Bara berjalan menyusuri tangga di rumahnya, hari ini ia tidak ingin menaiki lift sepertinya tubuh Bara memerlukan sedikit olahraga untuk membugarkan tubuhnya.
Sudah dua hari sejak kejadian kemarin dan Tata masih marah padanya dan enggan menatapnya sedikitpun.
Awalnya Bara tidak peduli dan merasa lelah karna kelakuan kekanakan Tata itu padahal hal itu tidak akan membuat Bara merasa simpati atau bersalah sedikitpun, hanya saja ia merasa sedikit bosan tidak ada boneka hidup yang bisa ia mainkan karna bonekanya yang satu itu masih merajuk tak jelas, tapi tadi saat Bara sedang berada di perjalanan untuk pulang tiba tiba sebuah pesan masuk dengan nama 'Anjing gila' sebagai pengirimnya.
Di pesan itu, Tata menyuruhnya untuk membeli es cream sebelum ia pulang tadinya Bara enggan untuk membelikannya tapi biarlah saat ini Bara ingin menjadi manusia yang baik.
Bara menaiki tangga di lantai dua, karna tadi saat ia bertemu dengan sekertaris Kim ia mengatakan bahwa Tata berada di dapur lantai dua sedang makan.
Memang benar, Bara bisa melihat Tata yang sibuk makan dan memainkan ponselnya dengan duduk santai di meja bar, bahkan kedatangan Barapun tidak ia lirik sedikitpun membuat Bara berdecih karna kebaikannya ini.
Bara berjalan kearah kulkas untuk menyimpan es cream itu agar tidak mencair, namun baru saja ia membuka pintu kulkas suara ketus Tata memasuki indra telinganya dan membuat tubuhnya sedikit terlonjak kaget.
"Apa aku menyuruhmu menyimpannya di kulkas?"
"Tidak"
"Lalu apa yang sedang kau lakukan"
"Bukankah kau sedang makan?"
"Aku bisa memakannya secara bersamaan!"
"Dasar wanita serakah!"
"Aku tidak ingin berdebat dengan manusia bodoh sepertimu! cepat bawa kemari!"
"Cih kurang ajar" Bara dengan ogah ogahan berjalan dan menaruhnya dengan kasar di depan Tata dan langsung melenggang pergi tanpa berbicara satu patah katapun.
Sebenarnya Bara ingin meluapkan kekesalannya karna masalah pekerjaannya kepada Tata tapi sepertinya Tata sedang datang bulan terlihat adanya jerawat yang muncul di dahi miliknya.
Dugaan itu juga semakin di pertegas dengan kegalakan Tata yang semakin bertambah dari biasanya, biasanya apapun yang Bara katakan selalu menjadi angin lalu atau membalas ucapannya jika membuatnya tak nyaman, tapi Bara yakin kali ini Tata sedang datang bulan jadi ia mengurungkan niatnya untuk meluapkan emosi di dalam hatinya, mungkin di simpan dahulu lebih baik.
Pernah kejadian bulan lalu, saat itu Bara tidak tau kalau Tata sedang mens jadi ia memukul pundak Tata dengan kencang saat dirinya sedang makan sampai membuatnya tersedak dan terbatuk sampai menangis dan saat itupula mata berharga milik Bara hampir buta karna Tata yang hampir menusuknya dengan garpu saat Bara sedang tertawa. Bara berhutang mata kepada sekertaris Kim kalau bukan karnanya mungkin saat itu juga bola matanya sudah pecah.
Jangan kalian pikir kalau Tata itu memiliki hati nurani, hell no, bahkan Tata bisa saja benar-benar membunuhnya jika wanita itu menginginkannya, tidak ada yang tau dengan isi hati dan pemikiran wanita gila itu yang membuat Bara selalu waspada di setiap tidurnya.
"Itu tempat dudukku!"
Bara yang baru saja akan duduk di sofa single di kamarnya membuatnya spontan bangun karna rasa terkejutnya.
Di ambang pintu sudah ada Tata dengan wajah semrawutnya tak lupa satu cup es cream yang tadi Bara belikan untuknya dan lagi handphone kesayangannya yang bertengger di tangan satunya lagi.
"Bukannya tadi kau sedang makan"
"ckck.Aku bisa makan disini!"
"Kau pikir ini tempatmu! Ini rumahku kalau kau lupa!"
"Ya. Dan aku adalah istrimu kalau kau lupa"
"Jadi ini semua...aku punya! Apa kau mengerti" Lanjut Tata lagi sembari mendorong tubuh Bara untuk menjauh dari tempat duduk miliknya.
"Oh ya, Bisakah kau mengambil barangmu..tuan?"Tata berbicara dengan penuh ledekan yang kentara di wajah bodohnya itu.
Ckck. Yang benar saja! Wanita ini semakin menjadi-jadi setelah ia dan Bara lebih sering berinteraksi walaupun 99% nya adalah perkelahian dan penuh ancaman.
"Ah aku lupa. Kau terlihat lebih bodoh dengan jerawat sialan di keningmu itu HAHAHA" Tawa puas bagi Bara saat melihat reaksi Tata.
"APA! Cih yang benar saja" Tata menyunggingkan bibir sembari meletakkan ponsel dan es creamnya lalu menarik-narik baju lengannya agar berdiam diri di pundaknya, Tata juga meregangkam sedikit bagian tubuhnya sepertinya kali ini tidak akan selesai lebih cepat dari biasanya.
"Haa. Apa...Hm" Bara sedikit memundurkan tubuhnya saat melihat kilat kemurkaan di mata Tata, apa dia pikir ia akan takut padanya!.
"BAJINGAN SIALAN....PERGI SAJA KAU KE NERAKA!" Bara yang belum memasang tameng terkejut saat tiba tiba Tata melompat ke tubuhnya dan membuatnya terjatuh ke kasur, hal itu masih terbilang lebih baik dari pada harus jatuh kelantai.
"Apa kau pikir aku akan takut padamu hah..kau pikir aku akan bersikap lunak padamu! Berani sekali kau ****** sialan" Bara ikut membalas menarik rambut panjang milik Tata, jangan harap Bara akan meminta maaf dan memohon ampunan darinya, itu tidak akan pernah terjadi! Sampai kapanpun.
PLAK.
Suara tamparan yang terdengar nyaring dan perih itu membuat mereka berhenti selama sepersekian detik sebelum Bara meraba pipi kirinya yang kini terasa perih dan panas.
PLAK.
Lagi, suara tamparan yang terdengar lebih kencang dari sebelumnya, kali ini Bara yang menampar pipi Tata dengan sangat keras, ada jejak telapak tangannya di sana yang kentara di kulit putihnya itu.
Tata bangun dan beranjak ke arah meja rias miliknya dan menatap seberapa parah wajahnya saat ini.
"Ah sialan, kau merusak wajah cantikku" Tata berdecak pelan sebelum ia berbalik dan menerjang Bara lagi.
Ini adalah perkelahian terhebat yang pernah mereka lakukan selama setahun menikah ini, dan lagi tidak ada sekertaris Kim disini yang mengawasi mereka saat berkelahi seperti biasa.
KEMARIN DI TEMPAT PARKIR.
"Apa kau sudah mengambil beberapa dokumen yang ku sebutkan tadi" Seseorang yang berada di dalam mobil itu tengah berbicara di telfon dengan seseorang yang ia hubungi tadi.
"Aku sudah menyiapkan semuanya bos dan semua yang akan kau pakai kali ini"
"Baiklah aku akan sampai di sana dalam 30 menit, tolong siapkan semuanya saat aku tiba"
"Baik bos"
Ia memutuskan sambungan telfonnya, sebelum ia pergi ia melihat beberapa pesan dan email yang masuk terlebih dahulu karna sedari tadi ponselnya terus bergetar.
Mata elangnya yang ia gunakan untuk melihat ponselnya kini berubah saat merasakan mobilnya yang sedikit bergerak, disana terdapat dua orang yang sepertinya sedang bertengkar.
Ia menyunggingkan bibirnya melihat pria yang duduk santai di depan mobilnya itu.
"Sialan apa yang sedang mereka lakukan!" ia mendesis pelan karna sudah 3 menit ia menunggu dan mereka masih belum juga selesai.
Ia menatap jam yang bertengger di pergelangan tangannya, waktu semakin berlalu dan beberapa menit waktunya terbuang dengan sia sia seperti ini yang bahkan tidak ada hubungannya dengan dirinya sama sekali.
Saat ia akan membuka pintu, ia langsung mengurungkan niatnya saat telinganya mendengar kata.
"Sepertinya kau tidak tau apa apa tentang dia"
Kata-kata itu membuatnya berfikir lagi tentang kejadian dua tahun lalu dan ia mengingat jelas siapa pria yang duduk di depan mobilnya itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Bara dan tentang apa yang terjadi kepada temannya itu, Devan.
Semuanya terasa lebih masuk akal baginya sekarang.
Oh dan lagi, perempuan bernama Tata itu cukup menarik baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments