Eps 5

Hari ini pekerjaan Angga sangat padat sekali. Setelah melakukan kunjungan ke salah satu anak cabang perusahaan yang ada di luar kota, dia harus kembali ke kantor karena ada meeting. Namun hal tersebut sudah biasa bagi Angga.

Seusai meeting dia melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul lima sore. Karena sudah tidak ada lagi pekerjaan, dia memutuskan pulang. Namun langkahnya terhenti kala mendengar bunyi ponselnya bordering.

“Iya Om?”

“…..”

“dimana ya Om?”

“…..”

“baiklah akan saya usahakan”

Setelah menutup panggilannya, Angga mendesah pelan. Mungkin sudah diatur Laura. Bisa-bisanya dia memperalat Papanya untuk mengundang makan malam ke rumahnya.

Ya, baru saja yang menelepon adalah Tuan Wilyon Papa dari Laura. Angga memang sudah cukup akrab dengan Tuan Wilson. Karena Tuan Wilson adalah salah satu investor terbesar di perusahaannya. Jadi Angga juga tidak enak jika menolak undangan makan malamnya.

Setelah itu Angga keluar dari ruangannya dan segera pulang diantar oleh Mario. Dalam perjalanan pulang Angga melamun memikirkan tentang kata-kata yang diucapkan oleh Mike tentang Viviane. Bagaimana kalau benar Viviane sudah mempunyai kekasih. Apakah dia benar-benar sudah melupakan dirinya dan sudah tidak mencintai dirinya lagi.

“Sudah sampai Tuan” ucap Mario tiba-tiba sambil membukakan pintu.

Tanpa menjawab Angga segera keluar dari mobil dan melangkah masuk ke unit apartemennya. Namun Angga sejenak menghentikan langkahnya saat mengetahui Mario mengikutinya. Memang kebiasaan Mario selalu mengantarkan bosnya sampai di depan pintu apartemen untuk memastikan keadaan bosnya baik-baik saja.

“kamu langsung pulang saja. Tidak usah mengantar sampai ke dalam”

“baik Tuan” jawab Mario sambil menunduk hormat.

Setelah masuk ke dalam unit apartemennya, Angga segera membersihkan dirinya. Kemudian dia keluar dari kamarnya menuju dapur.

Malam ini Angga tidak ingin makan malam di luar. Karena merasa capek dan tidak ingin terjadi kejadian tempo hari yang tidak sengaja bertemu Laura saat makan malam.

Angga memutuskan untuk membuat spaghetti saja yang lebih cepat. Sebenarnya selama tinggal di apartemen dia sangat mandiri dalam melakukan semua pekerjaan yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Jadi memasak sudah menjadi hal yang biasa ia kerjakan. Meskipun rasanya tidak seenak dengan masakan chef terkenal, setidaknya masakan Angga masih bisa dinikmati.

Setelah beberapa menit sibuk memasak, akhirnya spaghetti buatannya sudah jadi. Angga sudah menyiapkannya di piring dan segera menyantapnya.

Setelah acara single dinner, Angga segera masuk ke dalam ruang kerjanya sebentar. Dia ingin memeriksa beberapa laporan. Setelah itu baru Angga masuk ke dalam kamarnya untuk tidur.

***

Keesokan harinya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Laura akhirnya datang juga. sejak tadi Laura sibuk memoles wajahnya secantik mungkin untuk menyambut kedatangan Angga. Dia sampai bingung sendiri dengan pakaian yang akan dikenakannya. Beberapa kali berganti-ganti pakaian hanya untuk terlihat sempurna di mata Angga.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu di kamar Laura. Sedetik kemudia pintu sudah dibuka oleh si pengetuknya.

“cantik sekali anak mama” puji Rachel mama Laura

“maksih mama. Anak mama ini kan memang selalu cantik”

“ya sudah ayo buruan turun. Sebentar lagi Angga datang”

Tak berselang lama setelah Laura dan mamanya menuruni tangga, sudah terdengar suara seseorang sedang berbincang-bincang dengan papa Laura di ruang tamu. Laura sudah hafal sekali itu suara siapa. Siapa lagi kalau bukan Angga.

“mas Angga sudah datang?” sapa Laura

“hmm. Selamat malam tante”

“selamat malam juga nak Angga. Bagaimana kabarnya?”

“baik tante”

“ya sudah ayo kita langsung saja makan malam”

Sementara itu Laura hanya diam saja sambil mengikuti melangkahkan kakinya ke meja makan. Laura benar-benar sangat terpesona dengan ketampanan Angga mala mini. Dia sudah tidak sabar ingin segera memilikinya.

“nak Angga sudah menjadi pengusaha sukses ya sekarang” ucap Rachel di tengah-tengah makan malam mereka

“hmm… tidak tante. Om Wilson lah yang pantas mendapatkan gelar pengusaha sukses”

“tapi kan Om Wilson sudah tua, beda dengan nak Angga. Masih muda, tampan, sukses lagi”

“Maaa!” protes Papa Laura yang tidak terima dikatai tua. Dan sang istri hanya memegang lembut tangan suaminya. Sementara Angga hanya tersenyum kaku.

“apa nak Angga sudah mempunyai calon pendamping hidup?” Tanya Wilson tiba-tiba.

“belum Om. Saya tidak memikirkan itu dulu. Karena tanggung jawab saya pada perusahaan sangat besar. Jadi tidak ada waktu untuk memikirkannya.

Laura yang mendengarnya sangat senang sekali. Itu berarti kesempatannya sangat banyak untuk mendekati Angga.

“ya sudah ayo dilanjutkan dulu makannya”

Setelah acara makan malam selesai. Kini Angga sudah berada di teras rumah dengan Laura. Sebenarnya Angga ingin segera pulang namun tadi Wilson menyuruhnya untuk ngobrol sebentar dengan Laura.

“terima kasih ya mas Angga sudah mau datang”

“hmm”

“ehm.. apa benar yang mas Angga katakan tadi bahwa mas angga belum mempunyai kekasih”

“apa harus aku ulangi lagi?” jawab Angga dengan memberi pertanyaan pada laura.

“oh tidak. Maaf. Berarti masih ada kesempatan buat aku-“

“maaf Ra aku harus segera pulang. Ada urusan mendadak. Tolong sampaikan salamku pada Om dan Tante”

Angga beralasan ingin segera pulang karena tidak ingin Laura membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Sementara itu Laura sangat kesal sekali dengan sikap Angga. Namun dia harus bisa bersabar.

Setelah keluar dari rumah mewah keluarga Laura, Angga melajukan mobilnya ke suatu tempat. Yaitu ke cafenya. Sudah lama dia tidak datang ke café itu semenjak dia telah mempercayakan seseorang untuk mengurusnya.

“selamat malam Pak Angga” ucap Roni sang manager saat mengetahui kedatangan Angga

“malam. Bagaimana cafenya selama ini?”

“baik Pak. Semakin hari pengunjungnya semakin banyak”

“terima kasih Ron, kamu sudah mengelola café ini dengan baik”

“ini semua juga hasil kerja keras pak Angga. Saya hanya mengelola saja”

“hmm.. buatkan aku seperti biasanya”

“baik Pak”

Setelah itu Angga duduk di kursi yang sama dengan para pengunjung café. Angga juga menikmati hiburan band local yang sedang tampil di cafenya malam ini.

“ini pak silakan” ucap pelayan café menyodorkan kopi pesanan Angga

“hmmm”

Angga menyesap kopinya. Kemudian dia kembali menikmati alunan music dari penyanyi band itu.

“bagaimana kabarmu saat ini Vi? Jujur aku sangat merindukan kamu” batin Angga.

Meskipun setiap hari Angga selalu disibukkan dengan urusan kantor, namun baying-bayang Viviane tidak pernah absen dari benaknya. Dia sangat merindukan Viviane. Bohong jika Angga berniat hanya meminta maaf saja jika sudah menemukan keberadaan Viviane. Karena rasa rindu pada Vivianeitu tidak pernah hilang.

Angga berharap suatu saat setelah Viviane bisa memaafkannya, dia akan kembali menerima cintanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Angga segera beranjak dan meninggalkan café. Karena dia juga butuh istirahat.

.

.

.

*TBC

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak kalian ya😘😘💕💕

Terpopuler

Comments

Mping 🌸

Mping 🌸

kalo ganteng namanya cowo bu 😭🙏🏻

2022-02-27

1

💜💜💜REVIAA 99💜💜💜

💜💜💜REVIAA 99💜💜💜

jejak Thor 👍👍🔥🔥

2021-11-21

0

ANAA K

ANAA K

Semangat thor. Boomlike mendarat. Jangan lupa mampir yah thor😆👍🏾

2021-09-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!