"Kemana Kasurku?" Yesi mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Melihat tidak ada yang berubah kecuali tempat tidurnya. Tiba-tiba Ia mulai merasakan ada yang aneh pada dirinya. Ia merasa gerah lalu meraba tubuhnya sendiri. Ia juga merasakan ada sensasi aneh dalam dirinya.
Key tidak memperdulikan ucapan Yesi ataupun perubahan yang terjadi dikamar itu. Ia sedari tadi berusaha menahan diri. Ia merasakan gerah diseluruh tubuhnya, juga sesuatu yang berada di bawah sana tiba-tiba bangkit dan tak tertahankan lagi. Hingga tak sengaja pandangan mereka bertemu
Menatap satu sama lain penuh gairah, mereka saling menghampiri satu sama lain.
Tidak Key jangan lakukan ini, Kau tidak mencintainya, batin Key dalam hati. Tapi. hasrat seksualnya yang meningkat mengalahkan Akal sehat mereka. Walaupun belum saling mencintai, tapi mereka halal untuk melakukannya.
Key melepaskan bajunya dan juga kebaya yang masih melekat ditubuh Yesi. Karena ia merasa kesulitan dengan kancing kebaya itu, akhirnya ia memilih untuk merobeknya. Sementara Yesi terus membelai tubuh Key. Menggesekkan bagian bawahnya yang terasa gatal ke tubuh Key.
Kedua orang itu sudah mulai hilang ****** karena ramuan yang mereka minum. Saling mencium, menjilat dan mengger*yangi tubuh lawan mainnya. Key mencium b*bir istrinya dan m*lumatnya, Ia mulai turun kebagian bawah. Mer*mas dan meng*sap gundukan yang terasa kenyal dan padat. Ia cukup lama bermain disana, sepertinya itu akan menjadi bagian favoritnya.
Suara ******* dari kedua belah pihak mulai terdengar. Belaian lembut yang istrinya berikan menambah gairah Key. Ia tidak bisa berhenti menikmati tubuh yang telah sah menjadi miliknya. Key melesat ke bagian bawah memainkan lidahnya disana. Membuat istrinya mendesah gila. Ia menarik rambut Key dan menahannya disana
Yesi tidak pernah menolak setiap sentuhan yang Key berikan. Justru sebaliknya ia membalasnya dengan sedikit liar. Ikut memanjakan milik Key hingga membuat pria itu terus mendesah. Pengaruh ramuan itu sungguh luar biasa mereka seolah tidak pernah puas satu sama lain. Saling bergerak liar mencari bagian-bagian yang bisa memuaskan mereka.
"Aku akan memasukimu, kau boleh mencakar tubuhku jika terasa sakit. Tapi kau tidak boleh menghentikanku." Key menatap istrinya penuh gairah dan kembali ******* bibirnya.
Key memposisikan dirinya untuk bisa menuju ke intinya. Berusaha beberapa kali hingga akhirnya ia berhasil menancapkannya ke dalam.
"Aah, saa-kiit" Terdengar suara rintihan dari istrinya, ia juga menancapkan kukunya di punggung Key.
Key tersenyum puas karena ia adalah orang pertama yang melakukannya dengan istrinya. Terus memompa dengan lembut, ia ingin istrinya terbiasa dengan miliknya yang berada di dalam.
"Apa masih sakit" bisik Key tanpa menghentikan kegiatannya dan sambil mencium ceruk leher istrinya.
"Sudah tidak begitu sakit" jawab istrinya tersenyum malu-malu.
Key tersenyum melihat wajah memerah istrinya. Istrinya terlihat makin imut dengan wajah memerah, membuatnya makin gemas. Ia menggigit dan menyesap kembali pucuk bukit yang terlihat begitu menggoda. Lalu Menambah tempo kecepatannya di bawah sana.
Malam ini adalah malam yang teramat panjang untuk mereka. Mereka melakukan berkali-kali dengan berbagai gaya, seakan tak pernah puas. Melihat wajah istrinya yang mulai terlihat lelah Key segera menuntaskannya. Ia menciumi seluruh bagian wajah istrinya mengakhiri permainannya. Menyelimuti tubuh mereka berdua dan membawa istrinya ke dalam pelukannya.
"Terimakasih karena menjadikanku yang pertama, kau harus berjanji akan menjaga dirimu hanya untukku." Key berbisik di telinga istrinya.
Istrinya yang terlihat lelah menganggukkan kepalanya. Dan membiarkan key melakukan apa saja terhadap tubuhnya. Karena rasa kantuk dan juga lelah akhirnya ia memejamkan matanya dan mulai larut dalam mimpi indahnya.
Hari sudah menjelang pagi, tapi kedua pengantin baru masih terlelap dalam tidurnya. Terlihat beberapa nelayan yang melewati rumah itu tersenyum. Saling dorong dan berbisik satu sama lainnya.
"Pengantin baru, belum bangun."
"Ramuan ajaib, sepertinya benar-benar manjur."
"Sudah jangan ribut disini, Ayo kita ke rumah sakit. Kita jenguk dan beri semangat, biar Pak Kupit cepat sembuh."
"Kita tidak melaut?"
"Tidak usah, toh uang dari Tuan Key masih ada. Besok saja melautnya."
"Ayo berangkat."
Jam bergerak dengan cepat, tak terasa waktu menunjukkan pukul 11.30 siang. Yesi kesulitan menggerakkan tubuhnya. Ada tangan besar sedang menindih perutnya. Ia membekap mulutnya sendiri. Hampir saja ia berteriak terkejut. Tapi akal sehatnya menyadarkan posisinya saat ini yang telah menyandang status seorang istri.
Dengan perlahan Ia menyingkirkan tangan kokoh suaminya, Ia lalu duduk dan menggeser tubuhnya menjauh masih tertutupi selimut. Saat ini mereka berdua masih dalam keadaan polos.
"Mau kemana?" terdengar suara serak nan seksi milik suaminya.
"Ma-mau mandi dan menyiapkan sarapan" Yesi menggenggam erat selimutnya menutupi aset berharga miliknya.
"Sarapan?" Key menengok jam yang menempel di dinding.
"Maksudku makan siang."
"Tidak perlu, kita makan siang di luar saja. Lalu menjenguk Ayah, mendekatlah kemari."
Yesi menggeser tubuhnya mendekat. Ia saat ini dalam posisi duduk, sedangkan Key masih tidur berbaring.
"Apa masih sakit" tanya Key.
"Apanya?" Yesi tidak mengerti arah pertanyaan Key.
"Ini" Key menyentuh milik istrinya.
"Mas!!"
"Kenapa? inikan milikku sekarang. Apa sakit sekali semalam?" tanya Key lagi.
"Se-semalam sangat sakit tapi sekarang sepertinya tidak." jawab Yesi malu dengan wajah memerah.
"Benarkah?" tanya Key, dengan wajah mesumnya ia menatap istrinya.
"Ke-kenapa?" Yesi menjauhkan tubuhnya. Masih menggenggam erat selimutnya ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, melihat ada niatan lain diwajah suaminya.
"Sekali lagi Ya." pinta Key manja. Ia sepertinya ketagihan dengan tubuh istrinya.
"Apanya yang sekali lagi?"
"Seperti yang tadi malam" jawab Key masih dengan suara manjanya.
"Ta-tapi ini sudah siang" Yesi bingung dengan ekspresi dan suara manja suaminya. Pria dihadapannya ini biasanya selalu dingin dan galak sebelumnya. Kenapa tiba-tiba berubah manja saat di tempat tidur. Ia bergidik ngeri ekspresi manja suaminya benar-benar tidak cocok dengan karakter suaminya.
"Boleh ya?"
Yesi tidak tahan dengan wajah memelas nan manja Suaminya. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya dengan wajah yang memerah.
Key tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia segera menarik istrinya kedalam pelukannya dan melakukan lagi. Permintaan yang tadinya hanya sekali menjadi berkali-kali.
"Aaaa Kemana Tuan." protes Yesi ketika suaminya menggendong tubuh polosnya.
"Mandi bareng, dan jangan panggil aku Tuan. Aku suamimu saat ini. Pikirkan panggilan romantis untukku."
"Tapi kamar mandinya kecil Tuan. Tolong turunkan aku. Aku akan mandi sendiri."
"Sekali lagi memanggilku Tuan, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan."
Key tidak memperdulikan protes istrinya, ia menggendong tubuh mungil itu ke kamar mandi.
"Tubuhmu seperti candu untukku."
"Tuan jangan lakukan lagi, aku akan benar-benar tidak bisa berjalan nanti."
"Ini hukumanmu karena terus memanggilku Tuan."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
auliasiamatir
hahaha bisa gitu yah, langsung kecanduan... 😲😲😲
2021-12-30
0
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
wahhh belah duren wkwkwkwk
2021-10-18
0
Elsa Naila
lanjut thor
2021-09-01
0