hingga akhirnya saat itu saat 3 tahun yang lalu, ketika Ryan hendak ingin menemui gadis itu ke rumah nya, Ryan berniat untuk melamar sang gadis, tapii ternyata saat Ryan akan memasuki rumahnya, terlihat mobil-mobil mewah terparkir di halaman rumah gadis itu, tidak kalah dengan tamu-tamunya yang mewah pula, acara mewah yang sedang di gelar ternyataaa itu adalah acara pertunangan nya Olivia, yaaa nama gadis itu adalah
*Olivia Rib**kha* Wijaya
Wanita yang Ryan cintai, wanita yang lembut, sopan, cantik, pintar, multitallen, namun sedikit manja, tidak ada pria yang tidak tertarik pada Oliv,
Setelah melihat itu,
Ryan terkejut namun mencoba memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah itu dengan menahan amarahnya, sakit hatinya, luka yang dia rasakan saat itu aku pun dapat merasakan hal yang sama dengan Ryan, aku bisa saja rela berkorban untuk Ryan, tapi tidak untuk orang lain.
Ryan dan aku pun masuk ke dalam, tanpa mengundang keributan, dengan santai nya Ryan bertepuk tangan, bersorak mengikuti para tamu saat Olivia di pakaikan cincin oleh pria tunangannya itu.
Terlihat dari wajah Olivia ada hal yang sedang dia pikirkan, aku merasakanya jika Olivia melakukan ini karena terpaksa, namun dia berusaha untuk tersenyum lebar di hadapan para tamu, tapiii itu hanya dugaan ku saja. Setelah itu seketika senyuman nya berubah ketika Olivia melihat sosok pria yang selama ini selalu ada di samping nya, Olivia terkejut, laluuu dia merasa kikuk dan canggung akhirnya dia berbisik pada tunangan nya itu lalu pergi, lalu di ikuti oleh Ryan, aku pun ingin tau apa alasan Olivia bertunangan dengan pria itu, padahal aku sangat tau jika Olivia juga sangat mencintai Ryan.
Lalu aku mengikuti mereka.
Terdengar percakapan yang terjadi saat itu, aku mendengar kan nya di balik pintu.
Ryan.
"Jelaskan ini sekarang juga"
Ucap Ryan menahan amarahnya.
"Aa aaakuu, aku harus pergi, tuu tunanganku see sedang menunggu ku"
Balas Olivia dengan gugup.
"Jawab sekarang, atau aku akan memancing keributan di sini"
Ryan mulai terbawa emosi menaikan nada bicara nya.
"Aku akan segera menikah jadi berhentilah berharap padaku, terimakasih untuk semua nya, untuk semua yang kau berikan padaku, jangan pernah datang padaku lagi, hubungan kita sudah selesai, maaf aku harus pergi"
Ucap Olivia.
Olivia pun pergi meninggalkan Ryan, Ryan yang merasakan sakit, sesak di dada nya, tidak terasa air mata pun menetes.
Setelah itu Ryan tidak pernah serius dalam menjalin hubungan dengan wanita manapun, dia selalu mempermainkan wanita-wanita lain, setelah Ryan membuat wanita jatuh cinta lalu Ryan meninggalkan nya, hmmmm benar-benar kejam,
hingga sudah 2 tahun sampai hari ini ,akhirnya sedikit demi sedikit Ryan bisa melupakan semua tentang kenangan bersama Olivia, Ryan juga tidak pernah lagi mempermainkan wanita,
Ryan lebih menyibukan diri dengan pekerjaan nya, tapi sekarang....
"Huuuhh sekarang aku yang mengingatkan nya kembali"
****
Hari menjelang malam, Ryan dan Aldi tidak langsung kembali ke apartemen, tapi berdiam diri terlebih dulu di pinggir pantai.
Pemandangan yang sangat luar biasa,
tempat itu seperti nya bukan hal baru bagi Ryan, karena itu adalah tempat dimana dia menghabiskan waktu nya bersama Olivia dulu.
Ryan teringat kembali ketika dia berlari-lari, tertawa, bahagia, seakan tidak ada beban apapun, seperti kata orang, dunia terasa hanya milik berdua,
Ryan memejamkan mata sambil menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya.
Aldi merasa bersalah telah mengingatkan Ryan dengan masa lalu nya.
"Sebaiknya kita pulang sekarang, ini sudah malam, angin semakin kencang, bagaimana jika kau sakit Ryan"
"Kau pulang saja, aku masih ingin di sini"
Ucap Ryan dengan nada datar.
"Hhuuuufffftt... Ayolaaaah!!! jangan seperti ini, jangan ingat-ingat perempuan penghianat itu lagi, aku tau aku salah sudah mengingatkan mu dengan masa lalu mu tapiiiii...."
Terpotong.
"Kau tidak bersalah, aku yang bersalah sudah mencintai nya terlalu dalam, jika kau ingin pulang, pulanglah"
Ucap Ryan.
"Tidak!! aku akan menemanimu di sini sampai kau ingin pulang"
"Jika kau masih tetap ingin disini maka jangan banyak bicara"
"Iii yaa, baiklah"
Setelah beberapa lama tiba-tiba terdengar suara jeritan seorang perempuan dari arah lain yang tidak terlalu jauh dari tempat Ryan dan Aldi.
Ryan dan Aldi mencoba menghampiri nya dan ternyata..
"Heeeyyy you!!! what happened? what's wrong with your leg? look at your feet it's bleeding?"
(Heeeyy kamu!! apa yang terjadi?ada apa dengan kakimu? lihatlah kakimu berdarah )
"Hi Ryan, it seems I stepped on something sharp here"
(Hai Ryan, sepertinya aku menginjak sesuatu yang tajam di sini)
"Could I see it ?"
(Bolehkah aku melihatnya?")
"Sure"
(tentu)
Ryan mencoba memeriksa keadaan kaki Han-na, ternyata Han-na menginjak pecahan kaca sehingga kaki nya penuh dengan darah.
"Hmmmm, I will treat your wound, the blood is very much, can you still walk?"
(Hmmmm aku akan mengobati lukamu, darahnya sangat banyak, apa kau masih bisa berjalan?"
"Ne, i can still"
(Ya, aku masih bisa)
"Okay, then we go to the hotel"
(Oke, kalau begitu kita ke hotel)
Ryan mengalungkan tangan Han-na ke pundak nya lalu Ryan mencoba memapah Han-na,
Dag dig dug
Han-na merasakan jantungnya berdetak kencang saat Ryan mencoba membantu nya,
entah kenapa dia merasa senang di perlakukan lembut seperti Ryan memperlakukannya.
"Oh my god, why is he so gentle, he treats me so gently, i like him, I haven't been treated like this in a long time"
(Ya Tuhan, kenapa dia begitu lembut, dia memperlakukan ku dengan Sangat lembut, aku menyukai nya, sudah lama aku tidak di perlakukan seperti ini)
Ucap Han-na di dalam hati nya.
Melihat Han-na berjalan dengan pincang Ryan pun tidak tega lalu tiba-tiba Ryan berhenti melepaskan tangan Han-na, Han-na pun heran namun terkejut saat Ryan mencoba membelakangi Han-na lalu sedikit berjongkok,
"Heeyy whaat are you doing"
(Heeyy apa yang kau lakukan)
"Come on, let's quickly get on my back"
(sudahlah ,ayo cepat naik ke punggung ku)
"Eemm buuut"
(Eemm tapiiiii)
"Hey hurry up, it's already night, and I won't be squatting like this all the time"
(Cepatlah ini sudah malam, dan akupun tidak akan berjongkok seperti ini terus)
"Eemmm Okay, okay"
Han-na pun naik ke punggung Ryan, lalu Ryan pun berjalan,
Dag dig dug
Jantung Han-na semakin kencang berdetak, rasa yang begitu sangat nyaman di rasakan oleh Han-na.
"It's warm, it's really very comfortable"
(Ini hangat, ini benar-benar sangat nyaman)
Ucap Han-na dalam hati
Han-na memejamkan matanya merasakan apa yang dia rasakan sudah lama tidak dia rasakan,
kenyamanan yang sudah tidak dia rasakan lagi selama bersama Albert,
Ryan pun sesekali melirik Han-na ke belakang.
"Hey, are you sleeping, if you sleep i will feel very heavy"
(Hey, apa kau tidur, jika kau tidur aku akan sangat merasa berat)
"No,I'm not sleeping,am i too heavy?
(Tidak, aku tidak tidur, apa aku sangat berat?)
"Baguslah!!! kau tidak berat tapi aku sangat pegal"
"What are you talking about?"
(Kau bicara apa?)
"Aah I said we'll be there soon"
(Aah aku bilang kita akan segera sampai)
Sementara di belakang mereka terdapat Aldi yang sedang mengikuti mereka dari belakang,
ketika Aldi baru saja menyaksikan kejadian itu, Aldi berbicara dalam hati
"jangan sampai gadis Korea itu jadi korban Ryan lagi, semoga Ryan tidak membuat nya jatuh cinta lagi, lalu Ryan meninggalkan nya, Ryan harus berubah, jangan karena Olivia mengkhianati nya dia bisa melampiaskan kekesalannya terhadap wanita lain, apalagi ini sudah kesekian kali nya"
Ucap Aldi dalam hatinya merasa khawatir.
****
Setelah sampai di hotel.
Han-na memberikan password pintu hotel nya kepada Ryan, lalu pintu pun terbuka lalu mereka pun masuk dan Ryan pun mendudukkan Han-na dengan pelan.
"So where's the medicine box?"
(Jadi dimana kotak obat nya)
"In the drawer over there"
(Di laci sebelah sana)
Ucap Han-na menunjuk tempat tersebut.
Ryan pun menemukan nya,
lalu menghampiri Han-na dan mulai mengobati kaki Han-na,
Ryan mengobati luka Han-na dengan sangat lembut, sesekali Han-na merintih kesakitan,
di sela sela itu Han-na memandang Ryan yang sedang mengobati nya.
Betapa sangat beruntung kekasih nya jika dia selembut ini, itu yang ada dalam pikiran Han-na saat ini.
Setelah selesai, tidak sengaja Ryan pun melihat ke arah Han-na yang sedang memandang nya, lalu pandangan mereka saling bertemu,Ryan yang melihat Han-na merasa sangat kagum dengan kecantikan Han-na,
baru kali ini Ryan merasakan kekaguman terhadap wanita selama beberapa tahun setelah kejadian itu, bahkan Ryan tidak pernah merasakan ini terhadap beberapa wanita yang telah dia pacari sebelumnya.
Cukup lama mereka saling berpandangan.
laluuu.......
****
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments