Saat melihat Xing Shi berjalan memunggunginya, Long Wanshang merasakan hatinya seperti tergelitik oleh bulu halus.
Dan pada akhirnya saat melihat sorot mata tegas Xing Shi yang sebenarnya terluka, tanpa sadar Long Wanshang mendekapnya.
Xing Shi terkejut bukan main, "Apa.. Apa yang sedang kau lakukan?!" Ucapnya seraya meronta-ronta agar bisa terlepas dari pelukan pria tersebut. Wajahnya memerah malu tapi Ia berusaha untuk tetap tenang.
Bai Jun yang melihat Long Wanshang mendekap nonanya segera berdehehem dan memalingkan wajahnya kearah lain. Ia bersiul dengan penuh senandung ringan.
Tak menghiraukan tindakan aneh Bai Jun, Long Wanshang segera bertanya: "Xing Shi, apakah pilihanmu tidak bisa dirubah? Kenapa tidak biarkan mereka yang menyelesaikan?" Tanya pria itu seketika mempererat pelukannya. Ia bisa menebak apa yang sedang direncanakan Xing Shi, begitu berbahaya Ia tidak bisa membiarkannya.
"Tidak. Aku tidak bisa....Dan juga, mereka tidak akan dapat berhasil" Jawabnya setelah berhenti untuk meronta-ronta didalam dekapan Long Wanshang.
Mendengar jawaban Xing Shi yang berkata tanpa banyak berpikir, Long Wanshang segera melepaskan tangannya dari punggung perempuan itu. Wajahnya menjadi kusam.
Ada perasaan sedih dihatinya. Ia tidak berharap bahwa Xing Shi begitu keras kepala. Ia tahu Xing Shi kuat, hanya saja.... Apakah bisa? Dia sendiri tidak yakin jika Xing Shi mampu.
Ia menatap erat iris coklat Xing Shi, "Kenapa?"
"Kau bertanya kenapa? Alasanku hanya simpel. Menebus dosa.." Jawabnya dengan tenang namun wajahnya terasa panas.
"Dosa? Apa yang kau maksud?"
Mendengus dingin, lalu Ia menjawab dengan nada bergetar, "Dosa karena telah salah paham terhadap Ayah, dosa karena tidak membantu Ayah, dosa karena tidak bisa berbuat apa-apa disaat para saudara berperang, dosa karena tidak bisa menyelamatkan Ayah, dosa karena membiarkan banyak orang-orang tiada, dan dosa menjadi pengecut yang hanya bisa bersembunyi di balik istana di saat kaum dan keluargaku sedang mempertaruhkan nyawanya.." Jawab Xing Shi yang merasa seperti diguyur air panas. Padahal Ia sudah berusaha keras agar tidak menangis, tapi tetap saja Tubuhnya sulit untuk diajak kompromi.
Bulir-bulir air mengalir pelan dari matanya lalu Ia usap dan berkata lagi, "Apakah sudah jelas? Yang Aku lakukan memang tidak bisa merubah apa yang telah terjadi. Setidaknya... dengan 'cara itu' Aku bisa merasa lega.."
Jika harus jujur, di lubuk hatinya yang terdalam, terdapat keinginan untuk membalaskan dendam kematian ayah dan saudara-saudarinya. Hanya saja... Ia belum bisa, rasanya seperti terbelenggu oleh sesuatu.
Ia merasa menebus dosa jauh lebih penting ketimbang memenuhi keinginan balas dendamnya.
Long Wanshang termenung untuk beberapa saat. Ia mendesah pelan lalu menatap Xing Shi yang masih mengusap-usap air matanya. Matanya menatap sedih untuk perempuan cantik itu.
"Apakah bagimu itu adalah dosa?" Tanyanya lagi hanya untuk memastikan.
Balik menatap mata Long Wanshang, Ia mengangguk lemah "Ya...Dosa" Jawabnya pelan.
Menghela napas berat, Long Wanshang agak frustrasi tapi yah...Sudahlah, biarkan Ia juga ikut menanggung dosanya. Bagaimanapun juga jika diperhatikan lagi, Ia juga berdosa. Dan dosa ini sayangnya jauh lebih besar ketimbang Xing Shi.
Kaisar, Maafkan Saya karena melanggar janji.
"Bai Jun! kemari, Ayo kita keluar!" Ajak Long Wanshang dengan suara beratnya kepada Bai Jun yang berada cukup jauh dari mereka.
Mendengar Long Wanshang, mata sembab Xing Shi berbinar. Lalu Ia berbalik menatap Bai Jun agar lebih cepat berjalannya.
"Hm-? Keluar? tapi...kami masih belum berhasil membobol dinding formasi" Ujarnya bingung sambil berjalan mendekati mereka.
"Itu benar" Xing Shi juga baru sadar.
"Lalu, kenapa Aku bisa ada disini?" Tanya Long Wanshang memutar pupil nya malas.
Bai Jun sedikit terperanjat. Itu dia! kenapa dia lupa?! Pria serba abu-abu itu seketika segera berjalan dengan cepat.
"Apa kau memilikinya?" Tanyanya.
Long Wanshang hanya mengangguk-angguk sebagai timbal balik. Lalu Ia mengeluarkan sebuah giok biru berbentuk lotus.
"Bag-Bagaimana kau bisa memilikinya?" Tanya Xing Shi mengerutkan keningnya aneh.
"Kaisar yang memberinya" Kemudian Ia membiarkan giok lotus itu terbang di udara hingga berada di atas mereka. Segera sinar biru keemasan mencuat dari giok dan menyinari ketiganya hingga tidak terlihat saking silaunya cahaya yang keluar.
WOSHH......
Sapuan angin halus Segera berputar setelah mereka menghilang dari halaman taman. Mereka menghilang seakan tertelan oleh bumi dan keadaan sekitar mulai sunyi seperti sebelumnya tidak pernah terjadi apapun.
.
.
.
Jarak 3 mil dari istana, tiga sosok tiba-tiba muncul dengan cahaya biru. Ya, mereka adalah Xing Shi, Long Wanshang, dan Bai Jun yang tadi berhasil keluar dari istana.
Telerportasi? Hampir mirip hanya saja giok tadi memiliki darah dari sang pembuat formasi sehingga mereka bisa keluar masuk istana dengan bebas.
Lalu jika Xing Shi mencoba telerportasi tanpa giok teratai biru? tentu hasilnya tidak sama. Ia akan terpental atau tidak terjadi apa-apa.
Mendengar penjelasan Long Wanshang, Xing Shi hanya manggut-manggut Ia tahu itu karena Ia dan Bai Jun juga pernah mencobanya tapi tidak berhasil. Jadi, ketika melihat Long Wanshang memiliki giok teratai biru Ia sedikit kaget karena Ia tahu fungsinya.
Bagaimana bisa pria ini memilikinya? Pikir Xing Shi bingung.
Long Wanshang yang bisa tahu apa yang dipikirkan Xing Shi hanya tersenyum tipis. Menggelengkan kepalanya, Xing Shi lalu terbang dengan kecepatan cahaya meninggalkan kedua pria tampan tersebut di tengah badai petir dan ratusan retakan dimensi.
"XING SHI TUNGGU-!"
"YANG MULIA TUNGGU-!"
Teriak keduanya serempak lalu terbang menyusul Xing Shi yang sudah bermil-mil jauhnya.
Menuju tujuan lebih penting daripada memikirkan hal-hal sepele, pikir Xing Shi dengan wajah serius. Xing Shi tidak bisa berlama-lama hanya demi terbang dengan kecepatan mereka. Jadi, Ia melesat seperti cahaya dengan kemampuan tertingginya agar lebih cepat. Sesekali Ia juga akan berbelok agar tidak terkena sambaran petir ataupun retakan ruang yang berbahaya.
Ia akan balik menyerang petir bila hampir tersengat. Xing Shi juga memasangkan pelindung di sekujur tubuhnya agar tidak basah akibat hujan yang bisa terbilang deras itu.
Ia benar-benar khawatir. Ini sudah lebih dari setengah hari bila dihitung dari awal bencana. Inti dunia dewa tidak akan mudah ditaklukkan. Apalagi untuk mereka, ini hanya akan ada kata mustahil!
Tapi, Ia harus berharap bahwa mereka sanggup menahannya untuk beberapa waktu ke depan sebab Ia masih jauh dari tujuan. Dan, semoga mereka tidak mati. Pikirnya yang kemudian mempercepat kecepatan terbangnya dengan tergesa-gesa.
.
.
.
"SEMUANYA, SERANG LAGI BERSAMA-SAMA!!" Teriak seorang pria paruh baya kepada para dewa dan dewi di sana.
"BAIK!!" Jawab para dewa/dewi tersebut. Sedari tadi mereka telah berusaha keras untuk menahan serangan ganas dari inti dunia dewa.
Hampir separuhnya tidak cukup kuat untuk menahan serangan spiritual dari inti dunia dewa dan berakhir tiada dengan cara yang mengenaskan.
Sedangkan yang masih hidup tidak ada bedanya dengan mayat bergerak. Mereka semua yang berjumlah 5000 orang kini ditubuhnya penuh dengan darah.
Baik itu karena luka internal maupun fisik, darah segar selalu mengalir di setiap sudut tubuh mereka. Jika diumpamakan para dewa/dewi adalah seekor harimau yang disiksa secara perlahan oleh naga, dan naganya merupakan inti dunia dewa.
Keagungan dan martabat mereka yang dikenal luas oleh makhluk lainnya kini sungguh hilang karena ketidakberdayaan mereka terhadap inti dunia dewa yang hanya berbentuk kristal sepanjang satu mil.
Inti dunia dewa ini bisa dibilang memiliki rohnya sendiri, sehingga setelah Kaisar tiada benda ini mengamuk karena pada dasarnya hanya Ayah Xing Shi yang mampu mengendalikan inti dunia dewa.
Dan bila itu orang lain? Sangat tidak mungkin, sebelum menyentuhnya mungkin akan langsung menghilang dari dunia saking besarnya energi spiritual yang dimiliki inti dunia dewa.
Para suku dewa atau dewa/dewi tersebut benar-benar memiliki keadaan yang sangat parah. Mereka sangat ingin angkat tangan untuk inti dunia dewa yang mengamuk ini, karena mereka sudah tidak sanggup lagi.
SRINGG!!
"AKHH!"
BOOMMM..!!
Sesosok pria muda yang berpartisipasi dalam kejadian ini diterbangkan dengan mudahnya oleh sulur transparan inti dunia dewa.
Dapat dilihat Ia tampak terkapar di daratan hingga menghancurkan tebing besar yang ada dibelakangnya. Dengan tersengal-sengal, pria ini mencoba bangkit. Ia menopang tangannya di tanah dengan pedang sembari menatap kristal putih itu tajam.
"Ha... ha.. ha.."
"PANGERAN!!" Teriak semua orang yang ada di sana. Wajah mereka jelas melukiskan rasa khawatir. Mereka juga takut bila diterbangkan dengan kasar seperti orang yang dipanggil pangeran tersebut.
Pria paruh baya yang sebelumnya memerintah segera menghampiri sang pangeran. Ia tampak pucat karena tubuh pangeran benar-benar terluka parah tidak lebih baik darinya.
"Pangeran, Apa Anda baik-baik saja?"
Pangeran yang bernama Xing Liang tersebut segera berdiri. Ia mengusap darah yang merembes dari sudut mulutnya dengan sedikit kasar.
Matanya ia pejamkan untuk sesaat lalu Ia balik menatap pria paruh baya yang merupakan sahabat Ayahnya itu.
"Aku tidak apa-apa Paman. Aku baik-baik saja" Jawabnya mencoba untuk tersenyum. Namun tetap saja tubuh tidak dapat membohongi orang, detik berikutnya Ia mengeluarkan seteguk darah segar yang lebih banyak.
"Uhk..Urk.."
"Pangeran!" Gelisah nya seraya menepuk punggung Xing Liang.
Dewa/dewi yang melihat betapa parahnya luka yang diderita sang pangeran seketika merasa bahwa ini adalah akhir hidup mereka. Perasaan putus asa menjalar disetiap hati orang-orang. Mereka telah bertarung dengan inti dunia dewa selama setengah hari, dan dalam durasi itu juga mereka kehilangan banyak orang.
"Apakah ini adalah akhir riwayat kita" Ujar salah seorang dewa seraya menatap langit gelap yang masih bergemuruh.
"Mungkin..Memangnya kita masih memiliki harapan..?" Sahut yang lain sembari mengusap matanya yang sedikit berlinang air mata.
"Setelah Kaisar tiada, apalah arti dari dunia dewa..." Balas yang lainnya.
"Haha... Apakah ini hanya mimpi?" Ujar yang lain juga menangis seraya menatap langit dengan sangat pilu.
"Kita tidak bisa menang melawan inti dunia dewa. Saudara kita saja banyak yang tiada apalagi kita" Ucap yang lain tersenyum kecut dengan tampang sedih.
Seketika ribuan orang itu murung. Ditambah dengan derasnya suara hujan menambah kesan menyedihkan yang mereka alami.
...____________________...
...🍁[Bersambung..]🍁...
...………………………………………………...
...Readers~ Jangan lupa like dan komennya, it's easy guys~...
...See U~...
...-Marionatte Rose-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments