Ceklek
"Sayang!" Panggil Lia.
"Astaga Lia, kau ini main masuk saja, kenapa tidak mengetuk pintu dulu sih hm?" Sahut Juna.
"Sejak kapan aku selalu mengetuk pintu ruang kerja mu? tidak pernah tuh!" Sahut Lia kesal.
"Kau kan sekarang tahu kalau," Ucap Juna terputus.
"Juna kau ini kenapa tidak menolak saja perjodohan mu dengan anak teman Papa mu? katakan saja kau memiliki kekasih dan akan menikahi ku, apa susahnya sih!" Gerutu Lia kesal pada Juna.
Juna yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu pun bangkit dari duduknya, menghampiri kekasihnya yang saat ini sedang duduk di atas sofa ruang kerjanya.
Juna pun duduk di sebelah Lia.
"Kita sudah membahas ini kan? kau kan juga tahu kalau Papa ku tidak merestui hubungan kita, bahkan Papa belum menjadikan ku Presdir resmi perusahaan ini," Sahut Juna sambil membelai rambut kekasihnya.
"You make promise Juna kau tahu kan, aku benci jika itu hanya janji palsu yang keluar dari mulut mu," Sahut Lia.
Juna mengangguk lembut dan tersenyum lembut pada Lia, Juna pun membawa Lia ke dalam dekapannya.
Lia sengaja menempelkan bibirnya di kemeja putih Juna lalu menunjukkan smirknya.
"Hahaha apa kau kira aku akan tinggal diam Celine Aldebarano? kau sudah merebutnya dari ku!" Batin Lia sambil tersenyum sinis.
"Eumm Junn," Rengek Lia.
"Kenapa cantik?" Sahut Juna lalu melonggarkan pelukannya.
"Malam ini kau akan tidur di apartemen ku kan?" Ucap Lia penuh harap pada Juna.
"Maaf Lia, aku tidak bisa" Sahut Juna.
"Ck, menyebalkan! Biarkan saja istrimu tahu tentang hubungan kita, kenapa sih? lagian siapa suruh dia harus hadir diantara kita!" Ucap Lia Kesal.
"Tidak bisa Lia ku sayang, nanti kalau Celine meminta cerai padaku bagaimana? sudah dong, kau jangan marah terus okey? Yasudah gadis ku ini ingin apa hm? biar aku belikan," Tawar Juna pada Lia.
...⚡⚡⚡...
Sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Juna belum pulang hingga saat ini, Sekarang Celine sedang menanti kepulangan suaminya dari kantor.
Bahkan Celine rela untuk tidak makan malam, hanya untuk menunggu Juna pulang, tujuannya agar Celine dapat makan malam bersama dengan Juna.
Celine sungguh sangat khawatir pada suaminya yang belum pulang sampai saat ini juga. Rasanya Celine ingin sekali untuk menghubungi Juna melalui via telepon genggamnya.
Namun Celine urungkan, karena takut pada Juna.
Tak lama, Celine mendengar ada suara mobil dan dia yakin bahwa itu pasti Juna. Celine pun langsung bangkit dari duduknya dan berlari kecil dari dapur ke pintu utamanya, untuk menyambut Juna yang baru saja pulang dari kantornya.
Ceklek
"Kak Juna?" ucap Celine.
Juna terlihat terkejut saat melihat Celine yang berdiri di hadapannya, Juna tidak berpikir kalau Celine akan menunggunya pulang. Bahkan Juna pikir Celine sudah berada di alam mimpinya, namun Juna salah.
"Kenapa?" Tanya Juna.
"Kakak sudah makan? ayo makan dulu, aku sudah memasak untuk makan malam Kakak," Tanya Celine.
"Maaf Cena, aku sudah makan di kantor tadi," Ucap Juna lalu mengelus singkat pucuk kepala Celine sejenak dan berlalu melewati Celine, menuju anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
"Ck, kasihan sekali makanannya di buang, aku sudah tidak selera untuk makan sendirian!" Gerutu Celine.
Celine pun berjalan ke dapur dan membuang makanan yang sudah disiapkannya tadi sore ke dalam tong sampah.
Jam 12 malam Juna terbangun dari tidur karena haus, Juna pun turun ke lantai bawah dan menuju dapur.
Setelah sampai di dapur, Juna membuka pintu kulkas dan mengambil satu botol minuman air dingin dan duduk di kursi yang tersedia di dapur rumahnya.
Juna meneguk air tersebut dalam 2 kali tegukan, setelahnya Juna membuangnya ke dalam tong sampah. Namun tangan Juna terhenti saat melihat ada makanan yang dibuang ke dalam tong sampah.
Juna hanya mengindikkan bahunya tidak perduli.
...⚡⚡⚡...
Ceklek
"Astaga!" ucap Juna terkejut, "Bram! ku kira siapa, kebiasaan sekali tidak mengetuk pintu dulu!" Protes Juna kesal pada Bram yang selalu masuk tanpa izinnya.
"Aku lupa Jun hehehe," Sahut Bram dengan cengirannya.
"Ada apa?" Tanya Juna.
"Tidak ada, hanya ingin mengunjungi mu saja. Wah Juna apa kau sekarang membawa bekal? pffft hahahaha beda ya vibes orang yang sudah berumah tangga," Ejek Bram menertawai Juna.
"Ck, apa kau menginginkannya? yasudah kau makan saja, aku akan makan siang bersama Lia di luar nanti," Sahut Juna yang masih fokus pada beberapa kertas yang di atas mejanya.
"Apa kau serius? Ini istri mu yang memasak kan?" Tanya Bram untuk memastikan.
"Hm" Sahut Juna singkat, karena dirinya masih belum terbiasa dengan sebutan 'istri'.
Bram menatap Juna tak percaya, hingga yang ditatap pun sadar dan kembali menatap Bram.
"Ck kan aku sudah bilang, aku akan makan bersama Lia di luar. Kalau kau tidak mau yasudah, aku akan membuangnya saja nanti," Ucap Juna enteng.
"Wah apa kau serius? kau memang benar-benar tidak mau putus dengannya ya?" Tanya Bram sambil mengambil bekal Juna dan membukanya.
"Mana bisa aku hidup tanpa Lia!" Sahut Juna.
"Dih bucin!" Ejek Bram.
Juna terkekeh, "Bram apa kau sudah dengar?" Tanya Juna pada Bram.
"Apa?" Tanya Bram sambil mengunyah.
"Saka akan kembali ke Indonesia, katanya sih ingin bertemu dengan temannya yang baru saja menikah," Jelas Juna pada Bram.
"Oh itu, aku sudah tahu. Apa kau tahu Juna? ternyata temannya yang baru menikah itu adalah gadis yang pernah di ceritakannya dulu hahaha," Ucap Bram sambil tertawa.
"Kau jorok sekali! makananmu mengenai meja Mahalku!" protes Juna.
"sorry bro hahaaha," Sahut Bram lagi-lagi tertawa.
Juna menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Eh tapi istrimu juga tinggal di LA bukan?" Tanya Bram
"Hm, Celine tinggal di LA. namun sepertinya bukan Celine gadis yang dia maksud, karena Saka mengatakan pada ku kalau gadis LA yang disukainya itu menikah di hari Sabtu" Ucap Juna.
Bram pun mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
Saka memang berteman dekat dengan Juna, sejak mereka kelas 6 Sekolah Dasar. Bahkan itu sampai sekarang, begitu pun juga dengan Bram, Kanta, dan juga Tara.
Hanya saja Saka harus melanjutkan kuliahnya ke LA karena keinginan orang tuanya.
Di LA lah Saka bertemu dan mulai berteman baik dengan Celine.
...⚡⚡⚡...
Celine memberanikan dirinya untuk masuk kedalam kamar Juna, karena ingin mengambil pakaian kotor.
Sudah sewajarnya bukan, jika seorang istri mencuci baju suaminya?
Tentu saja, maka dari itu Celine ingin mencuci baju Juna.
Setelah mengambil baju kotor di dalam kamar Juna, Celine pun pergi ke ruang cuci di dekat dapur rumahnya. Celine memisahkan baju bewarna dengan baju putih untuk dicuci, agar tidak mudah terkena luntur nantinya.
Tangan Celine terhenti saat melihat kemeja kerja bewarna putih suaminya.
Celine melihat ada bekas lipstik di kemaja putih suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments