"Ziana.."
"Ziana.."
"bangun dek sudah pagi, ayo mandi dan duduk di meja makan ya sayang, tante masak enak hari ini loh" kata nyonya Smith.
*suara menguap tedengar*
sambil mengusap-usap mata ziana menjawab..
"iah mah.. mmmm.. gendong... masih ngantuk"
"ha.."
"ma.. mamah?" kata nyonya smith dalam hati terharu.
dengan mata berkaca-kaca nyonya smith mengangkat Ziana dan menggendongnya..
"oooh si dedek masih ngantuk.. sini sini.."
"selamat pagi nona-nona, sudah pada sibuk aja..
Zaiana haii.." sambut tuan smith dengan bersemangat sambil mengelus kepala Ziana.
"pagi papa"... jawab Ziana
"pa.. papa?" sayang dia baru saja memanggil ku..
"iah.. dan barusan aku di panggil mama sayang"
potong nyonya smith.
kedua pasangan kekasih itu saling menatap dan tersenyum bahagia.
kemudian nyonya smith menyelesaikan masakannya dan menyediakannya di meja.
"makanan siap, di masak dengan cinta untuk kedua kesayangan ku.. yuk ayuk makan" kata nyonya smith dengan gembira.
"mamah.. ini apa?" tanya Ziana
"oh itu labu sayang, labu dan potongan daging
rusa, gimana sayang rasanya?" tanya nyonya smith
"dagingnya alot, tapi labunya manis.. Ziana kunyah-kunyah, tapi dagingnya gak mau lunak-lunak mamah" jawab polos Ziana
"hahahah.. daging nya alot supaya kamu kuat !! kata tuan smith sambil tertawa.
"sayang ih jangan di ketawai hehe.." jawab nyonya smith sambil menahan ketawa.
"makan labu nya aja sayang kalau gak kuat" anjur nyonya smith
"mmmhh mmhh... Ziana mau kuat, Ziana mau habisin daging rusa nya mamah" jawab Ziana dengan antusias
"makan yang banyak sayang haha" sambung tuan smith dengan ketawa bahagia.
dan mereka pun tampak seperti keluarga pada umum nya. Pasangan Smith memulai kegiatan nya seperti biasanya, tuan smith akan pergi berburu dan nyonya smith akan pergi ke pasar desa untuk membeli dan menjual sedikit daging hasil buruan tuan smith.
"Ziana..."
"mau ikut.. mam... eeh.. tante ke pasar?" tanya nyonya smith
"iah mamah Ziana mau ikut" jawab Ziana spontan.
"kalian berdua bersenang-senanglah, aku harus kembali berburu agar kita bisa makan daging rusa lagi" jawab tuan smith dengan bersemangat.
tuan smith pun berpamit dan pergi.
setelah nyonya smith bersiap-siap. Ziana pun di dandani nya dengan imut seperti biasanya.
wajah Ziana di selimuti bedak tipis, memakai baju berwarna biru seperti daster ukuran anak-anak dan di pakaikan topi dengan hiasan bunga matahari.
Ziana dan nyonya smith beranjak pergi menuju pasar desa. ketika dalam perjalanan mereka melihat beberapa orang berkerumun dan terlihat sibuk satu dengan yang lain.
Beberapa dari mereka terlihat kebingungan dan terlihat adanya petugas keamanan desa yang sibuk menempalkan poster. nyonya smith yang penasaran menyapa salah seorang warga dan bertanya..
"kenapa pagi-pagi begini sudah ramai dan sibuk?"
"oh nyonya smith... barusan ada kabar dari salah satu orang tua yang melaporkan bahwa anak nya belum kembali ke rumah sejak kemarin sebelum makan malam, dan sekarang petugas keamanan desa akan melakukan penyisiran di lokasi tempat terakhir dia bermain" jawab seorang warga desa.
Mendengar hal itu nyonya smith membungkuk dan menasehati Ziana..
" Mulai sekarang jangan jauh-jauh dari tante ya sayang" kata nyonya smith sambil mengelus pipi Ziana.
Dan mereka berdua pun melanjutkan perjalanan.
Setibanya di tempat penjual, nyonya smith membeli beberapa sayuran dan mulai menawarkan Daging rusa hasil buruan suami nya.
tiba tiba sebuah bola kaki yang di tendang melesat kencang menuju nyonya smith dan mengenai badan nyonya smith.
Nyonya smith yang kaget menyebabkan beberapa belanjaan nya terjatuh di tanah. nyonya smith pun membungkuk dan mengambil kembali belanjaan yang jatuh.
Tampak beberapa anak lelaki datang ke arah nyonya smith untuk mengambil kembali bola itu.
mereka terlihat menahan ketawa dan kata maaf yang di keluarkan tidak terdengar sungguh-sungguh.
Namun nyonya smith yang baik hati hanya tersenyum memaafkan mereka dan menegur mereka dengan baik-baik dan meminta agar mereka bermain dengan hati-hati karena bagi nyonya smith wajar bagi anak-anak untuk melakukan kesalahan.
Melihat hal itu Ziana menatap tajam Anak-anak itu menarik-narik rok nyonya smith dan berkata...
"mamah mamah, aku mau ikut bermain bersama mereka mah"
"anak gadis ini sudah banyak berubah, dia sudah mulai terbuka dengan orang di sekitar nya" kata nyonya smith dalam hati
"oh tentu saja sayang, jangan lupa kembali sebelum makan malam, dan jangan jauh dari desa ya sayang, janji yaa..?" kata nyonya smith sambil membungkuk dan memegang kedua tangan Ziana.
Ziana menjawab dengan menganggukan kepala.
kemudian Ziana menghampiri anak-anak itu...
"hei lihat siapa yang datang... si gadis aneh.."
"kau mau main bola kaki?" jangan bercanda ini adalah permainan anak jantan, gadis lemah seperti mu mending main boneka saja"
Anak-anak itu pun menertawakan Ziana.
Namun Ziana tidak membalas perkataan mereka, hanya nampak ekspresi kosong yang terlihat pada wajah Ziana.
"ajak aku bermain" kata ziana
"dasar keras kepala, jika kau menangis aku tidak tanggung jawab !" kata pemilik bola kaki
"ayo kita lomba lari sampai ke jembatan, jika kalian menang kalian boleh melakukan apapun padaku tapi jika kalian yang kalah aku boleh melakukan apa pun kepada kalian" tawar ziana.
"kau menantang kami berdua?" kau akan kalah anak gadis manja..."
kata pemilik bola dengan angkuh
Ziana tidak membalas kata-kata mereka.
ia berdiri dan mengambil posisi berlari.
"heh anak aneh... sebaiknya kau menepati taruhannya atau kau akan kami buat menangis sepanjang hidup mu di desa ini... kata salah satu teman pemilik bola
"dalam hitungan ke 3 dengan aba-aba ku,..
1.. 2.. 3.."
Ziana, pemilik bola dan teman nya pun berlari menuju Jembatan di luar Desa. mereka bertiga berlari dengan sekuat tenaga, pemilik bola berusaha melakukan kecurangan dengan mencoba menyikut Ziana, namun Ziana yang gesit menghindari sikutan pemilik bola dan mendahului nya.
Jembatan di luar desa sudah terlihat Ziana yang unggul dari mereka mempercepat gerakan kaki nya membuat kedua anak laki laki itu tertinggal jauh selangkah dari mereka.
namun sang pemilik bola berhasil menarik tangan Ziana dan membuat nya tersentak mundur sehingga mereka berdua berhasil mendahului ziana dengan cara yang curang.
Dan pemenang nya adalah pemilik bola.
mereka berhasil mengalahkan Ziana.
"haha.. pecundang.." teriak pemilik bola
"hehehehe.."
"sekarang mau kita apakan dia" kata pemilik bola dan rekannya sambil berjalan mengililingi Ziana dan menatap nya keatas dan kebawah.
"baju daster mu bagus juga, dan tubuh mu terlihat *glup* menggiurkan"
"aku mau kau melepas baju mu" kata pemilik bola sambil memandang Ziana dengan tatapan merayu.
"aku akan melakukan nya.. di bawah jembatan" kata Ziana
"hehehehe.. kita berdua boleh melakukan apa pun kan..? sesuai Taruhan nya kan hehehe" kata teman pemilik bola
"Terserah sesuka kalian... tapi lakukanlah tu dengan lembut" jawab Ziana
Mendengar hal itu kedua anak laki-laki itu menjadi bersemangat dan terlarut dalam kegirangan.
dan Ziana beserta kedua anak laki laki itu mereka pun beranjak pergi menuju ke bawah jembatan.
jembatan desa yang cukup besar membuat jembatan tersebut memiliki sebuah kolong yang cukup luas dan memliki pinggiran yang cukup lebar sehingga orang-orang bisa melewati pinggiran kolong jembatan itu.
sesampai nya di bawah kolong jembatan...
"hehehe yuhuu.."
"ayo buka cepat.."
"jika kau berlama-lama kami yang akan membuka nya dengan paksa" kata pemilik bola sambil menggosok kedua tangan"
"mundurlah sedikit.. berilah aku ruang" kata Ziana
"oh aku tau.. kau mau menyuruh kami mundur setelah itu menutup mata kan? lalu setelah itu kau akan kabur.. hehe tidak semudah itu anak bodoh" kata rekan pemilik bola dengan sombong
"Kalian... ingin.. melihat tubuh ku?" kata Ziana merayu
"uuuh.. ini dia kawan.. akhirnya.." kata pemilik bola sambil menepuk punggung rekannya kegirangan.
"Aku.. buka pelan pelan ya" kata ziana dengan suara lembut
*glup* *glup* terdengar kedua anak lelaki itu serentak menelan ludah mereka...
"aku turunkan ****** ***** ku nih" kata Ziana dengan perlahan memasukan tangan dalam baju daster nya dan menurunkan ****** ******** perlahan kebawah.
"t-terus... t-teruskan" kata pemilik bola sambil melototi pergerakan Ziana
ziana menurunkan ****** ***** nya sampai kebawah kaki tanpa membuka baju nya dan memegang ****** ***** nya di tangan kanan dan mengayun-ayunkannya.
"p-putih... b-bawa kesini aku mau melihat nya lebih dekat" kata pemilik bola terpesona
mata kedua anak laki-laki itu pun tidak berkedip mereka mengikuti arah gerak gerik ****** ***** Ziana
Ziana mendekat dan mengayunkan ****** ***** nya kian kemari...
dan seketika melemparkan nya ke atas..
kedua anak laki-laki itu pun melihat ke atas mengikuti arah ****** ***** itu..
namun tanpa mereka sadari Ziana Melayangkan kaki nya ke arah ************ Pemilik bola..
*brukk*
*brukk*
*hwaak*
tepat mengenai area sensitif pemilik bola
dan dengan kecepatan kaki nya, Ziana mengalihkan tendangannya dan menendang area sensitif milik teman pemilik bola.
*bruk*
*bruk*
*ngaahhk*
tepat sasaran dan berhasil membuat kedua anak laki-laki itu membungkuk kesakitan.
****** ***** ziana jatuh di tengah-tengah mereka ziana mengambilnya dan memakai nya kembali.
mereka berdua yang kesakitan sulit untuk berdiri dan masih memegang area yang sakit.
Ziana mengangkat dagu mereka menatap mata mereka..
"Selamat jalan teman" kata ziana
dan mendorong mereka berdua bersamaan ke belakang..
kedua anak lelaki itu pun terdorong ke belakang dan tercebur di dalam sungai..
sungai yang dalam dan cukup deras menghanyutkan mereka..
namun pemilik bola dan temannya sempat tertahan dahan pohon tidak jauh dari kolong jembatan..
*ngaarrghh*
"gadiss bodohh..rrrrg ttoloongg.. rrghh" teriak pemilik bola dengan suara yang terkumur air sungai.
Ziana melihat sebuah bambu muda yang panjang dan tidak begitu tebal seukuran telapak tangan ziana dan ringan..
bambu tersebut dengan mudah di patahkan..
"rrrgghh.. ia betull.. bawa bambu itu.. ayoo cepatt.."
teriak rekan pemilik bola..
Ziana menjulurkan bambu yang cukup panjang itu ke arah pemilik bola...
Ziana menggunakan bekas patahan Bambu yang tajam dan panjang itu sebagai ujung dari bambu..
Dan Ziana menombak lurus ke depan ke arah mulut pemilik bola, tombakan yang lurus dan kuat itu membuat bambu yang bekas patahan ujung nya yang tajam itu menembus tenggorokan pemilik bola, darah pemain bola pun bercucuran..
Ziana melakukan nya berulang-ulang, menusuk dan mencabut dan membuat banyak lubang di area wajah dan bahkan mengenai mata kiri pemilik bola darah segar yang keluar dari area wajah nya membuat nya kehilangan kesadaran dan hanyut terbawa arus sungai.
melihat hal itu rekan pemilik bola berteriak kencang, namun sayangnya hampir seluruh penduduk desa sedang sibuk mencari anak yang hilang yang belum juga di nyatakan hidup atau mati, dan jalan di sekitar desa pun menjadi cukup sepi.
Ziana mendengar rintihan anak laki laki itu dan menjadi marah membuat ziana menombak dengan sekuat tenaga mengenai leher hingga ujung bambu itu tembus keluar bersamaan dengan darah segar mengalir keluar dari leher anak itu.
Anak lelaki itu kehilangan kesadaran dan hanyut bersama bambu yang masih tertinggal di leher nya.
Ziana berjalan pergi meninggalkan kolong jembatan dan pinggiran sungai dan berjalan kembali menuju rumah nyonya dan tuan smith.
"waah tidak terasa sudah sore.. aku harus segera pulang dan memasak makan malam sebelum suami ku tiba" kata nyonya smith dalam hati
saat dalam perjalanan pulang nyonya smith bertemu dengan suami nya yang pulang lebih awal sedang berjalan menggiring kuda nya menuju rumah mereka.
"ooii istri kuu" teriak tuan smith sambil mendekati nyonya smith
l
"sayang kenapa sudah pulang?" tanya nyonya smith
"saat aku sedang berburu, petugas keamanan desa menyuruh aku dan beberapa pemburu lain untuk kembali ke desa secepatnya, karena desa cukup sepi dan membutuhkan beberapa pria untuk berjaga-jaga di desa karena para petugas keamanan dan pihak keluarga yang anak nya belum di temukan akan berkemah di hutan untuk melanjutkan penyisiran..
"sebenarnya siang tadi aku sudah pulang sih, tapi karena putri kita suka daging, aku menembak beberapa kelinci gemuk dan beberapa dari kelinci itu berhasil kutangkap hidup-hidup putri kita pasti menyukai nya" kata tuan smith dengan bangga
"putrii...? putri.. kita?" tanya nyonya smith dengan cemas
sambil merangkul bahu nyonya smith dan mengelus nya, tuan smith pun menjawab...
"iah sayang... Ziana sudah seharusnya kita anggap putri kita.. aku tau ini mendadak.. tapi kehadiran nya membuat ku sangat bersemangat pada saat berburu, aku merasa seperti muda lagi"
kata tuan smith sambil tersenyum lega
"iah sayang.. aku masih merasa ini semua adalah mimpi belaka.. aku juga sangat bahagia.. namun di sisi lain.. aku juga khawatir orang tua kandung nya sedang bersedih dan kebingungan mencari anak perempuan mereka" jawab nyonya smith dengan gusar
"maka... jika waktu nya sudah tiba... dan jika orang tua kandung nya datang untuk mengambil zania.. aku akan sangat bangga karena berhasil merawat dan menghidupi Ziana" kata tuan smith dengan optimis
"hiks.. kau benar sayang.. kita harus bangga dengan apa yang kita miliki, yah.. meskipun hanya sementara hiks.." jawab nyonya smith sambil mengusap air mata yang keluar
kedua pasangan itu pun bergandengan tangan dan berjalan pulang..
sesampai nya di rumah mereka pun terkejut karena melihat ziana yang sudah tiba dan tampak tertidur pulas di depan pintu..
"awwh menggemaskan sekali anak ini hihihi" kata nyonya smith sambil sedikit ketawa
"aku akan menggendong nya ke kamar dan mengganti bajunya, mandilah sayang aku akan segera mengolah daging kelinci itu" sambung nyonya smith
kedua pasangan itu dan Ziana yang sudah terbangun menikmati makan malam mereka dan melanjutkan istirahat mereka...
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
lanjutkan
2023-03-31
1
Yem
Ngeri nih Ziana..
2023-03-24
1
Zettasaja
heh bocil (;´༎ຶД༎ຶ`)
2022-04-26
1