Kemelut Ghaib

Siang hari itu, terlihat beberapa orang sibuk lalu lalang di sebuah pasar yang terletak tidak jauh dari desa Maceng.

Terlihat pula sesosok pria yang lumayan tampan berjalan ke arah pasar sendirian.

Dia adalah Sahib yang sedang menawarkan barang dagangannya di pasar tersebut.

Baru akan memasuki pintu pasar, tiba-tiba seorang pengemis kotor berambut kusam datang berlutut seraya memegang kaki celana pak Sahib dengan erat sambil berkata berulang-ulang,

"putra mu akan celaka, putramu akan celaka, cepat selamatkan dia"

Sahib yang mendengar perkataan si pengemis segera memberikan nya uang 50 ribu rupiah dan berharap pengemis itu akan segera pergi.

Namun pengemis tersebut tetap mengulang kata kata yang sama berulang kali sambil menatap ke arah Sahib, akhirnya Sahib segera menuju ke mobil yang sedang di parkir kan oleh pegawainya.

Sesampainya Sahib di situ, dia berkata,

"Man, saya harus segera kembali ke rumah, kamu bisa kan menangani barang-barang ini"

"ya pak, saya akan menjual habis barang kita ini" sahut Parman dengan sangat yakin.

Sahib kemudian memanggil tukang ojek yang biasa mangkal di depan pasar dan langsung menyuruh mengantarkan ke rumahnya di desa Maceng.

Tak lama kemudian, Sahib yang sampai segera turun dari kereta dan langsung masuk ke rumah nya setelah membayar ojek.

"assalamualaikum"

"wa alaikum salam" jawab Rahmi di kamar.

Setelah masuk ke kamarnya, Sahib melihat putra nya yang kini berusia 5 tahun sedang tertidur pulas,

sambil menaruh telunjuk di mulutnya, Rahmi bertanya kepada suaminya,

"kok tumben Pak sudah pulang jam segini?"

jam saat itu masih menunjukkan pukul 11.

"ada kejadian aneh buk, tadi di pasar, ada seorang pengemis yang mengatakan Fatih akan celaka dan menyuruh Bapak untuk menyelamatkannya segera",

sahut pak Sahib dengan nada khawatir.

"kok bisa pak, padahal anak kita tidak apa apa loh pak".

Akhirnya Sahib bisa menarik nafas lega setelah mendengar dari istrinya bahwa putra semata wayangnya tidak mengalami hal aneh apapun.

Pak Sahib saat itu berjalan menuju ruang tengah di ikuti oleh sang istri tercinta di belakangnya.

"aku juga tidak tau buk, kenapa hari ini terjadi hal yang demikian aneh, sudahlah buk jangan dipikirkan, mungkin pengemis tadi salah".

Setelah mengangguk, Rahmi segera pergi ke dapur menyiapkan air panas untuk membuatkan teh suaminya.

Saat membawa teh untuk di suguhkan kepada sang suami, tiba-tiba istrinya di kejutkan oleh suara teriakan Fatih yang sangat besar,

sampai-sampai Rahmi yang sedang memegang gelas tanpa sadar melepas gelasnya dan kini Rahmi pun berteriak sangat keras dan jatuh di atas lantai begitu saja sambil menggelinjang seperti orang yang sedang mengalami kesurupan.

Sahib yang merasa khawatir dan sangat kebingungan sekali menghadapi anaknya yang berteriak segera bergegas ke kamar dimana terdapat putranya yang sedang menggeliat mencoba membalikkan badan dari tempat tidurnya.

Sahib segera berteriak minta tolong sambil menggendong anak nya yang kini telah di bawa ke ruang tengah di mana istri nya sedang menggeliat seperti orang kesurupan,

Tak lama kemudian, saat Rahmi masih berteriak menggeliatkan tubuhnya kesana kemari beberapa lamanya, Rahma datang berlari ke situ.

"ma sya Allah, Kakak kenapa Bang? Fatih juga, astaghfirullah ya Allah",

ucapnya terlihat khawatir, namun sebagai seorang Ustadzah, Rahma langsung membacakan doa pengusir setan dan jin, tampak dia sedang berusaha mengobati Rahmi.

Beberapa saat kemudian, Rahmi kembali pulih seperti semula, namun tidak dengan Fatih yang seperti merasa sangat tersiksa dengan mata terbolak balik atas bawah terbelalak, gigi di gigitkan dengan keras, juga kepalanya seperti orang yang terkena kejang akibat demam tinggi,

namun badan nya tidak panas sedikitpun,

Rahmi yang kini telah sadar langsung menangis kencang melihat kondisi anaknya yang berusia 5 tahun mengalami hal seperti itu.

Setelah agak lama Rahma membacakan doa untuk mengusir jin, Fatih tetap saja belum sembuh.

Akhirnya Sahib berinisiatif membawa Fatih ke Puskesmas, langsung saja Sahib menyerahkan Fatih ke pelukan ibunya, dan dia pun keluar untuk menghidupkan kereta.

Rahmi segera keluar dan naik ke kereta menggendong putranya untuk selanjutnya berangkat menuju Puskesmas.

Rahma yang kini tinggal di rumah segera ke belakang dan berkata kepada anak-anak yang mengaji di saung untuk pulang lebih awal karena bu Ustadzah akan pergi ke Puskesmas.

Kembali kita lihat kondisi Fatih yang kini berada di Pusat Kesehatan Masyarakat bersama ayah dan ibunya.

Beberapa tenaga kesehatan langsung menyambut Fatih dan mereka segera merawatnya.

Belum sempat mereka memasang infus dan memberikan obat, Fatih perlahan-lahan pulih dan sadar kembali, lalu dia bertanya kepada Rahmi,

"ada apa bu?, kok Fatih di sini? kenapa bu?"

Rahmi yang menyaksikan anaknya sudah tidak mengalami gangguan apapun, tak henti-hentinya memeluk dan mengucap puji syukur kepada Allah atas kesembuhan Fatih.

maklum saja, Fatih merupakan anak yang baik dan pintar, dia pun merupakan putra semata wayang Pak Sahib dan bu Rahmi,

Tak lama kemudian, Rahma tiba di Puskesmas dan sebagaimana Rahmi, Rahma segera mengucap puji-pujian kepada Allah SWT atas kesembuhan keponakannya itu.

Sahib beserta keluarganya segera bersiap kembali ke rumah setelah Fatih mendapatkan pemeriksaan dan kata Dokter,

"anak bapak tidak mengalami apa-apa, biasanya Step akan terjadi jika otak tidak mampu menahan daya panas yang terlalu tinggi, namun kami tidak tau apa yang menyebabkan anak bapak kejang".

"baiklah Dok, kami mohon izin"

tak lama kemudian, Sahib telah berada di rumahnya bersama keluarganya tercinta dan segera saja mereka shalat dluhur berjamaah di rumah yang kini telah bertambah luas bangunannya.

.---***---. .---***---. .---***---.

15 tahun kemudian di kota semang, terdapat sebuah rumah yang lumayan mewah, di dalam rumah itu hidup tiga orang dalam satu keluarga.

Sering terjadi pertikaian antara suami istri yang umurnya sudah hampir setengah abad di karenakan sang suami terlalu keras dan beberapa tahun ini memang suami yang dulunya baik kini berubah menjadi seorang yang tidak peduli sama sekali.

Zuhra dan ibunya kini seperti hidup di dalam penjara.

Memang, dulunya saat Nyi Dayang (nama ibu Zuhra) masih tinggal di desa,

dia telah memiliki seorang putri bersama mantan suaminya yang dulu telah mencampakkan dia dan putri semata wayangnya.

Nyi Dayang dan putrinya yang di beri nama Zuhra Lestari itu pergi ke kota untuk mengadu nasib.

Sesampainya di kota, Nyi Dayang dan Zuhra yang masih di dalam gendongan ibunya sempat terkatung-katung di kota Semang sebelum Nyi Dayang yang masih muda bertemu dengan Rocky yang saat itu bekerja menjadi Salesman di sebuah perusahaan ternama.

Akhirnya mereka pun menikah, Rocky yang tampaknya bahagia juga terlihat sangat sayang kepada Zuhra yang kini telah menjadi putri tirinya.

Namun saat Zuhra berusia 16 tahun, mulai terlihat kelainan sifat dari ayah tirinya apalagi sekarang dia telah menjadi seorang manager perusahaan di mana dia bekerja.

Zuhra sering kena marah, namun Zuhra masih sedikit lebih baik nasibnya ketimbang ibunya yang sering di pukuli.

Zuhra telah mempunyai niat bahwa setelah lulus kuliah, dia akan membawa ibunya pergi ke desa Meadat atau sekitarnya di mana Zuhra berasal.

BERSAMBUNG

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!