Ep 5

"Kenapa nggak dibangunin?" Tanya Imran heran karena Isyi hanya diam menatap Ara.

"Nggak tega aku mas. Mas gendong aja ya, kasian Ara mas. Kayaknya dia lelah banget." Jelas Isyi sambil menunjuk Ara dengan matanya.

Isyi mengambil tas dan handphone dari tangan Ara dan mempersilakan Imran untuk menggendong Ara. Tak mau banyak berdebat, Imran menggendong Ara ala bridal style.

Begitu Isyi membuka pintu rumahnya, Imran segera membawa Ara ke kamar nya. Dilihatnya wajah Ara yang cukup dekat. Baru kali ini ia melihat wajah Ara dari jarak sedekat ini. Mata dan hidungnya merah seperti habis menangis. Sudah pasti Ara menangis setelah apa yang Imran lakukan tadi. Ia sedikit merasa bersalah.

Isyi membukakan pintu kamar Ara, kemudian masuk dan menyimpan tas dan handphone Ara di meja rias.

"Mas, aku ke kamar dulu ya ganti baju." Pamit Isyi yang diangguki oleh Imran. Setelah mendapat persetujuan dari suaminya, Isyi melenggang pergi meninggalkan suami dan istri mudanya yang adalah sahabatnya.

Diletakkannya Ara dengan hati-hati agar tak membangunkan nya. Kemudian menyelimutinya sebatas perut. Dengan ragu-ragu Imran membenarkan rambut Ara yang menutupi hampir setengah wajah Ara.

"Pah.." Panggil Ara lirih, tapi masih bisa terdengar di telinga Imran.

"Pah.. Papah.. Ara mau sama papah. Please.. ja..ngan tinggalin ara.. hiks.." Ara menangis. Tangannya terangkat seperti hendak menggapai sesuatu.

Bahkan dalam tidurnya pun Ara menangis. Imran mengulurkan tangannya hendak menghapus air mata Ara. Tapi, karena ragu, diambilnya lagi tangannya yang terulur itu.

Namun, digenggamnya tangan Ara yang terangkat. Setidaknya hanya ini yang bisa ia lakukan. Ara menggenggam tangan Imran dengan erat, tak ingin melepasnya seolah takut kehilangan lagi.

Tidurlah dengan tenang.

Pada akhirnya Imran mengusap lembut kepala Ara.

Di depan pintu kamar, Isyi mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia melihat suaminya sedang mengusap lembut kepala dan menggenggam tangan wanita selain dirinya.

Ah, padahal aku yang memulainya. Kupikir aku tidak akan apa-apa karena dia sahabatku sendiri.

Isyi meremas dress selutut nya. Menghirup udara sambil memejamkan matanya sesaat dan mengeluarkannya dengan perlahan.

Syukurlah, sepertinya mas Imran sudah sedikit luluh. Aku yakin mas imran akan bisa menerimanya dengan lapang dada. Ini hanya masalah waktu. Bersabarlah sedikit lagi, Ara. Dan.. bukalah hatimu.

Tok tok

Isyi mengetuk pintu kamar Ara. Seketika itu juga Imran langsung menoleh dan mendapati istrinya sedang menatapnya sambil menyunggingkan senyum manis.

"Isyi." Imran terperanjat kaget.

Imran langsung melepaskan tangan Ara yang sedang digenggamnya. Menampakkan wajah penuh rasa bersalah pada sang istri, Isyi.

"Papah" Panggil Isyi cukup keras, ia langsung terduduk dari tidurnya. Ia bangun dengan nafas memburu.

Hosh

Hosh

Sepertinya ia bermimpi. Dalam mimpinya, ia sedang menggenggam tangan papah nya, tapi tiba-tiba saja genggamannya dilepaskan dalam sekali sentak.

Isyi segera menghampiri Ara begitu ia bangun sambil memanggil papah nya. Pun dengan Imran.

Ara menatap sekelilingnya. Ini kamarnya semenjak ia tinggal di rumah Isyi. Isyi dan Imran juga ada disana.

"Ada apa?" Tanya Ara.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa? Apa kau bermimpi buruk?" Tanya Isyi. Terlihat raut khawatir dalam wajahnya.

"A-aku tidak apa-apa."

"Ara. Kau selalu saja bilang tidak apa-apa. Tadi juga, seharusnya kau meneleponku jadi aku bisa pulang cepat tadi, bukannya malah tidur luar."

Eh!?

Ara baru ingat, tadi ia sedang bermain game sambil menunggu Isyi di depan, kemudian ia merasa sangat mengantuk. Jadi, tadi ia tertidur di depan!?

"Astaga, bisa-bisanya aku tertidur di luar. Maaf merepotkan mu Isyi. Terima kasih. Tapi, seharusnya kau bangunkan saja aku tadi, aku kan berat." Ara memelankan suaranya ketika ia sampai di kalimat terakhir.

"Hahaha. Kamu tidak merepotkan ku Ara. Lagipula, tadi mas Imran yang menggendongmu dan memindahkanmu kesini. Ya kan mas?" Tanya Isyi beralih pada Imran sambil menaik turunkan alisnya.

"Ya." Jawab Imran singkat, menatap sekilas pada Ara.

"Terima kasih." Jawab Ara formal dengan sedikit tersenyum.

"Aku.. minta maaf." Ucap Imran, menatap Ara.

"Tidak. Saya mengerti. Memang tidak seharusnya saya mengatakan hal seperti tadi. Saya yang minta maaf." Ara menunduk sebelum kemudian menatap pada Isyi.

"Isyi, aku minta maaf. Tolong maafkan aku." Menatap Isyi dengan raut wajah bersalah.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti." Jawab Isyi.

"Oh iya, kau pasti belum makan siang kan?" Tanya Isyi tiba-tiba. Ara menggeleng sebagai jawaban.

"Tunggu sebentar. Aku akan menyiapkannya untukmu." Ucap Isyi sambil melangkah keluar dari kamar Ara.

"Tidak per.. lu" Tolak Ara, Terlambat. Isyi sudah berlalu menuju dapur. Tersisa lah pasangan pengantin baru itu di kamar.

Ehem.

Imran berdehem. Sepertinya ia sedang bersiap mengatakan sesuatu.

"Malam ini aku akan tidur disini." Ucap Imran tiba-tiba. Tapi, tak ada tanggapan apa-apa dari Ara.

"Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan melakukan apa-apa, ini semua hanya-"

"Karena permintaan Isyi. Saya mengerti." Ucap Ara memotong ucapan Imran.

Imran mengepalkan tangannya. Gadis ini benar-benar mengujinya. Entah sudah berapa kali gadis ini selalu memotong ucapannya. Entah kenapa setelah menikah dengannya, gadis ini jadi sedikit menyebalkan. Padahal seingatnya dulu, Ara bukanlah gadis yang menyebalkan.

"Baguslah kalau kau mengerti." Setelah mengucapkan itu dengan sinis, Imran berlalu keluar tanpa berpamitan. Ia menutup pintu kamar Ara agak keras sehingga menimbulkan bunyi 'brakk' yang membuat Ara sedikit terperanjat.

Apalagi salahnya sekarang!?

Astaga Ara! Apa kau tidak sadar?

...-----...

"Oh iya, Ara. Jadi masalah tempat magangmu sudah selesai ya?" Tanya Isyi tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi, tangannya sibuk memasukkan buah apel pada mulutnya.

"Hm? Oh ya. Lia sudah mencarikannya."

"Apa pria yang waktu itu juga bersama kalian?" Kali ini Imran yang bertanya.

"Mungkin." Jawab Ara singkat.

"Jawaban macam apa itu?" Ketus Imran.

"Hah!?" Ara tidak mengerti maksud Imran.

Memangnya ada yang salah dengan jawabannya? Ada apa dengan pria ini hari ini? Tadi siang dia membentakku, kemudian meminta maaf tapi kemudian dia jadi lebih menyebalkan setelah itu.

"Apa jawaban saya salah?" Tanya Ara menahan kesal.

"Tentu saja. Harusnya kau menjawab 'Ya' atau 'tidak'."

"Itu karena saya tidak tahu pasti. Makanya saya jawab 'mungkin'." Ara tak terima disalahkan karena menurutnya ia tak salah.

"Bagaimana mungkin kau tidak tahu? Harusnya kau ta-"

"Saya tidak tahu, karena Lia belum memberitahu saya." Potong Ara.

"Kau selalu saja memotong ucapan ku." Kesal Imran.

"Hah!? Kapan aku melakukannya?" Ara mendebat.

"Kau-" Imran tak meneruskan ucapannya. Ia mengusap wajahnya frustasi.

Pfft.. Hahaha hahah haha.

Imran dan Ara seketika menatap Isyi yang tertawa terbahak-bahak. Mereka saling menatap kemudian menatap lagi pada Isyi dengan tatapan heran.

"Kamu kenapa Isyi?" Pertanyaan Imran mewakili rasa penasaran Ara.

Hahaha haha

"Kalian.. hahaha.."

"Isyi" Ara menginterupsi agar Isyi menghentikan tawanya.

"Haha.. maaf maaf. Tapi kalian seperti..." Isyi menjeda ucapannya. Menatap Ara dan suaminya yang menunggu kelanjutan ucapannya.

"Kalian seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.. hahaha" Kembali tawa Isyi meledak.

"A-apa yang kau katakan Isyi." Ucap Ara agak gugup. Kenapa juga ia jadi gelagapan begini?!

Kami tidak bertengkar, dan lagi, kami bukanlah sepasang kekasih. Batin Ara.

"Baiklah, baiklah. Kalian tunggu disini. Aku akan membuatkan kalian minuman dingin untuk mendinginkan kepala kalian." Ucap Isyi sambil menahan tawa.

Isyi berlalu menuju dapur meninggalkan sepasang insan yang saling terdiam satu sama lain.

To be continued~

Terpopuler

Comments

𝗦𝗦𝗖࿐𝙇⃝𝙂.ͩ𝘽𝙪ᷡ𝙡𝙚ᷜ

𝗦𝗦𝗖࿐𝙇⃝𝙂.ͩ𝘽𝙪ᷡ𝙡𝙚ᷜ

lanjod!

2021-10-21

0

Xianlun Ghifa

Xianlun Ghifa

up.up

2021-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!