Suami Gangster
***
Semua hanya kepalsuan dalam ikatan
Cinta memudarkan harapan
Langit senja membutakan arah, aku bingung tak tahu harus kemana
Jika cinta hadir tuk dilupakan, lalu mengapa cinta hadir tanpa permisi
Jalanan berliku membuatku bingung
Langit biru memberiku harapan
Topeng wajah kian menipis, lalu cintapun hilang ditelan angin
Puisi singkat yang ditulis Devi (10 tahun)
Devi memandang wajah Aurel yang tertidur disofa ruang tamu. Rumah kontrakan kecil yang mereka sewa di desa kecil, menjadi tempat mereka berteduh selama beberapa tahun ini.
Puisi itu bukan hanya semata-mata ditulis sebagai keindahan, tetapi mengisyaratkan sebuah arti kehidupan yang palsu. Devi merasa sangat sedih, ibunya kembali menjalani hidup yang menyedihkan.
3 tahun yang lalu, ketika Aurel dan dua anaknya pergi melarikan diri dari rumah besar itu. Rey pergi mencari mereka, berhari-hari terus mencari. Ketika sedang mencari keberadaan istri dan anak-anaknya, siapa yang tahu Rey mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia harus koma selama satu setengah bulan, lalu kabar Rey tidak diketahui lagi. Lenyap seketika dari ingatan Aurel.
"Ibu..." Devi mendekat, ditepuknya pundak sang ibu pelan, membuat Aurel membuka mata.
"Ada apa, Sayang?"
"Aku lapar." katanya dengan cemberut.
Aurel tersenyum, mengelus pipi Devi dengan lembut, kemudian mencium pucuk kepala Devi, lalu pergi ke dapur.
Devi duduk disofa, melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Sangat bosan rasanya, apalagi Dava tidak ada disini. Sebulan yang lalu, Dava ikut ekskul beladiri disekolah baru, setiap hari ikut latihan beladiri untuk olimpiade karate yang akan diadakan dua Minggu kedepannya.
***
Klub Diamond
"Tuan. Bagaimana jika malam ini bermalam disini?" kata seorang wanita dengan genit. Pria itu bernafas berat, menyingkirkan tangan wanita yang mencoba merayunya.
Berniat datang untuk urusan bisnis dengan rekan di sebuah klub, malah berakhir dengan tidak baik.
"Tuan..."
"Menyingkir!" katanya dengan kesal, malah membuat wanita itu semakin menjadi.
Hampir saja Rey bertindak, ketika seorang wanita melempar tas kearah wanita yang menggoda Rey. Jingga datang dengan amarah, mendekat kearah keduanya, langsung menjambak rambut Grace, wanita menggoda yang berani merayu tunangannya.
Jingga sudah berusaha sejauh ini, menggunakan alasan amnesia Rey, lalu kemudian menyatakan dirinya adalah kekasih Rey, kemudian bertunangan. Jingga merasa sudah menang, setelah ini dia dapat membalas dendam, mengambil ahli kekuasaan keluarga Rey dan menyingkirkan Aurel dari kehidupan Rey.
"Dasar Pelakor! Tidak tahu diri, kamu berani menggoda tunanganku!" kata Jingga dengan amarah, yang langsung menarik opini publik.
Grace meringis dengan keras, menatap tajam Jingga. Dia sangat membenci Jingga yang terlalu overprotektif terhadap Rey.
"Tch!" Grace pergi begitu saja, dengan malu.
"Kamu kenapa ada disini?" kata Rey menarik tangan Jingga yang hendak mengejar Grace. Rey tidak ingin menimbulkan kekacauan. "Sudahlah, jangan mengejarnya lagi." tukas Rey.
Jingga melotot marah,
"Kamu ini selalu saja begini, membuatku kesal setiap harinya. Sebenarnya aku yang tunanganku atau dia?!"
"Jingga aku hanya tidak ingin kamu bertindak ceroboh, malah membuat kekacauan. Tidakkah kamu malu?"
"O, sekarang kamu menyalahkan aku."
Pada titik ini Rey tidak mampu berkata apa-apa lagi, menarik tangan Jingga kasar meninggalkan klub tersebut menuju ke Villa Rey, Silvi dan Mr. Dinda sudah beberapa bulan ini tinggal disana.
Mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi, Rey membanting stir mobil yang membuat Jingga terkejut dalam diam. Ingin marah tetapi dia juga tidak ingin membuat orang lain marah.
Klakson mobil berbunyi dengan keras, Rey menginjak rem secara mendadak. Hampir saja dia menabrak seorang anak kecil, anak itu terlalu pendek sehingga sulit dilihat, apalagi Rey sedang dalam keadaan kesal. Berhenti ditengah jalan, membuka pintu mobil. Rey hendak memarahi anak kecil tersebut, sebelum anak itu datang dan melipat kedua tangan didada, menatap horor Rey.
"Tidak tahu malu! Orang dewasa yang hampir menabrak anak kecil sepertiku, tidak takut kamu membunuh seseorang?" kata Dava dengan nyaring, suaranya meninggi dengan mata yang tertutup.
"Seharusnya aku yang memarahimu karena berjalan tidak melihat-lihat."
"Kamu! Tunggu..." Seketika Dava membuka mata, suara yang tidak asing ia dengar, dan benar saja dia mengenal pria tinggi yang kini berdiri didepannya. Saat sebentar dia termenung, hingga amarah memuncak dalam hatinya.
"Pria ini yang membuat hidup ibuku hancur!" kata Dava dalam hati, rindu berselimut kemarahan.
Belum sempat mengatakan apapun, pintu mobil kembali terbuka. Jingga datang dengan wajah kesal, "Anak ini sungguh tidak sopan mengatakan hal seperti itu padamu. Bukankah dia yang salah?" tukas Jingga.
Dava mengepal tangan, siapa yang tahu baru turun dari taksi ketika pulang dari sekolah. Ekskul beladiri dibatalkan hari ini, ada urusan mendadak, dan Aurel tidak dapat menjemput. Dia berjalan dari persimpangan hingga rumah dan mendapat masalah ditengah jalan.
"Kalian tidak tahu malu!" kata Dava kemudian berjalan meninggalkan kedua orang itu. Suasana hatinya hancur seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Asisten Moon
kak Mona semangat
2022-09-22
0
Asisten Moon
hmm
2022-09-22
0
Awi Lumbantoruan
Anaknya super genius. 🌸👓
2022-06-24
0