Yogyakarta, 7 Tahun Kemudian
“Kamu, dasar kembaran tidak tahu malu, bagaimana bisa kamu merayu gladis mengatasnamakan diriku? itu namanya penipuan bodoh,” pekik seorang anak lelaki berusia 6 tahun itu pada kembarannya.
“Oh, lalu bagaimana denganmu? Waktu mom tanya siapa yang ngompol di atas kasur tapi kamu malah menuduhku. Jadi, sekarang kita impas bukan?” balasnya dengan santai.
Keannu Javier dan Keanno Javier, itulah nama anak dari Sha. Sha baru tahu jika dia hamil anak kembar saat kandungannya berusia 4 bulan karena kesibukannya. Sha sudah pensiun menjadi seorang penulis dan sekarang Sha menjabat sebagai CEO di perusahaan mendiang keluarga, yang berhasil dia rebut dari tangan pamanya yang serakah itu.
Sejak tahu dia hamil, hal yang paling Sha cemaskan adalah bagaimana cara dia menghidupi anaknya, sedangkan dia sendiri hidup dengan uang yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Akhirnya, Nando memberi solusi untuk merebut kembali perusahaannya dari tangan papa Nando. Sha dan Nando juga akhirnya, memilih untuk menetap di Yogyakarta.
“Duo anu jangan berteman,” tegur Nando pada kedua ponakannya itu.
“STOP PANGGIL KITA DUO ANU, ANU ITU AMBIGU UNCLE!” teriak keduanya secara bersamaan.
Nando menjadi tergelak melihat kekompakan mereka berdua saat menegurnya. Jika begini saja, mereka akan kompak, lalu kenapa mereka suka sekali bertengkar?
“Lalu, aku harus memanggil apa? nama kalian juga aneh sih,” gumam Nando dengan sisa tawanya.
“Call me nano,” kata Keanno
“Call me kean,” kata Keannu
Nando hanya mengangguk saja, kemudian dia menggiring kedua keponakan lucunya itu untuk pergi ke ruang makan di mana Sha sudah menunggu mereka.
Sha yang melihat kedua anaknya terlihat saling menatap sinis dan cemberut itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, pasti keduanya baru selesai bertengkar kembali.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, selama 7 tahun terakhir ini Sha tinggal di Yogyakarta, tempat kelahirannya bersama dengan Nando dan kedua anaknya kembarnya, yaitu Keanno dan Keannu. Hidup Sha sekarang lebih terasa hidup dan berwarna dengan kehadiran kedua buah hatinya itu.
“Kalian kenapa lagi?” tanya Sha dengan lembut pada Keanno dan Keannu saat mereka sudah duduk di kursi meja makan.
“Tidak ada mom,” jawab Keanno yang sedang malas untuk membahas masalah sepele antara dia dan saudaranya.
Sha hanya mengangguk, jika Keanno sudah menjawab maka itu berarti ini hanya masalah sepele. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius dan menggemaskan, Sha awalnya memberi nama Keanno Kalandra dan Keanno Kalandra. Tetapi, entah kenapa kedua anaknya itu kompak dan ngotot ingin mengganti nama belakang mereka menjadi Javier.
Setelah Sha bertanya, ternyata nama belakang itu adalah nama belakang daddy mereka. Ternyata, kedua anaknya sudah tahu mengenai siapa ayah mereka, padahal Sha sendiri tidak mengetahui indentitas dan latar belakang orang yang telah membuat Keannu dan Keanno lahir ke dunia ini.
Selain itu, kedua anaknya ternyata sangat pandai bermain komputer, baik meretas dan lain sebagainya. Sha mulai mengetahui itu sewaktu tidak sengaja memergoki kedua anaknya tengah tertawa dihadapan komputer milik mereka. Dari sana lah, Sha tahu jika anaknya yang sering melakukan pekerjaan sebagai hacker.
“Ya sudah, kalian makan dan habis itu berangkat sekolah, oke?” kata Sha seraya menaruh sarapan untuk kedua anaknya itu.
Keanno dan Keannu menganggukkan kepalanya dan mulai makan dengan tenang.
“Kakak, apakah kamu sudah tahu siapa yang mencoba untuk membobol sistem keamanan perusahaan?” tanya Nando seraya memasukan sesuap nasi dalam mulutnya.
“Belum tahu, sepertinya orang itu tidak berniat jahat nando. Seperti sedang melakukan sebuah uji coba mungkin?” tanya balik Sha seraya menahan tawanya saat melihat kepanikan di mata kedua anak kembarnya.
Nando menganggukkan kepalanya setuju, “Lagi pula, bukankah itu membuang – buang waktu, kak? Sistem keamanan yang aku buat itu sangat susah untuk di bobol. Hanya orang bodoh saja yang mau membuang waktunya untuk hal yang sia – sia,” jawab Nando seraya menggelengkan kepalanya dengan miris.
“AKU BUKAN ORANG BODOH!” seru Keanno dan Keannu bersamaan membuat Nando tersedak dan Sha tertawa tanpa suara.
“Uhuk uhuk, memang siapa yang bilang kalian bodoh?” tanya Nando seraya memincingkan matanya curiga.
Seketika Keanno dan Keannu terdiam lalu melanjutkan makannya seolah – olah tidak ada yang sedang terjadi.
“Ohoho, uncle tahu. Jangan – jangan kalian ya yang usil mau bobol sistem keamanan perusahaan?” tuding Nando dengan penuh curiga.
“Gak, kurang kerjaan sekali,” jawab Keanno acuh.
“Lagi pula sistem keamanan yang uncle buat kurang canggih, orang bodoh saja mampu membobol sistem keamanan uncle,” cibir Keannu
Mata Nando seketika membulat dan dia tidak terima, baru saja dia hendak membalas ucapan Keanno, teleponnya bergetar dan dengan segera Nando mengangkatnya.
“Bos, sistem keamanan telah hancur. Bagaimana ini?” tanya orang itu dari sebrang.
Nando tidak menjawab dan langsung mematikan teleponnya lalu dia melihat kedua keponakannya tidak berdaya dan melas. Sha mengerutkan keningnya melihat itu tak lama dia tersadar jika kedua anaknya berhasil merusak sistem keamanan yang dibuat oleh Nando untuk kesekian kalinya.
Keannu dan Keanno saling pandang dan tersenyum dengan puas. Akhirnya, virus terbaru mereka berhasil.
“Kalian mau menggantikan uncle jadi kepala IT saja tidak? uncle rasanya lelah, setiap uncle membuat kode rumit untuk sistem, tapi kalian dengan mudahnya menghancurkannya, dosa apa uncle punya keponakan jahil seperti kalian?” frustasi Nando seraya menjambak rambutnya karena memang Keanno dan Keannu sering sekali jahil seperti ini dan suka sekali membuat Nando kelimpungan.
Sha tertawa melihat Nando yang frustasi sedangkan Keanno dan Keannu hanya menatap Nando acuh saja.
“Makasih uncle, tetapi bayaran kami lebih mahal di perusahaan daddy dari pada perusahaan mommy,” jawab Keannu tidak berdaya.
Keannu dan Keanno memang bekerja secara diam – diam di perusahaan daddy mereka dalam bidang IT juga. Mereka bekerja hanya jika dibutuhkan. Katanya, mereka bekerja di sana karena hanya ingin dekat dengan daddy mereka walau mungkin daddy mereka tidak pernah mengetahui keberadaan mereka berdua.
Selain bekerja di perusahaan daddy dan hacker, Sha juga tahu apa saja kegiatan lain kedua anaknya itu, tetapi sebisa mungkin Sha membatasinya supaya tidak menganggu kegiatan belajar mereka.
“Betul itu, kalau uncle sanggup membayar kami mahal maka kami siap menggantikan uncle,” lanjut Keanno
“Hahaha, sudah lah Nando. Kedua keponakanmu itu hanya bermain – main denganmu. Keannu, Keanno bereskan apa yang telah kalian perbuat terhadap perusahaan mommy,” tegas Sha pada keduanya.
Keanno dan Keanno mengangguk, mereka kemudian dengan kompak berlari ke arah ruangan bermain mereka. Lima menit kemudian mereka kembali dan duduk manis seraya menghabiskan makanannya.
Setelah itu, Nando kembali mendapat pesan dari bawahanannya jika sistem mereka telah kembali pulih.
“KAKAK ANAK KAMU TERLALU GENIUS, AKU MERASA INCURSE,” teriak Nando tidak berdaya.
“Insecure uncle,” koreksi Keanno
“Bahasa inggris aja belepotan, gimana kalau kean ajarin uncle bahasa inggris. Tapi bayarannya 50 dollar per jam, gimana?” tawar Keannu
“Gak usah makasih,” ketus Nando lalu dia menghabiskan makannya.
Mereka pun kembali memakan sarapannya dengan tenang dan tidak ada pembicaraan.
Sha mengantarkan Keanno dan Keanno ke sekolah dasar dekat dengan perusahaannya berada. Walaupun usia Keanno dan Keannu baru saja 6 tahun, tetapi kepala sekolah dasar mereka dengan tangan terbuka mau menerima keduanya yang memang sudah mampu untuk memepelajari pelajaran sekolah dasar.
“Kean, nano nanti jangan buat ulah lagi ya di kelas. Kalian duduk manis dan dengar saja apa yang guru ajarkan,” kata Sha saat mereka sudah sampai di depan sekolah dasar.
“Ya kali kita hanya diam saat kita masih bingung dengan penjelasan ibu guru mommy?” tanya Keannu
“Kata mommy, kalau tidak tahu ya bertanya. Jangan malu bertanya jika tidak ingin tersesat di jalan, itu kata mommy,” tambah Keanno
Sha mengelus dadanya sabar, “Maksudnya, kalian jangan mendebat guru kalian, mom tahu kalau kalian sebenarnya sudah paham dan sangat mengerti. Kasihan guru kalian nanti bisa depresi,” kata Sha tidak berdaya.
Baik Keanno dan Keannu, keduanya sama – sama suka selaki berdebat dengan guru – guru yang mengajar mereka. Hingga banyak sekali keluhan yang sudah mampir di ponsel Sha.
“Itu karena bu guru kurang canggih, baru ditanya 10 pertanyaan sudah depresi,” jawab Keannu acuh
“Iya, mom yang kita kasih pertanyaan 100 kali tiap hari aja belum depresi kok, ya kan mom?” tanya Keanno dengan polos.
Sha hanya tersenyum saja, kata siapa dia tidak depresi? dia hampir saja depresi jika tidak ada Nando yang membantunya untuk menjawab pertanyaan ajaib dari kedua anaknya. Otak Sha hanya pas – pasan, ditanya berapa jumlah bintang di langit setiap tahunnya ya mana dia tahu, ditanya komposisi pesawat terbang ya mana dia tahu coba.
“Sudah turuti saja apa kata mommy, jika kalian masih mendebat mommy. Siap – siap aja, jangan harap kalian bisa lihat daddy kalian lagi,” ancam Sha.
“Dih, bahkan tanpa bantuan mommy kita bisa bertemu daddy sendiri,” balas Keannu.
“Iya, jangan lupakan jika kita punya bakat yang luar biasa mommy,” lanjut Keanno dengan senyum penuh kemenangan.
Sha menahan geram, “Sudahlah, terserah kalian,” pasrah Sha.
Keanno dan Keannu kompak tertawa, kemudian mereka memeluk Sha dan mencium pipinya.
“Oke mommy, hari ini kita akan menurut sama mommy,” kata Keannu.
“Tapi tidak dengan hari lainnya dan maaf mommy, tadi kita hanya bercanda saja,” lanjut Keanno.
Beginilah Keanno dan Keannu, suka sekali membuat orang tua darah tinggi tetapi setelah itu pasti mereka akan meminta maaf.
*
Malam hari.
“Bagaimana apakah kamu berhasil membuat dia kembali?” tanya Keannu pada saudaranya itu.
“Tentu saja, jangan ragukan kemampuan mengintimidasiku Kean,” jawab Keanno dengan penuh rasa percaya diri.
Melihat itu Keannu mendecih, dirinya menjadi heran kenapa bisa dirinya mempunyai kembaran seperti dia? apakah mereka dulu tertukar? tetapi mengingat jika wajah mereka mirip, kemungkinan itu tidak ada.
“Jadi kapan dia akan datang?” tanya Keannu
“Kapan – kapan suka dia lah, kok kamu yang kepo?” balas Keanno
Keannu mengambil napasnya dalam – dalam, menghadapi Keannu itu rumusnya harus sabar x sabar. Jika tidak maka siap – siap saja darahmu akan tinggi.
“Keannu, kamu mau kalau cemimu aku jadikan ikan bakar?” ancam Keanno dengan senyum manisnya.
Keannu yang mendengar nama ikan koi kesayangannya disebut – sebut pun menjadi khawatir, ancaman Keanno itu tidak main – main.
“Hehe, maaf abang. Besok dia akan ke sini,” jawab Keannu dengan senyum manisnya.
“Bagus, dengan begini setidaknya kita bisa bertemu dengan dia secara langsung,” balas Keannu dengan tenang dan tersenyum misterius.
“Ha? apa yang kamu bilang? kita? hey dari tadi aku terus yang bekerja keras. Kamu hanya sibuk mengumpulkan sebuah bukti yang tentunya tidak terlalu berguna itu cih,” cibir Keanno pada kembarannya itu.
Keannu tidak membalas, dia hanya mematikan komputernya setelah menyalin beberapa file yang dia rasa penting dan berlalu keluar dari ruang bermain mereka. Keanno yang ditinggal hanya bisa melongo, oh Tuhan kenapa dirinya harus diberikan saudara kembar seperti Keannu?
****
Jangan lupa berikan like dan komen, ya....
See you
muah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments