Ira sangat terkejut mendapati Tama sudah berada di pintu apartemennya
"Tama?"
ucap Ira terkejut melihat kedatangan Tama dengan wajah penuh emosi
"Oh jadi begini rupanya kelakuan kamu yang sebenarnya Ir, membuat kekacauan di hidupku dan sekarang malah bersama dengan laki-laki lain, ha!" bentak Tama lantang
"Jaga ucapanmu Tama, dia adalah Satria yang kamu sendiri sudah kenal kalau dia sahabatku, aku yang memintanya untuk menemaniku, jadi jangan mencari masalah dengan hal ini"
"Jadi dia semalam menemanimu?"
"Iya" sahut Ira
"Disini?"
"Tentu saja, memangnya dimana lagi" ucap Ira tak mengerti
"Jadi kalian tidur dalam satu atap?"
"Apa maksudmu?"
"Apa kau juga mandi bersama?"
"Tama !"
"Jangan keterlaluan, aku dan Satria tidak seperti yang kau bayangkan!" teriak Ira
"Oh ya, berapa kali kamu ngang*kang dan mende*sah di atas tubuhnya?"
PLAK
Tamparan keras tangan Ira mendarat di pipi Tama
"Jangan keterlaluan Tama, aku sudah bilang tidak ada yang aku lakukan dengan Satria, dia bukan laki-laki be*jat seperti mu!"
"Kurang ajar, kau menamparku, dasar wanita ja*lang sia*lan!" teriak Tama
"Jaga mulutmu Tama!" bentak Satria yang sudah mulai emosi melihat bagaimana Ira di hina oleh Tama
"Oh, kau mulai ikut campur urusanku rupanya"
"Ayolah Tam, kau bisa bicara baik-baik dengan Ira, jangan saling menghina, selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin" ucap Satria menahan emosinya
"Jangan berlagak sok baik di depanku Satria, berpura-pura perduli dengan Ira, aku tau apa maksudmu, kau ingin Ira menjadi milikmu kan?"
"Tam, aku tidak sepicik itu, Ira sudah lama menjadi sahabatku, jadi aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya, kalian bicaralah baik-baik, aku akan keluar dulu" Satria langsung pergi keluar meninggalkan Apartemen Ira
Tama langsung duduk di sofa dan Ira duduk di depannya
"Omong kosong dengan persahabatan kalian, aku bahkan curiga, jangan-jangan kalian sudah sering nge se*x bersama"
"Tama! kau ini keterlaluan!, Jangan membolak-balikkan fakta, kau yang sudah menyakitiku, jangan melemparkan kesalahanmu padaku!" bentak Ira emosi
"Itu bukan kesalahanku, kau sendiri yang tidak pernah mau aku sentuh, aku laki-laki Ira, aku juga butuh memenuhi kebutuhan biologis ku!"
"Kau bajing*an Tam, kita belum menikah, bagaimana mungkin kau menuntut hal itu dariku!"
"Jangan berpikiran kuno, ini sudah gak zaman orang harus nikah dulu baru bercinta, atau itu alasanmu saja untuk menutupi kalau kamu sudah tidak perawan lagi"
"Jangan keterlaluan Tam, sumpah, aku masih menjaga kesucian ku sampai detik ini"
"Oh ya, kalau begitu buktikan!" ucap Tama
"Apa kau gila, bagaimana aku membuktikan hal seperti itu, jangan konyol"
"Tidur denganku sekarang, kita bercinta disini, dan aku akan melihatnya sendiri, kau masih vir*gin atau tidak, baru aku percaya"
"Kau, kurang ajar, aku tidak Sudi tubuhku di sentuh oleh orang menjijikkan seperti mu yang sudah berganti-ganti lubang"
"Itu juga karena kau tidak mau melayani kebutuhan ku Ira!"
Tama semakin emosi mendengar perkataan Ira, sesaat kemudian langsung menarik dan membanting tubuh Ira diatas sofa, Ira berusaha meronta, sementara Tama langsung ******* bibir Ira dengan kasar
"Lepas Tama, Bajingan!"
Ira terus memukul dan menendang tubuh Tama hingga bisa melepaskan diri, dengan cepat Ira berlari masuk ke dalam kamar dan menguncinya, Tama yang sudah termakan oleh naf*sunya tidak tinggal diam dengan berusaha mendobrak pintu kamar Ira
"Buka Ir, Buka!, Dasar wanita Breng*sek!" Teriak Tama semakin tidak terkendali
Handphone yang tergeletak di meja kamar segera diraih oleh Ira dan menghubungi Satria
"Halo, Satria, kamu dimana, tolong aku Sat, Tama makin gila!" ucap Ira
"Halo, tenang Ir, aku kesana!" jawab Satria
Tut Tut
Sambungan telepon terputus
Ira dengan cemas berharap Satria segera datang, sementara itu Tama masih teriak-teriak berusaha mendobrak pintu
Tak berapa lama terdengar seseorang datang dan terjadilah perkelahian, Satria menghajar Tama hingga babak belur, Tama di seret keluar dari Apartemen oleh Satpam yang di bawa oleh Satria
Satria segera masuk kamar Ira dengan wajah cemas
"Ir gimana, kamu gak apa-apa kan?"
"Nggak kok Sat, takut banget aku tadi, kamu juga ngapain pergi sih" ucap Ira sambil menangis
"Sudah, dah aman, jangan nangis lagi " ucap Satria menenangkan Ira
Ira menghapus Air matanya dan masuk ke kamar mandi, setelah merapikan dirinya Ira keluar dan mencari keberadaan Satria
"Sat, kamu di dapur, ngapain?"
"Ini buatkan kamu teh hangat, gih minum, biar kamu tenang"
"Iya, makasih ya Sat, maaf, aku ngrepotin kamu terus"
"Emang Kamu bisa ngrepotin siapa lagi kalau bukan aku, Siska lagi hamil tua, Reyna juga barusan lahiran, kamu gak punya pilihan lain, ya hanya tinggal aku ni"
"Ha ha ha" keduanya tertawa bareng
*
Sore hari Satria segera pamit pulang untuk mengurus persiapan kerjanya besok karena besok, Kebetulan Satria adalah CEO diperusahaan yang di bangunnya sendiri lima tahun yang lalu bersama dengan Suami sahabatnya Reyna, yang kebetulan seorang milyarder dan juga pengusaha muda yang sukses
"Aku pulang dulu Ir, besok banyak kerjaan yang harus aku siapkan filenya nanti malam"
"Iya, kamu pulang saja, aku biasa sendiri juga kok"
"Mangkanya cepet cari pasangan"
"Ih, nggak ngaca sama diri sendiri, kamu juga belum punya pasangan"
"Oh iya, lupa, hehehe"
"Dasar" ucap Ira
Satria segera meninggalkan Apartemen Ira, menuju apartemennya sendiri, baru sampai di apartemen tiba-tiba terdengar panggilan masuk dari handphone nya, Satria segera mengangkat dan berbincang dengan seseorang di telepon yang ternyata adalah teman sekaligus orang-orang kepercayaannya di perusahaan yaitu Andre dan Rio
Satria segera mandi kemudian bersiap di ruang kerjanya, satu persatu membuka lembaran file yang membutuhkan tanda tangannya, dengan hati-hati membaca dan menelitinya kembali
Pukul tujuh malam terdengar bel pintu berbunyi, Satria segera membuka pintu dan mendapati kedua temannya sudah nyengir kuda di depan pintu
"Assalamualaikum bro"
"Waalaikumsalam salam"
keduanya dengan jahil menyodorkan tangan untuk disalami
"Ngapain pakek Salim segala, kayak di kondangan saja" ucap Satria sambil menampel tangan Andre dan Rio
"Ya biar lu cepet nikah" jawab Rio nyengir sambil berjalan masuk ke apartemen
"Nikah sama lu, mau?" ucap Satria asal
"Ih, na*jis, gini-gini gue juga masih normal bro" ucap Rio sambil begidik ngeri
"Lubang itu masih nikmat, ngapain cari yang Buntet" ucap Andre
"Gue juga gak mau sama kalian, biar di dunia ini cuma ada kalian sama Luna Maya, aku pasti pilih Luna Maya" ucap Satria tanpa dosa
"Heh Anj*ing ,ya jelaslah, kasih pilihan kok sama Luna Maya" kata Andre sambil nonyor Satria
"Hahaha, kan bener, kalau pilihannya cuma kalian berdua ya ogah" ucap Satria
Kini ketiganya berjalan menuju ke ruang kerja Satria, kedatangan kedua orang temannya itu memang bermaksud untuk membahas masalah tender penting yang nilainya tak main-main, jadi semua harus dipersiapkan dengan matang
Pembahasan semua permasalahan yang mungkin akan timbul dalam pelaksanaan tender di bahas dengan sangat teliti oleh ketiganya
"Kita harus sukses kali ini bro" ucap Rio
"Hem, apalagi pak Alex tidak bisa membantu karena punya sedang mengerjakan proyek perusahaannya sendiri" sahut Andre
"Kita harus bisa buktikan kalau Alex tidak sia-sia memilih kita untuk menjalankan tender besar ini" ucap Satria
"Setuju, pak Alex itu orangnya sangat tegas, dingin dan selalu sukses dalam memimpin apapun, kita sudah di percaya, jadi jangan menyia-nyiakannya" ucap Rio
(Salam sehat dan bahagia dari Author, ini karyaku yang ke 3 dan masih baru saja rilis, mohon maaf karena masih bisa Up sekali sehari, mohon kesabaran dan dukungannya)
Bersambung
Hayo, Awas ya, Jangan lupa
LIKE
KOMEN
FAVORIT
HADIAH
VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
fajar Rokman.
hadir thor ..g bosen baca ceritanya..
2025-02-02
0
Sulaiman Efendy
LUNA MAYA BEKAS ZINAHAN ARIEL LO MAU...JIJIH SAT..
2024-07-10
2
suharwati jeni
karya yg ke 2 apa thor?
2024-05-04
1