Akhirnya Ira duduk di kursi yang berada di teras, menata kembali pikiran dan wajahnya seakan-akan tidak melihat apapun, setelah rapi semuanya, Ira langsung mengetok pintu kembali dan mengucap salam, kali ini langsung mendapat sahutan dari Toni ayah Tama, pintu dibuka dan dilihatnya Toni yang rambutnya masih basah habis mandi
Toni segera memeluk Ira dan menyuruhnya masuk, Ira pun masuk, tak berselang lama datanglah Maya ibu Tama
"Hai cantik, ya ampun lama kita gak ketemu ya, kamu kesini sama Tama?"
"Sendiri tante, begini Om Tante, sebelumnya Ira minta maaf, akan memberikan kabar kurang enak buat kalian"
Mendengar hal itu Kedua orang tua Tama langsung duduk dengan suasana serius dan tegang, Ira menceritakan semua kejadian antara dia dan Tama, sontak kedua orang tua Tama sangat kecewa dengan kelakuan anaknya, namun mereka juga tidak menghalangi niat Ira untuk memutuskan ikatan pertunangannya
"Baiklah sayang, Tante tidak menyalahkan mu, apa Tama menerima hal ini?"
"Entahlah Tante, aku akan mengatakan niatku sesampainya di Jakarta nanti, aku harap kita dapat berpisah dengan baik-baik"
"Tenanglah sayang, biar nanti om juga yang akan membantu menenangkan Tama, anak itu gak pernah mau berubah" ucap Toni
Sekilas Ira menatap Toni
"Dasar baji*ngan, maling teriak maling" batin Ira geram dengan sikap Toni
Setelah melakukan semua pembicaraan dengan orang tua Tama, Ira merasa lega karena semuanya berjalan dengan lancar, hari sudah semakin sore, Ira segera pamit pulang
Sampai dirumah Ira langsung mandi dan membantu mamanya menyiapkan makan malam
"Apa semuanya lancar sayang, mama khawatir banget lo"
"Alhamdulillah baik Ma, Om Toni dan Tante Maya juga tidak mempersulit keputusan Ira"
"Baguslah kalau begitu, mama ikut lega, nanti biar kami sebagai orang tua kamu akan kesana dan meminta maaf dengan semua keputusan yang kamu ambil"
"Iya Ma, makasih ya, mama dah dukung Ira"
"Tentu saja sayang, mana mungkin mama membiarkan kamu di miliki oleh laki-laki gak bertanggung jawab kayak gitu"
"Hem papa juga setuju itu, bersyukur kita tau semua tentang Tama hari ini, aku tidak bisa membayangkan kalau kita taunya setelah kalian menikah"
"Iya pa, semua ada hikmahnya ya, hehe"
Setelah itu semua makan dengan tenang, selesai makan malam ketiganya berkumpul di depan TV, menikmati tontonan dan berbincang kecil
"Jadi kamu cuma cuti tiga hari sayang?" tanya Lina
"Iya Ma, besok aku sudah balik ke Jakarta, tiket pesawat juga sudah aku boking"
"Yah, cepet banget ya, padahal mama masih kangen sama kamu Lo"
"Iya, apa gak bisa diundur barang dua atau tiga hari lagi, papa juga masih kangen sayang"
"Gak bisa Ma, Pa, apalagi di perusahaan sekarang sangat sibuk mengerjakan proyek-proyek baru yang membutuhkan tenaga Ira"
"Ya sudah, yang penting jaga kesehatan ya, papa gak pengen kamu nanti kenapa-napa"
"Iya Pa, siap, Ira kan sudah gede, bisa jaga diri kok"
"Berarti siap untuk nikah dan punya anak juga ya?" Sindir Lina
"Mama mulai deh, baru aja putus tunangan, dah mikirin kawinan"
"Hahaha"
Ketiganya tertawa bareng
Tiba-tiba terdengar bunyi panggilan dari handphone Ira
"Halo Assalamualaikum" ucap Satria
"Waalaikumsalam, gimana Sat?"
"Kamu baik-baik saja kan Ir?"
"Iya, emang kenapa?"
"masalah kamu dah beres kan?"
"Udah, kamu lagi dimana ini Sat, masih diluar kota?"
"Iya, 2 hari lagi balik, kerjaan dah hampir kelar kok Ir"
"Yang nanya siapa, mau loe balik apa nggak, aku mah bodo amat"
"Eh, mulai ya, coba aja kalau pas lagi suntuk, rengek-rengek minta di temenin, dimasakin, disuapin" ucap satria
"Eh, asal, aku gak pernah minta di suapin ya, yang ada kalau loe nyuapin aku gak pakek sendok tapi pakai centong, bisa melar mulutku" sahut Ira
"Ha ha ha, gimana kabar mama sama papa kamu, sehat?" tanya Satria
"Iya dong, tiap hari bulan madu doang, ya jelas sehat" jawab Ira
"Oh ya, nanti aku minta resep deh, gimana bisa tiap hari bulan madu, hahaha" satria tertawa
"Halah, mulai, ngeres pikirannya, aku cuci pakai pembersih lantai nanti ya" sahut Ira
"Ye, emang otakku kuman, ya udah aku tutup dulu, Ingat jaga kesehatan, salam buat mama dan papa kamu, jangan banyak nangisi Tama, ikhlaskan saja, nanti tak carikan yang lebih Hot dari Tama" Satria
"Emang ada, siapa?"
"Salonpas Hot, hahaha"
"TAMA !"
"Awas kamu ya, dasar otak gesrek" teriak Ira kesal
"Assalamualaikum" ucap Satria
"Waalaikumsalam" jawab Ira
Ira menutup handphone nya dengan mulut yang komat-kamit menyumpahi Satria, sedangkan kedua orang tua Ira yang dari tadi memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan anaknya hanya saling tatap dan tersenyum penuh misteri
*
Ira segera merebahkan tubuhnya di kamar Apartemen, badannya lumayan lelah sehabis perjalanan dari Malang kota kelahirannya, setelah makan malam Ira segera membuka laptop dan mengecek kembali pekerjaan di perusahaan, tanpa terasa Ira tertidur lelap
Keesokan paginya, setelah sholat subuh Ira segera mandi dan menyiapkan diri memasak untuk makan paginya dan bersiap ke kantor untuk bekerja
"Sampai juga di kantor" batin Ira
"Ir, aku pengen ngomong" ucap Tama yang tiba-tiba muncul di depan ruangan Ira bekerja
"Tama, apa yang kamu lakukan disini, jangan sekarang kalau ingin membicarakan hal pribadi, aku sedang kerja, nanti saja di jam istirahat" ucap Ira
"Aku cuma mau bilang, kalau aku seneng bisa keluar dari pertunangan dengan kamu, dan satu lagi, aku menjalin kasih dengan teman sekantor mu, jadi nanti jangan kaget dan membuat keributan" kata Tama
"Apa maksudmu, siapa?" tanya Ira
"Linda, wanita yang kau temui di hotel waktu itu" jawab Tama dengan bangga
"Jadi, dia Linda, maksudmu Linda asistenku?" Ira berkata sambil bergetar dan tak percaya
"Iya, dia lebih baik darimu, sudahlah, aku harap kamu tidak mengganggu hubunganku dengannya walaupun dia bawahan mu" ucap Tama
"Dasar kau baji*ngan, aku tidak akan menggunakan jasanya lagi, biar dia pindah ke divisi lain, kalian pasangan breng*sek dan tidak tau malu" ucap Ira langsung berjalan masuk keruangan nya dan membanting pintu dengan keras
Sementara itu linda yang sengaja bersembunyi mendengarkan semua percakapan kekasihnya dan Ira segera menghampiri Tama dan menciumnya
"Linda, kau mendengar semua pembicaraan ku dengan Ira?" ucap Tama
"Aku gak apa-apa kok sayang walaupun dipindah oleh nona Ira, yang penting aku bersamamu" Linda mencium bibir Tama, melu*at lembut sebentar kemudian merapikan bajunya kembali bersiap untuk melanjutkan pekerjaannya
Tama langsung pergi meninggalkan perusahaan tempat mantan dan kekasihnya bekerja
Sementara itu Ira benar-benar dibuat kesal oleh kelakuan Tama
"Kurang ajar, kalian menikam ku dari belakang, dasar breng*sek, Baji*ngan, rasanya ingin aku mence*kikmu Linda" batin Ira berusaha mengendalikan emosinya
Dengan tidak tau malu, Linda masuk keruangan Ira dan menanyakan pekerjaan apa yang bisa di bantu hari ini, seolah tidak ada masalah apapun dengan Ira
Bersambung
Hayo, Awas ya, Jangan lupa
LIKE
KOMEN
FAVORIT
HADIAH
VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LINDA JALANG MURAHAN, MAU2NYA DIZINAHI SBLM DIHALAKN,, KASIAN BPAK LO YG IKUT NANGGUNG DOSA2 LO, LO SERET BPK LO KNERAKA
2024-07-11
1
Sulaiman Efendy
AHH TYPO BIKIN EMOSI, SATRIA JDI TAMA..
2024-07-11
1
suharwati jeni
pecat aja si linda, ir
2024-05-04
1