Betapa waktu telah berlalu begitu cepat.
Potongan ingatan yang hampir terlupakan tiba-tiba kembali datang dan membuat dada terasa sesak. Luka lama yang perlahan mengering terbuka lagi. Sungguh sial bahwa manusia diciptakan dengan ingatan tak terduga. Kadang hal itu menguntungkan tapi juga sekaligus menyebalkan.
Terutama bila hal yang selalu ingin kita ingat malah terlupakan atau kebalikannya. Apa yang ingin kita lupakan dan kita kubur dalam-dalam, tiba-tiba bangkit dengan kekuatan besar sehingga mengganggu ingatan kita kembali.
"Eonni, Oppa aku sudah selesai. Aku duluan."
Usai menghabiskan sarapannya. Jessica langsung pergi ke kamarnya, bahkan gadis itu tidak membantu Ara membereskan meja ataupun mencuci piring dan wadah-wadah yang kotor. Menurut Hans yang memang tidak tau apa-apa, Jessica bertingkah aneh sekali pagi ini, bahkan dia tidak mengejeknya atau mengucapkan kata-kata yang bikin geleng-geleng kepala.
Tokk!! Tokk!! Tokk!!!
Jessica menoleh cepat saat mendengar ketukan keras pada pintu kamarnya. Gadis itu meletakkan bantal yang ada dipangkuanya, dengan tanpa alas kaki. Jessica berjalan menuju pintu.
Dan setelah pintu terbuka, sosok Ken-lah yang tertangkap oleh mutiara hazel miliknya. Jessica mempersilahkannya untuk masuk. Keduanya sama-sama tidak ada yang berbicara. Untuk sesaat, ruangan itu diselimuti keheningan sampai salah satu dari mereka berdua mulai membuka suara dan mencairkan suasana.
"Ada apa, Ken?" ucap Jessica setelah cukup lama diam.
Ken menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia merasa tidak enak pada Jessica jika harus merepotkanya. "Em, apa kau sibuk?" tanya Ken sedikit tak enak hati.
Jessica menggeleng. "Tidak, memangnya kenapa?" Jessica berusaha bersikap setenang mungkin, ia tidak ingin Ken mengethui jika ia sedang gugup setengah mati.
"Jika kau tidak keberatan, aku ingin memintamu untuk menemaniku ke Myeongdong. Aku harus membeli beberapa helai pakaian!" ujar Ken.
Cukup lama Ken menunggu jawaban Jessica, gadis itu tampak menimbang-nimbang ajakan Ken. Jessica bingun antara memberi jawaban iya atau tidak. Diluar salju sedang turun, dan Jessica benci jika harus pergi ditengah salju yang sedang turun. Tapi Ia juga merasa tidak enak pada Ken karena menolak ajakannya.
"Aku rasa bukan ide buruk, tapi-----" Jessica menggantung kalimatnya dan membuat dahi Ken berkerut.
"Tapi apa?" tanyanya penasaran.
"Ini adalah musim dingin, diluar salju sedang turun. Dan aku sangat membenci itu!!" Jessica bergumam sambil menundukkan wajahnya. Ia sungguh-sungguh tidak berani membalas tatapan Ken.
Pemuda itu menghela nafas kecewa. "Baiklah jika kau tidak bisa, mungkin lain kali saja!" kata Ken dan berlalu begitu saja. Meninggalkan gadis itu sendiri dikamarnya. Jessica merasa bersalah, terlebih melihat tatapan kecewa Ken.
"Maaf, Ken. Jika saja ini bukan musim dingin dan tidak sedang turun salju, aku pasti akan menemanimu."
.
.
.
Jessica menuruni tangga dengan langkah terburu. Ia menghiraukan tatapan heran kakak serta kakak iparnya yang sedang berada diruang tamu, tidak mengherankan bila melihat Hans berada dirumah disaat jam kerja. Hari ini adalah hari minggu jadi wajar bila laki-laki itu tidak pergi kekantor untuk bekerja.
"Bibi kenapa lari-lari? Seperti dikejar hantu saja?" seru Laura dengan aksen cedalnya.
Mengabaikan pertanyaan keponakannya. Jessica menghampiri kakak serta kakak iparnya. "Eonni, Oppa. Apa kalian melihat, Ken?" tanya Jessica panik.
Hans dan Ara mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Jessica. "Dia baru saja pergi. Dia bilang ingin pergi ke Myeongdong, memangnya kenapa?" ujar Ara balik bertanya.
"Dia naik taxi atau---"
"Dia memakai mobil, Oppa!" sahut Hans menyela ucapan Jessica.
Mendengar itu. Jessica bergegas menuju halte terdekat melalui jalan pintas. Karena hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk tiba di sana jika lewat jalan pintas, jika ditempuh menggunakan mobil. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai dihalte kurang lebih 15 menit karena harus berjalan memutar, dan Jessica akan menunggu Ken di sana.
10 menit telah berlalu, namun belum ada tanda-tanda mobil milik Hans yang sedang dikendarai Ken akan tiba dan melintas dihalte tempat Jessica menunggu. Udara yang sangat dingin membuat Jessica sedikit menggigil.
Apalagi tidak ada baju hangat yang melekat ditubuhnya selain syal yang melingkari lehernya. Tubuh Jessica hanya berbalut dress hitam selutut, berlengan panjang tipis. Kepulan asap putih mengepul dari bibir Jessica ketika gadis itu menghembuskan nafasnya.
Berkali-kali Jessica menggosok tangannya yang kemudian ditakupkan pada wajahnya. Sementara itu. Sebuah mobil sport hitam berjalan sedikit lambat ketika sang pengemudi melihat sosok gadis berparas barbie duduk dihalte sambil celingukan seperti menunggu kedatangan seseorang.
"Gadis bodoh, apa dia sudah tidak waras. Bagaimana bisa dia keluar tanpa pakaian hangat?" gumam orang itu penuh keheranan.
Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh oleh Jessica. Pemuda itu menambah sedikit kecepatan mobilnya lalu menghampiri Jessica. Pemuda itu menghentikan mobilnya tepat di depan gadis itu.
"Sica," merasa namanya dipanggil, sontak saja Jessica mengangkat wajahnya.
Gadis itu tersenyum dan menghela nafas lega melihat siapa yang datang. "Akhirnya kau datang, Ken!!!" ucapnya masih dengan senyum yang sama.
Tubuh Ken sedikit terhuyung karena pelukan Jessica yang sangat tiba-tiba. Membuat pemuda itu membeku karena pelukan itu, Ken sungguh tidak menyangka dengan respon Jessica. "Akhirnya kau datang juga, Ken. Apa kau tau berapa lama aku menunggumu dan kedinginan di sini," Jessica mendongak, mengangkat wajahnya tanpa melepaskan pelukannya. Sepasang mutiara hazelnya bersirobok dengan mata abu-abu milik Ken.
Sepertinya gadis itu tidak sadar dengan apa yang tengah ia lakukan saat ini. "Untuk apa kau menungguku?" tanya Ken masih mengunci manik mata Jessica.
Jessica melepaskan pelukannya setelah mendengar pertanyaan Ken yang terlewat datar. Dengan gemas Jessica menjitak kepala coklat terangnya hingga membuat pemuda itu meringis pelan.
Jessica memeluk tubuhnya sendiri yang terasa beku dengan kedua tangannya. "Bodoh, bukankah kau sendiri yang memintaku untuk menemanimu ke Myeongdong? Memang, awalnya aku menolak untuk menemanimu, tapi akhirnya aku berubah fikiran. Tapi di saat aku berubah fikiran kau malah pergi, dan untuk itu aku menunggumu di sini!" ujar Jessica memaparkan. "Lagipula kau bisa saja tersesat karena belum hapal betul jalannya."
Ken tersenyum geli melihat ekspresi gadis itu. Jessica mencerutkan bibirnya lucu, satu sentilan Ken daratkan pada kening Jessica dan membuat gadis itu merenggut kesal.
Ken melepas mantelnya dan menyampirkan pada bahu Jessica. Menyisahkan kaos hitam berlengan panjang yang dibalut vest demin bertudung.
"Kau hampir mati kedinginan, Nona. Masih saja banyak bicara!!" Ken merangkul bahu Jessica dan membukakan pintu untuknya.
Setelah Jessica duduk disamping jok kemudi. Ken berjalan memutar dan kembali ketempatnya, dan dalam hitungan detik. Mobil sport itu melesat jauh meninggalkan halte tempat Jessica menunggunya tadi.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Vina Pembriyani
mulai pendekatan nih Ken ke Sica heheee
2021-08-26
2
Franda Frans
awal yg baik
2021-08-25
1
Deti Lase
🥰🥰🥰😍😍😍😘🤣
2021-08-25
1