Pemuda Baik

Setelah angkot yang ditumpanginya berhenti didepan rumah, Avi langsung menuju warung mama Lena.

"sudah pulang sayang?" mama menyapa ketika Avi masih berjalan kearahnya.

"Assalamualaikum... salam dulu dong.." Jawab Avi dengan tersenyum pada mama.

"Waalaikumsalaam..." mama tersenyum melihat anaknya mendekat dan segera merangkul lengannya.

"Seru ma tadi disekolah, Avi dapat buku bacaan banyak. Juga tadi kenalan dengan teman teman baru, walikelas Avi juga cantik, kelihatan masih muda juga. Kira kira sebaya Kak Ica..." terangnya dengan mata yang berbinar binar. Mama tersenyum kemudian mengelus kepala putri bungsunya.

"Dengan adanya buku buku itu, kamu harus bertanggungjawab dengannya. Jangan dibiarkan berdebu. Mama harap anak mama ini bisa belajar dengan sungguh sungguh.. agar menjadi orang sukses dimasa depan..." Avi mengangguk dan memeluk mama dengan penuh haru.

Tak jauh dari tempat itu terdengar suara keributan. Terdengar cacian dan makian. Mama yang penasaran akan suasana keributan itupun kemudian berjalan kearah kanan jalan raya. Avi juga mengikuti mama dibelakang, karna cemas akan terjadi apa apa pada mama Lena.

"Dasar kamu bocah tengik, kamu tidak tau siapa saya didaerah ini, seenak nya kamu mematok harga tinggi pada saya, saya akan buat perhitungan dengan mu bocah tengik sombong!!" suara seorang lelaki paruh baya terdengar jelas saat mama Lena dan avi mulai mendekati tempat itu.

"Dengarkan saya pak, saya tidak mematok harga tinggi.. tapi kenyataan itulah harga yang telah kita sepakati. Makanya saya antar karna bapak tidak keberatan, kenapa sekarang bapak bertindak kalau saya seolah mematok harga tanpa sepakat dari bapak?" ujar seorang pemuda berpakaian lusuh, dan mencoba dengan senyumannya menjelaskan kepada pria paruh baya tersebut.

"Maaf pak mudo, nak. Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa kalian malah ribut ditepi jalan dan menjadi tontonan warga seperti ini?

Apakah tidak bisa diselesaikan secara baik baik."

Tanya mama Lena yang sempat maju kearah dua orang yang sedang dilanda amarah tersebut.

"Begini buk, bapak ini memesan Batu bata 2000bh pada saya, saya sebutkan harganya, kemudian bapak ini setuju dan minta diantar.

Makanya saya antar sekarang. Tapi pas pembayaran Bapak ini membayar tidak sesuai dengan yang telah disepakati ditelepon. Dan marah marah seperti ini..."

Penjelasan pemuda tersebut membuat pria paruh tersebut menunduk, dan warga yang sempat melihat keributan ini dari awal menyoraki bapak tua itu. Dan kemudian mereka meninggalkan lokasi kejadian.

"Anu buk Len, uang saya sebenarnya kurang, karna tadi anak saya minta uang buat uang sekolahnya." jelas pak tua yang dipanggil pak Mudo oleh mama.

"Lalu sekarang bagaimana sebaiknya?" tanya mama Lena. Avi yang dari tadi diam melihat kejelasan orang tersebut, kemudian ikut mengeluarkan pendapatnya.

"Bagaimana kalau pak Mudo membeli Batanya sebanyak uang pak Mudo sekarang? nanti kalau sudah ada uangnya baru pesan lagi. Biar pak Mudo tidak bingung. Itu saran Avi." Avi menjelaskan dengan baik. sesaat kemudian pak tua tersebut mengangguk tanda setuju akan pendapat Avi.

"Baiklah nak, bapak minta maaf ya. mungkin bapak salah aturannya." pak Mudo mengulurkan tangan minta maaf pada pemuda tersebut.

"Ya pak, saya juga minta maaf, tidak apa apa bata ini saya turunkan semuanya pak, seminggu lagi bapak usahakan membayar kekurangannya ya pak. Nanti saya kembali kesini lagi." jawab pemuda itu setelah berjabat tangan dengan pak Mudo.

Kemudian bapak tua itu mengucapkan terimakasih pada mama Lena dan Avi. Pemuda didepan mereka juga mengucapkan terimakasih karna telah meredakan keributan mereka.

Kemudian mama Lena dan Avi kembali kearah warung mereka, dengan menggandeng tangan mama Lena. Dan sesekali mereka tertawa, entah apa yang membuat mereka tertawa, barangkali teringat tingkah pak Mudo tadi.

Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan mereka dari jauh, kemudian dia tersenyum.

Kenapa hati ku terasa damai melihat gadis itu, sepertinya dia masih sekolah. batinnya

Kemudian pemuda itupun berjalan kearah truknya dengan sesekali melihat kearah belakang tempat mama Lena dan Avi tadi berjalan.

.

.

"Ma, tadi bang Adi telepon ica, katanya disuruh siap siap mau kerumah mertua ma. Tante dan Om nya pulang dari medan. Mungkin ca sama anak anak nginap disana." kata ica kakak tertua Avi pada mama saat mama sudah dirumah dan warungpun telah tutup. Karna juga sudah menunjukan pukul 4 sore.

"Pergilah, barangkali mereka rindu dan ingin bertemu dengan mu, sampaikan salam mama buat keluarga suami mu. Adi kapan menjemput,?" kata mama pada ica yang sedang menggendong Aking, anak lelaki pertama dirumah itu.

"Katanya sepulang kerja ma, sebentar lagi." kemudian dia kekamar Avi untuk menitipkan Aking karna dia akan siap siap.

" Yaah... uncu jadi sepi deh. Aking jangan lama lama ya perginya, ingat besok harus pulang... gemees... " Kata avi pada Balita berusia 1tahun tersebut. Aking pun berbicara tidak jelas seakan akan mengiyakan ucapan uncunya Avi.

.

.

.

Selepas melihat Ica dan suami pergi dengan menggunakan mobil tua, namun masih bagus untuk dipakai. Mama Lena dan Avi masuk kembali kerumah.

Dan sekarang hanya mereka berdua, karna kakaknya Vita dan Deby masih belum pulang. Karna hari ini cafenya rame dikunjungi orang dari luar kota. Tak salah lagi karna besok adalah tanggal merah. Mereka mempergunakan tanggal merah tersebut untuk liburan bersama keluarga.

"Kakak mana ma? tumben jam segini belum pulang? biasanya juga sudah ada yang usil sama Avi."

"Tadi Vita telpon mama, katanya telat pulang sampai pukul 8. Kita berdua saja dulu. Bagaimana jika buat Mie rebus? Sudah lama juga kan?"

"Okeh... Avi yang masak ya?"

"Baiklah, awas kalau tidak enak ya..

oh ya.. vi. Mama jadi ingat pemuda pengantar Bata tadi. walaupun pakaiannya lusuh tapi tampan juga."

Ucapan mama yang tiba tiba mengingat pemuda yang tadi siang mereka temui,membuat Avi heran.

"Kenapa ma?"

"Mama bisa lihat, dia pemuda yang baik. Kamu lihat saja saat pak Mudo mencacinya, dia tetap menjawab dengan baik dan tersenyum."

"Benar, Avi juga lihat."

Merekapun berbicara sambil sesekali menyantap mie rebus yang dimasak Avi, dan sesekali tertawa.

Apakah yang dipikirkan mama Lena saat ini..?

.

.

Bersambung...

Mohon maaf apabila ada penulisan kata kata yang kurang tepat. Mohon saran dan dukungannya agar tulisan ini menjadi lebih baik lagi.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

avi banyak yg suka ya

2021-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Cinta Monyet
2 Tantangan
3 Senyum Manis
4 Pemuda Baik
5 Mama
6 Janji Suci
7 Nasi Soto
8 Diantar Ketos
9 Tamu Disaat Hujan
10 Pacar
11 Firasat
12 Keberanian Arash
13 Kencan Pertama
14 Apakah boleh?
15 Sebuah janji
16 Dag dig dug
17 Sidang
18 Bertemu Dia
19 Makan malam bersama
20 Prestasi
21 Bunda yang baik
22 Dua lamaran
23 Teman lama
24 Nyanyian Arash
25 Pulau
26 Menikah
27 Ketulusan Cinta
28 Kejutan
29 Penasaran
30 Tangis dan tawa Avi
31 Pasrah
32 Aset berharga
33 Ide gila
34 Menghindar
35 Lari
36 Benci
37 Perhatian
38 Taruhan
39 Jangan menyerah
40 Bertemu Mama
41 Panggilan baru
42 Tamu tak diundang
43 Ingin memelukmu
44 Pemandangan indah
45 Melepas Rindu
46 Memantapkan hati
47 Kebersamaan
48 Bertamu
49 Dia datang
50 Memberikan waktu
51 Jalan terbaik
52 Sebagai istrinya
53 Merasa terabaikan
54 Menghalalkanmu
55 Rahasia
56 Menikah sekarang
57 Akad nikah
58 Saatnya beraksi
59 Debut perdana
60 Super junior
61 Aset membengkak
62 Bulan madu
63 24 jam yang hilang
64 Kesempatan
65 Kerja sama
66 Singa betina
67 Dibalik meja
68 Menyendiri
69 Tahu genjrot
70 Salah paham
71 Cerita Dikamar mandi
72 Dia sahabatku
73 Feeling...
74 CLBK
75 Maafkan aku
76 Kucing
77 Penyesalan
78 Berpura pura
79 Kecemasan Denis
80 Melarikan diri
81 Toko Roti Naina
82 Bebas dari Arash
83 Ditangkap Polisi
84 Penyatuan
85 Tertembak
86 Kehangatan Mama
87 Kehamilan Avi
88 Akhir kisah Arash (TAMAT)
89 Romaya
90 Selalu disisi mu ... #Pacarku bukan manusia
91 PENGGANTI HATI
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Cinta Monyet
2
Tantangan
3
Senyum Manis
4
Pemuda Baik
5
Mama
6
Janji Suci
7
Nasi Soto
8
Diantar Ketos
9
Tamu Disaat Hujan
10
Pacar
11
Firasat
12
Keberanian Arash
13
Kencan Pertama
14
Apakah boleh?
15
Sebuah janji
16
Dag dig dug
17
Sidang
18
Bertemu Dia
19
Makan malam bersama
20
Prestasi
21
Bunda yang baik
22
Dua lamaran
23
Teman lama
24
Nyanyian Arash
25
Pulau
26
Menikah
27
Ketulusan Cinta
28
Kejutan
29
Penasaran
30
Tangis dan tawa Avi
31
Pasrah
32
Aset berharga
33
Ide gila
34
Menghindar
35
Lari
36
Benci
37
Perhatian
38
Taruhan
39
Jangan menyerah
40
Bertemu Mama
41
Panggilan baru
42
Tamu tak diundang
43
Ingin memelukmu
44
Pemandangan indah
45
Melepas Rindu
46
Memantapkan hati
47
Kebersamaan
48
Bertamu
49
Dia datang
50
Memberikan waktu
51
Jalan terbaik
52
Sebagai istrinya
53
Merasa terabaikan
54
Menghalalkanmu
55
Rahasia
56
Menikah sekarang
57
Akad nikah
58
Saatnya beraksi
59
Debut perdana
60
Super junior
61
Aset membengkak
62
Bulan madu
63
24 jam yang hilang
64
Kesempatan
65
Kerja sama
66
Singa betina
67
Dibalik meja
68
Menyendiri
69
Tahu genjrot
70
Salah paham
71
Cerita Dikamar mandi
72
Dia sahabatku
73
Feeling...
74
CLBK
75
Maafkan aku
76
Kucing
77
Penyesalan
78
Berpura pura
79
Kecemasan Denis
80
Melarikan diri
81
Toko Roti Naina
82
Bebas dari Arash
83
Ditangkap Polisi
84
Penyatuan
85
Tertembak
86
Kehangatan Mama
87
Kehamilan Avi
88
Akhir kisah Arash (TAMAT)
89
Romaya
90
Selalu disisi mu ... #Pacarku bukan manusia
91
PENGGANTI HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!