IV. Hujan Berawan Pergi Menyambut Mentari

Halo, bagi yang membaca bab ini sebelum revisi, mohon langsung melihat catatan penulis di bawah, ya. Thanks. Buat yang membaca sesudah revisi, selamat membaca :)

***

Akasa Tower.

Gedung ini merupakan salah satu gedung tertinggi di negeri. Pencakar langit setinggi 59 lantai dengan arsitektur hijau. Menara simbol kejayaan Keluarga Abhiyoga. Terletak di kawasan elite dengan harga sewa selangit.

Varsha menatap takjub bangunan bernuansa biru dan silver di hadapannya. Akasa Tower memiliki bangunan dengan desain cantik dan elegan. Setiap malam, gedung itu akan memainkan light show yang memukau para pelancong. Tiap kali Varsha berkesempatan melewatinya pun, ia pasti selalu tak bisa mengalihkan pandangannya.

Teja dan Varsha saling menatap. Masih ada sedikit keraguan pada wajah buah hatinya. Namun Varsha juga jelas melihat ada gelora yang hebat di kedua mata Teja yang berbinar-binar. Varsha mengencangkan gandengannya pada tangan putra kecilnya.

“Teja siap?”

Teja mengangguk. Malam itu, setelah Varsha mengirimkan surel pada CEO Akasa Game, dalam beberapa detik saja ia sudah mendapatkan balasan. Pria itu bahkan menawarkan untuk menjemput Varsha dan Teja, namun dengan sopan Varsha menolaknya. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk bertemu saja di Akasa Game Studio yang beralamat di Akasa Tower.

Varsha dan Teja tampak melangkah mantap menuju bangunan raksasa itu. Memasuki revolving door, keduanya disambut dengan kemegahan lobi Akasa Tower. Kubahnya terhias dengan relief unik dan ukiran-ukiran elok.

Ada banyak sofa dan meja yang tertata apik di sekitar mereka. Lima elevator transparan terlihat naik-turun di tengah-tengah lobi luas. Pada masing-masing kapsulnya terdapat huruf-huruf emas yang jika disejajarkan akan membentuk tulisan ‘AKASA.’

Lampu-lampu panjang bermodel futuristik bergantung dari atap, terus-menerus bergerak mengubah bentuknya. Pada setiap transisinya selalu menunjukkan simbol AG milik Akasa Group. Di pinggir-pinggir ruangan, terdapat pohon-pohon yang ditata sedemikian rupa dengan artistiknya sehingga menyatu dengan seluruh desain.

Varsha bertanya di mana letak meja resepsionis kepada sekuriti yang berdiri tidak jauh dari pintu. Ia dan Teja pun berjalan ke arah yang ditunjukkan. Begitu sampai, Varsha mendekati salah satu wanita cantik yang berdiri di belakang meja.

“Selamat siang. Ada yang bisa Kami bantu, Kak?”

Resepsionis itu menyapa dengan ramah. Kedua tangannya mengatup di depan dada memberi salam. Ia mengenakan seragam batik yang dimodifikasi dengan sentuhan modern.

“Iya. Kami ingin bertemu dengan Bapak Surya Abhiyoga, CEO Akasa Game.”

“Baik. Apa Kakak sudah membuat janji?” Tanya wanita muda itu sambil tersenyum.

“Ah, hmm… iya sudah. Atas nama LittleCloudy.”

Entah kenapa Varsha jadi merasa tegang sendiri. Ia baru benar-benar menyadari bahwa orang yang akan ditemuinya bukanlah orang sembarangan. Nama belakangnya saja Abhiyoga… Apa yang dia pikirkan sebelumnya hanya menuliskan tiga kata ‘Mari kita bertemu’ pada seseorang dengan kedudukan tinggi seperti itu.

Ditambah lagi Ia belum melakukan pencarian apa-apa tentang Akasa Game ataupun Surya Abhiyoga di internet karena semua prosesnya berlangsung dengan begitu cepat. Varsha menghela napas panjang. Tiba-tiba ia merasa seperti seorang mahasiswa yang datang ke kelas untuk mengikuti UAS tanpa persiapan.

“Baik. Mohon ditunggu sebentar ya, Kak.”

Resepsionis itu lalu tampak seperti sedang mengetikkan sesuatu di komputernya yang tidak kelihatan dari tempat Varsha dan Teja berdiri. Tidak lama, ia menengadahkan kepalanya lagi, tersenyum ke arah pasangan ibu dan anak itu.

“Terima kasih sudah menunggu, Kak.” Katanya kemudian.

“Ah iya.” Jawab Varsha.

“Atas nama LittleCloudy dan walinya, dua orang, ada janji temu dengan Bapak Surya Abhiyoga sudah dikonfirmasi ya, Kak.”

Wanita muda cantik itu lalu memberikan Varsha dua tag nama bertuliskan ‘Visitors’. Kalungnya berwarna abu tua dengan tulisan putih Akasa Group mengelilinginya. Sementara kartunya berwarna emas.

“Kakak silakan memindai name tag ini pada pintu masuk timur di sebelah sana. Lalu Kakak bisa menekan lantai 41 untuk menuju lobi Akasa Game Studio. Di sana nanti sudah akan ada yang menunggu Kakak.” Ucap resepsionis itu menjelaskan.

“Ada yang bisa Kami bantu lagi, Kak?”

“Ah, tidak. Terima kasih banyak.” Jawab Varsha.

“Dengan senang hati. Jika ada yang belum jelas atau ada yang mau ditanyakan lagi, Kakak bisa cari saya, Mira.”

“Baik. Terima kasih, Kak Mira.”

“Dengan senang hati.” Respon Mira tersenyum, kembali mengatupkan kedua tangannya untuk memberi salam.

Varsha mengalungkan satu name tag-nya pada Teja sementara ia memakai yang satunya lagi. Keduanya lalu berjalan ke pintu masuk timur dan memindai kartu mereka. Karena Akasa Game Studio berada di lantai 41, perjalanan elevator ke sana cukup menyenangkan dan menegangkan.  Kebetulan hanya ada mereka berdua di dalam elevator.

“Mama, Mama lihat!”

Teja menaikkan tangannya sambil melihat pemandangan ke luar, seolah dia sedang terbang layaknya superman. Varsha tersenyum melihat tingkah putra kecilnya. Lalu mengikuti Teja melakukan hal yang sama. Mereka berdua pun tertawa. Dan langsung terdiam ketika ada orang lain yang masuk.

Begitu mereka sampai di lantai tujuan, tulisan neon besar Akasa Game Studio sudah menyambut Varsha dan Teja. Seorang pria muda berjalan menghampiri mereka.

“Selamat datang di Akasa Game Studio. Saya Ardi.”

“LittleCloudy?”

Ia tampak bimbang untuk memutuskan jika pemilik pseudonim itu Varsha atau Teja. Varsha tersenyum lalu mendorong pelan putra kecilnya ke depan.

“Ini LittleCloudy. Saya mamanya, Varsha.”

“Owh, selamat datang, Kakak.” Ardi menjabat tangan Varsha.

“Dan wow LittleCloudy, akhirnya bisa bertemu juga. Nama Om, Ardi, userID boredArdi. Om adalah fans beratmu.” Ardi menundukkan badannya dan menawarkan tangannya pada Teja.

Teja melirik Mamanya seperti meminta persetujuan darinya. Begitu Varsha mengangguk barulah Teja menyambut tangan Ardi dan berjabat tangan dengannya.

“Aku Teja. Teja Ametarka. ”

“Senang berkenalan denganmu, Teja.”

“Oh ya, Pak Bos, eh maksud saya Pak Surya masih ada rapat, tapi sebentar lagi selesai. Jadi saya temani dulu, ya.”

Ardi membawa mereka memasuki lobi Akasa Game Studio. Nuansanya begitu berbeda dengan desain di lobi bawah. Di sini ada lebih banyak tanaman dan seluruhnya disusun menyerupai seperti... sebuah hutan magis di siang hari. Dihiasi dengan banyak efek dan permainan lampu. Beberapa diantaranya bahkan sangat interaktif.

“Desain lobinya seperti sedang berada di awal cerita DRF.” Ujar Teja.

“Betul sekali. Memang lobi ini terinspirasi dari DRF.” Jawab Ardi.

“Oh ngomong-ngomong, banyak sekali lho fans LittleCloudy di sini. Jadi jangan kaget nanti.”

Varsha melihat sedikit rona merah pada wajah putranya. Dia merasa lega sekali sudah mengirimkan surel ke Akasa Game. Sepertinya itu adalah keputusan yang tepat. Ardi kemudian mengantarkan Varsha dan Teja duduk di dekat air terjun mini cantik di tengah-tengah lobi. Meski mereka berada di dalam gedung, suasananya begitu asri.

“Kak Varsha, Teja, mau minum apa? Oh, saya sangat merekomendasikan jus stroberinya.”

Varsha tersenyum melihat antusiasme pemuda di depannya. “Saya jus stroberi boleh. Teja mau minum apa, Nak?”

“Hmm…  apa ada susu cokelat, Om?” Tanya Teja.

“Tentu saja ada. Bahkan itu adalah menu kesukaan si Bos. Susu cokelat dengan taburan marshmallow di atasnya.”

Teja menelan ludahnya lalu mengangguk-anggukan kepala. Ardi nyengir lebar melihat reaksi Teja.

“Oke, kalau begitu jus stroberi satu dan susu cokelat satu ya. Mohon ditunggu.”

“Terima kasih.” Ucap Varsha dan Teja berbarengan.

Sepeninggalan Ardi, Varsha menatap sekelilingnya berusaha melihat keseluruhan pemandangan. Suasana di sana sangat sejuk dan nyaman. Rasanya Varsha bisa menghabiskan sepanjang waktu di tempat ini sambil menggambar.

Sebuah layar besar di satu dinding terus memainkan berbagai trailer game buatan Akasa Game. Varsha dan Teja masih menanti cuplikan untuk game DRF, hingga sebuah klip tiba-tiba bermain.

Deg.

Varsha membeku. Seluruh waktunya seakan berhenti. Jantungnya pun rasanya sedang rehat berdenyut…

….

…..

Varsha akhirnya terbatuk kecil dan mendapatkan napasnya kembali. Matanya berkaca-kaca. Pelipisnya sudah penuh dengan keringat dingin.

“Mama, kenapa?”

Varsha ingin menjawab tapi tenggorokannya masih tercekat jadi dia berusaha merespon dengan senyuman. Kemudian ia mengelus kepala putranya setelah melihat ekspresi Teja yang masih khawatir.

“Mama, enggak apa-apa kok. Hanya tersedak sedikit.”

Varsha akhirnya menjawab setelah ia mendapatkan kembali suaranya. Tak lama, Ardi datang kembali dan duduk di dekat mereka. Varsha menanyakan Ardi di mana letak kamar mandi lalu menitipkan Teja sebentar padanya. Kemudian ia pun permisi pergi.

Sampai di kamar mandi, Varsha langsung memilih satu stall dan duduk di atas toiletnya. Ia meraih ponselnya dari saku celana dan secepat kilat mengetikkan kata-kata di mesin pencarian. Kemudian satu tangannya mengepal dengan begitu keras hingga kuku-kuku jarinya membentuk jiplakan di telapak tangan.

Gambar seorang pria tampan yang wajahnya begitu familier muncul di halaman pencarian. Pria yang juga muncul di klip yang bermain pada layar besar di lobi tadi.

Surya Kingkin Abhiyoga.

CEO Akasa Game.

Pria misterius yang menghilang lima tahun lalu...

Ayah dari buah hatinya…

Varsha tiba-tiba merasa seolah kekurangan oksigen. Ia mencengkeram bajunya berusaha menenangkan diri. Itulah sebabnya dia harus memeriksa terlebih dahulu tentang Akasa Game sebelum datang kemari. Namun karena terlalu termotivasi begitu menyadari passion putranya, ia jadi bertindak spontan. Varsha menyalahkan dirinya yang gegabah.

Tapi mungkin belum terlambat.

Varsha dan Teja bisa pergi dari sini tanpa harus menemui pria itu. Iya benar. Varsha pun segera bergegas keluar dari kamar mandi.

“Kak Varsha.”

Tiba-tiba suara terdengar suara Ardi menyapanya. Ia sedang berdiri menunggu di luar kamar mandi.

“Rapat Pak Surya kebetulan sudah selesai. Sekarang Pak Surya sudah bersama Teja di kantornya. Mari saya antarkan, Kak.”

Varsha menghela napas panjang dan memaksakan senyum. “Ah, baik.”

Takdir mempermainkannya lagi. Mendatangkan pria itu tiba-tiba, menghilangkannya tiba-tiba, dan mengembalikannya tiba-tiba.

Varsha mengikuti Ardi di belakangnya, naik beberapa lantai ke atas, berjalan menyusuri ruangan penuh dengan pegawai yang bekerja. Hingga tiba di depan sebuah pintu kayu besar. Ardi mengetuk pintu menyatakan kehadirannya lalu membukanya sementara Varsha menarik napas panjang.

Surya dan Teja tampak sedang berbincang dan begitu menikmati obrolan mereka. Tiba-tiba Varsha merasa ada sesuatu yang menyayat ulu hatinya. Kedua laki-laki yang duduk di sofa itu pun menengadahkan kepala mereka saat melihat Varsha.

Surya berdiri lalu berjalan mendekati Varsha. Varsha menelan ludahnya, ia menegang. Begitu mencapai jarak yang cukup dekat mereka saling menatap.

Surya Abhiyoga memang benar-benar pria misteriusnya lima tahun lalu. Pria yang berdiri sedih di pinggir Tebing Purwa. Pria yang berlari hujan-hujanan dengannya. Pria yang menghabiskan malam bersamanya di karavan...

Berdiri sedekat ini, tak mungkin Surya juga tak mengenali dirinya...

Surya tersenyum pada Varsha sambil menyodorkan tangan kanannya.

“Surya Abhiyoga, CEO Akasa Game.”

***

Curcol Author:

Halo pembaca terkece yang bahkan sudah membaca KAHM sebelum revisi, membuat hati Author menjadi terhura… hiks

Karena titah dari yang di atas, Author perlu menjadikan bab I dan bab II menjadi satu sementara yang awalnya bab III berubah menjadi bab II. Jadi mohon membaca bab III terlebih dahulu sebelum membaca bab IV ini ya. Terima kasih, selamat membaca XD

---

Uh oh, cinta lama Varsha datang kembali\~

♫ Eng ing eng, dung tak dung dung tak dung ♫

Nuhun\~

- Bawang

Terpopuler

Comments

zeanii_zhikazu

zeanii_zhikazu

makna tersirat dan tersurat nya daleeeeeemmmm bgt ini sih..

2022-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 I. Saat Hujan Bertemu Matahari
2 II. Lima Tahun Kemudian
3 III. Matahari Melirik Awan
4 IV. Hujan Berawan Pergi Menyambut Mentari
5 V. Hujan
6 VI. Hari Awan
7 VII. Reuni Keluarga?
8 VIII. Surya dan Dewa
9 IX. Elang Merah
10 X. Bersama (I)
11 XI. Bersama (II)
12 XII. Matahari Memanggil Hujan
13 XIII. Kenangan dari Masa Lalu
14 XIV. Girl's Day?
15 XV. Festival Akasa Game (I)
16 XVI. Festival Akasa Game (II)
17 XVII. Sebuah Kado
18 XVIII. Ulang Tahun Awan
19 XIX. Panas Matahari
20 XX. Malam Penting (I)
21 XXI. Malam Penting (II)
22 XXII. Malam Panjang
23 XXIII. Dilema Dua Wanita
24 XXIV. Rain
25 XXV. XXX
26 XXVI. Hadir
27 XXVII. Dua Hati
28 XXVIII. Bumi
29 XXIX. Keraguan
30 XXX. Firasat
31 XXXI. Sebuah Pena
32 XXXII. Missing
33 XXXIII. Kejutan
34 XXXIV. Pikir
35 XXXV. Surya vs Axel
36 XXXVI. Hari Hujan Wisuda
37 XXXVII. Cemas
38 XXXVIII. Stay
39 XXXIX. Saat Hujan Bersama Matahari
40 XL. Kepastian
41 XLI. Tentang Mereka
42 XLII. Besok Malam (I)
43 XLIII. Besok Malam (II)
44 XLIV. Besok Malam (III)
45 XLV. Dua Sisi
46 XLVI. "Truth"
47 XLVII. Merpati Putih
48 XLVIII. Dua Putra dan Wanita
49 XLIX. Closure
50 L. Hadiah
51 LI. Kabur (I)
52 LII. Kabur (II)
53 LIII. Pria Beruntung
54 LIV. Knowing
55 LV. Sambut
56 LVI. Almost
57 LVII. Selangkah Mendekat
58 LVIII. Menjemput Restu
59 LIX. Usaha Ke-III
60 LX. Persiapan
61 LXI. Wedding Day
62 LXII. Honey Moon?
63 LXIII. Epilog
64 LXIV. Ekstra I: Tessa dan Dewa
65 Istri Hot Sang Mafia Promo
Episodes

Updated 65 Episodes

1
I. Saat Hujan Bertemu Matahari
2
II. Lima Tahun Kemudian
3
III. Matahari Melirik Awan
4
IV. Hujan Berawan Pergi Menyambut Mentari
5
V. Hujan
6
VI. Hari Awan
7
VII. Reuni Keluarga?
8
VIII. Surya dan Dewa
9
IX. Elang Merah
10
X. Bersama (I)
11
XI. Bersama (II)
12
XII. Matahari Memanggil Hujan
13
XIII. Kenangan dari Masa Lalu
14
XIV. Girl's Day?
15
XV. Festival Akasa Game (I)
16
XVI. Festival Akasa Game (II)
17
XVII. Sebuah Kado
18
XVIII. Ulang Tahun Awan
19
XIX. Panas Matahari
20
XX. Malam Penting (I)
21
XXI. Malam Penting (II)
22
XXII. Malam Panjang
23
XXIII. Dilema Dua Wanita
24
XXIV. Rain
25
XXV. XXX
26
XXVI. Hadir
27
XXVII. Dua Hati
28
XXVIII. Bumi
29
XXIX. Keraguan
30
XXX. Firasat
31
XXXI. Sebuah Pena
32
XXXII. Missing
33
XXXIII. Kejutan
34
XXXIV. Pikir
35
XXXV. Surya vs Axel
36
XXXVI. Hari Hujan Wisuda
37
XXXVII. Cemas
38
XXXVIII. Stay
39
XXXIX. Saat Hujan Bersama Matahari
40
XL. Kepastian
41
XLI. Tentang Mereka
42
XLII. Besok Malam (I)
43
XLIII. Besok Malam (II)
44
XLIV. Besok Malam (III)
45
XLV. Dua Sisi
46
XLVI. "Truth"
47
XLVII. Merpati Putih
48
XLVIII. Dua Putra dan Wanita
49
XLIX. Closure
50
L. Hadiah
51
LI. Kabur (I)
52
LII. Kabur (II)
53
LIII. Pria Beruntung
54
LIV. Knowing
55
LV. Sambut
56
LVI. Almost
57
LVII. Selangkah Mendekat
58
LVIII. Menjemput Restu
59
LIX. Usaha Ke-III
60
LX. Persiapan
61
LXI. Wedding Day
62
LXII. Honey Moon?
63
LXIII. Epilog
64
LXIV. Ekstra I: Tessa dan Dewa
65
Istri Hot Sang Mafia Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!