Seorang pemuda tampan berjalan santai kearah pintu keluar dan menuju lobi tunggu dibandara. Sesampainya di sana, kedatangan pemuda itu sudah ditunggu oleh seorang laki-laki berusia matang dan dua wanita berbeda usia serta seorang gadis kecil yang tampak begitu menggemaskan. Mereka adalah keluarga yang menjemput kedatangannya.
"Hans hyung!" merasa terpanggil. Hans pun mengangkat wajahnya kemudian melambai pada pemuda tersebut.
"Ken,"
Hans menghampiri pemuda itu dan mereka berpelukan. Hans melepas pelukannya lalu menatap Ken dari ujung rambut sampa ujung kaki. "Lama tidak bertemu, kau tumbuh dengan sangat baik. Kau sudah semakin tinggi dan semakin tampan!" pemuda dalam balutan jenas hitam, kaos putih polos yang di balut jaket kulit hitam itu tersenyum tipis mendengar pujian Hans.
"Tampan apanya? Jelas-jelas dia itu cantik!" sahut Jessica menanggapi.
Ara mendelikkan matanya pada Jessica dan menatapnya sedikit tak bersahabat. "Jaga ucapanmu, Jess!" Jessica hanya memutar matanya jengah mendengar teguran Ara. Gadis itu berdecak sebal dan pergi begitu saja.
Tanpa menghiraukan kakak, kakak ipar serta keponakannya juga Ken yang menatap kepergiannya dengan sejuta pertanyaan. Hingga Ken berfikir bila Aster tidak menyukai keberadaannya .
"Jess, kali ini Oppa sependapat denganmu. Ken memang cantik, bahkan kau dan Ara kalah cantik dari dia!" ujar Hans dan membuat langkah adik iparnya itu terhenti.
Jessica menatap Hans dan berdecak sebal. Lalu pandangan dingin Aster beralih pada Ken. Dan ada getaran tak biasa ketika mata mereka bersirobok. Buru-buru Jessica mengakhiri kontak mata itu dan berlalu begitu saja.
"Jangan difikirkan, Ken. Jessica memang seperti itu. Sebaiknya kita segera pulang sebelum udaranya semakin dingin!" ujar Ara dan menyadarkan Ken dari lamunan panjangnya. Pemuda itu menoleh kemudian mengangguk.
"Aku sangat heran dengan gadis itu. Jelas-jelas dia memiliki julukan Ice Princess, tapi malah membenci musim dingin!" ujar Hans sambil menggelengkan kepalanya.
"Eeehhhh??" Ken menghentikan langkahnya saat merasakan sentujan jari mungil pada pergelangan tangannya.
Ken menundukkan wajahnya dan mendapati Laura tengah tersenyum manis padanya."Paman, aku rasa penglihatan bibi Jessica dan ayah mengalami gangguan. Jelas-jelas paman ini sangat tampan, lalu kenapa malah dibilang cantik!" ujar Laura dengan polosnya.
Ken tersenyum tipis dan mengacak rambut panjang Laura dengan gemas. "Benarkah? Jadi menurutmu paman ini tampan? Bukan cantik?" Laura mengangguk antusias. Ken benar-benar gemas dengan kelucuan dan kepolosan gadis itu.
"Yakk, kenapa kalian lama sekali?" teriak Aster kesal.
"Bibi, kau berisik!" seru Laura menyahut.
Jessica menatap kesal keponakannya dan menghentakkan kakinya kesal. Jessica menggembungkan pipinya kemudian meniup poninya, kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika sedang kesal ataupun bosan.
Melihat sikap kekanakan Jessica membuat Ken menarik sudut bibirnya. Pemuda itu tersenyum tipis 'Gadis yang unik!' lirih Ken membatin.
.
.
"Huaaa, akhirnya tiba juga di rumah!" seru Jessica dan melesat masuk ke dalam rumahnya.
Gadis itu berlari menuju perapian untuk menghangatkan tubuhnya yang terasa membeku. Jessica benci jika harus keluar rumah ketika salju turun.
Melihat salju rasanya seperti melihat tumpukan mentimun family yang begitu menjijikan dimatanya. Bahkan kebencian Jessica pada salju lebih dari itu. Karena salju merenggut seluruh kebahagiaannya.
"Bibi, geser. Aku dan paman tampan juga kedinginan!" seru Laura dan membuat gadis itu sedikit terlonjak kaget.
Gadis itu mendongak dan mendapati Ken berdiri disampingnya dengan tatapan datarnya."Bibi!!" seru Laura dan segera menyadarkan Jessica dari lamunannya.
Gadis itu menggeser duduknya lalu mempersilahkan Ken untuk duduk. Setelah Ken duduk di samping Jessica, Laura segera turun dari pangkuan pemuda itu kemudian menghampiri kedua orang tuanya.
"Ibu, Ayah. Bagaimana jika kita jodohkan saja bibi Sica, dengan paman tampan. Mereka terlihat cocok!"
Ara dan Hans mengikuti arah pandang putri kecilnya. Senyum tipis tersungging dibibir Ara."Gadis nakal, memangnya siapa yang sudah mengajarimu tentang kisah orang dewasa? Sebaiknya sekarang Laura pergi ke kamar dan bobok siang. Ibu tidak ingin mendengar penolakkan." Ucap Ara yang kemudian di balas anggukan oleh Laura.
Hans menahan lengan Ara membuat langkah wanita itu terhenti. "Aku sependapat dengan putri kita. Mereka berdua memang tampak sangat serasi!" Ara tersenyum kemudian mengangguk.
"Tapi semua keputusan kita serahkan pada mereka bersua saja. Jika memang Ken yang terbaik dan dapat membahagiakan Jessica, aku sih tidak masalah!" ujar Ara.
Ara tidak melarang adiknya untuk berhubungan dengan siapa pun. Bahkan jika itu adalah penjahat sekali pun, selama orang itu bisa membahagikan adiknya. Ara rasa tidak ada masalah, karena hanya kebahagiaan Jessica yang terpenting untuk Ara.
Sementara itu, kecanggungan mewarnai kebersamaan Ken dan Jessica. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir keduanya. Mereka sama-sama diam dan terlarut dalam fikiran masing-masing. Tidak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibir mereka berdua.
Meskipun itu hanya sekedar basa-basi saja. Sesekali Ken melirik Jessica menggunakan ekor matanya, ada kepedihan dan kesedihan yang terpancar dari sorot mata hazelnya.
"Apa ini pertama kalinya kau datang ke Korea?" setelah diam cukup lama. Akhirnya sebuah pertanyaan meluncur dari bibir Jessica. Gadis itu menoleh, dan mata hazelnya bersirobok dengan mata abu-abu milik Ken. Ken menggeleng.
"Bukan, tapi ini adalah kedatanganku yang kedua ke negara ini. 10 tahun lalu aku dan papa datang ke Korea untuk menghadiri pernikahan putri rekan bisnisnya!" ujar Ken memaparkan.
"Begitu ya, lalu apa hubungamu dengan Hans oppa??" tanya Jessica lagi.
Jessica memang tidak pernah tau apa hubungan antara Ken dan kakak iparnya. Karena Hans memang pernah bercerita jika dia memiliki saudara yang tinggal di China. Tapi Jessica tak yakin jika orang itu adalah Ken.
"Dia kakak sepupu jauhku, aku datang kemari karena undangannya. Saat pernikahan Hans hyung dan Ara nunna aku memang tidak datang, saat itu aku berada di Inggris untuk melanjutkan sekolah. Dan ketika dia memintaku untuk datang, aku fikir tidak ada salahnya. Lagi pula aku juga merindukannya!!" tutur Ken panjang. Jessica mengangguk.
"Ahh begitu ya!!"
Setelah berbincang dengan Jessica. Ken menarik kembali anggapannya tentang gadis itu. Ternyata gadis itu tidaklah sedingin yang terlihat. Dia cukup menyenangkan untuk dijadikan teman mengobrol.
"Apa kau hanya tinggal bersama mereka bertiga saja? Jika boleh tau dimana kedua orang tuamu? Kenapa sejak tadi aku tidak melihatnya?"
Degggg!!!!
Jessica tersentak mendengar pertanyaan Ken yang begitu tiba-tiba. Gadis itu menundukkan wajahnya, sorot matanya berubah sendu. "Ibu, meninggal saat aku berusia 9 tahun. Sementara ayah, dia meninggalkanku dan Ara eonni kemudian menikah dengan wanita lain!" tutur Jessica memaparkan.
Mendengar hal itu terbesit penyesalan dihati Ken karena sudah bertanya seperti itu pada Jessica dan mengungkit luka lamanya. "Jess, aku-" Jessica tersenyum hambar kemudian menggeleng.
"Tidak apa-apa, Ken. Maaf, aku ke kamar dulu!" kata Jessica dan beranjak meninggalkan Ken sendiri di depan perapian. Ken sungguh-sungguh menyesali pertanyaannya. Tapi mau bagaimana lagi, toh itu juga sudah terjadi.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Franda Frans
duh melow nih ,,,
duh Laura itu tau dari mana soal jodoh jodohan begitu 😁😁😁
2021-08-25
2
Deti Lase
lanjut thor 😊🥰🥰
2021-08-25
2
Vina Pembriyani
lanjut De😍😍semangatttt
2021-08-24
1