Winter Love (Cinta Bersemi Di Musim Dingin)
"Ibu!! Look, salju pernama sudah turun!"
Seorang gadis kecil berseru riang saat melihat benda seputih kapas jatuh dari langit dengan perlahan, disusul butiran-butiran lainnya yang semakin lama semakin tak terhitung jumlahnya.
Warna putih salju begitu menarik Dimata gadis kecil itu, namun tidak sama sekali Dimata sosok jelita berparas barbie satu ini. Bukan lagi rahasia bila Jessica sangat membenci datangnya salju dan musim dingin.
"Salju lagi, salju lagi. Kenapa di dunia ini harus ada salju!" keluhnya yang terdengar begitu frustasi.
Ara mengerutkan dahinya melihat sikap sang adik dan responnya ketika melihat salju turun. Ara menghampiri Jessica dan berdiri disampingnya.
"Apa kau masih begitu membenci salju?" tegur Ara yang entah sejak kapan berdiri disamping Jessica.
Gadis itu menoleh lalu mengangguk. "Salju hanyalah butiran putih bersih yang penuh kepalsuan. Dibalik warnanya yang indah salju menyimpan kepedihan, kemunafikan dan dinginnya hati seseorang!" ujar Jessica dengan mata berkaca-kaca.
Mata hazelnya menerang jauh dan tampak berkaca-kaca, dan Ara tau pasti apa yang membuat gadis itu begitu membenci datangnya musim dingin, terlebih itu salju.
Hiruk-piruk mulai terdengar ditengah keramaian malam kota Seoul. Orang-orang yang berada diluar rumah sengaja menghentikan aktifitasnya dan menyempatkan diri untuk melihat butiran-butiran salju yang melayang dari langit dan jatuh perlahan kebumi.
Turunnya salju pertama di awal musim dingin memberikan kesan tersendiri bagi sebagian warga, terlebih bagi warga yang tinggal di negara empat musim. Namun tak sedikit pula yang membenci musim dingin dan salju, karena turunnya salju memberi pengaruh besar pada menurunnya suhu udara.
Namun tak sedikit pula yang menunggu musim salju tiba, karena banyak hal yang bisa mereka lakukan dengan tumpukan salju.
"Ibu,. Ayah. Bagaimana kalau kita bermain salju?"seru seorang gadis kecil pada Ara dan Hans .
Gadis kecil itu menarik paksa lengan kedua orang tuanya dan membawa mereka kehalaman rumah yang penuh salju .
"Laura, pelan-pelan. Kau bisa jatuh!" seru Ara memperingatkan.
Laura tersenyum dengan polosnya. "Jika aku sampai terjatuh, bukankah masih ada kalian berdua yang akan menangkapku!" jawab gadis kecil itu sambil tersenyum manis. Membuat Ara dan Hans menjadi gemas sendiri, keduanya menghampiri Laura dan mencubit pipi gembilnya.
Namun sepertinya tidak semua penghuni rumah megah itu menyambut datangnya salju dengan gembira. Jessica contohnya. Gadis bersurai coklat panjang itu mendongak menatap langit dengan datar.
Ia hanya memperhatikan rintikan salju yang turun tanpa respon apa pun. Iris hazelnya hanya memberikan tatapan kosong tanpa berminat. Perlahan matanya terpejam saat sekelebat bayangan masa lalu dengan jelasnya melintas dipelupuk matanya.
Flashback:
Ditengah kegelapan malam dan dibawah rintikan salju yang turun dengan lebatnya. Terlihat seorang gadis cantik dalam balutan mantel hangatnya berjalan seorang diri ditengah kegelapan.
Sudut bibirnya tertarik ke atas, senyum tak pudar sedikit pun dari wajah cantiknya. Gadis itu menatap bingkisan yang ada ditangan kanannya dengan riang, sedangkan tangan kirinya merapatkan mantel yang membungkus tubuh rampingnya. Dan tak jarang Ia menjinjitkan kakinya yang seperti mati rasa karena udara yang semakin menurun. Ditambah dengan lebatnya salju yang turun.
"Eo...!! Mobil siapa ini? Mungkinkah sedang ada tamu yang datang!" gumam gadis itu sedikit heran saat melihat sebuah sedan merah terparkir disamping mobil sipemilik rumah.
Mengangkat bahunya acuh, gadis itu 'Jessica' menghiraukan dan melanjutkan langkahnya. Tanpa ragu sedikit pun, Jessica melangkahkan kakinya dan memasuki bangunan mewah tersebut.
"Aaahhhh,,,, eeemmmppp!!!"
Tappp!!!!
Jessica menghentikan langkahnya dan menoleh pada sumber suara. Dengan perlahan, Jessica melangkah menuju pintu bercat putih yang merupakan pintu kamar sipemilik rumah
"Aaahhhh,,,, oppa!!! Lakukan dengan perlahan!!" suara itu semakin lama semakin terdengar jelas ditelinga Jessica, dan parahnya lagi, Jessica sangat mengenal siapa pemilik suara itu.
Dengan jantung berdebar, Jessica membuka pintu itu dan betapa terkejutnya dia setelah melihat kegiatan dua orang yang ada di dalam kamar itu.
"RAMON!! AMANDA!!"
Tubuhnya terpaku ditempat dengan getaran-getaran kecil yang berasal dari dalam tubuhnya. Kedua matanya membulat berkaca-kaca, nafasnya menderu tak karuan. Lidahnya tercekat, dadanya terasa sesak. Melihat kekasihnya bercumbu mesra dengan wanita lain, dan parahnya lagi wanita itu adalah sahabat Jessica sendiri.
Jessica mundur beberapa langkah kebelakang. Dan pekikan keras Jessica, menyita perhatian dua orang sejoli yang tengah memadu cinta di dalam sana. "Kalian berdua keterlaluan!" teriak Jessica membentak. Dengan air mata berderai. Jessica meninggalkan kediaman sang kekasih, perasaan hancur lebur.
"Jessica, tunggu!!!"
Flashback End:
Jessica menutup rapat-rapat matanya. Hatinya kembali berdenyut sakit ketika sekelebat bayangan masa lalu kembali berputar di kepalanya. Kenangan buruk yang ingin sekali ia lupakan tapi selalu tidak bisa. Terlalu menyakitkan untuk di ingat, tapi terlalu sulit untuk dilupakan.
"Bibi, bermainlah salju bersama kami!!!" seru Laura dan membuyarkan Jessica dari lamunan panjangnya.
Jessica sedikit tersentak saat merasakan seorang gadis kecil mengayunkan tangannya. Gadis itu menundukkan wajahnya dan mendapati wajah polos Laura menatapnya memohon. Jessica mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.
"Laura bermain dengan, Ibu dan Ayah saja ya, Bibi sedang tidak ingin bermain!" balas Jessica memberi pengertian.
Laura mencerutkan bibirnya lucu. "Bibi, tidak asik!" ucap Laura dan berlari menghampiri Ayah dan Ibunya.
Dan karena kejadian 2 tahun yang lalu itulah kenapa Jessica semakin membenci musim dingin terlebih turunnya salju. Namun itu bukan alasan yang sebenarnya, ada alasan lain yang membuat Jessica sangat membenci salju.
-
Pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya padahal ini masih awal musim dingin dan itu mau tak mau membuat semua orang berjalan dibalik long coat milik mereka. Salju sudah turun sejak semalam. Banyak orang yang bersuka cinta menyambutnya, tapi tak sedikit pula yang mengeluhkan kedatangannya.
Di sebuah rumah mewah yang memiliki dua lantai. Terlihat dua wanita berbeda usia tengah berkutat di dapur menyiapkan sarapan. Siapa lagi jika bukan Ara dan Jessica. Kakak beradik itu tengah memasak.
Jessica mengerutkan dahinya melihat kakak iparnya masih bersantai di rumah padahal ini bukan hari libur. Bahkan dia masih mengenakan piyama tidurnya. Saat ini Hans sedang membaca koran di ruang keluarga.
"Tumben, Hans Oppa masih duduk-duduk santai. Apa dia tidak pergi bekerja?" tanya Jessica sedikit kebingungan.
"Oppa mu mengambil cuti hari ini, kita semua akan pergi ke bandara untuk menjemput sepupu jauh oppa-mu. Jadi setelah sarapan sebaiknya kau segera bersiap-siap."
"Aku tidak ikut!!" Jessica menyela cepat. Gadis itu menoleh dan matanya bersirobok dengan mata Ara. "Kalian pergi saja. Aku akan di rumah saja." Lanjutnya menambahkan.
"Tidak!! Pokoknya kita semua akan pergi, tanpa terkecuali!!"
Jessica mendesah berat. "Dasar menyebalkan!!" dan sepertanya ia tidak memiliki pilihan lain selain ikut pergi bersama kakak dan kakak iparnya.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kar Genjreng
lanjut Thor
2021-09-18
0
nia
Bagus ceritanya 👍😁
2021-09-16
0
Rosni Lim
Hsdir
2021-08-31
0