My Lovely Husband
Yesi Amalia Putri, gadis cantik dari keluarga sederhana yang tinggal di sebuah kampung nelayan yang agak jauh dari kota.
Karena keluarganya memiliki hutang pada rentenir untuk pengobatan almarhum Ibunya. Terpaksa ia bekerja sambil kuliah dikota. Ia merupakan mahasiswi yang berprestasi dan kuliah dengan beasiswa penuh.
Bekerja di perusahaan terkemuka sambil kuliah bukanlah hal yang mudah. Ia harus pandai mengatur waktu antara jam kuliah dan jam kerja.
Ia beruntung sebagai seorang sekretaris. Bosnya mau memahami Kondisinya.
"Berhenti Tuan, Siapa anda dan anda mau kemana?" Yesi berdiri di depan seorang pria muda dengan merentangkan kedua tangannya. Pria itu tidak memperdulikan Yesi, ia melangkah begitu saja setelah berhasil menyingkirkan Yesi.
"Maaf Tuan, Pak Dimas saat ini tidak bisa di ganggu" Yesi mengejar langkah kaki pria itu yang lebih cepat darinya. Tidak mengindahkan ucapan Yesi. Pria itu membuka pintu bosnya begitu saja.
"Maaf Pak, Tuan ini memaksa masuk" Ucap Yesi begitu Pria itu memasuki ruangan bosnya.
"Biarkan saja, lain kali kalau dia datang kau tidak perlu menghalanginya."
Yesi keluar ruangan itu, tapi sebelumnya ia mendengus kesal ke arah pria yang maksa masuk.
Pria itu menatap dingin kearah Yesi dan tersenyum samar setelah wanita itu menghilang dari pandangannya.
"Kau tertarik padanya?" tanya Dimas.
"Tidak, dia terlihat aneh. Dia bukan seleraku."
"Jangan buru-buru menolaknya, siapa tau ia jodohmu. Dan aku lihat kau tersenyum tadi."
"Aku tersenyum karena wajah kesalnya terlihat bodoh."
"Bagaimana aku harus memanggilmu kali ini, Key atau Aryo."
"Panggil sesukamu, toh kami adalah orang yang sama. Kau juga tentu bisa membedakan kami berdua."
"Baiklah Key. Kau tau aku suka bekerja denganmu walaupun sedikit menyebalkan. Kau tau Aryo begitu menghormatiku dan selalu menuriti kemauanku berbeda denganmu Key. Kau hanya mau bekerja denganku jika pekerjaan itu membuatmu tertarik."
Aryo dan Key adalah satu orang yang sama dengan dua kepribadian yang berbeda. Masa lalu yang kelam hingga terbentuklah Key dengan kepribadian yang lain.
"Aku punya tugas untukmu, selidiki bos perusahaan ini. Berani-beraninya ia mengacaukan proyek milikku. Cari kelemahannya dan akuisisi perusahaan miliknya."
"Orang yang menarik, baiklah aku akan melakukannya. Jangan lupa transfer dimuka dan bayaranku 2x lipat dari Aryo."
"Cih, kenapa kau sangat berbeda darinya, benar-benar menyebalkan. Aku ada satu lagi tugas untukmu. Aku ingin kau menyelidiki siapa orang yang mencelakai kekasihku Tiara dan tangkap dia."
"Tanpa kau suruh pun aku pasti akan menyelidikinya. Tapi aku tidak ingin kau ikut campur bagaimana caraku menghukum orang itu."
"Terserah asal jangan kau bunuh dia. Dan katakan berapa bayaran yang kau inginkan kali ini?"
"Kau tidak ingin aku membunuhnya, sepertinya kau sudah bisa menebak siapa pelakunya. Tumben sekali kau bersikap melunak. Dan untuk bayaran aku tidak menginginkannya. Kau tau aku juga tertarik dengan kekasih kecilmu itu. Jadi jaga baik-baik dia atau aku akan merebutnya" ujar Key
"Jangan bersikap kurang ajar padaku. Aku tidak akan segan menghancurkanmu jika kau berani merebutnya dariku" ancam Dimas. Tapi Key hanya tertawa mengabaikan ucapan Dimas.
Di luar ruangan Yesi mendengus kesal.
"Siapa pria itu sebenarnya, masuk seenaknya bahkan tidak menghiraukan ucapanku. Apa dia itu tuli dan bisu, tidak mendengarkanku ataupun menjawab pertanyaanku" gumam Yesi lirih tapi terdengar oleh teman kerjanya.
"Ada apa Yes" Tanya Mia yang merupakan sekretaris senior Dimas.
"Mbak Mia tau nggak orang yang masuk ruangan bos tadi. Benar-benar menyebalkan."
"Pria yang tadi sempat kau halangi masuk itu ya. Ya ampun Yesi jantungku tadi hampir copot karena kau berani menghalangi langkahnya."
"Memangnya kenapa Mbak" tanya Yesi heran.
"Kau tidak tau, pria itu adalah orang kepercayaan bos. Ia memiliki kepribadian yang menakutkan. Dia selalu bersikap dingin tapi terkadang juga sangat kejam. Tidak ada satupun orang di perusahaan ini yang berani menghalanginya. Kau keren Yesi karena berani menghalanginya. Bahkan kepalamu masih tetap utuh sampai sekarang."
"A-apa maksudmu?" Yesi memegangi lehernya.
Mia tertawa melihat wajah Yesi yang pucat sembari memegangi lehernya.
"Intinya, jangan membuat masalah dengan pria itu, dia lebih menakutkan daripada tuan Dimas. Apalagi ia memiliki kepentingan yang suka berubah-ubah."
Tak lama kemudian terlihat Key keluar dari ruangan Dimas. Mia yang melihat Key keluar segera berdiri dan memberi salam. Ia juga ikut menarik Yesi berdiri dari duduknya.
"Selamat Siang Pak." ujar Mia.
"Se-selamat siang" Yesi mengikuti Mia memberi salam dengan gugupnya. Key hanya acuh, jangankan menjawab salam melirik mereka pun tidak. Tapi ada ekspresi senyum kecil di bibir Key yang hampir tak terlihat, setelah melewati Yesi.
Hari sudah menjelang sore, jam kantor sudah berakhir. Yesi pamit pulang terlebih dahulu kepada Bosnya dan juga Mia seniornya. Ia ada jam kuliah sore ini.
Dari kantor Yesi langsung ke kampus tanpa berganti pakaian. Tidak seperti mahasiswa lainnya yang masih bisa bersantai dan mengobrol bareng dikantin. Waktu Yesi habis ia gunakan untuk Kerja dan Kuliah. Sehingga ia tidak memiliki banyak teman.
Yesi terkenal sebagai mahasiswi cerdas tapi penyendiri. Ia seolah-olah membangun benteng disekitarnya, tidak membiarkan orang lain mendekatinya. Itu juga yang membuat Yesi menjadi incaran para pria dikampusya. Bahkan terkadang ada beberapa pria suka melakukan taruhan untuk menaklukkan Yesi. Tapi tidak ada satupun yang berhasil. Bukan karena Yesi tidak tertarik tapi karena ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan semua itu.
"Lagi cari buku apa" Tiba-tiba ada seorang pria yang berdiri di samping Yesi ketika Yesi sedang memilih buku di perpustakaan kampus.
"Eh Kak Satria, enggak Kak ini bukunya udah ketemu" Yesi menoleh kesamping dan melihat satria berada di sebelahnya.
"Saya duluan ya Kak, lagi lima menit waktunya jam kuliah."
"Oke, hati-hati ya."
Satria sama seperti Yesi datang dari keluarga sederhana. Dan juga merupakan siswa berprestasi yang mendapatkan beasiswa penuh. Hanya saja satria saat ini merupakan mahasiswi tingkat akhir. Ia juga sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar di kotanya.
"Kapan kau akan melihat kearah ku" gumam Satria lirih menatap kepey Yesi. Sudah sejak lama ia menyukai Yesi tapi ia tak memiliki keberanian mengungkapkannya. Yesi selalu menjaga jarak pada hampir semua mahasiswa yang mendekatinya.
Yesi kembali ke kosan setelah jam kuliah selesai. Ia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di kasur
"Capeknya" Ia memejamkan matanya sebentar tiba-tiba terdengar suara telpon dari handphone miliknya.
"Halo" Tiara menatap heran nomor yang tidak dikenalnya lalu menjawab panggilan telepon itu.
"Ini saya Yesi, juragan ikan sahabat ayahmu."
"Iya, ada apa Paman. Apa Ayah Sehat."
"Ayahmu sehat, ini Ayahmu mau bicara."
"Yes, ini bapak Nduk. Gimana kabarmu?"
"Alhamdulillah sehat Pak, Bapak juga sehatkan?"
"Iya Bapak sehat, ini tadi handphone bapak rusak jatuh kena air. jadi Bapak pinjam telpon Juragan ikan. Itu Nduk kiriman wesel sudah sampai tadi dan langsung bapak kasih ke rentenir Karjo buat bayar hutang. Terimakasih banyak ya Nduk. Jangan lupa jaga kesehatan."
"Iya Bapak juga jaga kesehatan. Doain Yesi ya Pak, biar Yesi terus sehat, dilancarkan pekerjaan maupun kuliah Yesi.
"Aamiin, Bapak selalu mendoakanmu Nduk. Ya sudah sampai sini aja dulu Nduk. Nggak enak sama juragan ikan kalau lama-lama."
"Iya Pak jaga kesehatan ya Pak. Nanti kalau Yesi dapat libur, Yesi pasti tengokin bapak."
Pak Kupit mengakhiri panggilannya dan mengembalikan handphone milik juragan ikan.
"Kenapa nggak buka rekening aja Pak Kupit, jadi kalau anaknya kirim uang lebih mudah. Biayanya juga tidak besar." ujar juragan ikan
"Saya bingung caranya juragan lagipula saya nggak bisa pakai ATM"
"Nanti saya kasih tau caranya kalau pak Kupit mau buka rekening Bank dan menggunakan ATM. Biar anaknya kalau mau kirim uang lebih mudah."
"Beneran juragan."
"Iya benar."
Tak terasa satu bulan telah berlalu dan kehidupan Yesi selalu sama. Bekerja dan kuliah, tidak ada candaan atau hang out bareng teman. Karena pekerjaannya yang menumpuk. Apalagi semenjak Bosnya menikah diam-diam beberapa hari yang lalu. Seringkali Bosnya meninggalkan pekerjaan seenaknya karena sibuk dengan istrinya.
Belum lagi berita menghilangnya Aryo atau Key secara tiba-tiba. Membuat bosnya uring-uringan. Biasanya Dimas bisa meninggalkan kantor dengan tenang karena adanya Key dan juga Erick asistennya.
Yesi disibukkan dengan tumpukan berkas di depannya. Sehingga ia tidak menyadari suara handphone miliknya yang terus berdering, karena ia mengecilkan volume dering handphone miliknya.
Setelah selesai dengan berkasnya ia mengecek handphone miliknya terdapat 10 panggilan tak terjawab dari juragan ikan. Ia kemudian melihat ada pesan di layar handphonenya.
"Nak tolong kembali ke Kampung, Ayahmu merindukanmu. Ini sangat penting Nak, tolong segera kembali."
TBC.
Episode ini berkaitan dengan UPIC ABU DAN CEO TAMPAN jadi buat yang belum baca silahkan baca dulu ya. Cukup klik profil aku dan akan muncul beberapa novel disana.
Disana kalian bakalan tau masa lalu Key(Aryo) seperti apa. Terimakasih buat dukungannya jangan lupa tinggalkan jempol di setiap chapter dan favoritkan, Love you all 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sweet chicie💞
salam kenal dari rindu
rindu mampir boom like kaka,,,
2021-11-08
0
3n!#
aq dh meluncur min
2021-09-23
0
Afri Yosman Coyok
Hadir say... 💪💪
2021-09-17
0