Mobil yang dikendarai Anton kini sudah melaju dijalan, membawa Kusuma dan bik Sumi menuju resort. Kusuma duduk di kursi penumpang tepat dibelakang kursi anton, sementara bi Sumi duduk dikursi samping kiri kursi Anton.
Bik Sumi memperhatikan Kusuma melalui kaca spion, Kusuma tampak memandang keluar jendela dengan tatapan kosong, raganya ada didalam kendaraan yang kini tengah melaju tetapi jiwanya ntah dimana.
"Non...". Bik sumi memecahkan keheningan didalam mobil. Tidak ada Sahutan dari yang dipanggil, bahkan menoleh pun tidak.
" Non.." Bik sumi memanggil untuk kedua kalinya dengan suara lebih keras dari sebelumnya tetapi nihil. Kusuma masih tidak merespon.
"Non..." Bik sumi memanggil untuk ketiga kalinya dengan suara lebih keras dari panggilan kedua bahkan terkesan berteriak.
" iya ," akhirnya setelah memanggil sebanyak tiga kali, usaha bik sumi mebuahkan hasil, Kusuma menjawab dan menoleh kearah bik sumi.
" gimana kalau kita singgah dulu untuk beli makanan? perjalan kita masih jauh non, ini belum separuh jalan" Bik sumi mencoba menawarkan karna ia tahu tadi Kusuma tidak menyentuh sarapannya, sementara jika menunggu sampai di resort sudah waktunya makan siang, bik Sumi takut jika anak dari majikannya ini sakit.
" emangnya berapa lama perjalan kesana bik?" Kusuma melihat jam kearah jam yang melingkar dipergelangan tanganya, mereka sudah satu setengah jam diperjalanan tetapi bik sumi mengatakan belum separuh jalan.
"masih tiga jam lagi non, sebaiknya kita singgah beli makanan".
" aku masih kenyang bik" hanya itu jawaban yang dikeluarkan dari mulut Kusuma, dan kembali memadang kearah luar.
Suasana kembali hening, anton berinisiatif menghidupkan musik untuk memecah keheningan. Namun dicegah bik sumi. Bik sumi menepuk tangan anton dan melotot ketika anton baru akan menyambungkan handphonenya kekabel data yang terpasang pada sound sistem mobil itu.
" resort yang kita tuju ini salah satu resort milik keluarga Mahendra non," bik sumi buka suara, ia akan terus mengoceh meski tidak ada respon balik dari Kusuma. Bik sumi sudah bertekad menjadi radio rusak selama perjalanan."mending ngoceh sendiri dari pada hening kayak dikuburan , didengarkan syukur ngak juga ngak apa- apa anggap aja kayak lagi dogeng" bik sumi membatin.
Tepat dugaan bik sumi, Kusuma tidak memberikan respon, " nanti bunda ratih juga ada disana" Bunda Ratih yang dimaksud Bik Sumi adalah wanita berusia 55 tahun, istri dari almarhum haris al mahendra, wanita yang penuh kasih sayang, wanita yang dianggap kusuma sebagai pengganti mamanya ketika ia memerlukan sosok seorang ibu.
" aku udah tau bunda pasti ada disana karena resort tempat acara milik keluarga mahendra, ?" Akhirnya Kusuma mengeluarkan kalimat yang cukup panjang. Bik sumi tersenyum usahanya mendogeng mebuahkan hasil." aku lagi berpikir bik, gimana respon bunda sama aku kalau ketemu nanti?, dan aku harus bersikap bagaimana setelah kejadian dua belas tahun lalu?" sambungnya lagi.
Ratih menyayangi kusuma seperti anaknya sendiri.Ia memberikan kasih sayang yang sama untuk kusuma seperti ia memberikan kasih sayang pada anak kandungnya Faiz al mahendra dan Syifa al mahendra. Sehingga dua belas tahun lalu keluarga Mahendra meminang Kusuma untuk menjadi istri Faiz. Semua sudah dipersiapkan secara matang namun di hari H kerena satu alasan yang sampai hari ini ia simpan, alasan mengapa kusuma melarikan diri ke Oxford dan tidak kembali ke indonesia selama dua belas tahun.
" bersikap kayak dulu aja non, non yang suka manja sama bunda anggap aja ngak pernah terjadi apa- apa. yahh.. non terima aja respon apapun dari bunda nanti", bik sumi menjawab dengan entengnya.
Kusuma menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar," HAAHH" . Jawaban dari bik sumi tidak memberikan solusi apapun. Bik sumi berbicara dengan enteng karena bukan ia yang berada di posisi Kusuma.
"Gimana hubungan keluarga ku dengan keluarga mahendra setelah kejadian itu bik?" Pembicaraan didalam mobil tersebut kini menjadi pembicaraan duah arah, bik sumi kini tidak seperti mendongeng lagi.
" beberapa tahun sempat renggang sih non, tapi setelah itu membaik seperti sebelumnya"
" syukur la kalau gitu bik". Ada sedikit kelegaan yang dirasakan Kusuma.
" nanti disana juga ada tuan Faiz non,"
Hening
" ada non syifa juga, ada sahabat non dulu, non febi dan non dina"
Hening.
" Tuan faiz itu sekarang duda loh non". bik sumi masih melanjutkan pembicaraan meski tidak ada respon dari kusuma.
Hening
Kusuma kembali tidak memberikan respon. Pembicaraan dua arah sepertinya hanya bertahan sebentar. Kini bik sum harus kembali mendogeng, tekadnya sudah bulat akan jadi pendogeng selama perjalanan agar kusuma tidak termenung selama perjalanan.
"Dua tahun lalu tuan faiz itu nikah sama artis bintang sinetron, perempuan itu cantik, anggun, lembut tutur bahasanya, seperti wanita baik-baik, tapi ...siapa sangka semua cuma akting aja, namanya juga artis sinetron, aktingnya mantap non.., semua tertipu...," meski tidak mendapatkan respon dari kusuma, bik sum masih terus mengoceh.
" belum dua puluh empat jam tuan faiz sudah menceraikan istrinya, dan non tau penyebabnya apa?" bik sum buang-buang tenaga dengan menayakan hal itu, tetapi bik sum tidak perduli meski ia akan menjawab pertanyaannya sendiri.
" istri ,, eh mantan,," bik sumi mengkoreksi ucapannya, " mantan istri tuan faiz itu ternyata lagi hamil non , anak yang dikandungnya itu anak dari temannya beradu akting di sinetron gitu".
" ngak baik bicarakan aib orang bik, DOSA.". Kusuma menekankan pada kata dosa.
" Semenjak itu tuan faiz jadi pribadi yang dingin non, kaku, dengar-dengar jadi agak kejam dan ngak pernah punya hubungan sama perempuan lagi" bik sum tidak mengindahkan peringatan dari Kusuma.
" bik,.." kusuma bersuara dengan penuh penekanan guna memotong pembicaraan bik sum, saat bik sum terlihat akan membuka mulut, untuk melanjutkan ucapannya." sejak kapan bibik jadi tukang gosip gini?"
" bibik bukan tukang gosip non, ini fakta, bibik kan tau nya ini dari sumber terpercaya yaitu ibu dewi dan bunda ratih"
" Tetapi tetap aja bik , ngak baik bicarain kejelekan orang, nanti kalau cerita ini kedengeran sama orang lain kemudian tersebar, kasian keluarga mahendranya , mereka pasti malu" Kusuma mencoba memberi pengertian pada bik Sumi.
" kedengeran sama orang lain mana non?, kan disini cuma kita aja, bibik kan cerita sama non aja, non kusuma kan ngak tipe-tipe yang ember"
CkCKCK, Kusuma berdecak dan mengeleng-gelengkan kepalanya.Dua belas tahun tidak bertemu ternyata bik sumi yang kalem berubah menjadi tukang gosip pikirnya.
" disini ada pak anton juga bik.." Kusuma mengingtakan bik sumi bahwa masih ada orang lain dimobil itu selain mereka berdua, yang memungkinkan cerita ini disebarkan oleh Anton.
Merasa dicurigai akan menyebarkan cerita, Anton yang dari tadi diam akhirnya buka suara " saya mana berani non, saya masih sayang nyawa, nyinggung keluarga mahendra namanya cari mati non" sambil meletakkan tangan kirinya dileher memperagakan seperti menyayat.
" aku mau tidur dulu bik, kalau udah sampai bangunkan ya!" Kusuma memilih tidur sepanjang sisa perjalanan dari pada melakukan sesuatu yang tidak berfaedah yaitu bergosip.
Bergosip adalah kegiatan yang menyenangkan namun tidak ada faedahnya, menghabiskan pahala, dan membuat kita melupakan apa yang akan kita lakukan saking asyiknya. Seperti bik sumi yang tadinya menawarkan untuk singgah membeli makanan, hingga sampai di resort tidak terlaksana karena lupa, saking asyiknya bergosip.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments