Pada pagi harinya, ketika Bima membuka pintu rumah, dia melihat sosok wanita tertidur di balai teras rumahnya, bergegas Bima menghampiri, langkahnya yang tergesa-gesa membuat sang wanita itu terbangun dan mulai membuka matanya.
"Brisik..!"apa kamu tidak bisa berjalan pelan, mengganggu orang saja," Sungut wanita itu kesal sambil ngeloyor masuk ke dalam Rumah.
Seperti Magnet Bima menggikuti dari belakang.
"Sejak kapan kamu tidur di luar sana?"kenapa tidak masuk ke dalam rumah?"Tanya Bima beruntun.
Wanita itu hanya menoleh tapi tidak berniat memberikan jawaban.
Bima menjadi gusar, dengan tingkah wanita di depan nya yang tak lain adalah istrinya. Karena sang istri tidak mengacuhkan pertanyaan nya, Bima menarik lengannya.
"Apaan sih..!"Aku capek mau mandi lalu tidur jangan ganggu aku," Sungut wanita itu sambil mengibaskan tangan Bima.
"Aku tau, tapi jawab dulu pertanyaan ku, aku khawatir kan keadaan mu?"kenapa tidur di luar,"
Wanita itu melotot, mendengar perkataan Bima lalu tertawa dengan sinis.
"Coba ulangi..!"kamu menghawatirkan aku?"Ucap wanita itu, seraya menunjuk dada bidang Bima dengan telunjuk nya.
Bima seperti kepiting rebus, cuma mengagguk sejak menikah Bima tidak pernah berkata kassr atau berbuat kasar pada istrinya, dia sangay menyayangi istrinya, apapun yang istrinya perbuat. Seila ya ...! istrinya bernama Seila.
"Jika kau khawatirkan aku , kenapa kau tidak mencari ku? bukankah kamu yang menolong Hendrato kemarin malam itu,"
"Oh, jadi namanya Hendrato,"Ledek Bima pura-pura Karena tidak mungkin Bima bisa meledek dan membuat kesal istri nya.
Mendengar itu Seila tidak mau menanggapi, dia langsung ngloyor pergi ke kamar dan menutupnya dengan keras. Bima yang melihat tingkah istri nya cuma bisa mengelengkan kepalanya dan tersenyum.
****
Sudah menjadi rutinitas sebelum Bima pergi ke tempat kerja nya, sebagai seorang pelatih guru karate, meskipun cuma sepuluh menit, Bima selalu menyempatkan diri bermain-main sejenak dengan putri semata wayangnya.
Dari balik pintu dapur keluar seorang wanita paruh baya.
"Den Bima..! Semua nya sudah siap,"
Bima menoleh dan tersenyum.
"Trimakasih, Bik Inah,"Kalau begitu aku titip si kecil Vira.
"Hai.. Cantik...!" Ayah berangkat kerja dulu ya?"
Bima memberikan ciuman pipi kanan dan pipi kiri, sebelum beranjak pergi. Bik Inah menggikuti nya dari belakang, sambil menggendong si kecil Vira. Tiba-tiba Bima menghentikan langkah kakinya.
"Bik Non Seila belum bangun kan?"Kalau sudah bangun Bibik siapkan apa yang di perlukan nya.
"Baik Den..!"
"Trimakasih, ya, Bik," Aku pergi dulu.
Meskipun Memiliki mobil, Bima jarang sekali menggunakan nya, Bima lebih suka Naik Motor, Bagi Bima mobil itu bukan miliknya, meskipun itu hadiah pernikahan yang di berikan Ayah Seila kepadanya, tiga puluh menit kemudian Bima sudah sampai di tempat kerja nya, di lihatnya semua sudah bersiap dan berkumpul.
Bima melambaikan tangan nya kepada salah seorang murid yang bergerombol di dekat pohon. Dengan segera orang yang merasa di panggil itu datang dengan berlari kecil, setelah dekat.
"Ada apa kak?" Tanya Dodi Ingin tau.
"Aku tidak melihat Bondet dan Iqbal kemana mereka?"
"Oh, Bondet dan iqbal ya kak!"Masih sarapan pagi kak ada di kantin mbok Sri.
"Kalau begitu suru keruangan ku Nanti,"
"Baik, kak,"
"Ya sudah, sekarang, kamu boleh pergi,"
"Baik, kak,"
Sebelum sampai di kantin, Dodi sudah melihat Iqbal dan Bondet, sedang tertawa tawa, dengan segera Dodi menghampiri mereka.
"Ndet..! kamu' dan Iqbal di panggil kak Bima
Sudah menjadi rutinitas
Sebelum Bima pergi ke tempat kerjanya
sebagai seorang pelatih guru karate
Meskipun cuma sepuluh menit Bima selalu menyempatkan bermain main sejenak dengan
putri semata wayangnya.
Dari balik pintu dapur keluar, seorang wanita paruh baya
"Den Bima...! Semua nya sudah siap."
Bima menoleh dan tersenyum
"Trimakasih bik Inah,
kalau begitu aku titip si kecil vira."
"Hai cantik...!Ayah berangkat kerja dulu ya...?"
"Bima memberikan ciuman pipi kanan dan pipi kiri
sebelum beranjak pergi,
Bik inah mengikutinya dari belakang sambil mengendong si kecil vira.
Tiba tiba bima menghentikan langkah kakinya
"Bik, Non Seila belum bangun..kan ?"
kalau sudah bagun, Bik Inah siapkan apa yang di perlukan nya.
"Baik, Den !"
"Terimakasih, ya Bik ,
Aku pergi dulu."
Meskipun memiliki mobil, Bima jarang sekali menggunakan nya, Bima lebih suka Naik motor
bagi Bima mobil itu bukan miliknya meskipun
itu hadiah pernikahan yang di berikan ayah seila kepadanya.
Setengah jam kemudian
Bima sudah sampai di tempat kerjanya
dilihat nya semua, sudah bersiap dan berkumpul.
Bima melambaikan tangan nya kepada salah seorang murid yang bergerombol di dekat
pohon.
Dengan segera orang yang merasa di panggil itu datang, dengan berlari lari kecil.
setelah dekat.
"Ada apa kak?" Tanya Dodi ingin tau.
"Aku tidak melihat bondet dan iqbal
kemana mereka...?
"Oh ...!"
"Bondet dan iqbal ya kak !"
masih sarapan pagi kak ada di kantin mbok Sri."
"Kalau begitu, suruh ke ruangan ku nanti."
"baik kak,"
"Ya sudah sekarang kamu boleh pergi."
"baik kak,"
"Sebelum sampai di kantin dodi sudah melihat
iqbal dan bondet,
sedang tertawa tawa, dengan segera dodi menghampiri mereka.
"Ndet..!.kamu dan iqbal di panggil kak Bima
cepat kesana.
"Ada apa ? kenapa kita di panggil.
Dodi hanya menaikkan bahu nya
"Tau lah."
Dengan bergegas iqbal dan bondet berjalan menuju ruangan Bima.
"Tok...tok, .....tok !
"Masuk, terdengar suara dari dalam, dengan segera bondet dan iqbal membuka pintu.
"Ada apa kak..?"
"kenapa ,pagi pagi memanggil kami."
"iya kak...! ada apa sahut bondet penasaran.
"Kamu lihat pasir di ujung sana ?"
"iya kak ...! sahut bondet dan iqbal bersamaan.
"Tolong, kamu taruh pasir itu dekat ruang parkir."
"Lho..kak , kan menggaggu kendaraan yang mau parkir disana," Ucap iqbal.
"Atur bagaimana bagaimana caranya agar tidak bisa menggangu kendaraan yang mau parkir."
"Baik kak."
"Yuk Ndet, cepet kita kerjakan !"
aku juga akan memanggil teman teman yang lain."
"Yuk seru bondet bersemangat."
"Hei..!mau kemana ?". ,Seru Bima
Melihat bondet dan iqbal melangkah ke pintu
"Mau memberi tau teman teman yang lain kak."
"Siapa, yang suru kalian bawa teman teman yang lain."
Bondet dan iqbal berpandangan sejenak
"Maksud kak Bima bagaimana.?" Tanya Iqbal binggung
"Cuma kalian berdua saja yang mengerjakan nya."
" Lho kak,...!pasir kan banyak,kenapa cuma kita yang disuruh bekerja ?protes bondet
"ini hukuman untuk kelakuan kalian kemarin malam yang sudah sok jagoan
"Beruntung , aku lewat jalan itu
kalau tidak kalian akan jadi pembunuh."
"Kak , kami kan cuma membantu Non Seila,
Kami kan cuma...!
"Sudah kerjakan tugas kalian atau kalian
tidak usah masuk dalam dua Minggu,"
"Kak, kok gitu sih,yah payah..?
"Yuk ndet aku tidak mau di disk, bisa bisa tidak naik level.
Bondet pun segera menonjok kepala iqbal pelan karena gemes kok naik level sih bal, memangnya kita lagi main apa!"
"Bukan naik level bal, tapi ganti sabuk biar sabuk kamu ngak jamuren
biar sabuk kamu ngak jamuran.
Karena ngak ganti selalu pakai biru merah.
kita harus berjuang biar dapat sabuk Kuning
"Biar kinclong Bal,"
"Dengar ya bisik bondet di telinga iqbal biar kinclong.
"Biar kinclong.... ha..ha .ha...!
seraya berlari keluar setelah berpamitan dengan bima
Tawa renyah mereka membuat Bima mengeleng gelengkan kepalanya.
"Betul betul menggemaskan, pantas saja Seila memilih mereka.
Bima menghempaskan tubuhnya di kursi sofa anganya melayang sedang apa Seila sekarang masih tidur atau sudah mandi. terbesit pemikiran yang mesum jika sudah kramas rambutnya yang basah dan ..dan....
"Aaauh...!
"Pok...!
Sebuah benda keras mampir di kepalanya.
Dengan gerak refleks Bima memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit.
"Siapa, yang berani kurang ajar padaku !"Seru Bima kesal.
"Kenapa ?"Sakit ya...?Ledek seseorang yang ternyata Seila.
"Seila ,kau....!"
"Sejak kapan kau disini...?"Tanya Bima penasaran.
"Sudah dari tadi !"Makanya jangan tidur enak ya tidur
"Lihat tuh...!" murid murid kamu, bekerja keras
disini kamu malah enak enakan tidur.
"Apa, yang kamu lakukan pada bondet dan iqbal
kenapa mereka justru menggangkat pasir,
dan kenapa cuma mereka berdua yang melakukan nya, yang lain kenapa tidak membantu ?"Ucap Seila meminta penjelasan.
"Mereka, lagi aku hukum, Ucap Bima datar."
"Apa,,,,? kau hukum, memangnya apa salah mereka?"
"Kenapa bertanya," bukankah ini semua karna ulah konyol mu yang ceroboh itu,"Sungut Bima sambil berdiri dan melangkah membuat kopi hangat.
"Kau mau,kopi ?" Tawar Bima pada seila.
"Tidak mau.., !"ucap Seila ketus,
"Apa kau sudah makan..?"Seila hanya mengeleng.
"Di sana, ada roti kalau mau ambillah."
"Apa kau pikir aku tamu sehingga harus di tawarin ?
"Ya bukan begitu kan cuma nanya..?"Tukas Bima.
"Kasian bondet dan iqbal jangan hukum mereka begitu."
Lagi pula Apa kau tidak malu jika di gosip kan murid-murid mu ternyata iqbal dan Bondet di hukum karena menolong istrinya kak Bima, untuk membunuh orang, Bima mengeryitkan dahi nya."Ucapan kamu ada benarnya baiklah hukuman mereka aku cabut.
"Nah begitu dong;, ucap Seila riang,yang tanpa sadar memeluk Bima,"
Bima yang tidak menyadari itu sedikit gelagapan,
mati matian dirinya menenangkan detak jantung nya yang mulai berdegup dan berirama tak karuan.
Seila yang menyadari kalau dirinya memeluk Bima,
pipi nya berubah menjadi merah merona ada rasa sedikit malu dan canggung
"Maaf..!" Ucap nya lirih.
Bima berusaha menutupi kegugupannya, dengan senyum.
"Tidak, apa apa, kan sudah biasa kalau suami istri begitu."Ucap Bima.
Dalam hati Bima bergumam, biasa apa nya memeluk saja tidak pernah.
Tidur terpisah, ini sih bukan pernikahan suami istri pada umumnya ,ini pernikahan suami istri yang luar biasa, menyiksa, keluh nya.
"Kak, Bima !
Aku temui bondet dan iqbal dulu ya...?"Ucapan Seila membuyarkan lamunannya
Bima, sehingga Bima cuma bisa menggagguk.
"Iqbal,...bondet sini...!"Seru Seila melambaikan tangan.
merasa di panggil iqbal dan bondet segera bergegas menghampiri.
"Non Seila....!"
"Ada apa, Non ?" ucap mereka hampir bersamaan.
"ikut aku,,,,yuk?
"Kemana Non,,,,!"sahut bondet penuh semangat."
"jalan jalan, ke kota, aku mau melihat lihat disana".
"Oh...!"
"Tapi tidak bisa Non, aku dan iqbal lagi dalam masa di hukum.
jawabnya lemas tak bersemangat.
"Lupakan tentang hukuman, karena
kalian tidak di hukum lagi."
"Ah masak.
yang bener Non ,ucap iqbal dan bondet bersemangat,
"Seila menggagguk, yuk berangkat,
"Ragu ragu sebenarnya iqbal dan bondet tapi
ajakan itu menggiurkan dari pada
kerja keras dan berkeringat, mendingan jalan jalan bisa cuci mata.Dan akhirnya mereka memutuskan untuk ikut,
Setelah membereskan semua dan berganti dengan baju yang bersih
iqbal dan bondet sudah siap menemani
Seila jalan jalan.
'Non, kami sudah siap ..!"
Ucap iqbal dan bondet bersemangat.
"Kalian masuk dulu ke mobil, Nanti aku menyusul.
ponselku tertinggal aku akan ambil dulu,"
Bondet dan iqbal bersenandung riang.karena
hari ini bisa jalan jalan ke kota.
Tapi pada saat pintu mobil di buka, kedua nya
terperanjat mundur,,
hingga kaki bondet menginjak kaki iqbal.
"Auuuuuhh,,....!"Teriakan kecil keluar dari mulut iqbal
"Ndet, kalau mau mundur itu, bilang bilang dong , jangan main mundur mundur sakit tauk.
"Memangnya ada apa sih !"Tanya Iqbal penasaran.
, Bondet yang tertegun cuma menjawab dengan telunjuk jari.
"Itu uuu,,,uh,! jawab bondet terbata bata
Iqbal yang penasaran segera memutar balik badan bondet sehingga,bondet yang tadinya berada di depan menjadi bergeser kebelakang.
Iqbal melongokan kepalanya ke dalam mobil dan...
waooo! Iqbal pun meloncat mundur kebelakang sehingga badannya menimpa tubuh bondet, karena tidak ada persiapan kuda kuda tak bisa di elak kan lagi, tubuh bondet pun jatuh dengan di timpa tubuh iqbal,
Meskipun iqbal tidak se gemuk dirinya tetap saja rasa nya sakit, sehingga terdengar teriakan Bondet yg kesakitsn.
Tiba-tiba terdengar suara dari dalam mobil
"Kalian kenapa , seperti melihat hantu saja."
"Kak Bima, kenapa ada di dalam mobil?"Tanya iqbal
"Aku...!"Bima mengarahkan telunjuk dadanya
"Tentu saja, mau jalan jalan, seru nya dengan tertawa.
"Bondet dan iqbal saling berpandangan dan serentak bilang
"Oooo.....kita mau jalan jalan berempat yaa?"
"Tidak, sahut bima cepat."
"Lalu ?"Tanya Bondet Ingin tau kalian tidak perlu biar aku yang menemani Non Seila.
Oh,!
"Ternyata kak Bima dan Non Seila mau berduaan seru bondet dan iqbal hampir bersamaan.
Bima hanya melotot. "Pergi sana jangan lupa tutup pintu mobilnya.
"Siap, kak,"
jawab bondet dan iqbal,cepat.
"Melihat bondet dan iqbal belum masuk mobil
Seila yang baru datang bertanya,
"Kenapa tidak masuk...?"
Eh.. Anu Non ,itu....?
itu, kenapa...?tanya seila penuh selidik.
"itu Non...Anu..!"
"Dari tadi anu ...anu ...ada apa sih, tanya seila penasaran."
"Kak Bima Non, sahut iqbal cepat.
"Iya kak bima kenapa....?"
"Katanya yang mau mengantar Non Seila jalan jalan kak Bima non,"
"Apa..?"
,Kak bima ?..kok bisa, ucap seila kaget
"Ya bisa Non, buktinya sudah ada di dalam mobil."jawab Iqbal polos.
yang langsung mendapat , tonjokan dari bondet di jidat kepalanya iqbal., sedangkan Iqbal ca cengar cengir.
"Bodoh benar kau ini,yang di maksud Non Seila tidak begitu bal,
"Sudah sudah, biar kutanya sendiri,"Ucap Seila seraya membuka mobil depan.
"Kenapa kamu disini ?tanya seila dingin.
Sedangkan yang di tanya cuma tersenyum
"Masuklah..!ayo kita berangkat,"
"Aku tidak mengajakmu kenapa jadi kamu yang menemaniku,dengus seila kesal,
"Bima cuma menjawab, dengan senyuman saat Bima menghidupkan mesin mobil tiba-tiba..
"Hei..!"
sebuah tepukan tangan lembut Seila menyentuh tangan Bima membuat darah Bima bergejolak tidak karuan.
Deg...!
Ada desiran desiran aneh di dalam hatinya.
"Aku tidak mengajakmu, turun lah, biarkan Iqbal dan Bondet yang akan menemaniku.
"Untuk menutupi rasa gugup dan detak jantung yang mulai tidak karu karuan Bima mencoba mengatasinya dengan berkata.
"Apa kata orang jika istriku pergi bukan dengan suaminya tapi dengan dua orang pria yang bukan muhrimnya.
"Seila mulai memahami dan membenarkan kata kata bima
sehingga dia setuju di antar bima jalan jalan
"Baiklah,kita berangkat."
Ucap Seila datar ,seraya merapikan letak duduk nya,
"Dalam hati bima tertawa riang dan senang,
Meskipun sepanjang perjalanan, tidak banyak
yang mereka percakapkan ,Asal bisa dekat dengan sang istri Bima sudah bahagia.
Tiba di tempat tujuan, sudah mulai sore, Seila dengan riang membuka pintu mobil dan dengan santainya berjalan tanpa menunggu Bima yang sibuk membenarkan letak parkir mobilnya.
Bima yang melihat hal itu,cuma mengeluh dalam hati.
"Nasib suami yang tak di anggap,"Keluh nya.
Dengan sedikit berlari kecil Bima terpaksa mengejar langkah Seila yang lebih dulu meninggal kannya.
"Kenapa meninggalkan aku, grutu bima protes,
Seila tertawa melihat mimik lucu bima.
Melihat Seila tertawa hati bima sangat senang
Tersenyum lah selalu bidadari hatiku, Gumam bima dalam hati.Bima yang melamun tidak menyadari kalau Seila melangkah sudah jauh.
"Tolong... tolong... Tolong..!
kejar orang itu cepat, seru beberapa orang sambil berlarian mendengar itu Bima sontak teringat Seila.
dia baru menyadari ternyata seila tidak ada di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
lanjuttttt
2022-08-23
0
Fira Ummu Arfi
likeeeeee thorr 👍👍
2022-08-20
0
☾⃟ℳoon - Moon 🌙
mampir🏊♀️🏊♀️
2022-02-17
0