II. Lima Tahun Kemudian

Raut wajah Varsha tampak serius, tangannya dengan lihai mewarnai panel terakhir dari chapter komik online yang dia kerjakan. Kemudian dia memeriksa kembali setiap halamannya dari awal. Setelah puas dengan pekerjaannya, Varsha menyimpan fail, kemudian mengirimkannya pada bosnya. Tugas utamanya adalah memberi lining dan base color. Namun, jika bos komikusnya sudah dikejar deadline, bagian apa saja juga bisa Varsha kerjakan.

Tiga tahun lalu, teman SMA Varsa, Mario, menawarkan Varsha untuk bekerja menjadi asistennya. Kebetulan dia ingat gambar Varsha cukup bagus saat sekolah dulu. Varsha awalnya sempat ragu menerima pekerjaan ini, karena sudah lama sekali dia tidak menekuni hobi gambarnya lantaran sibuk. Namun karena butuh uang plus jam kerjanya juga cukup fleksibel, Varsha pun akhirnya menerima tawaran temannya. Dan kini, Ia pun sangat menikmati pekerjaannya itu.

Varsha melirik ke bagian kanan bawah komputernya, waktu menunjukkan jam 6:05. Ia lalu mengangkat kedua tangannya mencoba meregangkan seluruh ototnya yang kaku. Sudah dari tiga jam yang lalu dia duduk dan mewarnai komik online. Varsha kemudian berdiri dan berjalan menuju sebuah kamar.

“Tejaaaa…” Panggil Varsha dengan nada sayang sambil membuka pintu.

Varsha memasuki kamar dengan nuansa biru muda. Di dalamnya terdapat sebuah tempat tidur berukuran single yang sudah tertata rapi. Tepat di sampingnya ada sebuah meja belajar beserta kursinya sementara di salah satu sudutnya tampak sebuah lemari plastik kecil warna-warni dengan banyak stiker di setiap lacinya.

“Teja?” Panggil Varsha lebih keras sambil menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan.

“Teja?” Varsha keluar dari kamar tadi dan menuju ke ruangan lain masih sambil meneriakan nama itu.

“Mama?”

Tiba-tiba terdengar suara seorang anak laki-laki dari arah dapur. Varsha pun bergegas ke arah asal suara untuk menemui malaikat kecilnya. Si pemilik suara terlihat sedang berdiri di atas dingklik sambil melihat ke arah panci di atas kompor.

“Teja lagi apa, Sayang?” Varsha berjalan cepat mendekati Teja.

“Lagi masak telur rebus, Mama.” Jawab Teja.

Mendengar jawaban Teja, Varsha pun tersenyum. Setengah khawatir setengah kagum. Di atas meja dapur sudah ada tiga piring yang masing-masing berisi satu tangkup roti isi selai. Selain itu juga ada segelas kopi, teh, dan susu cokelat.

“Teja, Mama boleh minta tolong?" Tanya Varsha lembut pada buah hatinya dan Teja mengangguk.

“Teja boleh tolong bangunin Om Bayu? Biar nanti Mama yang siapin sisanya, oke?”

“Oke.” Jawab Teja yang kini turun dari dingkliknya.

“Oh, selamat pagi, Mama.” Teja berhenti sejenak dan memberikan Varsha pelukan.

“Selamat pagi, Sayang.” Jawab Varsha mengelus kepala buah hatinya sebelum dia meluncur ke kamar Om Bayu.

Tadi bukan kali pertama putra kecil Varsha melakukan hal seperti ini sehingga dia tidak terlalu terkejut dibuatnya. Meski umur Teja baru empat tahun, seringkali Varsha memergokinya melakukan sesuatu di luar kebiasaan anak seusianya. Baru beberapa hari lalu misalnya, Varsha melihat Teja mengutak-atik CPU rusak milik tetangga yang seharusnya dibetulkan Bayu dan bahkan berhasil memperbaikinya. Atau bagaimana Teja selalu meminta omnya, Bayu, untuk membawakan judul buku baru dari perpustakaan kampusnya.

Varsha menyiapkan meja makan dan mengupas telur rebus untuk Teja. Tak lama, Bayu dan Teja muncul dan bergabung duduk dengannya. Bayu masih dengan mata setengah mengantuk meraih segelas kopi untuk diminum sementara Teja meneguk susu cokelatnya.

Varsha tersenyum dalam hati melihat kedua anak laki-laki dalam hidupnya yang tiba-tiba saja sudah tumbuh besar di hadapannya tanpa dia sadari. Padahal rasanya baru kemarin, Bayu, adiknya, masih memakai seragam SMP dan Teja, buah hatinya, baru belajar berjalan. Kini yang satu sedang kuliah jurusan IT dan yang satu lagi seorang murid TK.

Teja berdiskusi dengan Bayu tentang buku IT yang dia baca semalam. Varsha memakan roti isi selainya sambil mendengarkan mereka berdua meskipun ia tidak mengerti sebagian besar pembicaraannya. Tiba-tiba ponsel Varsha berbunyi. Ia pun langsung mengeceknya. Di layar tertulis pengingat untuk membayar internet. Karena pekerjaan Varsha yang butuh mengunggah dan mengunduh data besar fail komik online, ia pun berlangganan internet secara bulanan. Ditambah lagi kebutuhan internet Bayu juga cukup besar sebagai seorang mahasiswa.

Varsha kemudian langsung online untuk membayar tagihan internetnya. Namun begitu dia memasukkan nomor pelanggan, tidak ada keterangan tunggakan tagihan. Varsha mengklik beberapa link dan mengecek bahwa tagihannya sudah dilunasi beberapa hari lalu. Varsha pun melirik ke arah Bayu.

“Bayu, kamu sudah bayar internet rumah?” Tanya Varsha pada adiknya.

Bayu yang tampak sedang kewalahan menjawab pertanyaan Teja menoleh ke arahnya. Merespon dengan deham panjang lalu melirik Teja cepat. Teja mengunyah telur rebusnya sambil mengangguk kecil. Bayu pun kembali menoleh ke arah Varsha.

“Iya, Mba.” Jawab Bayu lalu menyeruput kopi panasnya.

“Bayu, kan Mba sudah bilang, masalah bayar-membayar biar Mba saja yang urus.” Ucap Varsha menatap lembut ke arahnya. “Kamu fokus aja ke kuliah kamu, ya?”

“Iya, Mba.” Respon Bayu. “Kebetulan saja kemarin lagi ada orderan banyak untuk memperbaiki barang-barang.”

“Bulan lalu kamu juga bilang begitu. Bulan sebelumnya dan sebelum sebelumnya juga.”

“Yah memang lagi ada uang lebih aja, Mba. Kalau udah habis, nanti Mba boleh bayar, hehe.”

Varsha tersenyum kecil, “Terima kasih ya Yu, sudah bantu-bantu.”

“Sama-sama, Mba.” Jawab Bayu sambil diam-diam melakukan tos pelan dengan Teja di bawah meja makan.

Setelah selesai sarapan bersama, Bayu membereskan meja dan membawa semua piring kotor ke dapur untuk dicuci. Kebetulan satu-satunya kelas hari ini di-cancel, sehingga jadwal kuliahnya kosong. Varsha memasukkan bekal Teja ke dalam tas, sementara putranya mengenakan kaos kaki dan sepatu di teras.

Setiap hari, Varsha selalu mengantarkan putra kecilnya ke TK sebelum dia pergi bekerja. Jarak TK Teja juga dekat dari rumah, hanya perlu berjalan kaki sekitar 15 menit. Setelahnya, dia akan naik angkot satu kali untuk bekerja paruh waktu di mini market.

Selain bekerja sebagai asisten komikus, Varsha juga bekerja di mini market dari hari senin hingga jumat dan bekerja di kafe milik sahabatnya, Tessa, setiap sabtu. Dia juga menerima pesanan makanan secara online dan mengikuti kuliah malam kelas karyawan tiap beberapa hari dalam seminggu. Tetapi sesibuk apapun Varsha, dia selalu menyediakan waktu untuk Teja. Karena itulah dia mengosongkan hari minggu khusus untuk dihabiskan bersama buah hatinya.

“Yuk Ma, kita pergi.” Ucap Teja menggandeng tangan Varsha sehabis memakai sepatu dan mengenakan jaketnya.

Dalam perjalanan menuju TK, Varsha dan Bayu biasanya mengobrol. Apa saja bisa mereka bicarakan, dari topik receh sampai berat. Meski Varsha sudah sering mendengarkan putranya berbicara fasih mengenai topik yang tidak biasa dibicarakan oleh anak seusianya, dia masih saja takjub dibuatnya.

“…Nah proses refraksi cahaya itulah yang membuat warna pelangi bisa berurutan dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.” Ucap Teja dengan suara imutnya menjelaskan bagaimana warna pelangi terbentuk pada mamanya.

“Pintar sekali anak Mama.” Puji Varsha tersenyum lebar sambil mengusap kepala Teja.

“Iya dong. Kan Teja anak Mama.” Kata Teja tidak mau kalah memuji mamanya.

“Betul sekali.” Respon Varsha tertawa kecil. “Karena Teja, Tejanya siapa?”

“Tejanya Mama.” Jawab Teja mantap lalu ikut tertawa.

Tanpa terasa mereka berdua pun tiba di TK. Di sana, para guru sudah menanti para siswa-siswinya di depan gerbang. Teja mengecup tangan mamanya dan memeluknya erat. Varsha tahu dia hanya akan berpisah dengan putranya selama beberapa jam, namun setiap kali rasanya selalu begitu berat.

“Nanti Om Bayu akan jemput Teja, ya?” Teja mengangguk menjawab mamanya. “Baik-baik di sekolah ya, Nak.” Lanjut Varsha lagi.

“Oke Mama. Teja sayaaaang sekali sama Mama.”

“Mama juga sayaaaang sekali sama Teja.”

Teja melepaskan pelukannya dan berjalan menyapa para guru. Kemudian melambaikan tangan ke arah Varsha lalu berlari masuk ke dalam menghampiri teman-temannya. Varsha pun membalas melambaikan tangan. Tiba-tiba seorang guru menghampiri Varsha dan mengajaknya bicara, Miss Leti, wali kelas Teja.

“Selamat pagi Mama Teja.” Ucap Miss Leti memulai permbicaraan.

Varsha tahu benar apa yang wali kelas Teja akan bahas. Beberapa hari sebelumnya Miss Leti memberi tahu Varsha bahwa Teja memiliki IQ di atas 200 dan setelah di tes lebih lanjut bahkan bisa mengikuti pelajaran minimal setingkat SMA bahkan universitas. Sekolah pun ingin menawarkan beasiswa penuh pada Teja jika ia tertarik mengikuti jalur itu.

Varsha menarik napas panjang. Tanpa diberi tahu siapapun, Varsha tahu kalau putranya jenius. Sejak umur dua tahun, Teja sudah mahir matematika dan berbahasa inggris bahkan sampai bisa mengajari anak-anak tetangga yang duduk di bangku SD.

Hanya saja dia masih belum siap untuk itu. Belum siap jika Teja menjalani kehidupannya sendiri semuda ini. Varsha masih ingin menghabiskan waktu yang banyak bersama Teja. Dengan kesibukan dirinya setiap hari saja, waktunya sudah sangat sempit untuk Teja. Apalagi jika mereka berdua sama-sama sibuk…

“Maaf Miss Leti. Boleh beri waktu untuk saya dan Teja pikirkan lagi mengenai masalah itu?” Kata Tessa cepat sebelum Miss Leti bahkan sempat mulai menanyakan.

“Tentu saja Mama Teja.” Jawab Miss Leti tersenyum.

Varsha pamit dan memberi salam kepada Miss Leti dan guru lainnya. Kemudian ia berjalan meninggalkan TK menuju tempat pemberhentian angkot ke mini market tempatnya bekerja.

***

“Pak Surya ini daftar gamers yang akan dikirimkan undangan untuk closed beta test.”

Surya mengambil beberapa berkas dari tangan asistennya. Kemudian dengan cermat ia membaca halaman demi halaman, memeriksanya satu per satu dengan teliti. Setelah beberapa saat, matanya tertuju pada beberapa nama gamers. Surya merasa cukup asing dengan nama-nama tersebut sehingga dia mengecek lagi dengan asistennya.

“Ada beberapa nama gamers baru di sini?” tanya Surya.

“Iya Pak. Beberapa anggota di tim mengusulkan nama-nama baru tersebut setelah melihat performa mereka dalam menguji game-game sebelumnya.”

“Oke.” Surya mengangguk lalu menandatangani berkas tersebut dan memberikannya kembali pada asistennya. “Langsung segera diproses.”

“Baik Pak.”

Surya meletakkan satu tangannya di bawah dagu sambil kembali lagi membaca laporan mengenai game yang akan perusahaannya luncurkan. Mungkin sudah berpuluh-puluh kali Surya membaca laporan tersebut, namun dia masih juga membacanya dengan saksama. Surya adalah seorang perfeksionis dan sebagai CEO Akasa Game sudah merupakan tanggung jawabnya untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Akasa Game masih bisa dibilang cukup baru di dunia per-game-an. Selama empat tahun berdiri, Akasa Game sudah merilis 20 game. Namun game yang paling populer dan membuat nama Akasa Game kini melejit dan diakui jajaran atas perusahaan game lainnya adalah ‘Dark Rainbow Forest: The Beginning’ yang dirilis satu setengah tahun lalu sebagai game komputer dan konsol.  Karena banyaknya permintaan dari penggemar, Surya pun mengembangkan versi mobile-nya, yang baru malam ini akan dirilis beta version-nya.

Meski Akasa Game baru merintis, namanya bukannya tidak dikenal sama sekali. Akasa Game merupakan bagian dari Akasa Group, perusahaan bisnis raksasa milik keluarga Abhiyoga yang bergerak di banyak bidang. Dari mulai makanan sampai perumahan, dari elektronik hingga perhotelan.

Surya merupakan konglomerat generasi ke-3 dari keluarganya. Kakek Surya merupakan pendiri Akasa Group namun Ayah Suryalah yang melebarkan sayap Akasa Group sampai ke jenjang berikutnya. Untuk itulah sudah menjadi rahasia umum bahwa Surya yang akan menjadi Abhiyoga selanjutnya memimpin Akasa Group.

Namun demikian, bukannya Surya mendapatkan titel itu dengan mudahnya. Semua Abhiyoga harus mulai bekerja dari bawah lalu perlahan naik ke atas. Kecepatan mereka melakukannya tentu bergantung dari performa masing-masing dan Surya berkembang dengan pesat. Sepeninggalan Ayahnya, Surya mendirikan Akasa Game dan merintisnya dari nol. Dan terbukti hanya dalam beberapa tahun saja, dia berhasil dipandang menjadi salah satu Game Developer yang memiliki puluhan juta player.

“Nervous, Sur?”

Surya menoleh ke arah sumber suara. Di hadapannya sudah berdiri sepupunya, Dewa, yang juga merupakan CEO dari Akasa Food. Dari seluruh keluarga besarnya, Dewa merupakan sepupu yang paling dekat dengannya. Karena jarak usia keduanya yang tidak jauh, mereka sering bermain bersama sejak kecil. Dewa dua tahun lebih tua daripada Surya dan karena dia merupakan anak satu-satunya, ia sering menganggap Surya sudah seperti adik kandungnya sendiri. Terlebih selepas kepergian Bumi, kakak Surya.

“Always.” Jawab Surya sambil memutar-mutar sebuah cincin di jari manis kirinya.

***

“Om Bayu hampir sakit jantung tadi pagi. Nyaris ketahuan sama Mamamu.”

Bayu mengelus-elus dada dengan satu tangannya sementara tangan yang lain menggandeng Teja. Ia baru saja menjemput keponakan kecilnya dari TK dan sekarang mereka berdua sedang berjalan pulang.

“Iya Om. Teja juga.” Ucap Teja ikut mengelus dada meniru ulah omnya.

Sesungguhnya Teja dan Bayu menyimpan sebuah rahasia dari Varsha. Sebenarnya bukan rahasia yang buruk-buruk amat. Hanya saja keduanya takut dimarahi oleh Varsha jika sampai ketahuan.

Kurang lebih dua tahun lalu, Bayu mendapat pekerjaan sebagai game tester untuk sebuah mobile game. Teja yang sering menghabiskan waktu bersama omnya pun akhirnya ikut mempelajari game tersebut bahkan turut memberikan masukan-masukan. Pada proyek berikutnya, akhirnya Bayu iseng-iseng menawarkan Teja untuk ikut sebagai game tester. Dan dimulailah duo om dan keponakannya sebagai game tester.

Namun karena jadwal kuliah dan tugas-tugas Bayu yang semakin padat, akhirnya tinggal Teja yang masih menggeluti dunia game tester. Uang yang Teja hasilkan pun sebagian besar ia masukkan ke dalam tabungan yang pernah dibuatkan mamanya dulu untuknya. Sementara sebagian yang lain adalah untuk membantu mamanya, seperti membayar tagihan internet beberapa hari lalu.

Bayu dan Teja tahu kalau Varsha sangat menyayangi mereka. Mereka tahu benar bagaimana Varsha bekerja keras menghasilkan uang untuk keduanya. Berusaha membuat kebutuhan mereka selalu terpenuhi, tanpa mereka harus turun tangan membantunya. Namun justru karena itu juga, Bayu dan Teja ingin membantu Varsha walau hanya sedikit. Akhirnya duo om dan keponakan ini pun merahasiakan hal itu dari Varsha.

“Akhirnya sampai juga, Teja. Huff panas.” Ucap Bayu sambil menyeka keringat di dahinya.

“Iya Om Bayu. Panaaaaas.” Teja mengangguk setuju. Ia gigit kerah jaket di dekat lehernya sementara satu tangannya lagi membuka ritsleting.

Bayu memutar kunci rumah, tiba-tiba ada bunyi notifikasi dari ponsel Bayu. Bayu pun merogoh saku celananya dan mengecek ponselnya. Tiba-tiba dia tampak bersemangat.

“Teja, ada email untukmu. Untuk ‘LittleCloudy’ lebih tepatnya.” Ujar Bayu tersenyum ke arah keponakan kecilnya.

“Hm?”

“Teja dapat undangan closed beta test mobile game untuk game favoritmu!!” Senyum Bayu semakin lebar.

“DRF!” Teriak Bayu dan Teja bersamaan.

“Dark Rainbow Forest: The Beginning!!” Teriak Teja sambil melompat-lompat kecil penuh semangat.

***

 

Curcol Author:

Sigh... Seandainya Author bisa sekece Varsha dalam multitasking.... ngelirik ratusan pekerjaan yang tergeletak di pojokan berkerak dan berjamur tak tersentuh

Uwuwuwu, kenalin si anak jenius, Teja! Ada yang tahu arti Teja itu apa? 👀👀

Jangan lupa love, komen, dan jempolnya ya men-temen XD

Nuhun~

- Bawang

 

 

Terpopuler

Comments

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

apakah Teja itu artinya ☁️☁️☁️ awan

2022-10-26

0

Rizky prasetyor862@gmail.com

Rizky prasetyor862@gmail.com

Awan bukan thor,,,disini baru nyambung aku sama judul nya,,,💪💪💪

2021-11-16

2

bestdy

bestdy

pke audio enk nih, sambil beres2 rumah

2021-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 I. Saat Hujan Bertemu Matahari
2 II. Lima Tahun Kemudian
3 III. Matahari Melirik Awan
4 IV. Hujan Berawan Pergi Menyambut Mentari
5 V. Hujan
6 VI. Hari Awan
7 VII. Reuni Keluarga?
8 VIII. Surya dan Dewa
9 IX. Elang Merah
10 X. Bersama (I)
11 XI. Bersama (II)
12 XII. Matahari Memanggil Hujan
13 XIII. Kenangan dari Masa Lalu
14 XIV. Girl's Day?
15 XV. Festival Akasa Game (I)
16 XVI. Festival Akasa Game (II)
17 XVII. Sebuah Kado
18 XVIII. Ulang Tahun Awan
19 XIX. Panas Matahari
20 XX. Malam Penting (I)
21 XXI. Malam Penting (II)
22 XXII. Malam Panjang
23 XXIII. Dilema Dua Wanita
24 XXIV. Rain
25 XXV. XXX
26 XXVI. Hadir
27 XXVII. Dua Hati
28 XXVIII. Bumi
29 XXIX. Keraguan
30 XXX. Firasat
31 XXXI. Sebuah Pena
32 XXXII. Missing
33 XXXIII. Kejutan
34 XXXIV. Pikir
35 XXXV. Surya vs Axel
36 XXXVI. Hari Hujan Wisuda
37 XXXVII. Cemas
38 XXXVIII. Stay
39 XXXIX. Saat Hujan Bersama Matahari
40 XL. Kepastian
41 XLI. Tentang Mereka
42 XLII. Besok Malam (I)
43 XLIII. Besok Malam (II)
44 XLIV. Besok Malam (III)
45 XLV. Dua Sisi
46 XLVI. "Truth"
47 XLVII. Merpati Putih
48 XLVIII. Dua Putra dan Wanita
49 XLIX. Closure
50 L. Hadiah
51 LI. Kabur (I)
52 LII. Kabur (II)
53 LIII. Pria Beruntung
54 LIV. Knowing
55 LV. Sambut
56 LVI. Almost
57 LVII. Selangkah Mendekat
58 LVIII. Menjemput Restu
59 LIX. Usaha Ke-III
60 LX. Persiapan
61 LXI. Wedding Day
62 LXII. Honey Moon?
63 LXIII. Epilog
64 LXIV. Ekstra I: Tessa dan Dewa
65 Istri Hot Sang Mafia Promo
Episodes

Updated 65 Episodes

1
I. Saat Hujan Bertemu Matahari
2
II. Lima Tahun Kemudian
3
III. Matahari Melirik Awan
4
IV. Hujan Berawan Pergi Menyambut Mentari
5
V. Hujan
6
VI. Hari Awan
7
VII. Reuni Keluarga?
8
VIII. Surya dan Dewa
9
IX. Elang Merah
10
X. Bersama (I)
11
XI. Bersama (II)
12
XII. Matahari Memanggil Hujan
13
XIII. Kenangan dari Masa Lalu
14
XIV. Girl's Day?
15
XV. Festival Akasa Game (I)
16
XVI. Festival Akasa Game (II)
17
XVII. Sebuah Kado
18
XVIII. Ulang Tahun Awan
19
XIX. Panas Matahari
20
XX. Malam Penting (I)
21
XXI. Malam Penting (II)
22
XXII. Malam Panjang
23
XXIII. Dilema Dua Wanita
24
XXIV. Rain
25
XXV. XXX
26
XXVI. Hadir
27
XXVII. Dua Hati
28
XXVIII. Bumi
29
XXIX. Keraguan
30
XXX. Firasat
31
XXXI. Sebuah Pena
32
XXXII. Missing
33
XXXIII. Kejutan
34
XXXIV. Pikir
35
XXXV. Surya vs Axel
36
XXXVI. Hari Hujan Wisuda
37
XXXVII. Cemas
38
XXXVIII. Stay
39
XXXIX. Saat Hujan Bersama Matahari
40
XL. Kepastian
41
XLI. Tentang Mereka
42
XLII. Besok Malam (I)
43
XLIII. Besok Malam (II)
44
XLIV. Besok Malam (III)
45
XLV. Dua Sisi
46
XLVI. "Truth"
47
XLVII. Merpati Putih
48
XLVIII. Dua Putra dan Wanita
49
XLIX. Closure
50
L. Hadiah
51
LI. Kabur (I)
52
LII. Kabur (II)
53
LIII. Pria Beruntung
54
LIV. Knowing
55
LV. Sambut
56
LVI. Almost
57
LVII. Selangkah Mendekat
58
LVIII. Menjemput Restu
59
LIX. Usaha Ke-III
60
LX. Persiapan
61
LXI. Wedding Day
62
LXII. Honey Moon?
63
LXIII. Epilog
64
LXIV. Ekstra I: Tessa dan Dewa
65
Istri Hot Sang Mafia Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!