Eps 2

Angga menutup matanya sambil menikmati aroma terapi yang sudah ia tuangkan ke dalam bathup. Sejenak pikirannya rilex setelah seharian dia berjibaku dengan urusan kantor. kalau dia tidak mengingat ratusan karyawannya tidak mungkin dia akan bersusah-susah seperti ini.

Namun tidak hanya demi karyawannya saja Angga mau bersusah-susah mengurus perusahaan. Dia juga ingin membuktikan pada mendiang mamanya bahwa dia bisa sukses meraih masa depan yang cerah.

“cerah” gumamnya pelan setelah matanya sudah terbuka.

“bagaimana bisa cerah, bahkan aku belum bisa menemukan seseorang yang akan menjadikan hidupku sempurna” tambahnya lagi

Setelah membilas tubuhnya di bawah shower, Angga meraih bathropenya dan melangkahkan kakinya menuju kamar. Angga mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya.

Setelah selesai berganti pakaian, Angga merebahkan tubuhnya sebentar di atas tempat tidur. Dia mengambil sebuah foto yang ia letakkan di atas nakas.

“Vi, kamu dimana? Apakah kamu masih marah padaku?”

Angga berbicara sendiri sambil menatap sendu foto sang kekasih yang telah lama menghilang.

Semenjak kejadian satu tahun yang lalu, Angga sudah tidak bisa lagi bertemu dengan Viviane. Enatahlah Viviane menghilang kemana. Angga sudah mencarinya hingga ke rumah orang tua Viviane pun dia tidak menemukan keberadaan Viviane. Angga yakin kalau sebenarnya orang tua Viviane tahu diman anaknya berada, hanya saja mereka tidak memberitahukan pada Angga.

“Bu, tolong beritahu saya dimana Viviane sekarang?” Tanya Angga waktu itu pada Ibu Viviane.

“maaf nak Angga, sebaiknya nak Angga menjauhi anak saya. Biarkan dia bahagia tanpa ada bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya” jawab Ibu Viviane.

Angga mengingat semua itu sangat sedih dia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Viviane pasca keguguran yang ia alami dan mengetahui kenyatan bahwa dirinya hampir dijual oleh papanya setelah sempat menikmati tubuh Viviane.

Tiba-tiba wajah Angga memerah dan tangannya terkepal kuat saat mengingat kebejatan papanya. “Papa” sudah tidak sudi dirinya memanggil Papa yang harusnya menjadi panutan bagi anaknya. Namun justru memberikan contoh yang sangat buruk bagi anaknya.

Angga mengakui memang dirinya dulu adalah seorang cassanova. Namun itu dia lakukan hanya pada wanita sewaan yang memang membutuhkan uang. Tapi mau bagaimanapun tetap perbuatannya juga sangat buruk. Tapi Angga tetap menyangkal bahwa itu semua dia lakukan hanya karena saling membutuhkan. Tidak seperti papanya yang sampai tega berniat menjualnya setelah menggauli perempuan incarannya.

Angga meletakkan kembali foto Viviane di atas nakas. Dia melangkahkan kakinya ke ruang kerja. Sebenarnya waktu masih sore, namun Angga malas untuk keluar. Jadi lebih baik dia menyibukkan diri di ruang kerjanya.

Tak terasa sejak tadi Angga sibuk dengan pekerjaanya, hingga dia merasakan perutnya kembali lapar. Angga melirik jam dinding dan masih menunjukkan pukul 8 malam. Dia meraih jaketnya dan segera keluar.

Angga ingin makan malam diluar saja daripada harus delivery order. Sekalian dia ingin menghirup udara pada malam hari. Karena hampir tidak pernah ia keluar seperti ini meskipun hanya makan malam seorang diri. Biasanya dia pulang kerja sekalian makan malam dengan Mario. Bahkan terkadang Angga menyuruh Mario membelikannya makan kemudian memilih makan di apartemen saja.

Angga melajukan mobilnya pelan sambil mencari resto yang dia inginkan. Akhirnya dia menemukan sebuah restaurant yang tidak terlalu mewah. Dia segera memarkirkan mobilnya kemudian masuk.

Saat seorang pelayan datang menyodorkan buku menu makanan pada Angga tiba-tiba seorang wanita memanggilnya.

“Tuan Angga??”

Angga sangat terkejut dengan suara itu. Ya suara yang tadi siang sempat mengajaknya untuk makan malam. Berniat untuk menolak ajakannya justru sekarang bertemu dengannya.

“iya Nona Laura” jawab Angga sambil tersenyum kikuk

“Tuan Angga makan malam juga disini?”

“ah iya. Tadi urusan saya sedikit lebih cepat selesai, jadi saya memutuskan untuk makan malam sekalian”

“wah kebetulan sekali ya saya bisa bertemu sekaligus makan malam dengan Tuan Angga”

“hmm… iya” jawab Angga sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Akhirnya dengan terpaksa Angga makan malam ditemani oleh Laura. Angga merutuki kebodohannya yang berniat ingin makan malam diluar sambil meniukmati udara malam hari malah bertemu dengan Laura. Perempuan yang berusaha ia hindari.

Setelah beberapa saat menunggu pesanan, akhirnya makanan mereka datang. Mereka berdua segera menikmati makan malamnya.

Laura sangat bahagia sekali karena akhirnya dia bisa makan malam dengan seseorang yang diam-diam sudah mencuri hatinya.

Laura ingat saat pertama kali dulu papanya menyuruh meeting dengan Angga. Saat itu Laura menolak perintah papanya, lantaran papanya yang berniat menjodohkan dirinya dengan Angga. Padahal saat itu posisi Laura sudah mempunyai kekasih.

Akhirnya dengan terpaksa Laura menuruti perintah papanya. Dia sudah bertekat tidak akan mau dijodohkan dengan Angga. Karena Laura sangat mencintai kekasihnya. Namun, kenyataannya saat pertama kali Laura bertemu dengan Angga, Laura sangat terpesona dengan ketampanan Angga.

Meskipun Laura tahu bahwa sikap Angga sangat dingin padanya, tapi dia sudah terlanjur terpesona dengan Angga. Maka Laura akan berusaha untuk menarik perhatian Angga.

“ehm… bagaimana rasa udang saos tiramnya Tuan Angga? Apakah enak?” Tanya laura pada Angga. Karena menu itu tadi pilihan dari Laura.

“enak nona” jawab Angga singkat.

“ehm… kita kan sedang diluar jam kantor. lebih baik Tuan radit jangan terlalu formal, dan cukup panggil nama saya saja Laura” Angga mengernyitkan kening.

“maksud anda?”

“maksud saya biar lebih akrab saja. Dan apakah anda tidak keberatan jika saya memanggil anda Mas Angga?”

“terserah anda saja” ucap angga sedikit malas tapi justru membuat Laura sangat senang.

“lebih tidak terlalu formal juga, dan mengubah saya anda menjadi aku kamu” tambah Laura

Sementara Angga hanya mengangguk saja daripada membuang-buang tenaga untuk berbicara yang tidak penting.

Setelah berbincang-bincang akhirnya Angga dan Laura memutuskan pulang dengan mengendarai mobilnya sendiri-sendiri.

Laura merutuki kebodohannya saat tadi Angga menanyakan kedatangannya ke resto naik apa.; dan Laura spontan menjawab mengendarai mobilnya sendiri. Andai saja dia tadi berbohong dengan mengatakan naik taksi, pasti Angga akan mengantarnya pulang. Tidak maslah mungkin lain kali dia akan mendapat kesempatan untuk duduk satu mobil dan berduaan dengan Angga.

Kini Angga dan Laura sudah pulang ke rumah masing-masing dengan mengendarai mobilnya sendiri-sendiri. Angga merasa bahwa hari ini adalah hari sialnya. Namun beda dengan Laura yang merasa hari ini adalah hari keberuntungannya.

Dalam mobil Laura terus saja bersenandung mengikuti alunan music yang sedang dia dengarkan. Namun tiba-tiba ponselnya berdering. Laura hanya melirik ponselnya tanpa berniat untuk menjawab panggilan itu. Kemudian dia melanjutkan bersenandung sambil sesekali menggoyangkan kepalanya.

“sial!! Berani sekali kamu mengabaikanku” ucap seseorang di tempat lain sambil memegang ponselnya yang tak kunjung mendapat jawaban setelah beberapa kali menelepon.

.

.

.

*TBC

Jangan lupa utk selalu tinggalkan jejak like, komen positif, gift, vote, dan bintang 5 ya😘😘💕

Terpopuler

Comments

Mping 🌸

Mping 🌸

sabar woy, kalo lu nyari pasti dapet pasangan yang sempurna. Banyakin doa aja dulu babang, cemungut😂

2022-02-27

1

💜💜💜REVIAA 99💜💜💜

💜💜💜REVIAA 99💜💜💜

awal ceritanya nya bagus,knp like'nya msh dikit....ayo warga noveltoon ksh like yg buanyaaaakkk

2021-11-21

3

ANAA K

ANAA K

Sukses selalu yah😉🙏🏿

2021-09-19

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!