Langsung Bekerja - empat.

Pria bernama Stev itu tersenyum lembut kemudian melepas jabatan tangan mereka.

"Bisa bekerja sekarang kan, Kanaya?" Stev memanggil Naya hanya dengan namanya tanpa embel-embel formal.

"Ya?" Naya menghadapi pria yang sekarang sebagai direkturnya kikuk.

Tidak terbayang jika direktur Diranta sesantai ini. Padahal Naya sudah mempersiapkan metalnya jikalau direktur itu membentak karena kesalahan Naya dalam berucap.

"Atau jika memang tidak bisa. Mulai besok juga tidak apa-apa." Stev menumpu kaki kanannya ke kaki kiri.

"Bisa," jawab Naya langsung.

Stev mengangguk dan berjalan ke mejanya. Menekan tombol di telpon genggam dan berbicara, "Luna, datang kemari."

"Kau ingin masuk ke tim bagian apa? Khusus untukmu kau bisa memilih." Tawar Stev.

"Menurutku, bagaimana jika kau masuk ke tim pengelola? Kau sepertinya cocok." Putus Stev sendirinya.

"Iya?" Naya bingung.

Bingung dengan perkataan direkturnya dan juga bingung dengan situasi saat ini.

Tok. Tok. Tok.

Seseorang mengetuk pintu.

"Masuk," intrupsi Stev.

Kemudian muncullah seorang wanita lain yang berpakaian lumayan minim. Sepertinya wanita itu yang dipanggil oleh Stev.

"Luna, ini Kanaya Wulandari. Antar dia ke ruangan Pengelola." Stev memberi tahu Luna.

"Baik." Tanpa bantahan Luna mengiyakan perkataan Stev, direkturnya.

"Beri tempat kosong padanya," perintah Stev.

"Iya, Tuan." jawab Luna.

"Silahkan," Luna mengarahkan tangannya ke pintu.

Naya berdiri dan membungkuk memberi salam pada Stev untuk pamit.

"Selamat bekerja hari pertama," Stev berucap lagi dengan ramah.

Naya berjalan keluar di depan dan Luna di belakangnya untuk menutup pintu ruangan direktur. Kemudian Luna berganti menjadi jalan di depan Naya untuk mengarahkan Naya menuju ruangan pengelola.

Setelah turun 15 lantai ke bawah, di lantai 15 Luna berjalan membuka pintu setelah melewati seorang security yang menjaga.

Pintu terbuka menampilkan ruangan yang penuh dengan orang-orang sibuk dengan komputer dan orang-orang yang berjalan meja ke meja. Sangat sibuk sekali, tidak ada obrolan dari tiap rekan kerja. Penampakan ini juga pertama kali disaksikan langsung oleh Kanaya.

Luna berjalan ke bagian sistem suara dan berdiri di depan mic, kemudian menyalakannya.

"Minta perhatian,"

Orang-orang yang sibuk itu mulai berhenti sejenak menatap Luna yang berbicara. "Hari ini Tuan Stev memberikan tempat kosong tim pengelola bagian visioner kepada..."

Luna mengangguk pada Naya untuk mendekat dan berdiri di sampingnya.

Setelah Naya berdiri di samping Luna, Luna melanjutkan dengan menyebut nama lengkap Naya, "Kanaya Wulandari."

Tepukan dan atensi orang-orang di sini menerima Naya sebagai pemimpin mereka.

Kemudian Luna mempersilahkan Naya untuk memberi salam sebagai perkenalan.

"Selamat siang, saya merasa terhormat karena posisi ini di tanggung jawabkan kepada saya. Untuk kedepannya saya mohon kerjasama dari kalian. Terima kasih,"

Tepukan dan ucapan selamat diberikan kepada Naya.

Setelah itu Naya turun dan orang-orang kembali melanjutkan aktivitasnya seperti tidak terjadi hal yang perlu diberi atensi lagi.

Luna berjalan melewati orang-orang sibuk itu dan membuka pintu ruangan. "Ini tempat Anda."

Naya berjalan masuk keruangan yang tidak terlalu besar itu dengan kaca tembus pandang yang tertutupi tirai roller blind warna hitam. Terdapat meja sedang dan kursi yang serasi.

"Jika butuh sesuatu, anda bisa menghubungi saya. Penanggung jawab disini adalah saya," ujar Luna.

"Bolehkah kita bicara non formal saja. Tidak enak rasanya jika—" ujar Naya.

"Baiklah." Luna menyetujuinya.

"Kalau begitu aku pamit dulu," lanjut Luna dengan bahasa non formal.

"Terima kasih,"

Luna keluar dari ruangan Naya.

...----------------...

Selesai dengan pekerjaan pertama yang Naya kerjakan. Lumayan banyak untuk pula tapi Naya bisa mengatasinya. Saat ini waktu istirahat, makan siang. Naya mendapat ajakan makan siang dengan Stev, pria itu menelpon nomor ruangan Naya dan mengajak Naya tanpa memberi tawaran.

Naya sedang membereskan sedikit letak berkas-berkas yang berserakan. Kemudian ia berjalan ke luar ruangan pengelola menuju lift yang membawanya ke lantai dasar. Stev memberi tempat temu di resepsionis.

Sampai di resepsionis Naya melihat Stev yang sudah berada di sana. Pria itu berdiri setelah matanya menangkap sosok Naya yang berjalan ke arahnya.

"Silahkan," Stev memberi jalan untuk Naya ke arah basement.

Sampai di basement, seorang supir membuka pintu Stev dan Naya masuk dengan sendirinya di samping.

Mobil itu membawa mereka ke restoran elit dengan gaya modern. Berhenti di pintu utama dan Stev turun membuka pintu Naya. Stev memberikan lengannya untuk digandeng oleh Naya. Mereka masuk seperti pasangan serasi.

Stev mengambil meja bagian dekat jendela menampilkan pemandangan kebun yang dihiasi bunga matahari.

Seorang waiter kemudian datang memberikan dua buku menu untuk tamunya pesan.

Setelah memesan makanan yang diinginkan, Stev membuka topik obrolan.

"Jadi kau sebelumnya seorang pengajar?"

"Iya."

Beberapa obrolan tentang pertanyaan Stev untuk Naya. Sampai saatnya mereka menikmati hidangan makan siang masing-masing hingga makanan penutup.

Makan siang mereka selesai dan mereka kembali ke kantor.

Stev dan Naya saat ini berada di lift karena ruang Direktur di lantai 30 dan ruangan Naya di lantai 15, maka Stev mengantar Naya lebih dahulu.

Pintu lift terbuka dan Naya keluar dari sana.

Naya membungkuk, "terima kasih atas makan siangnya, Tuan Stev."

"Sama-sama. Selamat bekerja kembali."

Naya sedikit mundur kemudian pintu lift tertutup. Naya berjalan ke pintu ruangan tim dan menyapa security yang berada di sana.

Saat Naya berjalan masuk melewati beberapa anggota timnya, tidak sedikit orang-orang di sana tersenyum dan menyapa ramah Naya sebagai atasan mereka.

Naya melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Tangannya dengan lihai mengambil dan membuka berkas-berkas yang lain. Hingga sampai malam hari datang. Waktunya para pekerja di Diranta pulang.

Begitupun dengan Naya, saat ini ia sedang menunggu di lobi, menunggu temannya—Yuni. Beberapa menit kemudian, nampak lah sosoknya yang berjalan dengan semangat.

"Gimana? Kau sepertinya sangat menikmatinya. Menyenangkan bukan?" Yuni merangkul pundak Naya sambil mereka berjalan keluar kantor.

"Ya. Kau, kau tidak menceritakan jika direkturmu itu sangat ramah. Bahkan sangat berlebihan untuk orang yang baru kenal." Naya memeluk pinggang Yuni.

"Yaa... Dia memang seperti itu. Walaupun begitu dia tidak memiliki pasangan. Termasuk jones." Yuni tertawa diakhir katanya.

"Benarkah? Sayang sekali padahal dia tampan."

Benar Stev itu tampan, apalagi dengan sifat yang ramah dan gampang bergaul dari caranya berbicara dengan Naya tadi. Sayang sekali.

"Bagaimana jika kau menjadi pasangannya saja?" Yuni memberi saran.

"Tidak. Aku tidak tertarik."

"Kau ini. Dari dulu pun seperti ini." Yuni melepaskan rangkulan di pundak Naya. "Tidak, aku tidak tertarik." kalimat terakhir ini mengejek Naya dengan nada yang mengesalkan jika didengar.

Lalu mereka tertawa bersama di perjalanan. Hingga busway membawa dua wanita karir itu pulang ke rumah.

2021©IKKD

Terpopuler

Comments

re

re

Makan dgn Steve

2021-10-28

0

Sita Aryanti

Sita Aryanti

kirain Steve yg punya perusahaan.ternyata bukan

2021-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!