Malam Pertama

Selesai membersihkan diri, Vania mengambil pakaiannya yang sudah disiapkan dalam koper.

Betapa terkejutnya Vania saat melihat isi kopernya.

"Ya Tuhan, apa ini? Kenapa isi koper ku berubah? " ucap Vania dalam hatinya.

Vania merasa heran karena koper yang disiapkan nya sudah berubah. Padahal saat di dorm, Reyn memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan pakaian untuknya, tetapi bukan lingerie.

"Bagaimana ini? Tidak ada yang utuh, semuanya kekurangan kain. Sangat tidak mungkin kalau aku hanya pakai kimono. " batin Vania dengan bingungnya.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, Reyn sudah selesai membersihkan diri.

..."Apa yang kamu lakukan? " tanya Reyn saat menatap Vania yang kebingungan. ...

..."Tidak! " ucap Vania...

Reyn melangkah mendekati Vania, matanya membulat saat melihat pakaian dalam koper Vania.

..."Sudah kukatakan, jangan banyak berharap! " tegas Reyn, Vania pun hanya menunduk. ...

..."Aa... aku... " ucap Vania terbata-bata. ...

Ucapan Vania terhenti saat Reyn menarik lengannya dan menjatuhkannya di ranjang dengan kasar.

Vania menutup matanya saat Reyn mendekatkan dirinya.

..."Reyn, kita akan melakukannya? " tanya Vania dengan matanya yang masih tertutup. ...

Reyn tersenyum sinis mendengar ucapan Vania, Reyn mengambil sebuah bantal dan melemparnya disofa .

..."Sampai kapanpun aku tidak akan menyentuh wanita seperti dirimu. Aku hanya ingin malam ini kau tidur disofa." Vania membuka matanya saat mendengar ucapan Reyn. ...

..."Ta... tapikan...." ucap Vania terbata-bata...

..."Jangan bantah, aku paling tidak suka orang yang membantah ucapanku. Kau mengerti? " tegas Reyn membuat tangan Vania yang tertumpah pada kasur terasa gemetaran. ...

..."Ba... baik.. " ucap Vania lalu bergegas menuju sofa. ...

Reyn mematikan lampu kemudian membaringkan diri di ranjang.

Reyn sudah terlelap dalam tidurnya, berbeda dengan Vania yang masih termenung dalam pikirannya.

Vania terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, hingga larut malam Vania belum tertidur.

Vania baru tertidur saat jam sudah menunjukkan pukul 01 : 27 dinihari.

*******

Sementara di sebuah rumah mewah, terlihat beberapa orang berpakaian serba hitam menuju taman rumah tersebut.

Mereka menemui seorang pria yang sedang duduk di bangku taman.

..."Permisi Tuan!" ucap seorang dari mereka, dan yang lainnya membungkukkan badan untuk memberi salam. ...

Pria tersebut mengulurkan tangannya, seperti meminta sesuatu.

..."Acara pernikahannya berjalan dengan baik!" Pria tersebut hanya mengangguk. ...

..."Lakukanlah apa yang sudah saya perintahkan, tapi jangan sampai ketahuan. " ucap pria tersebut. ...

..."Baik Tuan, kami permisi!" ...

Setelah orang-orang suruhan itu pergi, pria misterius itu menatap foto pernikahan Vania dan Reyn sambil mengusap wajah Vania yang nampak dalam foto itu,walau tidak terlihat dengan jelas.

*******

Malam yang gelap telah berlalu diganti dengan pagi yang cerah. Matahari sudah hampir memancarkan sinarnya.

Reyn membuka matanya perlahan, Reyn memerhatikan sekelilingnya, melihat keberadaan Vania.

Vania sudah tidak berada di sofa.

Mungkin Vania sekarang sedang dikamar mandi, itulah yang dipikirkan Reyn.

Sambil menunggu, Reyn meraih handphonenya yang tersimpan diatas meja untuk menghubungi Willy.

..."Willy, datang ke hotel sekarang juga! " ucap Reyn saat Willy mengangkat telponnya. ...

..."Hah, bukannya kalian baru mengeluarkan banyak tenaga? Sekarang malah minta di jemput!" ucap Willy lewat telpon. ...

..."Apa yang kau bicarakan? " ucap Reyn kesal karena Willy pasti sengaja menggodanya. ...

..."Hahaha........ " Willy tertawa terbahak-bahak. ...

..."Jangan lupa, atau kau akan dipecat? " ucap Reyn membuat tawa Willy terhenti. ...

..."Baik, aku akan segera kesana! " jawab Willy dan Reyn mengakhiri teleponnya. ...

Reyn tersenyum saat mengakhiri teleponnya, Reyn berhasil mengerjai Willy.

..."Dasar sekertaris aneh, diancam sedikit saja langsung nurut."...

Reyn melihat jam dilayar handphonenya, sudah sepuluh menit berlalu, tetapi Vania tak kunjung keluar.

Reyn bergegas menuju pintu kamar mandi, tidak terdengar suara gemercik air.

..."Vania.... " Reyn mencoba memanggilnya berkali-kali tapi tak kunjung dijawab oleh Vania. ...

Dengan perlahan Reyn membuka pintu, namun Vania tidak terlihat.

..."Kemana dia pergi? Dia tidak mungkin pergi dari sini kan? " ucap Reyn...

Bersambung.......

Jangan lupa vote, like , komen dan hadiahnya.

Mampir juga ke cerita yang lainnya, ya 😊

Terimakasih ❤

Episodes
Episodes

Updated 77 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!