Makan malam

Malam ini Celine dan keluarganya akan makan malam, bersama dengan sahabat lama Ayahnya. Yaitu Jinata Renandra dan Renabila Rasila serta bersama putra semata wayangnya, Junata Renandra.

"What's up bro! Sudah lama ya kita tidak bertemu, kau ini selalu sok sibuk dengan urusan bisinis mu!" Sapa Jinata pada Tanaro Ayah Celine.

"Hahaha, aku kan memang orang sibuk," Sahut Tanaro dengan kekehannya.

"Bagaimana kabarnya? sudah membaik?" Tanya Jinata berbisik pada Tanaro.

Tanaro pun melirik putri sulungnya Celine Aldebarano sekilas, lalu beralih menatap sahabat karibnya itu, Jinata.

"Ya seperti yang kau lihat, tapi untuk saat ini sudah lebih baik dan tidak separah dulu, sekarang sudah bisa beradaptasi dengan dunia luar," Ucap Tanaro berbisik pada Jinata.

Jinata pun mengangguk mengerti.

"Bagaimana dengan putramu? apa dia mengingatnya?" Tanya Tanaro berbisik.

Jinata menggelengkan kepalanya.

"Hai Jeng, astaga sudah sebulan ini ya kita tidak bertemu sama sekali. Mungkin terakhir kita bertemu di Paris apa ya? Aku lupa hahaha" Sapa Joya bunda Celine pada Rena istri Jinata.

"Iya Jeng, apa di Paris ya? Bukannya di Jepang kita sempat bertemu juga? Ah aku tidak mengingatnya hahaha, bagaimana kabarmu?" Ucap Rena sambil cipika-cipiki pada Joya.

"Hahaha aku juga lupa, aku baik. Bagaimana dengan mu?" Tanya Joya.

"Tentu saja baik, apalagi kantongku. sangat baik hahaha" Ucap Rena hingga terkekeh bersamaan dengan Joya.

"Kau ini bisa saja ya Rena hahaha" Tawa Joya.

"Kalian ini kenapa diam saja sih?" tegur Rena, "Jun ayo berkenalan dengan anak-anaknya Tante Joya," Lanjut Rena.

"Hah? oh iya Ma," sahut Juna lalu mendekat pada Celine, Dino, dan Rina serta memperkenalkan dirinya.

Setelah berkenalan, keempatnya pun langsung duduk di kursi meja makan mereka masing-masing.

"Ternyata anak temannya Ayah sangat tampan, bahkan om Jinata kelihatan tidak menua!" Bisik Rina pada Dino yang masih dapat terdengar oleh Celine.

"Kau ini! Lihat pria tampan mata mu sangat jeli, giliran melihat materi yang aku jelaskan mendadak buram. Jaga matamu Rina! kau ini anak perempuan, jangan seperti ulat bulu!" Peringat Dino sambil berbisik pada Rina.

"Ck, menyebalkan sekali!" Sahut Rina

Celine memutar bola matanya malas, karena Dino selalu melarang Rina dalam hal apapun. Padahal menurut Celine wajar-wajar saja apabila seorang remaja beranjak dewasa seperti Rina, terkagum dengan seseorang pria yang terlihat tampan yang berada di hadapannya saat ini.

Bahkan Celine pun mengakuinya, kalau Juna anak teman dari Ayahnya ini memanglah sangat tampan.

Sebenarnya Celine juga memaklumi Dino yang memberi perhatian lebih pada Rina, namun itu sungguh sudah sangat berlebihan.

Hei ingatkan Dino kalau Rina itu sudah besar.

Dino selalu bertindak seperti seorang pacar untuk Rina, yang cemburu ketika gadisnya melihat ada pria yang lebih tampan darinya.

Lagipula menurut Celine Rina itu sudah besar, jadi sudah pasti Rina dapat membedakan mana rasa cinta, rasa kagum dan sayang.

"Wajar aja kali No, lagipula ku pikir anak om Jinata memang tampan," Sahut Celine mendukung Rina.

"Ck, terserah kalian saja!" Sahut Dino kesal.

Celine hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja, melihat tingkah laku Adik laki-lakinya itu.

"Astaga, apa ini Celine?" Tanya Rena pada Joya dan Joya pun menjawab dengan mengangguk pasti.

"Yaampun sudah besar saja ya sekarang, dulu Tante terakhir ketemu waktu kamu umur 6 tahunan apa ya? Tante lupa" Ucap Rena sambil menatap Celine ramah.

"I..iya Tante," Sahut Celine dengan senyum ramahnya.

Sungguh, Celine tidak mengenali wanita paruh baya yang sedang menggenggam tangannya sekarang. Jangan kan mengenalnya, Celine saja merasa bahwa ini adalah pertemuan mereka berdua yang pertama kalinya.

Lalu bagaimana bisa wanita ini mengatakan padanya, kalau seolah-olah mereka pernah bertemu dan terlihat dekat dengannya.

Setelah perkenalan antara anak-anak Jinata dan Tanaro, kedua keluarga pun memutuskan, untuk menikmati makan malam mereka bersama.

Apa kalian berpikir kedua keluarga ini makan dengan tenang dan diam? Oh tentu saja tidak.

Tanaro dan Jinata sangat berisik, disaat sela-sela makan malam itu. Jinata dan Tanaro tiada hentinya berbicara soal bisnis, bahkan masalah kecil keluarganya.

Ditambah lagi, Joya dan Rena yang selalu bercerita fashion yang sedang trendi baru-baru ini.

Sedangkan anak-anak mereka, sama sekali tidak ada pembicaraan diantaranya. Setelah makan pun Juna, Celine, Dino, dan Rina langsung beralih pada ponsel mereka masing-masing.

"Astaga anak zaman sekarang ya, kalau tidak bermain hp rasanya ada yang kurang," Ucap Rena, sambil memperhatikan anak-anak mereka yang sedang menatap ponselnya masing-masing.

"Iya benar sekali Jeng, anak zaman sekarang kalau sudah bermain ponsel suka tidak ingat waktu, Rina di kamar seharian tidak keluar-keluar aku kira entah ngapain. Eh pas lihat rupanya di kamar ketawa-ketawa sendiri sambil main ponsel," Sahut Joya.

"hahaha" Tawa Rena ala-ala ibu sosialita.

"Oh iya Rina, Tante dengar-dengar mau nyambung kuliah di Jakarta ya?" Tanya Rena pada Rina.

Rina yang sedang menatap ponselnya pun, beralih menatap Rena yang bertanya padanya.

"Iya Tante, lagi nunggu pengumuman," Sahut Rina dan tidak lupa diakhirnya dengan senyum ramahnya pada Rena.

"Oh begitu ya, semangat ya semoga lulus" Ucap Rena tulus sembari tersenyum.

"Iya tante, Terima kasih" Sahut Rina.

"Kalau Dino dan Cena bagaimana?" Tanya Rena.

"Cena udah tamat kuliah Tan, tapi sekarang lagi tinggal di Jakarta," Sahut Celine.

"Dino kuliah di Inggris Tan," Sahut Dino .

"Kalo Juna bagaimana? sekarang kegiatannya apa?" Tanya Joya pada Juna.

Juna pun mendongakkan kepala dan tersenyum ramah pada Joya, lalu menjawab pertanyaan dari Joya.

"Juna kerja di kantor Papa Tan," Sahut Juna.

"Umur mu sudah berapa tahun Jun?" Tanya Joya.

"Sekarang udah 25 tahun Tan," Sahut Juna lagi.

"Wah sudah cocok untuk menikah ya, sudah ada calon belum Jun?" Tanya Tanaro.

Juna menggaruk pundak lehernya yang tidak gatal, "Ya begitulah Om," Sahut Juna malu-malu.

"Ekhem," Sela Jinata pura-pura ingin batuk untuk memperingati anaknya.

Jinata mengetahui hubungan anaknya dengan sekretaris perusahaannya seperti apa, tetapi Jinata tidak menyetujui hubungan Juna dengan gadis itu. Karena latar belakang gadis itu kurang baik, Bukan karena ekonomi, tapi keluarganya.

Juna juga sudah berjanji pada Jinata, akan menerima perjodohannya dengan Celine dan mengakhiri hubungannya dengan sekretarisnya.

Asalkan Jinata tidak memecat sekretarisnya tersebut, karena Juna beralasan ingin bersikap profesional. Namun, itu hanyalah omong kosong saja.

Nyatanya sampai saat ini, Juna sama sekali tidak mengakhiri hubungannya dengan gadis itu. Bahkan mereka diam-diam untuk bertemu dan saling bertemu di kantor, tepatnya di ruang kerja Juna.

"Sebenarnya alasan kita untuk berkumpul disini ada yang ingin Om sampaikan dengan kalian, terutama pada Juna dan Celine," Jelas Jinata membuka pembicaraan, agar anaknya tidak melampaui batasnya.

Deg

"Ini bukan seperti yang aku pikirkan bukan? apa ini yang semalam dibicarakan Ayah dan Bunda padaku?" Batin Celine sambil memperhatikan sekitarannya.

"Oh shi*t! Pasti Celine atau Winterinara perempuan yang di maksud sama papa dulu," Batin Juna.

"Kami semua ingin Juna dan Celine untuk menikah, Om harap tidak ada penolakan sama sekali. Baik itu dari Celine maupun Juna," Tutur Jinata tegas.

Juna memutar bola matanya malas, Juna sudah mengetahui ini akan terjadi. Karena hal ini sudah dibicarakan dari jauh-jauh hari oleh orang tuanya, kalau dia akan dijodohkan dengan anak sahabat dekat Papa nya.

Jadi mau tidak mau Juna harus menurut, daripada harus menjadi gelandangan di luar sana.

Terlihat jelas dari raut wajah Celine, bahwa dia sangat terkejut. Namun, Celine berusaha untuk menetralkan ekspresinya sebaik mungkin.

"Eumm...maaf om sebelumnya," Sela Celine dengan sopan, "Cena sama kak Juna sama sekali tidak mengenal satu sama lain," Lanjut Celine.

"Siapa yang mengatakannya kalau kalian ini tidak mengenal satu sama lain? kalian sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama," Sahut Joya tanpa berpikir.

Juna dan Celine yang binggung mengernyitkan dahinya, karena tidak mengerti maksud Joya Bundanya Celine.

Rena tertawa canggung, marrna mengerti ekspresi binggung Juna dan Celine.

"Maksudnya, kalian ini kan sudah berkenalan tadi. Iya kan Joya?" Ucap Rena menatap Joya penuh arti.

"A..ah iya benar, itu maksud Bunda tadi Cel" Sahut Joya merutuki dirinya sendiri, karena berbicara sebelum berpikir dahulu.

"Engga bunda, maksud Cena," Ucap Celine terpotong di sela oleh Juna, yang membuat Celine terkejut dengan ucapan Juna.

"Juna akan menerima perjodohan ini, maksudnya Juna mau di jodohkan dengan Celine," Sahut Juna menatap Celine sejenak, lalu beralih menatap kedua keluarga.

Kedua orang tua tersebut langsung tersenyum sumringah, saat mendengar ucapan Juna. Tanaro berpikir, kalau Juna akan bersungguh-sungguh pada putri sulungnya.

"Apa apaan ini, aku tidak mau!" Batin Celine menatap tidak percaya pada Juna.

Dino dengan Rina? mereka hanya diam saja, lagipula mereka berdua tidak akan bisa membela Celine.

Sebenarnya Dino sama sekali tidak setuju, jika Kakak cantiknya ini dijodohkan dengan pria yang baru saja dikenalnya.

Dino menatap kakaknya itu dengan iba, saat melihat raut wajah Celine yang sangat tidak bersahabat itu.

"Bagaimana Celine? kau sayang kan dengan Bunda dan Ayah?" Tanya Joya pada anaknya Celine.

Celine sungguh tak bisa, Celine sangat membenci saat pertanyaan itu keluar dari buah bibir Bundanya. Bagaimana bisa Celine dapat menolaknya, jika Bundanya sudah menyangkut pautkan ini dengan perihal "kau sayang kan dengan Bunda dan Ayah?."

Karena sudah menyangkut kedua orang tuanya, Celine pun terpaksa untuk menerimanya dengan perasaan yang campur aduk.

"Yasudah karena kita semua memiliki kesibukan masing-masing, jadi kita tidak perlu acara tunangan dan segala ***** bengeknya. Kita langsung saja ke pernikahan bagaimana?" Saran Tanaro pada semuanya.

"Iya Tanaro benar sekali, bagaimana dengan Minggu depan saja?" saran Rena.

"Tante bukankah itu terlalu cepat? Cena dan kak Juna belum mengenal satu sama lain," Sela Celine sekali lagi.

"Kan kalian bisa saling mengenal saat sudah menikah Cena, apalagi hubungan kalian sudah sah nantinya. Jadi mau ngapain saja sudah bebas," Sahut Joya santai.

"Bun, i can't," Bisik Celine pada bundanya, namun tak di ubris oleh sang Bunda.

"Juna setuju, Minggu depan saja Om, Pa. Bukankah lebih cepat lebih baik? lagipula Om dan Tante tidak bisa berlama-lama di Indonesia karena pekerjaan," Sahut Juna tiba-tiba.

"Oke fix Minggu depan, kita masih memiliki waktu untuk membuat rencana susunan acaranya," Sahut Joya.

Setelah membicarakan semua persiapan acara untuk pernikahan Juna dan Celine. Kedua keluarga tersebut hendak pulang kerumah mereka masing-masing, karena jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Juna kamu antar Celine ya Nak, hitung-hitung sekalian pendekatan," Sahut Rena.

"Ayo Celine, biar ku antar" Ajak Juna pada Celine lembut dan Celine pun menurut.

Di mobil.

Hening.

"Maaf," Ucap Juna tiba-tiba membuka pembicaraan antara mereka berdua.

Celine yang awalnya sedang menatap keluar jendela kaca mobil pun beralih menatap Juna.

"Maaf untuk apa Kak?" Tanya Celine binggung.

"Maaf aku menerima perjodohan konyol ini, aku mengetahuinya kau pasti sangat tidak setuju bukan?" Sahut Juna.

"Hm sudahlah, lagian ini sudah kejadian kan? Jangan di pikirkan lagi," Ucap Celine lalu mengalihkan atensinya kembali ke luar kaca jendela mobil.

"Aku akan mengakhiri hubungan ku dengan kekasihku" Ucap Juna yang kembali membuat Celine menatap Juna terkejut.

"Ka..Kak memiliki kekasih?" Tanya Celine ragu-ragu pada Juna.

Juna mengangguk, "Hm, aku punya" Sahut Juna.

"Maaf" Ucap Celine lalu menundukkan kepalanya tak enak pada Juna.

"It's okay, kita punya alasan yang sama. Karena orang tua," Sahut Juna.

"Apa Kak Juna akan serius dengan hubungan pernikahan ini bersamaku?" Batin Celine.

"Baiklah, karena alasan Kak Juna sama seperti ku, aku nanti akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Kakak" Sahut Celine.

"hm" Balas Juna singkat.

"Yang benar saja gadis ini astaga, lagian mana mungkin aku bisa mengakhiri hubungan ku dengan Lia begitu saja. dasar bodoh hahaha" Batin Juna.

Terpopuler

Comments

Arin

Arin

baca dri detail'ny,sprtny bkln ada nysekny nich...

2022-10-24

0

Rini

Rini

nextt

2021-12-04

1

Rini

Rini

terus pantauu

2021-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Makan malam
3 Pernikahan
4 Telepon Dino dan Saka
5 Lipstik
6 Makan malam
7 Pura-pura Hamil
8 Mati lampu
9 Juna sedang perhatian
10 Ke Kantor Juna
11 Juna pulang
12 Ingin memakan makanan yang manis
13 3 milliar
14 Celine bertemu Lia
15 Sembuh
16 Saka pulang
17 Juna cemburu atau marah?
18 Gudang Gelap
19 Celine koma
20 Renan dan Celine
21 Celine dan Renan Lagi
22 Cerai?
23 Celine bangun
24 Dino dan Lia
25 Anak Juna atau Saka?
26 Pernikahan Saka
27 Winterinara
28 Juna bertemu Celine
29 Kebenaran Jaiden
30 Hubungan Dino dan Lia
31 Dino dan Lia 2
32 Foto Album kecil Celine
33 25 Tahun yang lalu.
34 Tumor
35 Amerika
36 Juna pulang
37 Liburan ke Puncak
38 Juna pulang untuk selamanya
39 Pesawat Jatuh
40 Pertengkaran
41 Kakak OSIS
42 Bram bercerai
43 Pasar malam
44 Bandara
45 Kantin sekolah
46 Dino memasak untuk Jaiden
47 Siswa Baru dari Amerika
48 Tragedi Kantin
49 Thalia pulang bersama Jaiden
50 Pulang ke Masion
51 Jaki tahu Keira menyukainya
52 Bekal Siang
53 Tugas Kelompok ke Luar Kota?
54 Gara-gara Bekal
55 Pingsan di rooftop
56 Ambigu?
57 Mall
58 Suka atau tidak?
59 Ke Luar Kota
60 Memasak Sarapan Pagi Bersama
61 Jaki & Keira 1
62 Jaki & Keira 2 (Jaiden & Thalia)
63 Jaki dan Keira 3
64 Bertemu Jaki
65 Rasa Suka
66 Keisha atau Thalia?
67 Keisha mengirim pesan?
68 Keisha pulang dan Keira pacaran dengan Jaki?
69 Video Call
70 Thalia pulang bersama Heri
71 Urusan Penting
72 Akhir Celine
73 Rumah Duka
74 Kamar
75 Rumah Jaiden
76 Taman Belakang
77 Supermarket
78 Rival
79 Kantin
80 Keisha atau Thalia?
81 Taman
82 Jadian
83 Dering telepon
84 Rooftop
85 Niat buruk
86 Flashback Keisha dan Thalia
87 Flashback Thalia dan Keisha 2
88 Flashback End
89 Parkiran
90 Kecelakaan
91 Rumah Sakit
92 Menginap di Rumah Sakit
93 Omelan Rena
94 Permainan
95 Kantin rumah sakit
96 Menjenguk Jaiden
97 Rafa tahu Thalia menjenguk Jaiden
98 Keisha menjenguk Thalia
99 Kejadian di Mall
100 Siksaan
101 Meninggal Dunia
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 Maaf :)
116 115
117 116
118 117
119 118
120 119
121 120
122 121
123 122
124 123
125 124
126 125
127 126
128 127
129 128
130 129
131 130
132 131
133 132
134 133
135 134
136 135
137 136
138 137. Surat untuk Keisha dari Jaiden
139 138
140 139
141 140
142 141
143 142
144 143
145 144. Surat Jaiden untuk Thalia
146 145
147 146
148 147
149 148
150 149
151 150
152 151
153 152
154 153
155 END
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Perkenalan
2
Makan malam
3
Pernikahan
4
Telepon Dino dan Saka
5
Lipstik
6
Makan malam
7
Pura-pura Hamil
8
Mati lampu
9
Juna sedang perhatian
10
Ke Kantor Juna
11
Juna pulang
12
Ingin memakan makanan yang manis
13
3 milliar
14
Celine bertemu Lia
15
Sembuh
16
Saka pulang
17
Juna cemburu atau marah?
18
Gudang Gelap
19
Celine koma
20
Renan dan Celine
21
Celine dan Renan Lagi
22
Cerai?
23
Celine bangun
24
Dino dan Lia
25
Anak Juna atau Saka?
26
Pernikahan Saka
27
Winterinara
28
Juna bertemu Celine
29
Kebenaran Jaiden
30
Hubungan Dino dan Lia
31
Dino dan Lia 2
32
Foto Album kecil Celine
33
25 Tahun yang lalu.
34
Tumor
35
Amerika
36
Juna pulang
37
Liburan ke Puncak
38
Juna pulang untuk selamanya
39
Pesawat Jatuh
40
Pertengkaran
41
Kakak OSIS
42
Bram bercerai
43
Pasar malam
44
Bandara
45
Kantin sekolah
46
Dino memasak untuk Jaiden
47
Siswa Baru dari Amerika
48
Tragedi Kantin
49
Thalia pulang bersama Jaiden
50
Pulang ke Masion
51
Jaki tahu Keira menyukainya
52
Bekal Siang
53
Tugas Kelompok ke Luar Kota?
54
Gara-gara Bekal
55
Pingsan di rooftop
56
Ambigu?
57
Mall
58
Suka atau tidak?
59
Ke Luar Kota
60
Memasak Sarapan Pagi Bersama
61
Jaki & Keira 1
62
Jaki & Keira 2 (Jaiden & Thalia)
63
Jaki dan Keira 3
64
Bertemu Jaki
65
Rasa Suka
66
Keisha atau Thalia?
67
Keisha mengirim pesan?
68
Keisha pulang dan Keira pacaran dengan Jaki?
69
Video Call
70
Thalia pulang bersama Heri
71
Urusan Penting
72
Akhir Celine
73
Rumah Duka
74
Kamar
75
Rumah Jaiden
76
Taman Belakang
77
Supermarket
78
Rival
79
Kantin
80
Keisha atau Thalia?
81
Taman
82
Jadian
83
Dering telepon
84
Rooftop
85
Niat buruk
86
Flashback Keisha dan Thalia
87
Flashback Thalia dan Keisha 2
88
Flashback End
89
Parkiran
90
Kecelakaan
91
Rumah Sakit
92
Menginap di Rumah Sakit
93
Omelan Rena
94
Permainan
95
Kantin rumah sakit
96
Menjenguk Jaiden
97
Rafa tahu Thalia menjenguk Jaiden
98
Keisha menjenguk Thalia
99
Kejadian di Mall
100
Siksaan
101
Meninggal Dunia
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
Maaf :)
116
115
117
116
118
117
119
118
120
119
121
120
122
121
123
122
124
123
125
124
126
125
127
126
128
127
129
128
130
129
131
130
132
131
133
132
134
133
135
134
136
135
137
136
138
137. Surat untuk Keisha dari Jaiden
139
138
140
139
141
140
142
141
143
142
144
143
145
144. Surat Jaiden untuk Thalia
146
145
147
146
148
147
149
148
150
149
151
150
152
151
153
152
154
153
155
END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!