...4. Powerful...
Torrid Palm.
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri primer sekaligus sekunder. Menyuplai kebutuhan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil) untuk ekspor ke seluruh dunia.
Juga memenuhi kebutuhan minyak sawit mentah di dalam negeri. Yang pengolahannya di bawah Torrid Group. Mengolah CPO menjadi minyak goreng dan margarin untuk memenuhi pangsa pasar dalam negeri.
Torrid Palm menghampar dari provinsi Sumatera Selatan, Jambi hingga Riau. Dengan luasan mencapai 125.000 hektar. Di mana 100.000 ha menjadi perkebunan inti. Dan 25.000 ha menjadi kebun plasma. Kedudukan luasan tertinggi berdiri di areal Jambi. Membentang dari Kabupaten Sarolangun-Merangin-Muara Bungo sampai ke Tebo.
Begitupun pabrik pengolahan didirikan guna mengolah buah sawit menjadi minyak mentah. Dengan kapasitas 60 ton/jam sebanyak 15 pabrik menyebar di beberapa titik.
Namun, akhir-akhir ini isu global yang digelontorkan oleh Uni Eropa terkait black campaign minyak sawit sedikit mempengaruhi permintaan ekspor ke negara Eropa. Meski belum berdampak ke Timur Tengah, Amerika dan Afrika. Tapi kemungkinan dampak itu tetap harus dipikirkan antisipasinya dari sekarang.
Ia memijit pangkal hidungnya. Lalu turun mengusap dagunya. Setelah membaca beberapa surat elektronik yang masuk. Soal penghentian sementara pengiriman CPO ke Belanda, Perancis, Swedia, Jerman dan Italia.
Bagaimana ia harus memutar otak. Untuk mengalihkan kelebihan pasokan?
“Ya,” sahutnya ketika menerima telepon.
“Papi tunggu di Jakarta.”
Tuut ... panggilan singkat itu pun terputus.
Ia menghela napas dalam seraya memejamkan mata.
Uni Eropa beberapa kali menjegal produk sawit Indonesia. Bahkan di negara tetangga juga. Dengan menetapkan tarif bea masuk. Belum lagi isu deforestasi hutan dan peningkatan emisi karbon. Semua digulirkan hanya untuk melindungi pasar domestik mereka sendiri dari serbuan minyak nabati dengan harga murah.
Bandingkan saja?
Minyak bunga matahari dan minyak rapa (rapaseed) buatan Eropa. Berapa harganya? Jelas merasa tersaingi. Bahkan menurut penelitian dari berbagai sudut uji coba. Mulai dari keramahan lingkungan sampai life cycle assessment, semua membuktikan bahwa produksi minyak kelapa sawit memiliki tingkat keberlanjutan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Pun dengan isu dampak lingkungannya.
Yang intinya semua bullshit. Menjadi perang dagang agar produk Indonesia khususnya CPO terpuruk.
“Pak Ru,” sapa Toni setelah mengetuk pintu dan membuka ruangan kerjanya.
Ia bergeming. Netranya masih menatap layar laptop di hadapannya.
Pergerakan saham Torrid Palm (TRP) juga terkena imbas dari black campaign ini.
“Bos besar menyuruh ke Jakarta.”
Hening menjeda.
“Gadis itu,”
Ia menyahut, “Di mana?”
Toni terkekeh dalam hati. Giliran menyoal tentang gadis itu, bosnya ini langsung sigap.
“Di teras samping. Sepertinya sendang menelepon,”
“Kamu menguping?” tuduhnya.
Toni mengerutkan dahi, “Tidak sengaja.” Elaknya.
“Ck, dasar!”
“Siapkan heli besok sore. Kita ke Jakarta.” Titahnya pada sang asisten.
Pikir kebanyakan orang mungkin seorang CEO sebuah perusahaan besar hidupnya enak. Menikmati hasil. Lalu berfoya-foya dengan keberhasilannya.
Padahal ia harus bertanggungjawab terhadap maju-mundurnya perusahaan. Memikirkan ribuan karyawan. Dan itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup seorang Garuda Torrid. Anak ke-3 dari pemilik Torrid Group.
Semenjak dipercaya memegang kendali Torrid Palm yang bergelut di bidang industri kelapa sawit. Ia lebih memilih terjun langsung ke sumber pundi-pundi kekayaannya. Dibanding harus berdiam diri di kantor pusat Jakarta.
Sebagai salah satu taipan Indonesia versi majalah Forbes, ia tak pernah lupa bahwa kerja kerasnyalah yang mengantarkan dirinya saat ini. Laki-laki yang katanya masih keturunan China-Jawa ini memiliki mata sipit tapi tajam seperti elang. Kulit kuning, tubuhnya tegap, tinggi dan atletis. Konon, turunan China yang hanya berapa persen itu diperolehnya dari sang nenek buyut yang menikahi kakek orang Jawa. Lalu ibunya sendiri pun orang Jawa. Jadi gen Jawa lebih mendominasi. Tapi semenjak ....
Ponselnya berdering. Ia melirik nama yang berpendar di layar.
Jebe.
“Hei, Bro! Sibuk amat.” Sela Jebe dari seberang.
Jebe adalah sahabatnya sejak menempuh pendidikan di Australia itu memang satu-satunya yang ia punya.
Sahabat yang ... suka duka selalu ada. Sebab diposisinya saat ini, banyak yang mengaku-aku sahabat tapi ternyata hanya memanfaatkannya saja.
“Biasa. Saham TRP crash (anjlok),” keluhnya.
Jebe terkekeh, “Tell me, can I help you?”
“Damn you! Lo mau ngetawain gue aja, ‘kan?”
“Hahaha ....”
“TRP crash-nya kecil. Tidak akan berpengaruh. Santai, Man.”
Ia berdecak.
“Percaya. TRP gak akan rugi!” sanjung Jebe dari ujung.
Ia kian berdecak-decak. Meski kenyataannya memang benar. Anjloknya saham TRP (Torrid Palm) tak akan berdampak besar. Tapi ya, tetap saja. Sentimen pasar bagi investor. Bisa jadi mereka akan mengeluh, lalu menjual sahamnya.
“Investor tuh pinter, Man. Mereka akan mempertimbangkan apakah akan hold terus. Atau cut loss (jual rugi).”
Ia menelinga. Berbicara soal bisnis, sahabatnya itu memang pantas diacungi jempol. Wajar, lulusan terbaik program sarjana dan magister jurusan business. Tak perlu diragukan. Perusahaan yang ditampuknya pun semakin besar dan berkembang.
“TRP itu kokoh dan kuat. Perusahaan berfundamental baik. And then, cepet rebound dengan kondisi pasar saham seperti ini. So ... don’t worry. You can make it.” Puji Jebe.
Ia masih terdiam.
“Kapan kita hangout?” imbuh sahabatnya itu. Memang sudah lama mereka tidak bertemu. Dua atau tiga bulan mungkin.
"Ck," kondisi perusahaan masih di luar kendali tapi sahabatnya itu malah mengajaknya ... ah, yang benar saja. Ia paling anti hangout jika sedang dirundung masalah.
Jika orang-orang hangout, ke club, atau semacamnya hanya untuk melepas penat dan karena tekanan hidup. Berbalik dengannya. Justru ia akan hangout ketika kondisi terkendali, aman dan tenang.
“Come on, gue tunggu di Jakarta.”
Ia mengembuskan napas.
“Lo, balas email-email ini! Gue keluar bentar,” tukasnya memberi perintah pada Toni, sambil beranjak dari kursi. Kemudian meninggalkan asistennya itu sendirian di ruangan kerjanya.
Ia yakin Toni sang asisten merangkap sekretarisnya itu dapat diandalkan. Sudah 8 tahun semenjak memegang TRP, ia memilih Toni dari puluhan orang pintar dan loyal yang bekerja di Torrid Group.
Begitu tiba diambang pintu ia masih mendengar gadis itu berbicara melalui sambungan telepon.
Cukup lama bola matanya menangkap Gemala dari belakang. Sepertinya gadis itu menelepon kerabatnya. Tepatnya kakaknya.
Gadis dengan perawakan tinggi, wajah kalem, rambut panjang model shagy ikal dan mata beningnya dengan iris cokelat gelap dinaungi alis bulan sabit alami. Hidungnya lancip di bagian ujung. Bibirnya mungil dan kenyal, tidak tipis maupun tebal ... oh sial!
Sejak kapan ia bisa menilai seorang wanita dengan paket lengkap seperti itu?
Tapi, dengan Gemala ia merasa aneh. Gadis itu mampu membuatnya mengikuti kemauannya. Makan di pinggir sungai yang pada akhirnya selama 3 hari ia mengalami diare. Berpeluh masuk keluar hutan. Berkumpul dengan suku Rimba yang ... ah, rasanya baru kali ini ia begitu dekat.
Memang hubungannya dengan SAD cukup baik. Apalagi, perusahaannya juga sebagai penyumbang dana sosial rutin untuk mereka. Bekerja sama dengan pemda mendirikan rumah dan memberikan lahan plasma. Meski lahan plasma itu sebagian diperjualbelikan oleh mereka.
Pun, hubungannya dengan para temenggung yang telah memilih tinggal menetap sangat baik. Termasuk Waylik.
Lalu, ia tak habis pikir. Sejauh ini sebenarnya tujuannya mengikuti gadis itu apa?
“Mbak Gemala cantik, Pak Ru.” Goda Toni saat ia terbaring lemah akibat diare parah.
“Perdana. Makan sate padang di pinggir jalan dilibas. Padahal seumur-umur, Bapak tidak pernah makan di kaki lima.”
“Atau jangan-jangan, Bos TRP sedang fall in love,” Toni terkekeh, mengejek.
Dengan cepat ia melempar bantal ke asistennya itu. Untung Toni refleks menangkap.
Baginya wanita adalah penghias dunia. Menginginkannya hanya karena harta dan kedudukan. Ia tak pernah serius berhubungan dengan mereka. Sosok wanita dalam kehidupannya pun tak pernah hadir menemaninya. Sejak ia berumur 6-7 tahun mungkin. Ia malas mengingat lagi. Terlalu menyedihkan.
Hanya ada papi dan mami. Namun mami telah meninggal tepat saat ia lulus magister. Setelah itu sosok wanita tak pernah ada lagi dalam hari-harinya.
Sementara dua saudara laki-lakinya masing-masing telah punya keluarga sendiri. Mereka dipercaya memegang perusahaan Garuda Land dan Star Gold and Copper.
Lucu.
Harusnya dirinyalah yang menjabat CEO Garuda Land. Sesuai namanya. Tapi papi lebih mempercayakan Garuda Land pada Maleo—kakak pertamanya. Lalu perusahaan Star Gold and Copper dipercayakan kepada Atat—kakak keduanya.
Ia berdehem. Membuat gadis itu terkesiap. Obrolan kecil yang berujung pada perdebatan aneh. Tapi justru itulah yang membuatnya betah berlama-lama.
“Besok pagi jam 7 kita berangkat.” Tukasnya.
“Oke!”
Ia meninggalkan gadis itu. Kembali ke ruang kerjanya. Di sana masih ada Toni yang tengah serius menatap layar laptopnya.
...***...
“Mereka tinggal di perkebunan sawit, kamu?” tanya Gemala saat mobil bergerak perlahan meninggalkan rumah.
Ia bergeming.
Gadis itu menoleh sekilas padanya. Lalu membuang tatapannya ke kaca jendela kembali.
Beberapa blok terlewati. Jalanan berbukit, berkelok, lalu melewati rawa-rawa.
“Gimana kondisi bayi Nyede?” gumam Gemala.
Ia masih terdiam. Meski sedari tadi segala gerak-gerik gadis itu dalam pengamatannya. Dengan menatap layar ipad, ia bisa menyembunyikan atensi terhadap gadis tersebut.
Gemala berdecak.
“Gue, gak bisa temani lo, lama.” Celetuknya ketika mobil sudah berhenti di tepi jalan.
“Sebentar lagi ada yang temani lo, datang.” Imbuhnya dengan menoleh arloji di pergelangan tangan kirinya.
“Ton, lo tunggu di sini.” Toni mengangguk.
Mereka berjalan menyusuri jalan setapak di antara pohon sawit. Tidak begitu jauh, hanya saja ia mengkhawatirkan gadis itu. Sebab ia harus kembali ke kantor. Meeting dengan beberapa regional control dan mill manager.
“Itu mereka!”
Terlihat sudung dengan terpal berwarna oranye.
Keduanya disambut oleh beberapa kerabat Bekilat. Yang pasti gadis itu masih diingat oleh sebagian dari mereka.
Setelah memastikan aman. Ia pamit. Meninggalkan Gemala.
“Apo kabarnyo, Kak?” tanya anak-anak kecil seumuran Zizah.
“Baik. Saya baik,” ia mengucap dengan mengulas senyum. Bertemu mereka saja rasanya sudah bahagia.
“Sudah berapa lama tinggal di sini?”
“Lah, lamo.” Sahut salah satu dari mereka.
Baru saja gadis itu hendak duduk di atas batang kayu yang tumbang, tiba-tiba sebuah senjata kecepek ditodongkan pada punggungnya.
Ia terperanjat. Jantungnya berlonjak cepat.
“Pogi dari sini!” ancam orang di belakangnya. Sementara anak-anak yang tadi mengerubunginya perlahan menjauh mundur.
“Orang terang bewo malong! (Orang luar bawa sial!)”
“Gara-gara kamu, Nyede dan budaknyo mati.” Kecepek tersebut semakin ditekan ke punggungnya.
Jantungnya bukan lagi berdegup kencang, namun ditambah keringat ketakutan. Kedua tangan Gemala terangkat ke atas, gemetaran.
“Ma-maaf.” Ucapnya terbata, “sa-saya sudah berusaha menolongnya!”
“POGI!” seru orang tersebut dengan lugas dan bernada mengancam.
“Ngamal!” seru Bekilat yang baru datang. “Thugun! (Turunkan!)”
Kecepek itu akhirnya diturunkan, tapi Ngamal berujar, “Jangan pernah temui kami.” Pesannya sebelum pergi dengan kilat amarah pada wajahnya.
-
-
Catatan :
Kecepek : senjata laras panjang konvensional yang dipergunakan SAD untuk berburu di hutan. Karena merupakan bagian tradisi, maka masyarakat SAD memiliki kekebalan terhadap penggunaan dan pembuatannya sesuai yang diatur undang-undang konvensi.
Terima kasih yang sudah mampir, membaca dan memberikan dukungannya ... 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Dewi Damayanti
isi critanya wow ...keren pke bgt...aq lgsung jatuh cinta sm karyamu...bkan novel kaleng..tp asli berbobot sprti karya author sephinasera.....gk mlulu cinta2an tp byk ilmu jg wawasan dlm isi novelnya❤️❤️❤️
2022-07-16
3
dwie
namanya Garuda, Maleo...nama burung semua 😂....Klo Atat nama panjang nya siapa thor...
2022-06-17
2
Ama Lorina Raju
setelah bahasa Gorontalo sekarang bhasa suku anak dalam bahasa jawa bahasa Inggris..apa sih yg lo gak tau tor luar biasa 👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-06-16
1