Princess In Another World : New Story

Princess In Another World : New Story

1.

“Syukurlah kau selamat.”

“Dimana, aku?”

“Terimakasih karena sudah kembali, aku sangat senang. Terimakasih.”

“M-maaf, tapi, apa aku mengenalmu?” Tatapannya itu membuatku tidak bisa berkata apapun lagi, dia benar-benar melupakanku.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Ini adalah lanjutan kisahku, kisah Touji Ari yang berhasil terlepas dari tubuh seorang gadis bernama Iona L. Thorwn dan aku sudah hidup sebagai Iona selama lebih dari belasan tahun. Lalu, saat ini aku berhasil keluar dan memulai kehidupan baruku.

Pagi hari yang cerah disebuah gubuk tua.

“Ari, apa kau sudah bangun?”

“Iona, ada apa pagi-pagi datang kemari?” Aku sudah berada didunia ini selama beberapa hari sebagai Touji Ari, dan aku diberikan gubuk tua yang ada di luar kerajaan ini sebagai tempat tinggal. Sebenarnya aku bisa saja menerima tawaran Iona untuk tinggal ditempat yang lebih layak, tapi aku menolaknya. “Kau ingin mengambil dokumen yang beberapa hari lalu kau berikan padaku?”

“Iya, apa sudah selesai?”

Ya, saat ini yang mengurus dokumen atau hal lain yang berkaitan dengan kemiliteran adalah aku. Sedangkan Iona hanya bertugas memberikan dokumen itu padaku, dan tugasnya yang lain adalah tetap fokus dalam pembelajarannya sebagai seorang yang masuk Akademi. “Ini, setidaknya aku sudah menyelesaikannya.”

“Begitu, terimakasih.”

“Iona, bagaimana dengan kegiatan di Akademi mu?”

“Aku baru-baru ini mengikuti sebuah grup penelitian sihir.”

“Penelitian sihir?”

“Iya. Tapi karena sihir itu adalah sesuatu yang termasuk dalam hal tabu, jadi grup itu masih dirahasiakan.”

“Begitu, lalu bagaimana dengan teman-temanmu yang lain?”

“Mereka juga ikut bergabung dengan grup penelitian sihir.”

“Begitu.” Berdiam diri disini dan hanya mengerjakan tugas, dokumen dan yang lainnya. Itu sedikit membuatku bosan.

“Ari, bagaimana kalau kau ikut pergi ke Akademi.”

“Huh? Tapi aku tak memiliki surat lulus dari sekolah kerajaan.”

“Untuk hal itu, tenang saja. Selama kau lulus dalam tesnya, kau bisa masuk tanpa membutuhkan surat kelulusan.”

“Begitu.” Aku cukup tertarik dengan hal itu. “Baiklah, lagipula aku tidak memiliki kesibukan lain.” Setidaknya aku ingin kembali merasakan kehidupan bersekolah, sebagai diriku sendiri tentunya.

“Kalau begitu, kau bisa mengikuti ujian masuk minggu depan. Aku sudah tidak sabar.” Iona terlihat cukup senang.

“Sudah-sudah, sebaiknya kau segera bersiap untuk pergi.”

“Ah, benar juga. Kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti Ari.”

“Ya.” Dia pergi. “Haaa, Akademi, ya.” Aku tak tau apa yang akan aku jawab saat mengikuti ujian masuk nanti, tapi mendapatkan sesuatu yang menantang rasanya itu cukup membuatku bersemangat. “Baiklah.”

Minggu depan, tepat saat ujian masuk diadakan.

Aku disediakan pakaian oleh Iona dan juga beberapa buku dan juga catatan yang ia bilang kalau itu akan berguna. ‘Sepertinya Iona juga sudah mulai berubah.’

Aku masuk ke area Akademi. Disini tempatnya sangat luas dan juga banyak sekali orang yang ada disini. ‘Sepertinya tempat ini memang tempat yang cukup menarik.’

Waktu ujian dimulai.

‘Huh?’ Aku terkejut melihat pertanyaan yang diberikan. ‘Ini, mudah.’ Semuanya sudah pernah aku pelajari sebelumnya dan ini sangat mudah.

Setelah selesai mengerjakan, diluar ruangan.

“Ari, bagaimana dengan ujiannya?” Tiba-tiba saja Iona menghampiriku. “Ya, meskipun begitu aku yakin kalau kau pasti akan sangat mudah menjawabnya. Soalnya dulu aku juga seperti itu, rasanya soal itu sangat mudah.”

“Kau sudah tau itu, jadi tidak perlu aku jelaskan lagi.” Saat aku melihat kearah sekitar, seluruh orang melihat kearahku. ‘Sepertinya aku sudah menarik banyak perhatian.’ Aku perlahan mulai pergi. “Iona, aku ada urusan. Jika pembagian hasil ujiaanya sudah keluar, antarkan padaku.”

“Eh, b-baiklah.”

Beberapa saat kemudian.

“Menyingkirlah.” Beberapa orang menghalangi jalanku.

“Hey hey, jaga bicaramu rakyat jelata.” Dilihat dari penampilan dan juga gaya bicaranya, dia adalah seorang bangsawan. Tapi…

“Mau kau bangsawan atau pangeran sekalipun, ini adalah sebuah Akademi. Status sosial tidak berpengaruh disini, jadi…” Aku mengepalkan tanganku. “Jika terjadi perkelahian di area Akademi ini, itu hanya akan disebut sebagai perkelahian biasa. Apa kau mengerti apa maksudnya.”

“A-apa yang ingin kau lakukan!!”

“Kapan lagi seorang rakyat jelata bisa memukul seorang bangsawan dengan begitu tenang tanpa takut dihukum.” Saat aku berkata seperti itu, orang yang ada disini melihat kearahku. ‘Sepertinya aku kembali menarik perhatian lagi.’ Aku perlahan menjauh. “Kau tau, kehidupan di akademi tidak semulus yang bisa kau pikirkan.’

Gubuk tua.

Sore hari.

“Ari.” Iona datang kemari. “Kau lulus dengan nilai sempurna, seperti yang aku duga.”

“Haa, nilai sempurna, ya.”

“Ari, kau terlihat tidak puas.”

“Tidak, aku cukup puas dengan hasilnya.”

“Oh ya, tadi guru juga berkata sesuatu. Tapi karena aku tak begitu paham aku mengabaikannya.”

“Haa, sebaiknya kau tidak boleh mengabaikan sesuatu. Setidaknya jika itu adalah hal yang penting.”

“Ari, aku tadi dengar kau mendapatkan masalah dari para bangsawan.”

“Tidak ada masalah. Lagipula tidak ada bangsawan disana.”

“Huh? Apa maksudmu?”

“Pembatas antara akademi dan juga dunia luar, itulah maksudku.”

“Aku masih belum paham.”

“Maksudku, jika diluar akademi kau adalah seorang putri tapi jika kau sudah masuk ke area akademi kau adalah seorang murid biasa.”

“Ah, begitu. Kau menggunakan kalimat yang sulit untuk dipahami olehku.”

“Kalau begitu, aku minta maaf.”

“T-tidak apa-apa.” Suasana menjadi hening selama beberapa saat, hingga akhirnya Iona kembali memulai pembicaraan. “Ari, apa kau tidak ingin tinggal ditempat yang lebih nyaman dari ini?”

“Tidak, terimaksih.”

“Begitu, ya.”

“Haa, kenapa kau memasang wajah sedih seperti itu. Wajah itu tidak cocok untukmu.”

“Kau selalu menolaknya, aku tak bisa membayangkan kau yang tidur ditempat seperti ini.”

“Tidak perlu dibayangkan. Sudahlah, bukannya hari ini kau memiliki acara diistana.”

“Ahh, benar juga. Aku hampir melupakannya. Kalau begitu, Ari aku pergi dulu.”

“Ya.” Iona pergi. “Hmm, apa yang akan aku lakukan selanjutnya.” Semenjak memilih pilihan itu, entah kenapa aku tidak memiliki tujuan lagi.

Sebelumnya.

Setelah meninggalkan tubuh Iona, aku bertemu dengan seseorang. Dia memberikanku pilihan, hidup didunia ini atau pergi menuju tempat dimana seharusnya aku berada. Ya, karena aku pikir Iona tidak akan bisa melakukan hal lain setelah apa yang aku berikan instruksi yang aku berikan habis, aku memilih untuk berada didunia ini. Setidaknya untuk menemaninya, dan karena hal itupula aku kehilangan tujuanku.

“Haa, ini merepotkan. Meskipun begitu, ini adalah pilihanku. Apa yang aku mulai maka aku sendiri yang harus menyelesaikannya. Ya, meskipun prisipku itu tidak berlaku bagi Iona.” Hari ini, berlalu dengan tidak ada hal yang terjadi selain apa yang terjadi tadi.

Esoknya.

Pagi hari yang cerah, itu yang aku harapkan. “Hmm, angin hari ini cukup kencang. Aku ragu tempat ini akan bertahan jika keadaanya bertambah lebih buruk dari ini.” Sejak kemarin malam, angin mulai berhembus kuat.

“Ari.”

“Huh? Iona, apa yang kau lakukan? Kenapa kau kemari, bukannya hari ini ada tugas yang harus kau selesaikan?”

“Hehe, aku sudah menyelesaikannya kemarin. Jadi hari ini aku bisa bebas.”

“Begitu.”

“Meskipun begitu, angin hari ini sangat kencang, ya. Tidak seperti biasanya.”

“Kemungkinan musim akan berganti, atau mungkin ada hal lain yang terjadi.”

“Begitu.”

“Perubahan seperti ini biasa terjadi, mungkin setelah ini akan terjadi badai.”

Sfx : Suara petir.

Seketika suara hujan yang deras terdengar. “Eh, benar.”

“Kau lupa membawa…”

“Huh?”

“Tidak, lupakan. Kau memang selalu seperti itu. Meskipun begitu, ini akan buruk.”

“Huh? Buruk? Kenapa?”

“Jika ada orang yang menemukan kita sedang berdua ditempat ini, akan terjadi kegemparan di penjuru istana.”

“Kegemparan?”

“Seorang putri yang diam di satu tempat bersama dengan orang asing. Mungkin seperti itu.”

“Ari, itu berlebihan… Awww.” Aku menjitak dahinya.

“Itu akan sangat buruk. Kemungkinan kau akan mendapatkan masalah akan hal itu, dan untukku, mungkin aku akan dipenjara karena sudah melecehkan seorang tuan putri.”

“Ehh, kenapa bisa begitu. Bukankah kau tidak mungkin melakukannya.”

“Pandangan setiap orang berbeda-beda. Aku akan bersyukur jika hanya dipenjara akibat hal itu, hal yang lebih buruknya mungkin aku akan dibuang atau hal lainnya yang menyeramkan.”

“Apakah seburuk itu?”

“Pelecehan terhadap seorang putri dari suatu kerajaan merupakan perkara yang sangat besar.”

“Meskipun begitu, aku hanya perlu menjelaskan kalau kau…”

“Haa, entah apa yang akan kau jelaskan tapi yang pasti. Tidak akan ada yang akan mendengarmu, semuanya sudah tercatat dalam peraturan kerajaan.”

“Begitu, jika itu akan membahayakanmu. Aku akan pergi.”

“Haa, kau diam saja disini. Jika kau kedinginan, ada selimut disana kau bisa menggunakannya.”

“Bagaimana denganmu?”

“Aku akan pergi ke tempat Dravin.”

“Tunggu, bukannya itu ada didekat pegunungan dan itu juga cukup jauh dari sini.”

“Setidaknya tidak sejauh seperti perjalanan menuju ke Groem.”

“Tapi…”

“Sudahlah, aku akan kembali saat badai ini sudah selesai.” Aku pergi.

Beberapa lama setelah itu.

“Haa, cuacanya sepetinya tidak akan membaik dalam waktu dekat. Sebaiknya aku segera bergegas.” Hujan yang sangat deras disertai dengan kilatan petir, menandakan kalau ini tidak akan berakhir dalam waktu cepat.

Sementara itu.

“Ini, selimut yang digunakan Ari. Ada aroma tubuh Ari, dan hangat…” Iona sedang menyelimuti tubuhnya yang mulai kedinginan dengan selimut. “Ari, apa dia baik-baik saja di tengah badai besar seperti ini.”

Setelah memakan waktu yang cukup lama.

Di dekat pegunungan.

Didepanku terdapat sebuah gua yang sangat besar. “Haa, akhirnya sampai juga.” Tubuhku sudah menggigil kedinginan. Aku perlahan mulai memasuki gua itu, semakin dalam masuk ke gua ini suhunya menjadi semakin hangat hingga pada akhirnya. “Dravin, kau tertidur?” Tak ada jawaban darinya.

Seekor naga yang penah membantuku beberapa kali, aku memberinya nama Dravin karena terdengar keren menurutku.

“Aku akan menumpang tidur disini selama badai berlanjut, setelah itu aku akan kembali.” Dravin menghembuskan nafas panas yang membuat suhu disini semakin hangat. “Terimakasih.” Aku perlahan mulai menutup mataku. “Mungkin setelah ini, aku akan demam.” Sedikit bergumam, dan setelah itu aku tertidur.

Disuatu tempat.

“Ketua, kita berhasil menggunakan sihir tingkat tinggi itu, dengan begini kita bisa menjamin hal yang selama ini direncanakan oleh kita akan berhasil.”

“Itu bagus. Kita akan membalas hal yang pernah dilakukan oleh putri itu pada kita, mengambil budak yang sudah susah payah kita dapatkan. Dia harus membayarnya.”

Sebuah pertikaian kecil, di awal permulaan.

Terpopuler

Comments

Z-ark Dragoniel

Z-ark Dragoniel

maraton?... gas!

2021-10-09

0

Z-ark Dragoniel

Z-ark Dragoniel

nice season 2 langsung

2021-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!