Sebulan berlalu sejak perpisahan SMA , tidak banyak yang berubah. Reeneta masih menjalani aktivitasnya ,setiap sore masih menjadi penjaga Toko Kue, sekarang setiap pagi ia menjaga Toko Baju kontrak sementara karna masih libur sekolah .
" Ahh... kesal sekali " , Qaila berteriak mendekati Reeneta, ia masuk ke Toko baju.. siang itu menunjukkan pukul 13.00 .
Banyak pengunjung memusatkan mata ke arah Qaila.. dengan sedikit berlari Reeneta menghampiri Qaila.
" Qai jangan teriak- teriak dong.. aku masih kerja tau" , kata Reeneta.
" Bodo amat.. Aku udah cari di kost di toko kue.. ehh malah disini.. kamu tu yaa.. masih ga mau apa punya hp ? " Qaila melotot, Reene tersenyum kecil, ditatapnya wajah sahabatnya itu..
" Iyaa.. iyaa.. nanti beliin aku hp yaa kak, adekmu ini sudah butuh hp sepertinya ", dilihatnya Qaila sudah mulai tenang, Reeneta berjalan meninggalkannya,
" Aku ijin bos dulu yaa, kita pergi bentar lagi", kata Reeneta.
Qaila mengangguk tanda mengerti, lalu ia berjalan keluar dari Toko sadar bos Reeneta memelototinya. Selang beberapa saat Reenye Keluar membawa tas selempang kecil . Qaila tersenyum menyambut kedatangan Reeneta.
" Bosmu gak marah kan? tiba-tiba pulang begini", tanya Qaila.
" Aku kan cuma part time di toko itu , jadi gada ikatan kontrak kerja.. aku dibayar perjam kok.. santai aja. Emang kita mau kemana eh?", Reeneta berjalan beriringan dengan Qaila.
" Ini nih.. akibat kamu ga punya hp.. klo punya kan enak, aku tinggal calling kamu.. kita janjian, ga perlu repot begini tau. Emang kamu masih tahan ya ga punya hp ? ", Qaila berjalan membututi Reene yang terlihat mencari sesuatu.
" Tahan dongg.. lagian mau hubungin siapa dah? ", Reene nyengir ,
" Motormu dimana deh Qai? gabawa yaa trus kita ngojol nih?", tanya Reeneta.
" Iyaa.. aku ga bawa motor ", Qaila berhenti di depan mobil jazz warna merah , tiit tiit ... Qaila memencet kuncinya. Lalu masuk ke mobil ,ia memanggil Reeneta.
" Masuk Reen , " kata Qaila dan dengan ragu Reene masuk ke mobil Qaila. Dirinya ga pernah tahu jika Qaila bisa menyetir mobil .
" Kamu baru latihan kan , ini beneran kita berangkat cuma berdua ? Kenapa gak bawa sopir Qai ?" , Qaila memandang Reene begitu senang sahabatnya itu ternyata punya rasa takut.
" Udah kamu duduk aja.. aku udah bisa nyetir dari SD tauuu.. selama ini ga pernah liat aku bawa mobil kan? yaa.. karna aku gamau kamu ketakutan kaya gini " , Qaila mulai menyalakan mobilnya, melaju dengan kecepatan sedang.
" Banyak yang bilang aslinya si Qaila itu kaya.. dan ternyata bener yaa.. abis ini aku bisa ditraktir sampai puas dong yaa ", Reeneta l mulai terlihat nyaman sekarang.
" Dasar elu lah . .aku belom kerja ini, kamu yang udah kerja tiap hari, kaya an luu lah" , Qaila tertawa.
" Iyaa juga sih ", mereka tertawa .
Reeneta sebenarnya sudah tahu jika Qaila anak orang kaya, setiap kali Reeneta kesulitan keuangan sebenarnya Qaila selalu ingin membantu. Tapi Reeneta yang memang keras kepala dan tidak ingin bergantung pada orang lain selalu menolak. Bukannya sakit hati Qaila malah merasa beruntung memiliki teman seperti ini, dari SMP dirinya selalu dimanfaatkan orang sekitarnya. Tapi Reeneta... berbeda, gadis mandiri itu telah merubah semua pikiran Qaila.
Mobil terparkir di depan mall besar di Kota, Qaila dan Reeneta turun . Mereka berjalan beriringan , Qaila mengeluarkan buku catatan kecil. Ada daftar keperluan mereka untuk OSPEK, karena berbeda jurusan kebutuhan mereka berbeda. Qaila mengambil jurusan Hukum, karna ayahnya adalah seorang Hakim dan kakaknya Pengacara. Sepertinya mau tidak mau Qaila harus mengambil jurusan keluarga.
Reene mengambil jurusan Ekonomi , hanya jurusan itu yang memberikan full beasiswa di kampus Global.
" Ahh iyaa.. kita kan harus beli hp dulu", kata Qaila.
" Gak usah Qai , aku ga serius minta kamu beliin ", Reeneta menatap Qaila.
" Yahh kok gitu , aku udah seneng banget lho tadi kamu mau hp. Reen.. kampus Global itu luas. Gak kaya SMA kita. Kalau ada urusan apa-apa gimana aku bisa nyari kamu? Please... ", rengek Qaila.
" Aku masih belum butuh Qai", kata Reeneta santai.
" Reen jangan gitu dongs.. tega kamu sama aku . Kalau ada urusan sama kamu masa aku harus lari dulu ke kosan kamu.. iyaa kalau kamu disana.. kalau gak? masa aku harus muter-muter nyari kamu? dan juga kuliah tuh ga kaya sekolah... ada kating ada ini ada itu, kalau kamu ga punya hp, mati kaget lah kau ", Qaila nerocos dan Reeneta hanya tersenyum.
" Aku hitung dulu yaa tabungan ku. . . nanti kalau kurang kamu bisa nambahin. Aku gamau full dibayar kamu .. ", kata Reeneta yang berusaha membuat Qaila tenang.
" Asyiapp boskuuh, ini aku cari kaos warna hijau dulu yaa, jurusanmu nyuruh pake warna apa?" , Qaila menengok catatannya
" Jurusanku.. kaos warna kuni...., aduuhh... " ,
Tiba-tiba Reene sempoyongan, hampir jatuh terjerembab ke depan, tapi tangannya berhasil ditarik oleh seseorang.
Pria tinggi, bersih dan tampan. Dilihat dari penampilannya saja, sepertinya orang kaya.
Dibelakang pria itu ada 2 pria lagi, tidak kalah tampan dan stylis . Pria yg satu aga pendek dan yg satunya lebih tinggi, disamping kedua pria itu ada gadis yang tengah berjongkok membereskan barang belanjaan mereka yang berserakan setelah menabrak Reeneta.
" Maaf yaa.. kamu gapapa kan? " pria yang paling pendek yg tadi dibelakang pria yang memegangi tangan Reeneta menyapa.
Reeneta melepaskan tangannya dari Pria itu, seakan tak mau melepaskan, Reeneta menatap Pria itu.
'tampan' bisik Reena dalam hati. Meski terlihat tampan dan sangar di waktu bersamaan, Pria itu berwajah datar ada gurat kesepian di matanya. Reene seakan melihat dirinya sendiri. Meski banyak yang bilang ia cantik dan manis, tapi aura kesepian selalu melekat pada dirinya.
" Gapapa, " Reene menjawab singkat.
" Beneran gapapa ? ohh iyaa aku Aldi " , pria pendek itu mengulurkan tangannya ke arah Reeneta. Belum sempat menyambut uluran tangan Aldi, mereka dikejutkan teriakan Qaila. Qaila yang sedari tadi menatap gadis yang membereskan belanjaan tadi menghampirinya.
" Kalian mahasiswa baru di kampus Global kan ?" , Qaila tersenyum pada gadis itu, Gadis itu membalas senyum Qaila.
" Benar, kami sedang belanja keperluan OSPEK", kata wanita yang cantik itu.
" Kebetulan sekali, kami juga mahasiswi baru, kalian belanja dimana? boleh kasih tau kami gak? agar kami ga muter-muter nyari toko nya ", kata Qaila
" Ahh.. Kalian juga mau belanja keperluan OSPEK yaa.. coba deh ke Lantai 3, ada toko yang bernama Bunga disana lengkap kok perlengkapannya . Tadi juga rame mahasiswa baru kampus Global kesana" , jelas wanita itu.
" Terimakasih banyak yaa " , Qaila menarik tangan Reene . Gadis itu tersenyum pada Qaila dan mengangguk. Reene jg menganggukkan kepala tanda ucapan terimakasih pada wanita itu, lalu berlalu meninggalkan empat orang itu disana.
" Loh, tadi nama nya siapa yaa? kok belum kenalan sih? cewek secantik itu , " Aldi mengeluh.
" Cantik yaa, amel gimana amel? ", Pria paling tinggi menonjok bahu Aldi.
" Amel Cantik.. tapi gadis itu kaya beda gitu ga sih Will? padahal cantik banget, tapi kenapa pakaiannya begitu yaa. terlalu sederhana, apa dia orang miskin yaa? iya kan Jord?" Aldi meminta persetujuan Jordy. Jordy diam saja.
" Jangan kurang ajar Al, " suara wanita yang dibelakangnya itu memelototi Aldi
" Aku ga kurang ajar... memang kalau pertama ketemu yang dilihat kan penampilannya Ci ", Cici meninju perut Aldi .
" Urus aja kekasihmu si Amel.. kalau ngamuk lagi , matilah kau", Cici menggerutu pada Aldi.
" Jord kenapa? ", Willy mengagetkan Lamunan Jordy yang sedari tadi matanya masih mengikuti langkah sosok gadis yang barusan dibantunya.
" Gapapa, ayoo. Aku mau ngopi dulu " , Jordy melangkah pergi, diikuti oleh ketiga sahabatnya , Cici , Willy dan Aldi.
***
" Reen.. cowo-cowo tadi ganteng-ganteng gak sih ? " Qaila menyikut Reene.
" Ganteng ? mana ada ... ", Reeneta masih memikirkan Cowo yang memegang tangannya tadi, entah kenapa sepertinya cowo itu mampu membuat Reene penasaran . 'dia siapa yaa?' tanya Reeneta dalam hati.
" Ganteng tau Reen.. kamu pilih yang mana deh? kayanya mereka se jurusan sama kamu , Kaos yang tadi dibelinya warna Kuning semua. Kayanya mereka anak- anak Konglomerat deh yang bakal mewarisi perusahaan ayahnya", kata Qaila.
Reene diam saja , sampailah mereka mereka di Toko Bunga.. benar saja disini ramai orang - orang belanja keperluan OSPEK. Reene dan Qaila segera mencari apa yang mereka butuhkan.
" Akhirnya , selesai juga, ngopi du yuuk Reen..", ajak Qaila.
" Lah.. ga langsung pulang aja Qai? aku buatkan kopi di kosan ?" , jawab Reeneta.
" Akku mau di Cafe Coffee More lah.. disana baristanya ganteng banget tau, ayolah sekali-kali kakak traktir", Qaila melangkah senang, Reene berjalan disampingnya dengan langkah berat.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
talia.me
seruu...thorr
2021-09-19
0