Pagi hari, mungkin.
Aku perlahan membuka mataku. “Ahh, tubuhku sangat berat.” Seperti yang aku duga, aku terkena demam. “Huh?” Sebuah kain basah ditempelkan didahiku.
“Ari, kau sudah bangun.”
“Iona, ya. Selamat pagi.”
“Ini sudah siang, lo.”
“Begitu, aku tak menyadarinya. Pantas saja Kristal sihir yang ada disini bersinar cukup terang.”
(Kristal sihir, sebuah Kristal yang bersinar sesuai dengan banyaknya energi alam yang diserap ‘Bisa digunakan untuk menandakan siang atau malam’.)
“Kenapa kau memaksakan diri untuk pergi, lihat apa yang terjadi.”
“Haha, maaf. Lalu, bagaimana kau tau kalau aku sakit?”
“Itu sudah jelas. Mana ada orang yang tidak akan sakit jika terlalu lama kedinginan, dan untung saja Dravin datang menjemputku saat badai sudah usai. Jika tidak, apa yang akan terjadi padamu.”
“Begitu. Dravin, terimakasih. Haa, seharunya aku juga menyediakan tempat tidur disini.”
“Apa yang masih kau pikirkan, istirahat.”
“Baik-baik. Tuan putri.” Aku kembali menutup mataku. ‘Setidaknya, ini cukup menyenangkan.’ Ini mungkin pertama kalinya ada yang peduli padaku, sedia merawatku, ini cukup membuatku senang.
Beberapa lama setelah itu.
“Koman…” (Grild)
“Stttt… Jangan berisik.” Grild datang ke tempat dimana Dravin berada.
“Komandan, siapa orang itu?”
“Kita bicarakan diluar, jangan sampai membuatnya bangun.”
“B-baik.”
Diluar.
“Grild, ada masalah apa?”
“Tunggu sebentar komandan, siapa laki-laki yang didalam itu? Saya belum pernah melihatnya.”
“Tidak perlu kau pikirkan, lalu apa yang membuatmu datang jauh-jauh kemari?”
“Ini mengenai hasil panen yang sudah hampir siap.”
“Huh? Apa yang terjadi pada hasil panen?”
“Semuanya gagal, karena badai kemarin hasil panen yang seharusnya siap dipanen dalam beberapa hari kedepan depan semuanya rusak.”
“Eh?! Apa semua panen yang siap, gagal panen seluruhnya?
“Ya.”
“Ini gawat.”
“Lalu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?”
“Persediaan dari hasil panen sebelumnya masih ada, tapi jika harus menunggu hasil panen berikutnya, itu tidak akan cukup.”
“Komandan.”
“Aku akan memikirkannya, kau bisa kembali ke markas.”
“Baik.” Grild pergi, dan Iona masuk kembali kedalam gua.
‘Aku tidak bisa melibatkan Ari yang sedang sakit pada masalah kali ini, setidaknya aku harus menyelesaikan masalah ini sendiri. Tapi, ini sulit bahkan lebih sulit dari apa yang pernah aku lakukan sebelumnya.’
“Ari, aku akan pergi dulu. Ada masalah yang harus aku selesaikan, jika kau butuh seuatu katakan saja pada Dravin biarkan dia menjemputku. Kalau begitu, aku pergi.” Iona perlahan meninggalkan Ari, dan ia pergi.
“Haa, dia mencoba untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, ya. A-aww…” Meskipun ingin membantunya, tetapi kondisiku yang saat ini berkata lain. “Setidaknya dia mungkin tidak akan melakukan hal yang salah, setidaknya ini bukanlah hal yang normal yang seharusnya terjadi.” Aku yang menyadari ada keanehan, langsung mengetahuinya. “Sudahlah, berharap saja dia tidak kesulitan untuk menyelesaikannya.” Aku kembali terlelap.
Sementara itu, ditempat lain.
Markas khusus.
“Ahhh, bagaimana ini. Ini tidak akan cukup, jika memanen ulang ini akan memakan waktu, meskipun dengan pasokan yang sudah ada ini tidak akan cukup.” Iona sedang berfikir keras dengan apa yang harus dia lakukan untuk menyelesaikan masalah ini.
“Komandan.” (Famus)
“Huh? Famus, ada apa?”
“Komandan, kami menemukan pergerakan yang aneh di hutan selatan.”
“Pergerakan yang aneh? Bisa kau selidiki lebih lanjut.”
“Baik.” Pergi.
“Ahh, 1 masalah belum selesai muncul masalah lain. Ini menyebalkan, aku tidak bisa meminta bantuan Ari. Jika dia, mungkin bisa menyelesaikan masalah ini dengan sangat mudah. Padahal aku sudah diberitahu banyak hal olehnya, tapi tetap saja ini sulit.”
“Komandan.” (Laren)
“Laren, ada apa? Apa ada masalah?”
“Saya ingin mengantarkan dokumen yang harus anda selesaikan secepatnya.”
“Begitu, kau bisa menaruhnya dimejaku, aku akan menyelesaikannya nanti.”
“Baik.” Setelah menaruh dokumen, Laren pergi.
“Haa, dokumennya banyak sekali.”
“Putri, sepertinya kau sedang sibuk.” (Ria)
“Sofia, Ria, kalian datang. Eh, dimana Rine dan Lysia?”
“Mereka berdua bilang akan datang terlambat karena ada urusan.” (Sofia)
“Begitu. Syukurlah kalian datang, dengan begini pekerjaanku akan jauh lebih ringan.”
“Putri, untuk dokumen ini…” (Ria)
“Ahh, bisa tolong kau memeriksanya. Aku masih melakukan hal lain.”
“Baik.”
“Putri, apa ada yang bisa aku bantu?” (Sofia)
“Hmm, untuk sekarang, bagaimana kalau kau membantu Ria memeriksa dokumen itu dulu.”
“Baik.”
“Haa, pekerjaanku jadi lebih mudah.”
Sore hari.
“Haa, akhirnya selesai. Tak kusangka akan memakan waktu selama ini.”
“Tapi putri, dokumennya masih banyak yang belum selesai.” (Rine)
“Tidak masalah, sisanya biar aku yang melakukannya. Semuanya, terimakasih untuk hari ini.”
Sementara itu.
“Sepertinya sudah lebih baik.” Demamku turun, dan keadaan tubuhku membaik. “Haa, aku lapar.” Aku lupa tidak makan sejak kemarin. “Dravin, bisa antarkan aku pulang.”
Grrr.
“Haa, sudahlah.” Aku berjalan menuju ke gubuk tempatku.
Setelah cukup lama.
Malam hari.
“Haa, akhirnya sampai juga.” Saat sampai, aku langsung berbaring ditempat tidurku. “Ini melelahkan.” Dengan tubuh yang lemas karena lapar, ditambah dengan berjalan jauh. “Aku terlalu memaksakan tubuhku yang baru saja sembuh ini.”
“Ari, apa kau ada didalam?”
“Iona? Masuklah.”
“Ari, aku membawakanmu makanan.”
“Kebetulan sekali. Terimakasih.” Aku makan.
Setelah selesai makan.
“Terimakasih atas makanannya.”
“Kau menyukainya?”
“Ya, setidaknya lebih baik dari yang sebelumnya.”
“Terimakasih.”
“Lalu, bagiamana dengan pekerjaanmu hari ini?”
“Ada banyak masalah, aku hanya menyelesaikan beberapa hal saja dan masih ada hal lain yang belum aku kerjakan.”
“Begitu. Sepertinya kau sudah berjuang cukup keras hari ini.”
“Kau sedang sakit, aku tidak ingin merepotkanmu dalam keadaan seperti itu. Dan lagi, aku juga ingin bisa menyelesaikannya sendiri, ya meskipun itu sangat sulit.”
“Hmmm, kau memiliki teman yang membantumu. Itu akan lebih membuat pekerjaan dan waktu yang dihabiskan lebih efisien.”
“Ya, itu memang benar. Tapi disisi lain, aku dan teman-temanku hanyalah seorang gadis biasa, ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh kami meskipun sudah berusaha.”
“Itu berarti, bukan tentang usaha kalian, tapi pengetahuan kalian. Memiliki 4 otak lebih baik dibandingkan 1.”
“4 otak?”
“Itu hanya perumpamaan tentang kondisi kalian. Hoaamm, aku mengantuk. Kau ingin mengerjakan dokumen yang kau bawa itu? Atau akan membiarkanku yang melakukannya?”
“Aku bisa melakukannya sendiri, kau tidur saja.”
“Begitu. Jangan sampai terlalu malam, saat sudah cukup malam kembalilah. Nanti orang-orang di istana mencemaskanmu.”
“Baik, tenang saja.”
“Ya, kalau begitu, selamat tidur.” Aku perlahan mulai menutup mataku. ‘Dia, sudah cukup berkembang.’
“Ari, Ari… Dia, sudah lerlelap. Sepertinya dia sangat kelelahan. Haa, baiklah waktunya untukku menyelesaikan ini.”
Esoknya.
“B-berat…” Aku kesulitan bernafas dan tubuhku sulit digerakkan, perlahan aku mulai membuka mataku. “Haa, dia tidur disini lagi.” Iona tertidur diatasku.
Aku bangun lalu menidurkannya dikasur dan menyelimutinya.
“Huh? Dia belum menyelesaikannya.” Dokumen yang dia bawa belum selesai dikerjaakan olehnya. “Dasar, sudah kuduga akan jadi seperti ini.” Aku putuskan untuk menyelesaikan sisanya.
Beberapa lama setelah itu.
“Hmm, sudah kuduga ada yang aneh.” Ada beberapa dokumen yang menurutku tidak sesuai. “Seharusnya pengeluaran perbulan tidak sebanyak ini, dan pembelian apalah ini, sampai menghabiskan cukup banyak uang. Haa, ini merepotkan.” Aku yang sekarang, hanya bertugas dibalik layar. Tak banyak yang bisa aku lakukan selain memberikan perintah langsung pada Iona untuk disampaikan pada para komandan. “Sepertinya harus ada pemeriksaan secepatnya, tapi sebelum itu… Iona, kau sudah bangun’kan.”
“…”
“Hey, jangan pura-pura tertidur. Aku tau kau sudah bangun.”
“Hehe, ketahuan.”
“Aku ingin berbicara mengenai penguasaan pasar dan juga para pemimpin perdangan yang kita miliki.”
“Huh? Memangnya ada masalah apa dengan hal itu?”
“Sepertinya ada orang yang sudah melakukan pemerasan harta diantara mereka.”
“Eh? Benarkah?”
“Kau tidak mengecek dokumenmu, ya.”
“Aku sudah, tapi… Aku kurang mengerti dengan hal itu.”
“Aku sudah mengajarimu tentang hal ini sebelumnya, sudahlah.”
“Lalu, apa yang harus dilakukan?”
“Untuk sementara waktu, kita abaikan hal itu.”
“Tapi, bukankah itu…”
“Kita abaikan hal itu.”
“B-baik.”
“Hmm, Iona apa kau bisa merasakan dimana energy sihir banyak berkumpul?”
“Huh? Akan aku coba.”
“Ya, tolong.”
Beberapa saat kemudian.
“Energi yang cukup besar, aku bisa merasakannya.”
“Dari mana?”
“Pegunungan.”
“Pegunungan, ya. Kalau begitu, siapkan pasukan untuk menyerbu tempat itu.”
“Tunggu, menyerbu? Maksudmu melakukan penyerangan?”
“Ya.”
“Kenapa?”
“Setelah aku pikir lagi, hujan yang kemarin itu tidak normal.”
“Tidak normal?”
“Arahnya berubah.”
“Berubah? Apanya yang berubah?”
“Arah angin. Di badai kemarin, sesuatu sudah mengganjal saat aku pergi menuju ke tempat Dravin. Pergerakan anginnya sangat aneh, bahkan berubah. Seakan hanya kerajaan ini yang terkena badai seperti itu.”
“Ari, bagaimana kau bisa menyadarinya?”
“Ini hanya perkiraanku belaka, lagipula hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya. Aku yang mengesampingkan masalah sihir melupakan hal sesederhana itu. Setelah kau bilang merasakan sihir, aku langsung yakin.”
“Tapi, meskipun begitu siapa yang melakukannya?”
“Entahlah, ada banyak orang yang mungkin akan melakukan hal itu. Ekonomi kerajaan ini sebagian besar didapatkan dari hasil panen dan juga hasil ternak di bagian yang kau kuasai. Wajar saja jika ada orang yang ingin menghancurkan hal itu untuk meruntuhkan ekonomi kerajaan.”
“Begitu.”
“Meskipun begitu, itu hanya faktor eksternal, faktor internal juga harus segera diatasi. Jika tidak begitu, keseimbangan ekonomi akan hancur untuk kerajaan ini.”
“Jika seperti itu, aku akan menyuruh 3 kelompok pasukan untuk melakukan penyerangan.”
“3 kelompok, ya.”’
“Ari, ada apa?”
“Tidak, hanya saja saat ini prajurit yang kau pimpin sudah bertambah banyak. Aku tak bisa membayangkan kau mengirimkan 3 kelompok untuk membereskan masalah seperti itu.”
“Apa tidak boleh?”
“Haa, lakukan saja. Setidaknya berjaga-jaga lebih baik.”
“Kalau begitu, aku akan segera menyampaikannya pada para ketua regu yang lain.”
“Ya.”
“Oh ya, ada yang ingin aku beritahu padamu.”
“Apa?”
“Minggu depan kau sudah bisa masuk ke akademi, datanglah ke akademi mereka akan menyediakan seragam untukmu.”
“Begitu, terimakasih sudah memberitahuku.”
“Tidak masalah. Kalau begitu, aku pergi.”
“Ya, hati-hati dijalan.” Iona pergi.
Dipagi hari yang bahkan matahari belum terbit.
Di luar gubuk. “Haa, udara pagi ini cukup dingin dari biasanya.” Aku melakukan olahraga kecil untuk membugarkan tubuhku. “Minggu depan, ya.” Hari dimana aku akan kembali melakukan kegiatan yang namanya sekolah. “Sepertinya aku akan mendapatkan beberapa masalah saat diakademi nanti.” Setidaknya itulah hal yang aku yakini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Z-ark Dragoniel
thor apakah ni mc punya semacam bonus gitu dari dewa kek punya energi sihir yg hebat lah ato apalah gitu
2021-10-09
1