Ferdy mulai memainkan melodi dari lagu yang Diva kenal. "aahh... kenapa lagu itu sih Fer?",ujar Diva teringat lagu yang menjadi kenangan mereka waktu SMP.
"kenapa? teringat sesuatu ya?",ledek Ferdy sambil tertawa kecil.
Ferdy melanjutkan memainkan gitar fan menyanyikan lagu itu.
Diva terdiam melihat Ferdy yang sangat piawai memainkan gitar dan tanpa sadar Diva pun tersenyum sendiri.
Setelah Ferdy selesai menyanyikan lagu itu, Ferdy memulai cerita mengenang masa SMP mereka,"inget nggak Div, dulu waktu kita study tour?kita duduk berpasang-pasangan dalam bus?"
"ya inget lah, kamu dengan manjanya tidur bersandar di bahu Hilya sampe ngga sadar kaki kamu mengenai tanganku! huuh... bisanya tidur kakinya kemana-mana?", ledek Diva yang mengingatkan Ferdy dengan Hilya.
"salah siapa duduk di sebelah ku weeek...?", Ferdy membalas ledekan Diva.
Hilya cewek manis yang pernah disukai Ferdy. Diva,Hilya,Arfan dan Ferdy satu kelas dulu di SMP. mereka juga dekat satu sama lain.Namun setelah lulus SMP mereka berpencar melanjutkan ke sekolah yang berbeda-beda.
"kenapa jadi ingatnya sama aku dan Hilya? kamu kan juga punya kenangan manis dengan Arfan waktu itu?", Ferdy mencoba mengalihkan cerita. Ferdy malas mengungkit kenangannya dengan Hilya, cewek yang akhirnya menyakiti hati Ferdy dan membuat Ferdy trauma untuk membuka hati lagi.
"kenangan manis apa? sok tau kamu Fer?", jawab Diva yang senyum-senyum sendiri teringat kenangannya dulu dengan Arfan
"aku tahu lah semuanya Arfan selalu cerita sama aku. Hayoo.... ngaku?" lagi-lagi Ferdy meledek Diva.
"saat kita nonton bareng di bus itu, Arfan malah tidur. Dia terlihat sangat manis saat tidur aku diam-diam mengecup pipinya", jawab Diva sambil meringis menceritakan itu pada Ferdy.
"lhah tapi saat itu Arfan tidur gimana bisa cerita sama kamu?", tanya Diva dengan wajah memerah malu
"hahahahaa...... saat itu Arfan pura-pura tidur....", Ferdy tertawa lepas.
"haah...",teriak Diva sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Ferdy kembali memainkan gitar dan menyanyikan sebuah lagu soundtrack dari film yang mereka tonton di bus waktu itu.
Diva pun ikut menyanyikannya dan menikmati setiap melodi yang dimainkan Ferdy.
"Diva, jika Arfan mendekatimu lagi dan minta balikan apa kamu mau menerimanya lagi?",tanya Ferdy dengan menghentikan lagu yang dia nyanyikan.
"belum tau Fer, lagian apa dia masih mau balikan sama aku?", jawab Diva yang nggak yakin Arfan masih menyukainya.
"yaa... kali aja...",jawab Ferdy.
"kalau Indra yang ngajak balik gimana?",tanya Ferdy sambil melirik Diva. Ferdy ingin tau ekspresi Diva mendengar nama Indra lagi.
"apaan sih?! nggak aku nggak kan mau menerimanya lagi! jelas!", tegas Diva sambil mendorong badan Ferdy sampai hampir terjatuh dari kursi.
"apa bedanya Arfan dengan Indra? bukankah mereka sama-sama menduakan mu?", tanya Ferdy yang kembali duduk di samping Diva.
"Dari dulu memang aku nggak terlalu yakin dengan Indra, kamu tau kan dulu aku mau jadian sama Indra karena terpaksa demi Hanindya teman dekatku waktu SMA. Sebenarnya yang cinta mati sama Indra tu Hanindya. Dya tau Indra suka sama aku dan ngejar-ngejar aku, Dya malah bantuin Indra buat nembak aku. Dya sampai memohon-mohon sama aku agar menerima Indra jadi pacarku, kata Dya akan lebih bahagia kalau melihat Indra bahagia denganku",kata Diva sambil memainkan rambutnya yang tergerai panjang.
"kamu sendiri gimana Fer? masa sampe sekarang belum ada yang bisa menggantikan Hilya di hatimu?", tanya Diva sambil menaik turunkan alisnya meledek Ferdy.
"aku masih belum mau pacaran lagi Div, aku mau fokus bekerja keras dan cari uang yang banyak. Agar aku nggak diremehin lagi sama cewek",jawab Ferdy.
Ferdy masih menyimpan sakit hati dengan Hilya yang dulu menghina Ferdy habis-habisan.
Ferdy memang dari kalangan keluarga yang pas-pasan. Sewaktu SMA Hilya disukai cowok terkaya di sekolahnya. Hilya pun memilih cowok itu dan meninggalkan Ferdy yang sudah terlalu menyayangi Hilya.
Hilya pun tega memerkan cowok barunya yang kaya itu langsung pada Ferdy saat status mereka masih pacaran.
"aku suka semangatmu Fer", kata Diva sambil mengacungkan jempol pada Ferdy.
" Eh ya Div, minggu depan aku sudah berangkat keluar kota aku sudah diterima di perusahaan pertambangan batu bara", kata Ferdy sambil menaruh gitar ketempat semula.
"minggu depan? Alhamdulillah sepertinya temanku ini akan tercapai harapannya mempunyai uang yang banyak untuk mencari cewek lagi", ujar Diva dengan sedikit meledek Ferdy.
"iyalah kalau aku udah punya uang banyak aku akan membeli rumah sendiri, beli motor keluaran terbaru, kalau perlu mobil mewah sekaliyan hehehe...", ujar Ferdy sambil tertawa kecil.
"iyadeh percaya...." kata Diva menanggapi kata-kata Ferdy yang setinggi langit itu.
"waduh kalau kamu sudah berangkat keluar kota aku nggak ada teman lagi dong Fer! terus kalau aku pengen curhat sama siapa dong?", kata Diva cemas Ferdy tidak bisa menemani hari-hari Diva lagi.
"telpon dong mbak! kayak ga ada sarana aja", jawab Ferdy.
"beneran aku bisa telpon kapan aja tiap aku mau curhat?", tanya Diva
"yang penting jangan diwaktu kerja aku Div, kamu mau aku dipecat gara-gara waktu kerja aku malah asyik telpon-telponan sama kamu?", jawab Ferdy sedikit kesal dengan pertanyaan Diva yang maksa bisa selalu menemani Diva.
"kamu tenang aja aku akan selalu menelponmu kalau udah pulang kerja besok",janji Ferdy
"InsyaAllah sebelum berangkat aku akan menyempatkan untuk datang kesini",kata Ferdy
"ngapain?",tanya Diva
"aku mau minta uang saku sama kamu Diva", jawab Ferdy bercanda
"ya nanti aku kasih satu kresek ya",balas canda Diva
"nggak mau kreseknya doang paling huu...", jawab Ferdy
"aku cuma mau pamitan sama ibu", kata Ferdy yang sudah terbiasa memanggil ibu Diva dengam sebutan ibu.
"nggak mau pamitan sama aku?", tanya Diva sedikit menggoda Ferdy
"nggak mau! ngapain? yang ada kamu mewek nanti aku pamitin", jawab Ferdy sambil meledek Diva.
Tak terasa sudah larut malam, Ferdy pun segera berpamitan ,"aku pulang dulu ya Div. sudah malam nih. nggak enak sama tetanggamu kalau kemaleman".
"okedeh", jawab Diva
"ibu, Ferdy pamit pulang dulu ya",teriak Ferdy memanggil ibu Diva yang baru selesai menyetrika.
"ya nak, hati-hati dijalan ya...", jawab ibu keluar dari dalam hendak mengantar Ferdy sampai depan pintu rumahnya.
Diva juga ikut mengantar Ferdy sampai depan pintu.
kemudian, Diva kembali masuk rumah. Ibu Diva menutup pintu sambil tersenyum-senyum.
"ibu kenapa senyum-senyum sendiri?", tanya Diva yang memperhatikan ibunya.
"ibu mendengar pembicaraanmu dengan Ferdy tadi",jawab ibu
"ibu nguping ya?",tanya Diva tersipu malu
"nggak nguping aja kedengeran suara Ferdy yang lantang itu", jawab ibu sambil tertawa kecil.
"Diva, ibu merasa Ferdy-lah yang akan menjadi suamimu kelak", kata ibu sambil merapikan meja setrika.
"hah! ibu bercanda aja nih!? ya nggak mungkinlah bu, Ferdy itu teman baik Diva yang selamanya akan menjadi teman baik Diva", jawab Diva sambil berjalan menuju kamar tidurnya.
"Diva mau tidur dulu bu", kata Diva
"ya tidur sana, mimpi indah ya....', jawab ibu
----------
Disisi lain Arfan mulai memikirkan cara mendekati Diva lagi.
Arfan memandangi foto Diva yang masih disimpannya.
"Diva, kamu belum berubah masih seperti yang dulu. Kecantikan hati dan parasmu membuat aku semakin menyesal telah meninggalkanmu dulu.aku nggak akan melepaskanmu lagi Diva, aku berjanji nggak akan menyakitimu lagi", gumam Arfan sambil mengusap foto Diva.
"besok aku harus kerumah Diva", ujar Arfan
bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Aris Pujiono
lanjut kak...aku mampir
2021-11-22
1
Li Permana
3 Like untuk karyamu thor
2021-10-29
2
Via🔥💰
wahh ferdy n diva sama2 memiliki kisah pahit percintaan ya
2021-10-09
1