa aku ketinggalan ceritamu ini Thor 😁...nyesel aku ngk baca dr awal keluar 🤭
2021-10-28
2
Aza Azalea
hadir
2021-10-23
3
Putri Putri
mantap
2021-10-18
4