Dengan langkah pasti , gadis itu mendekati pintu dan mulai mengetuk nya.
"Tok.....Tok......Tok....!"
"Masuk...!
Terdengar suara sahutan dari dalam, dengan segera gadis itu membuka pintu. Bima yang melihat tamunya sudah masuk, segera melipat buku yang di bacanya.
"Duduk lah...!" apa kamu yang ingin belajar karate di sini,"
"Iya, saya."
"Siapa namamu.?" kenalkan aku Bima," Bima menggulurkan tangannya yang di sambut dengan uluran tangan gadis di depannya.
"Nama saya, Nafa Afrida." Sahut gadis itu seraya menggulurkan tangannya juga. Saat tangan mereka bersentuhan tiba-tiba Nafa merasakan ada aliran listrik yang belum pernah di rasakan sebelumnya. Terlebih tatapan dan senyuman laki-laki di depan nya begitu terasa teduh, pandangan mata mereka yang beradu membuat Jantung Nafa berdetak tidak karuan tidak mengerti apa yang sedang dirinya rasakan, rasa yang belum pernah ada.
"Akan ku tunjukkan ruangan kelas mu..!"Ucapan Bima membuyarkan lamunan Nafa.
"Oh, iya," Jawab Nafa gugup.
"Mari, aku antar," ajak Bima keluar ruangan.
Sepanjang perjalanan Bima menerangkan segala sesuatu nya, tapi Nafa tak mendengar kan sama sekali, konsentrasi nya hilang. Dia Binggung menata hati dan jantung nya yang berdebar debar. Berjalan berdampingan sangat dekat dan sesekali tangan Bima yang menunjukkan tempat dan hal penting, tak sengaja menyentuh lengannya, membuat Jantung Nafa semakin berpacu cepat.
"Ini Ruangan nya,"Nafa yang dalam mode melamun segera tersadar dari lamunannya dan segera menjawab.
"Oh, iya,"
Bima yang melihat Nafa seperti orang yang sedang melamun, tersenyum.
"jangan melamunkan, yang buruk di sini. Nafa yang di goda menjadi tersipu malu, pipi nya yang putih bersih menjadi merah merona.
" Teman temen Kenalkan ini teman baru kalian.Nama nya Nafa Afrida, bantu dan bimbingan dia ya..!"
"Baik, kak,"Seru beberapa putri yang ada di tempat itu.
"Nafa, hari ini cuma perkenalkan saja, besok baru kita mulai, ini teman teman grup putri,"
"Iya, pak..!"
"Panggil saja saya, Kak Bima, jangan pak, biar kita terasa akrab dan lebih dekat,"Ucap Bima yang di balas anggukan Nafa
Sementara Seila yang di Rumah, masih asik bermain main dengan Vira, sakit kepala nya sudah mulai berkurang.
"Non makan siang sudah siap," Non Seila makan dulu biar saya yang mengendong Non Vira.
"Hari ini, bik Inah masak apa?"
"Itu, Non, semur jengkol ayam kecap dan sambel terasi."
"Wah, kesukaan ku itu..!" ayo, Bik makan bersamaku?"
"Tidak, Non, Bik Inah tadi sudah makan, lagi pula Non Vira bisa rewel kalau tidak di ajak jalan jalan."
Seila tertawa kecil. "Vira sangat manja padamu Bik, bahkan kalau Bik inah tidak di lihat nya pasti dah menangis mencari, beda dengan aku meskipun seharian tidak melihat ku Vira tidak akan rewel, bagi Vira yang penting Bik inah," Keluh Seila sedih.
"Non Seila jangan Bicara begitu, Non vira juga sangat sayang pada Non Seila, lihat saja Nanti kalau Non Vira sudah besar pasti cintanya untuk Non Seila."
Mendengar ucapan Bik Inah, Seila tersenyum kecut seraya melangkah menuju meja makan.
"Ting Tong....Ting tong...Ting tong...!"
"Bik..!" siapa itu yang membunyikan bel berkali kali, berisik sekali, membunyikan sekali saja kan bisa,"Keluh Seila kesal.
Dengan cepat Bik Inah, segera menuju pintu dan membukanya. Melihat orang di depannya yang tidak pernah Bik Inah kenal."
"Mau mencari siapa?" Tanya bik Inah.
"Non Seila nya ada?"
"Oh, Non Seila, ada, silahkan duduk, tunggu sebentar ya, Non Seila sedang makan,"
Kedua Tamu itu langsung berdiri dari duduknya
"Makan Bik," Seru kedua orang itu bersamaan.
"Di, mana?"
"Di dalam, jawab Bik Inah."
Tanpa menunggu perintah, kedua tamu itu langsung, berlari ke dalam
"Hay tunggu..!mau kemana kalian,"Seru Bik inah binggung, Baru kali ini ada tamu main slonong
masuk, seolah olah ramahnya sendiri,sampai di ruang makan,
"Wah semur jengkol..!" seru nya tanpa di perintah lagi mereka berdua langsung menggambil piring dan nasi. Seila yang melihat ulah dua orang Tamunya hanya senyum senyum saja. Beda dengan Bik Inah yang kesal.
"Maaf, Non, mereka langsung main masuk,"Ucap Bik inah menyesal, Seila tersenyum
"Tidak apa-apa bik, Mereka itu teman baikku,ini Iqbal dan yang dan yang ini bondet."
Seila memperkenalkan mereka kepada Bik inah dan Bik inah cuma a mangut mangut tanda mengertl.
"Oh, silahkan di makan, silahkan mencoba masakan Bibik,"
Iqbal dan bondet tersenyum dan mengagguk.
"Trimakasih Bik,"
"Kamu, kenapa kesini ?" tanya Seila pada Iqbal dan Bondet seraya makan.
Dengan mulut penuh iqbal menjawab."Kak Bima bilang, Non Seila lagi sakit, jadi kami mau menjengguk Non Seila,"
"Oh, aku sudah tidak apa-apa cuma pusing biasa sekarang sudah lebih baik',"
Syukurlah, kalau Non Seila sudah lebih baik,kami senang dan lega mendengarnya, begitu kan Ndet," Seru iqbal pada Bondet yang asik dengan ayam goreng nya, karena asik menikmati makan, Bondet cuma menjawab dengan anggukan. Tiba-tiba Seila mengambil sepotong ayam dan di berikan pada Iqbal.
"Ini untuk mu makan yang banyak agar tidak kurus,"
"Ha .ha .ha...! betul Non iqbal suruh makan yang banyak saja, biar badannya tidak kurus,"Ledeknya sambil tertawa.
Iqbal yang di Ledek Bondet pun tidak mau kalah
"Kamu juga Ndet, jangan banyak makan ayam kamu bagusnya makan ini..!"jengkol biar badanmu tidak tambah gendut,"Ucap Iqbal seraya menggambil ayam goreng yang ada di piring Bondet dan mengantinya dengan jengkol.
"Seila yang melihat tingkah kedua temannya tertawa senang, mereka benar-benar sangat menghibur.
Tak lama kemudian terdengar suara deru motor berhenti di depan Rumah. Bik Inah yang sudah paham dan hafal itu suara motor Den Bima yang sudah pulang, bergegas Bik inah keluar dan membukakan pintu.
"Selamat sore Den Bima ?" silahkan masuk ucap Bik inah.
Bima tersenyum.
"Non Seila bagaimana keadaan nya, Bik?
"Sudah lebih baik Den, malah sekarang lagi makan,"
"Oh, ya?" bagus itu kalau tidak ada rasa malas makan akan lebih cepat sembuh nya, Bik kok ada suara rame di dalam, apa ada tamu ?"
"Iya, Den, itu temannya Non Seila, ikut menemani Non Seila makan,"
"Siapa Bik ?"
"Anu Den, i anu itu, aduh siapa ya,?"
Bik inah berusaha menggingat sesuatu.
"Maaf Den, Bibik lupa,"
Bima tertawa melihat kelakuan Bik inah.
"Ya, sudah tolong bawakan tas saya, biar kulihat sendiri siapa mereka,"
Bima segera melangkah kan kakinya masuk ke dalam ruang makan, dan betapa terkejutnya melihat siapa yang sedang makan dan tertawa tawa di sana.
"Bondet...!" Iqbal..!" sejak kapan kalian ada di sini?"
Mendengar nama mereka di sebut Bondet dan iqbal segera menoleh. serentak Bondet dan Iqbal pasang senyum nyengir.
"Hi..,kak Bima, sudah pulang,"
"Ndet..!" aku sudah kenyang kamu lanjutkan makanmu,"Ucap iqbal seraya berdiri.
Bondet pun tak mau kalah
"Aku juga sudah kenyang,"
"lho kok cepet sih, tadi katanya lapar?" Tanya Seila Bingung.
"Sudah kenyang kok Non, tadi sudah makan juga di warung mbok Sri, iya kan Bal ?"Tanya Bondet kepada iqbal.
Iqbal yang merasa tidak makan di warung mbok Sri Bingung.
"Kapan Ndet ?"kan tadi kita langsung ke sini,"Ucap iqbal tak mengerti.Melihat itu Bondet segera menginjak kaki Iqbal sehingga mengeluarkan suara jeritan kecil.
"Auuuuuhh,"
"Kenapa..," tanya Seila cemas.
Iqbal yang mau bicara saat memandang Bondet dan Bondet sudah pasang wajah seremnya dengan membelalakkan kedua bola matanya, membuat nyali Iqbal menciut.
"Tidak apa apa Non!"Ucap iqbal cepet.
"Kak Bima kami permisi dulu ya, kami lagi ada sedikit urusan,"
"Baiklah hati-hati di jalan,'
"siap kak, Non Seila Cepat sembuh ya? trimakasih atas makan nya kami pulang dulu,"
"Sama sama, trimakasih sudah menjenguk,"
Bondet dan Iqbal segera keluar setelah berpamitan.
Bima mengambil tempat duduk di samping Seila, tangannya terulur menyentuh kening Seila, tapi sebelum tangan itu sampai.
"Apaan,sih !"Ucap Seila ketus dengan cepat menangkap tangan Bima.
"Cuma mau lihat kok, demamnya sudah turun apa belum,"Ucap Bima dengan menatap sayu.
"Sudah," jawab Seila sinis, kamu lanjutkan makan aku sudah selesai," setelah mengucapkan kalimat itu, Seila berniat berdiri dan pergi, tapi tubuhnya di tahan Bima.
"Jangan pergi dulu,"temani aku makan pinta Bima lembut suaranya tepat berada di dekat telinga Seila, serasa nafas Bima yang hangat menyapu ujung telinga nya. Dan entah mengapa tiba-tiba hatinya menjadi berdebar-debar, Seila tidak mau terbawa suasana secepatnya dia mendorong tubuh Bima menjauh.
"Makan, saja sendiri,"Ucap nya sambil berlari masuk ke dalam kamar. Bima mengeluh.
"Gagal lagi mendapatkan hatinya,"
Bima yang kacau dengan perasaannya sendiri megaruk kepada nya yang tidak gatal dan dengan lahap segera menyantap makanan yang ada di atas meja. pikirannya begitu kacau membuat nya tanpa sadar hampir menyantap seluruh hidangan di atas meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Artini
baru mampir ka.
2022-02-15
0
Inti Fatul
Jengkol emang sedap deh
2022-01-29
0
TK
lagi
2022-01-27
0