Tiga Tuan Arogan

Karena seragam Kania kotor akibat perbuatan Celine,

Ia diminta Bi Mala untuk membantu Koki menyiapkan makanan di dapur

Selain itu, untuk menghindari Celine. Siapa tahu gadis itu masih dendam dan kembali mengerjai Kania saat bertemu.

Ada dua pelayan lain yang bertugas di dapur bersama Kania.

Bi Mimi dan Bi Omah yang merangkap koki dirumah Sanjaya.

Tak lama berselang. Sebuah Limousine hitam memasuki perkarangan. Dari dalamnya Turun empat orang penumpang beserta seorang supir.

Mereka, Tuan dan Nyonya Sanjaya.

Menyusul di belakangnya Aran Maheswara dan kekasih nya yang cantik jelita, Silvia Delisa.

Saat masuk ruangan, ke empatnya langsung mendapat sambutan luar biasa. Terutama Aran Maheswara, pemuda Tampan berusia 28 tahun itu langsung menjadi pusat perhatian.Karena penasaran dengan sosoknya.

Para tamu begitu Antusias padanya

Meski lelah, Tuan Sanjaya tetap melayani rekan- rekan relasi bisnisnya dengan sopan dan baik.

Tentunya mereka sudah beritikad baik datang menyambut di sela kesibukan mereka.

Meski terselip sebuah niat terhadap Sanjaya.

Jabatan dan Kekayaan yang di miliki Keluarga Sanjaya menjadikan mereka memiliki banyak kenalan dari berbagai kalangan terutama kalangan pejabat dan pengusaha.

Bila Tuan Sanjaya merasa Antusias, Jelas tersirat rasa bangga

Saat Tuan Sanjaya dan Istri mengenalkan putra semata wayang pada segenap tamu yang hadir. Aran, Sebagai calon perwaris tunggal Perusahaan Bintang sejahtera.

Berbeda dengan Aran, Yang ingin segera masuk kamar dan beristirahat.

Aran, sosok pria yang memilki kharisma sendiri.

Tatapan matanya Tajam tapi Sedingin salju. Sifatnya angkuh tak banyak bicara.

Secara Fisik Pria itu bisa di katakan duduk di level tertinggi dalam hal ketampanan wajah.

Tak hanya wanita yang memuji parasnya, Laki- laki juga mengakui keunggulan fisik seorang Aran Maheswara.

Tubuh tinggi tegap, Atletis, berkulit coklat seperti pria latin.

Rahangnya yang Kokoh, di hiasi sedikit bulu- bulu halus yang menambah kesan maskulin dan seksi, Mata indah, besar dan bulat, di hiasi bulu mata lebat nan lentik, Alisnya lebat dan teratur.

Bisa di pastikan setiap wanita yang melihat dirinya pasti terpikat.

Salah satunya, gadis bergaun merah yang terus menatap Aran tajam tanpa berkedip. Bahkan tanpa sadar tersenyum sendiri karenanya.

Celine,Gadis manja yang keras kepala bahkan tega menyiram kepala Kania hanya karena di tolak keinginannya.

Celine Merasa Aran menariknya sejak pertama Celine melihat dirinya.

Dan dia bertekad memiliki Aran bagaimana pun caranya.

Sifat Celine berbanding terbalik dengan wajahnya yang cantik. Tak banyak yang tahu tentang sifatnya yang

Egois dan mau menang sendiri.

Bila menginginkan sesutu

maka dia harus mendapatkankannya.

Apa pun caranya, Celine tak perduli.

Ada pun saat melihat Aran dia langsung menginginkan pria itu menjadi miliknya. Tak perduli Aran sudah punya pacar atau istri sekalipun

Celine cukup mengenal Silvia Delisa serta tahu persis Jika hubungannya dengan Aran banyak mendapat rintangan.

Terutama oleh Orang tua Silvia yang berasal dari kaum bangsawan

Celine melihat sinis padannya,

Silvia delisa, Gadis ayu yang sangat anggun dan Santun itu berdiri penuh percaya diri Di sisi Aran, cantik, kemayu, dan lemah lembut.

Kelihatan Sekali Aran juga sangat mencintainya.

Terpancar cinta,bangga, dan over protektif terhadap gadisnya. Celine menjadi geram karenanya.

"Baik, aku akan melakukan langkah Awal.." sinis Celine.

Celine menarik Charles bersamanya mengajaknya mendekati kerumunan di mana Tuan Sanjaya dan keluarganya berada.

" Ayo! Charlie kita Sapa Tuan Rumahnya.." Kata Celine mendahului Charles mendekati keluarga Sanjaya yang berada dalam kerumunan pria dan wanita kelas atas.

Charles pun mengikuti Celine.

Sejak bertemu Kania, pikiran Charles di penuhi gadis itu.

Tapi gadis itu raib entah kemana. Charles sibuk mencari sosoknya hingga belum sempat menyapa keluarga Tuan Sanjaya.

" Tuan Sanjaya.." Sapa Charles mengulurkan tangan ramah.

" Charles Adam sentosa, apa kabar?" Tuan Sanjaya menyaambut uluran tangan Charles menyalami Charles di ikuti yang lain.

Charles tersenyum ramah.

"Baik, Tuan.." sahut Charles

Tatapan Tuan sanjaya beralih gadis cantik yang berdiri di sisi Charles, Tatapan wanita hanya fokus pada Aran. dia sedang menggodanya.

Hai ..! Celine yang cantik, kau datang juga!?"

Charles dan Celine merupakan putra dan putri Sahabat lamanya

semass SMA dan Kuliah.

Sanjaya menyalami Celine di ikuti istrinya yang mencium dan memeluk celine penuh ke akraban.

" Kamu semakin dewasa dan cantik.." Kata Nyonya Sanjaya memandangi Soso celine dari ujung rambut hingga ke kaki.

" Maksih, tan."

" Udah punya calon suami?" Tanya Tante menggodanya.

" Belum, tan...Cari yang mirip Aran, tapi belum ada cloninganya" Celine mengerling genit pada Aran. Membasahi bibirnya secara sensual saat Aran melihat ke arahnya.

Sanjaya dan Istrinya tertawa pelan. Karena berpikir Celine hanya bergurau.

Bagi Orang yang tidak mengenal Celine, ucapannya hanya dianggap sekedar gurauan.

Tapi tidak bagi Charles, Aran, dan Silvia, yang menyadari sikap genit Celine

Jelas sekali di balik ucapannya tersimpan keseriusan .

Selama Charles dan Tuan sanjaya mengobrol. Pandanagn Celine tak beralih dari Aran.

Silvia sangat tidak nyaman dengan sifat Celine yang Agresif. Nekat menggoda kekasihnya tepat di depan mata.

Meski Aran tak merespon tingkah laku wanita cantik itu.

Tetap Saja Silvia kesal.

Sadar Silvia makin tidak nyaman dengan Celine, Aran berbisik di telinga Tuan Sanjaya.

"Boleh kah aku dan Silvia pergi? kurasa Pacarku kelelahan.."

Sanjaya terdiam dan melihat Silvia lekat.

Silvia memang terlihat sangat letih.

Terbit iba di hati Tuan Sanjaya

"Pergilah...Minta saja pelayan membawakan makanan atau apa pun yang di butuhkannya" pesan Sanjaya sebelum Aran membawa Silvia pergi tanpa basa- basi pada Celine.

Charles yang menduga, Bila Aran pergi karena menghindari Celine , Dia yang sejak awal mendapat firasat kurang baik dengan sikap genit Celine. Gegas pamit dan menarik Celine pergi.

" Kamu jangan macam- macam dengan putra Tuan sanjaya..!" Tegur Charles tegas.Saat mereka hanya berdua.

" Ish! Siapa yang mau macam- macam..Cuma satu macam, kok!" Sahut Celine santai meninggalkan Charles sendirian. Sebelum pria itu semakin mencerewetinya dengan kalimat yang membosankan.

Charles menatap punggung mulus celine, Yakin sekali kembaran nya itu sedang mengincar Aran.

" Semoga hanya dugaan saja" Ucap Charles menyusul Celine ke Area parkiran untuk pulang bersama.

Aran dan Silvia sudah ada di lantai dua.

Silvia duduk di sisi ranjang mengamati kamar yang akan dia tempati.

"Kamu suka kamarnya..?" Tanya Aran ikut duduk di sisi Silvia.

Silvia menggeleng pelan.

" Kalau tidak nyaman,kita cari kamar lain saja.." Saran Aran berdiri siap keluar kamar.

Silvia masih menggeleng.

" Tetap saja tidak nyaman..Kalau nggak bisa seranjang denganmu" Sahut Silvia manja mengerling pada Aran.

" Kamu Nakal, ya!? Sabar dong Memangnya kamu mau kita di Cincang papi dan Mami karena tidur sekamar padahal belum menikah?"

" Di London kita sering melakukannya, sayang.."

Aran menjentik hidung Silvia pelan.

" Sabar sayang, sebentar lagi kita juga bebas melakukan apa saja bersama..Aku ambilkan makananmu ya? kamu pasti lapar."

Aran berusaha menghibur sang kekasih.

Silvia mengangguk setuju, sebab perutnya memang sudah keroncongan.

Aran turun ke bawah menuju meja prasmanan untuk mengambil makanan untuk kekasihnya.

Namun hanya ada makanan manis serta makanan yang banyak mengandung lemak dan Kalori diaana.Sedangkan

Silvia tidak suka jenis makanan itu.

Kecewa Aran pun pergi dapur.

"Pelayan...!"Panggil Aran pelan seorang pelayan muda sedang membuat salad buah di sana.

Pelayan itu adalah Kania.

Kania menghentikan aktivitasnya dan menoleh pada orang yang memanggil.

" Iya, Tuan.!" Jawabnya lembut melihat Aran.

Hampir saja pisau buah yang ia pegang terjatuh...

Matanya tak berkedip melihat Aran.

Kania terpesona.

Pria yang berdiri di hadapannya sangat tinggi dan...Kania sulit menjelaskan dengan kata- kata.

melihat sosok Pria tampan memakai kemeja dan celana jeans pudar berdiri menjulang itu Bagaikan Jelmaan Dewa.

" Ya Allah ganteng sekali....Dia ini manusia atau Malaikat? jangan- jangan jin yang sedang menyamar.."batin Kania dilema.

Matanya belum berpindah dari Aran seinci pun.

" Hai..!!.malah bengong!!. Kamu ngapain ngeliatin saya kaya gitu, mau lahap saya pakai matamu? Bikin takut Saja!" Bentak Aran kesal.

Karena Kania terus saja melotot padanya tanpa berkedip.

Aran jadi risih sendiri.

Kania mengerjapkan mata tersadar dan berdehem malu

" Ehem...maaf, Tuan. Sa- saya sedikit kaget, ada yang bisa di bantu, Tuan?" katanya gugup sekaligus salah tingkah.

ingin sekali mengetuk kepalanya yang bodoh.

Bisa- bisanya memandangi pria tanpa berkedip.

" Bawakan makanan rendah Kalori ke kamar pacar saya Silvia.." perintahnya singkat, Tanpa basa- basi,Tanpa menjelaskan Apa pun dia berlalu dari dapur.

" Tuan..!" Panggil Kania cepat sebelum pemuda tampan ini pergi.

" Tapi Saya tidak kenal Nona Silvia dan juga tak tahu dimana kamarnya?"

Ck!

Aran berdecak tak sabar.

" Bego banget, sih. Kamu..!" Kamarnya di lantai dua, disamping kamar ku.."

" Kamar anda? Omong- omong anda siapa?" Polos Kania bertanya.

Karena sibuk di dapur Kania tak tahu Jika keluarga Sanjaya sudah sampai di rumah kembali.

Bukan menjawab rasa penasaran Kania, pria itu berjalan mendekati Kania dengan wajah kesal

Kania perlahan mundur ketakutan hingga pinggangnya membentur meja melengkung yang membatasi Dapur bersih dengan dapur kotor. Dia terjebak disana.

Matanya menyiratkan rasa takut.

Kania melirik kanan dan kiri mencari sosok Bi mimi dan Bi Omah.

" Kemana perginya Koki- koki itu?" Batin Kania Kalut.

Menyisakan jarak 50cm, Pria itu berhenti bergerak. Dengan tangan bersedekap angkuh dengan alis tebalnya terangkat sebelah, dia bertanya,

"Sudah berapa lama kau bekerja di rumah ini!??"

"Dua tahun, Tuan..." jawab Kania polos menunduk kaku. Karena sikap Aran yang mengintimidasi.

" Dan, kamu tidak kenal siapa saya!?"

" Maaf Tuan.... tidak!" tegas Kania menggelengkan kepala

"Cih! dasar pelayan bego!" Dia memaki dan meninggalkan Kania yang masih melongo di tempatnya seperti orang bodoh.

Lama kania berpikir Coba mengingat siapa pemuda itu.

"Wajahnya familiar, tapi.. di mana aku pernah melihatnya?" Berpikir keras seraya menggigiti bibirnya.

Hingga sebuah bayangan melintas.

Foto keluarga Sanjaya yang di pajang di ruang Utama.

" Astaga! dia kan...Tuan Aran Maheswara, putra Tuan Sanjaya. Ya Allah, ganteng sekali..Pantas kelihatan familiar tadi.Ternyata Aslinya jauh lebih tampan. Nyaris aku tidak mengenalinya." Kania mengusap- ngusap pipinya yang memerah karena tersipu.

Jantungnya saja masih berdetak tak karuan karena sempat beradu pandang dengannya.

" Kania! kamu kenapa?Wajahmu merah begitu?' Tiba- tiba Bi Mimi dan Bi omah muncul bersamaan."

"Bibi berdua dari mana?" tanya Kania penasaran.Tanpa menjawab pertanyaan Bi Mimi

"Tadi kami ke depan, di panggil Bi Mala."

" Oh..."

"Salad buahnya, sudah selesai?"

" Sudah , Bi.." Kania menganguk.

" Biar bi Omah yang membawanya ke depan. kamu siapkan makanan rendah kalori dan tidak terlalu manis untuk Nona silvia" Pinta Bi Mimi.

" Iya, Bi..."

Kania bingung Makanan apa yang harus ia siapkan Untuk kekasih Tuan Aran.

" Aduh...mau makan saja repot" Kania mendesah galau

kania memutuskan menyiapkan sepiring salad buah.Karena tunggal menyetel bahan dan rasa saja.

Namun sengaja di buat tak terlalu manis. setelah siap langsung mengantarnya ke kamar Silvia.

Tibalah dia di kamar milik silvia, Kania melihat pintunya terbuka lebar.

jadi dia tak.perlu repot mengetuk segala.

Dia pun melangkah memasuki nya.

" Permisi. No......'

Deg!

Mata Kania terbelalak sempurna.

Kata- katanya tetcekat di tenggorokan. Kania menelan Salivanya berulang kali karena gugup, panik dan malu dengan apa yang telah dilihatnya.

Sejenak ia tercengang didepan pintu. Saat Sadar lekas dia menundukan wajah dalam- dalam bahkan memejamkan matanya rapat.

Kedua sejoli yang sedang bercumbu diatas ranjang empuk ukuran king size itu menghentikan aksinya. Saat menyadari ada orang lain melihat Aksi mereka.

Aran dan Silvia dengan. tampilan Acak- acakan duduk tegak di ats tempat tidur.

Aran bahkan bertelanjang dada. meski masih memakai bawahan celana panjang

" Maaf..pintunya tidak tertutup, Saya..saya...tak sengaja melihat.." Kania berusaha menjelaskan keteledoranya.

Sambil tetap menunduk.

"Atau kalian memang sengaja pamer, harusnya kalian yang minta maaf, sudah mengejutkan aku dan menodai mata suciku dengan Adegan tak pantas.." batin Kania kesal.

Aran menghampiri kanja di muka pintu. Mengambil alih Baki dari tangan kania.

"kamu boleh pergi!"

" I..iy.."

" Siapa juga yang mau lama- lama di sini!" Hanya di ucapkan Kania dalam hati.

Braaaak!

Aran membanting pintu tepat di depan muka Kania, bahkan sebelum sempat kania menyelesaikan kalimatnya.

Kania menjadi kaku sejenak karena kaget.

Mengelus dadanya, kania berkata.

" Ah..Terina kasih, Kania..

terima kasih Makanannya"

"Ah, ya. Tuan.. jangan sungkan- sungkan.!"

Kania pergi sambil mengolok ngolok diri sendiri.

" Cih! Dasar majikan arogan!!"

Baru dua kali bertemu Aran, Kania merasa yakin tak akan pernah menyukai pria itu.

Bersambung..

"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!