Godaan Jin Pertama

Setelah 15 tahun berlalu, kini pak Sahib yang telah berusia 48 jalan 49 tahun telah menjadi seorang hartawan besar di desa Maceng.

Dulunya dia hanya seorang kuli cangkul, namun berkat keteguhan iman nya kepada Allah, dia kini telah mendapatkan kebahagiaan.

Istrinya yang kini hanya mengurus rumah tangga bersama 5 orang pembantu di rumahnya, tidak di izinkan oleh Pak Sahib untuk ikut bekerja menjaga warung.

Pak Sahib telah mempunyai beberapa warung di beberapa desa yang di jaga oleh bawahan yang di percayanya.

Kebetulan, di kampung Meadat, terdapat juga sebuah warung cabang yang belum lama di bangun yang kini telah di buka dan di jaga oleh tangan kanan Pak Sahib bernama Parman yang memang dari awal usaha Pak Sahib telah ikut membantunya.

Rahma adiknya Pak Sahib kini telah menikah dan mempunyai sepasang anak kembar.

Dia menikah dengan seorang Ustadz yang dalam ilmu agamanya.

Bahkan dulunya Ustad Haris (Kyai Haris) pernah belajar ilmu kanuragan dan ilmu beladiri dan pengobatan, bahkan Kyai Haris mengerti tentang ilmu ghaib.

Kedatangan Ustadz Haris di desa Maceng merupakan Berkah dari Allah kepada warga sekitar, karena semenjak ada dia, warga tidak lagi sering mengalami hal hal mistis.

Ustadz Haris mempunyai santri santri yang banyak, ada pula beberapa murid khusus yang belajar kebatinan kepadanya, ada lagi yang memperdalam beladiri kepadanya.

Namun diantara semua murid beliau, yang paling menonjol dan berbakat adalah Muhammad Fatih, yaitu keponakan istrinya, anak dari Pak Sahib dan bu Rahmi yang kini telah berusia 20 tahun.

Fatih memang merupakan seorang yang sangat kuat tulangnya dalam berlatih ilmu beladiri dan selain itu, dia juga mempunyai indra ke enam yang dapat melihat makhluk-makhluk ghaib tanpa harus dibuka mata batinnya.

Ustadz Haris atau banyak juga orang yang memanggilnya Kyai hari itu tampak sedang menggembleng Fatih secara khusus, karena selain bakat nya sangat besar,

dia juga selalu bersama Kyai (Ustadz Haris),

maklum saja, rumah Pak Sahib dan Kyai Haris yang menjadi adik iparnya bersebelahan,

maka setiap waktu setiap saat, Fatih selalu mendapat kan gemblengan dan wejangan-wejangan dari orang yang selalu di panggilnya Guru tersebut walaupun Kyai itu adalah pamannya sendiri.

Di suatu malam, Ustadz Haris yang sedang Tirakat di sebuah kamar bersama Fatih di datangi sesosok makhluk ghaib,

makhluk berbentuk campuran kelelawar dan manusia dengan tanduk iblis di kepalanya,

warnanya hitam kemerahan dengan mata merah menyala, tangan nya berbentuk sayap kelelawar besar dan saat itu, makhluk itu berkata dengan nada kasar kepada mereka berdua.

"hua ha ha ha, kalian berdua memanggil ku datang untuk mengabulkan keinginan kalian".

Kyai Haris yang berusia setengah abad namun jenggot dan rambutnya telah memutih semua itu segera bertasbih dan mengucap tahlil seraya menutup matanya.

Karena Fatih tidak mempunyai pengalaman dalam hal itu sebelumnya, maka Fatih membuka matanya dan dia kaget melihat yang berbicara itu adalah makhluk yang sangat mengerikan.

Padahal Fatih telah banyak melihat makhluk-makhluk seperti jin dan roh-roh yang sebenarnya adalah Qorin manusia, namun melihat makhluk di depannya, dia sangat tersentak.

Mendengar gurunya mengucap "Subhanallah, La ilaha illallah" secara terus menerus, akhirnya Fatih pun segera memejamkan mata dan mengucap tasbih dan tahlil seperti gurunya,

hingga Fatih mendengar suara tawa menyeramkan sayup-sayup menjauh dan makhluk menyeramkan tadi sempat berkata sebelum menghilang,

"aku akan kembali anak muda, aku akan terus mengawasi mu kapanpun di manapun kau berada".

Setelah beberapa saat makhluk itu menghilang, Kyai Haris langsung membuka matanya dan berkata sembari menatap ke wajah Fatih,

"Fatih, apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku tentang makhluk menyeramkan tadi?"

"tidak ada Guru, saya tidak pernah bertemu dengan makhluk seram itu"

"pulanglah Fatih, besok coba kau tanya pada orang tuamu setelah kau menceritakan kejadian malam ini kepada mereka".

"baik Guru".

Setelah itu, Fatih segera menyalami Kyai Haris dan pamit untuk beristirahat di rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari situ.

.---***---. .---***---. .---***---.

Siang itu di sebuah warung di desa Meadat, terlihat beberapa orang datang dengan wajah beringas.

Mereka langsung menghardik penjaga warung bernama Parman.

Kebetulan, saat itu Fatih sedang melakukan pengecekan barang di warung tersebut, mana yang sudah berkurang dan harus di pasok lagi.

Mendengar suara teriakan di depan, Fatih yang berada di dalam gudang penyimpanan barang segera beranjak keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Sesampainya Fatih di depan warung milik ayahnya, dia melihat ada 6 orang bertampang preman yang memiliki tubuh dan otot yang besar sedang memegang kerah baju Pak Parman yang tampak gemetaran.

buru-buru Fatih berlari melerai para preman itu,

"maaf tuan, ada masalah apa sebenarnya?"

seru Fatih seraya menarik Pak Parman dan melepas tangan preman tersebut.

"kau bocah bau kencur, minggir kalau tidak mau gigimu patah, tak usah mencampuri urusan kami, minggir minggir"

ucap preman yang tersinggung dengan kelakuan Fatih tadi.

"mereka orang-orangnya juragan Banta Den, mereka kemari mau meminta tanah ini untuk di beli oleh juragan Banta"

ucap Parman sambil mengusap ujung bibirnya yang tadi sempat kena tinju sekali.

"maaf tuan-tuan, warung ini milik kami, tanah ini juga atas nama kami, dan kami tidak menjualnya"

ucap Fatih dengan lantang namun terbesit nada sopan dalam ucapannya.

namun tidak demikian pandangan para preman itu, mereka menganggap bahwa pemuda tampan di depan mereka ini berbicara dengan sangat sombong.

Tiba-tiba preman yang paling dekat dengan Fatih yang tadi memegang kerah baju Pak Parman mengayunkan tinjunya ke arah Fatih,

dengan sangat gesit Fatih menghindar dan menepis tangan sang preman dengan kuat hingga preman tersebut terhuyung ke samping hampir menabrak tembok warung.

Melihat temannya yang sudah mulai menyerang, preman lain segera berlari ke arah Fatih untuk memberinya hajaran.

Namun entah bagaimana kejadiannya, para preman itu semua nya terkena pukulan dan tendangan Fatih dengan keras,

kini mereka berenam mulai bangun dan menyadari bahwa pemuda yang di anggap ingusan itu adalah seorang ahli beladiri.

Mereka segera mengeluarkan belati dari balik pinggang yang tertutup jaket dan segera menyerang Fatih secara serentak,

namun bukan Fatih namanya jika dia menyerah dengan serangan yang sedemikian rupa.

Ke 6 preman itu kembali terjatuh, namun kini dengan bibir mengeluarkan darah segar.

Rupanya Fatih yang telah bersikap lembut dari tadi tidak membuat mereka kapok.

Maka Fatih pun segera berkata dengan suara lantang,

"sampaikan kepada juragan kalian, jangan pernah mengganggu warung ini lagi, jika kalian semua masih mengganggu hak milik kami, aku akan membuat kalian semua seperti anjing pincang, ingat itu,,!"

mendengar ancaman Fatih yang di ucapkan dengan penuh emosi, para preman itu langsung lari terbirit-birit.

Mereka segera ke rumah juragan Banta dan melaporkan kejadian barusan.

sedangkan Fatih segera mengajak Pak Parman masuk ke warung setelah mengatakan kepada warga sekitar yang menonton kejadian itu untuk segera bubar.

Mulai hari itu, Muhammad Fatih menjadi buah bibir masyarakat desa Meadat.

Juragan Banta dan para anteknya yang dulu semena-mena, kini dianggap oleh warga telah kena batunya.

Akhirnya Fatih dan Parman melanjutkan aktifitasnya masing-masing, namun sedikitpun Fatih tidak menyangka bahwa Juragan Banta dan anak buahnya menaruh dendam kesumat yang mendalam kepada Fatih...

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Edi yuzzardy

Edi yuzzardy

mantepppp...menemukan lagi bacaan bermutu...horor sama silat yg bagus dan menarik

2021-11-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!