5

Sore hari.

Di tempat Dravin.

“Ari!!”

“Iona, ada apa?”

“Syukurlah kau ada disini.”

“Memangnya mau kemana lagi aku pergi. Lupakan itu, ada apa?”

“Tempat tinggalmu…”

“Ahh, tentang hal itu. Seperti yang kau lihat, semuanya habis terbakar dan hangus. Lalu parahnya lagi, aku tak memiliki pakaian lain lagi selain yang aku gunakan ini sekarang.”

“A-Ari…”

“Hmm? Ada apa?”

“Bagaimana kalau kau tinggal diistana saja.”

“Haa, kau menawarkan sesuatu yang sulit seperti itu padaku.”

“Sesuatu yang sulit?”

“Apa yang akan kau jelaskan pada ayah dan ibumu jika sampai kau membawa orang asing kedalam istana.”

“Kau bukan orang asing.”

“Itu untukmu, tapi untuk orang lain.”

“Tapi, dimana kau akan tinggal setelah ini. Tidak mungkin kau akan tinggal ditempat Dravin.”

“Rencananya sih seperti itu, tapi sepertinya tidur Dravin akan terganggu jika aku tinggal disini.”

“Jadi, kenapa kau tidak…”

“Haa, aku menolak karena memiliki alasan. Setidaknya itulah yang bisa aku katakan padamu.”

“Tapi, dimana kau akan tinggal?”

“Aku memiliki sedikit ide yang menurutku cukup bagus.”

Malam hari.

“Maaf mengganggu malam kalian ber-empat, aku hanya ingin memperkenalkan seseorang yang akan membantuku melakukan tugas. Dia adalah Ari, dia akan menjadi wakilku.”

‘Eh? Kapan aku bilang akan menjadi wakilnya.’ Aku memang mengatakan hal itu, tetapi bukan menjadi wakil melainkan hanya sebagai seorang pembantu saja.

“T-tunggu komandan, kenapa mendadak sekali?” (Laren)

“Ada apa? Apa ada masalah?”

“T-tidak, jika itu keputusan anda.”

“Kalau begitu, ya sudah. Oh ya, karena Ari tidak memiliki tempat tinggal dia akan tinggal disini.”

“Kalau begitu, saya akan menyiapkan tempatnya. Jika tidak salah ada gudang yang tidak terpakai yang bisa digunakan untuk…” (Famus)

“Jangan!!”

“Eh? Komandan, apa ada masalah?”

“Haa, itu tidak masalah. Bisa tolong siapkan untukku.”

“Baik.” Mereka ber-empat pergi. “Iona, apa yang kau pikirkan. Melarang mereka memberikan tempat yang buruk untukku dan lebih baik memberiku tempat yang baik, seperti itu?”

“Y-ya. Kau orang yang penting, jika kau mendapatkan tempat tinggal yang buruk…”

“Itu tidak akan mengubah apapun, tinggal ditempat yang bagus atau jelek itu sama saja. Selama bisa digunakan untuk berteduh dan tidur itu sudah cukup.”

“Tapi…”

“Itu sudah cukup.”

“B-baik. Tapi, jika kau merasa tidak nyaman aku akan memberikanmu tempat lain.”

“Haa, ya terserah kau saja.”

Beberapa lama setelah itu.

Di gudang area militer khusus.

“Jadi ini, ya.”

“Maaf, kami hanya bisa menyiapkan ini.” (Dirk)

“Tidak masalah, aku berterimakasih karena kalian sudah menyiapkannya dengan cepat.”

“Kalau begitu, kami izin untuk pergi.”

“Ya, selamat malam semuanya.” Mereka semua pergi, dan aku masuk ke dalam.

Aku berbaring di kasur yang sudah disediakan disini. “Haa, seorang wakil, ya.” Akibat ulah Iona, aku mendapatkan peran yang menyusahkan. “Sudahlah.” Tak ingin memikirkannya, aku putuskan untuk segera tidur.

Esoknya di akademi.

Di kelas.

“Yo Ari.”

“Ahh, Lucy selamat pagi.”

“Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan.”

“Huh? Ada apa?”

“Apa hubunganmu dengan putri Iona?”

“Eh?” Aku tak tau harus merespon apa, tapi jika orang jenius seperti ini menanyakan hal seperti itu padaku, aku sulit untuk mengelabuinya. “Bukti apa yang kau miliki?”

“Hmmm, aku sempat dimintai tolong untuk mengawasi putri Iona selama beberapa hari karena temannya bilang belakangan ini tingkahnya mencurigakan.”

“Kau mengawasi Iona?”

“Meskipun begitu, aku tak menggangu kesehariannya.”

“Meskipun begitu, itu sudah termasuk kejahatan.”

“Lupakan itu, aku melihatmu dekat dengan putri Iona, bahkan dibeberapa kesempatan aku cukup sering melihatnya bersama denganmu.”

‘Cih, bocah ini terlalu serius.’ Entah apa yang akan dia ungkap setelahnya, aku masih menunggunya. “Bukti itu kurang kuat sampai kau berani menuduhku.”

“Kalau begitu, aku akan memberiahumu sesuatu.” Ia membisikkan sesuatu padaku.

‘Sudah kuduga akan jadi seperti ini.’

“Tidak ada respon darimu, sepertinya tebakanku itu benar.”

“Lalu, kau ingin mengancamku dan memenjarakanku dengan bukti seperti itu?”

“Mana mungkin, aku hanya ingin tau hubunganmu dengan putri Iona. Seorang putri seperti itu sampai rela menginap ditempat kecil seperti itu, sudah jelas itu membuatku penasaran.”

‘Ini menyebalkan.’ Entah kenapa ini membuatku merasa tidak nyaman. “Tidak ada, aku sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengannya.”

“Eh? Benarkah? Kau tidak berbohong?”

“Tidak ada untungnya bagiku melakukan hal itu padamu.”

“Eh?”

“Ada apa?”

“T-tidak, tidak ada apa-apa.”

Beberapa saat setelah itu, pelajaran dimulai dan seperti sebelumnya. Iona sebagai Round mengajar dikelas.

Jam istirahat.

“Ari, apa kau orang itu?”

“Huh? Orang itu? Apa yang kau katakan?”

“Jiwa orang yang berada ditubuh putri Iona.”

‘Haa, ini menyebalkan.’ Beginilah jika berurusan dengan orang yang jenius. “Apa dasarmu menuduhku seperti itu?”

“Perkataanmu tadi. Tidak ada untungnya bagiku melakukan hal itu padamu. Aku pernah mendengarnya dari 1 orang, meskipun itu sedikit berbeda tetapi ada kesamaan yang begitu mirip dari kalimat itu.”

“Meskipun begitu, tidak mungkin kau menyimpulkan hal itu pada…”

“Dan 1 hal lagi. Responmu terhadap pertanyaanku barusan. Jika kau tidak tau, kau seharusnya kebingungan dengan apa yang aku katakan, tetapi kau langsung menanyakan buktinya. Oleh karena itu aku yakin, dan lagi.”

“Apa ada hal lain lagi?”

“Namamu, tertera disurat itu.”

‘Haa, benar juga.’ Selain Iona, dia juga membaca surat itu dan wajar saja dia mencurigaiku. “Lalu, apa ada lagi?”

“Tidak, aku tidak perlu bukti lain lagi. Itu saja sudah cukup untukku mengeahui identitasmu.”

“Haa, inilah sebabnya aku tidak suka berhadapan dengan orang yang sedikit jenius.”

“Sedikit, itu menyakiti perasaanku, lo. Tapi, melihat responmu yang seperti itu sepertinya aku benar.”

“Lalu, apa yang akan kau lakukan? Menyebarkan hal ini pada seluruh akademi, atau kerajaan kalau orang yang membuat pasukan khusus sebenarnya bukan putri Iona melainkan orang lain.”

“Hahaha, itu terlalu berlebihan. Memangnya apa untungnya aku melakukan itu?”

“Sangat menguntungkan, kepercayaan pasukan terhadap pemimpin akan hilang. Pasukan akan menjadi putus asa karena selama ini pemimpin asli mereka bukan orang yang mereka pimpin, dengan begitu senjata utama kerajaan ini yang merupakan pasukan khusus dibawah kepemimpinan Iona akan melemah, lalu kemungkinan terburuknya kerajaan ini akan rentan dengan serangan dari kerajaan lain akibat senjata utama tumpul.”

“Wah, aku tak menyangka akan jadi seburuk itu.”

“Lalu, apa yang akan kau lakukan?”

“Hahaha, jika kau memang orang yang pernah menjadi patnerku kau pasti tau.”

“Haa, benar juga. Lalu, setelah membongkar identitasku apa yang kau inginkan?”

“Berbagi pengetahuan.”

“Huh?”

Siang hari.

“Ari, ada apa? Kenapa kau terlihat murung?”

“Dia membongkar identitasku.”

“Huh?! Siapa yang melakukannya?”

“Lucy.”

“P-pangeran Lucy, ya. Dia itu jenius, jadi aku pikir hal seperti itu wajar.”

“Hal seperti itu wajar, ya.”

Hari ini, identitasku diketahui oleh Lucy, sang pangeran jenius.

Terpopuler

Comments

Z-ark Dragoniel

Z-ark Dragoniel

nice setidak nya si lucy bisa jadi kawan

2021-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!