2 September 2021
Tahun telah berganti, sudah enam tahun Aurel tinggal di kota B. Tidak ada niat sama sekali untuk kembali. Luka itu masih membekas begitu dalam. Meringkuk, dan menggerogoti setiap inci hati. Aurel ketakutan, mimpi buruk selalu tiba dimalam hari. Mimpi yang mengingatkannya pada malam di bar. Pada saat Clarissa mengajaknya untuk minum dan berakhir di pelukan pria asing.
Semakin lama, ingatan itu semakin jelas. Hanya saja tidak ada gambaran pria itu, seolah dimakan dan dilahap agar tidak menimbulkan kekacauan.
Sesaat setiap Aurel melamun, Devi anak perempuannya menyadarkan dengan alunan musik yang indah. Alunan yang mampu membawanya terbang jauh bagaikan bidadari menjari jati diri.
Ketika ia ketakutan dalam dilema, Dava anak lelakinya memberikan pelukan hangat. Tangan itu kekar dan penuh kelembutan.
Aku merasa menjadi orang paling bahagia, ketika bersama mereka. Terimakasih, telah menemani hidup ibumu selama lima tahun ini.
Sesuai kesepakatan dengan diri sendiri, penulis hanya kerja sampingan. Aurel berkerja disebuah perusahaan industri hiburan di kota B. Aurel hanya karyawan kecil, menginginkan kenaikan jabatan hingga menerima tawaran dari manajer Koo.
"Saya dapat membantu Anda untuk naik jabatan. Anda dapat mengisi formulir tersebut, dan menjadi karyawan pertukaran untuk dua bulan di kota X. Beberapa bulan yang lalu, Moon grup memberikan kita peluang besar. Anda juga diperkenankan datang sebagai perwakilan. Sebagai bonusnya, dua bulan setelah Anda kembali ke kota B, Pak Yu akan memberikan Anda posisi yang lebih layak." kata Manajer Koo dengan senyum.
"Jika sudah selesai mengisi formulir. Anda dapat memberikannya pada saya. Saya ada di ruangan." kata Manajer Koo kemudian berbalik untuk pergi.
Aurel amat girang walau ada keraguan dalam hati. Kota X adalah luka yang tak seharusnya diungkit, tetapi kesempatan ini hanya datang sekali. Kalau begitu harus bisa menanggung resiko.
Setelah Aurel mengisi formulir, dia memberikannya pada Manajer Koo. Kemudian kembali bekerja. Seminggu lagi pertukaran karyawan akan dilakukan. Selama itu, Aurel dapat mempersiapkan diri sematang mungkin.
Baiklah kota X, kami kembali! Sudah terlalu lama bersembunyi, aku akan tunjukkan bahwa aku begitu beruntung!
Seminggu kemudian...
Bandara Kota B.
Aurel berjalan bersiap memasuki pesawat. Dava dan Devi juga ikut, tak mungkin mereka ditinggal untuk jangka waktu dua bulan.
Pesawat beberapa menit lagi akan siap lepas landas. Aurel mengamati dari luar kaca. Hatinya masih gelisah, lekas sirna ketika Devi menggenggam erat tangan Aurel.
"Ibu jangan murung terus, kami juga sedikit takut untuk pertama kali naik pesawat. Aku akan ada di sisi ibu." bujukan Devi membuahkan dampak. Seulas senyum terlihat, Aurel mengelus kepala Devi kemudian mengecupnya.
Aku baik-baik saja...
Selama setengah jam mereka berada di pesawat, akhirnya keluar juga. Aurel merebahkan tubuh, dia dan kedua anaknya lekas keluar dari pesawat. Tersenyum dan begitu girang. Pemandangan kota X berubah drastis sejak dia terakhir datang kesini. Kenangan itu masih ada dan begitu jelas di sirkuit otaknya.
Aurel membuka ponsel, mengecek pesan yang masuk. Manajer Koo telah memerintahkan seseorang untuk menjemput mereka. Dan mengantar ke apartemen.
Namun Dava dan Devi sudah tidak ada disisinya lagi. Dia panik bukan main, mengedarkan pandan yang dan berulang kali meneriakkan nama. Tidak perduli lingkungan sekitar.
"Ya Tuhan, kemana dua anak itu? Baru saja berpaling sebentar sudah tidak ada. Kemana aku harus mencari?" kata Aurel dalam hati hingga seorang pria tinggi dengan kacamata hitam melekat di mata, menghampirinya. Lelaki itu menggendong Dava dan Devi yang terus memberontak.
Aurel yang begitu panik dan kesal malah menghantam tinju pada pria itu. "Kamu apakan anakku!"
"Aduh... Maaf, saya hanya mengantar dua anak ini. Mereka salah memasuki mobil dan menggangu tuan muda kami."
Aurel terdiam, malu dan bingung, lekas menarik kedua tangan anak itu.
"Kalau begitu terimakasih." kata Aurel dengan gugup, ketika pria itu melangkah untuk pergi.
"Kalian ini ya!" Aurel marah, mencubit telinga Dava dan Devi.
"Maaf, Bu. Kami salah orang, kami pikir itu orang yang akan menjemput kita, ibukan bilang orangnya tinggi-tinggi dan memiliki setelan jas."
Aurel menepuk jidat, Devi berkata dengan begitu polos. Akal logikanya benar-benar bermasalah. Walau pandai bermain musik, dalam hal logika Devi tidak terlalu pandai, terlalu polos dan percaya apa saja yang dikatakan orang lain.
"Devi... Kamu ini bercanda terus, yang ibu maksud bukan mereka. Lain kali tidak boleh asal masuk mobil orang." kata Aurel dengan lembut kemudian menarik tangan Dava dan Devi menuju mobil yang baru saja berhenti didepan mereka. Itu suruhan Manajer Koo.
...
"Rumah ini lumayan," puji Dava kemudian duduk disofa dengan bersandar. Dia mengambil ponsel pintar miliknya, kemudian memainkan game kesukaan. Sedang Devi asyik tiduran di kasur empuk.
Aurel sedang berada di dapur, memasak untuk anaknya. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, memaksanya untuk keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Azura
Sebenarnya ceritanya menarik cuman pembawaan gaya bahasanya kurang bagus. Coba perbaiki. Seperti sequel novel ini, gaya bahasa sama tanda bacanya udah oke. Aku yakin, setelah novel ini di revisi bakal banyak yang baca. Soalnya seru☺️
2022-05-19
0
Bernaline
nona kencan buta 😎🙏
2022-05-19
0
Sihombing lumbantoruan
lqnjut baca
2021-11-21
0