Makan Siang

Sherin mengangkat kedua tangannya ke atas, menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri beberapa kali. ini adalah hari ke tujuh Sherin mengabdikan dirinya dirumah sakit besar itu. Rasanya memang lebih lelah dari pada di rumah sakit tempat bekerjanya dulu, tapi inilah kesibukan yang meskipun lelah, tapi membahagiakan. Apalagi saat melihat perkembangan pasiennya yang semakin membaik dari hari ke hari, semuanya menjadi lebih menyenangkan dan membuatnya semangat setiap waktu.

Setelah selesai melenturkan otot-otot di tubuhnya, Sherin melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

" Huh! pantas saja perut ku keroncongan. Makan siang sudah hampir terlewat rupanya. "

Sherin bergegas meninggalkan ruangan untuk menuju kantin. Meskipun memiliki tubuh yang kecil plus langsing, Sherin tidaklah bisa diet atau sedikit saja menahan lapar. Entah kemana semua makanan yang masuk kedalam perutnya. Rasanya sebanyak apapun yang ia makan, tidak akan pernah membuat berat badannya naik. Dia bahkan sampai mengkonsumsi obat cacing karena merasa takut jika ternyata dia cacingan.

Setelah sampai di kantin rumah sakit, Sherin langsung mengambil makanan yang dominan sayur-sayuran.

" Akhirnya, cacing di dalam perut ku akan berhenti meronta-ronta sejenak. "

Sherin menenggak habis segelas teh hangat yang menemani makan siangnya. Dia mengelus-ngelus perutnya setelah itu. Benar, sangat penuh rasanya hingga duduk pun agak kesusahan. Untuk menunggu perutnya membaik, Sherin menyenderkan punggungnya di senderan tempat duduk. Wajahnya terangkat menatap langit-langit kosong, iya kosong untuk sesaat. Karena setelah beberapa detik, wajah seseorang begitu jelas tengah menunduk tepat di wajahnya yang tengah mendongak.

" Dokter Kevin? " Sherin mengeryit dengan tatapan kosong. Pria yang memiliki nama Kevin itu, bahkan tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke kantin rumah sakit, tentulah Sherin bingung. Takutnya matanya sedang konslet dan salah lihat.

" Apa kabar? " Tanya Kevin, tersenyum manis.

Sherin membulatkan matanya terkejut. Ternyata bukan salah lihat? batinnya. Dengan cepat dia kembali menegakan tubuhnya, berharap jika bayangan tadi hanyalah sekedar bayangan ilusi karena terlalu kelelahan bekerja.

Apa-apaan sih?!

Sherin mengusap dadanya untuk mengusir kegugupan dan semoga bayangan ilusi itu cepat menjauh darinya. Tapi oh tapi, pria tampan dengan tubuh tegap, tinggi besar itu justru duduk dihadapannya dengan wajah percaya dirinya. Bahkan senyum manis itu juga tiba-tiba terpancar menyilaukan seisi ruangan.

" Gi gila ya?! kenapa mata dan otak ku ini? " Sherin memukul kepalanya sendiri karena merasa jika otak nya malah semakin tidak beres setelah makan.

" Kau sudah selesai makan? " Tanya Kevin yang sebenarnya hanya berbosa-basi saja. Entah apa yang dimiliki gadis yang bernama Sherin itu. Rasanya menyenangkan juga menggodanya. Kevin mengetuk meja beberapa kali karena tak mendapati jawaban dari gadis cantik yang kini menatapnya aneh.

Si sialan! bagaimana bisa dia ada disini? kenapa juga dia tersenyum begitu? apa dia ingin membalas dendam karena aku menahan muntah waktu itu?

" Maaf, Dokter Kevin. Saya sudah selesai, dan saya harus segera kembali. Selamat siang dan semoga hari anda menyenangkan serta semangat dalam menjalankan tugas. " Sherin bangkit dengan semangat. Terlebih saat matanya melirik ke kanan dan ke kiri, kebanyakan dari para tenaga medis wanita tengah menatapnya tajam.

Alamak.... ada apa dengan mata mereka? kenapa malah menatap ku degan begitu menakutkan? yang salah bukan aku loh, ini nih si tukang mesum yang salah.

Tak mau tinggal diam, Kevin juga ikut bangkit lalu mensejajarkan jalannya dengan Sherin yang tengah berjalan cepat. Untunglah kaki Kevin begitu panjang, langkah kecil Sherin tentulah tidak bisa mengimbanginya.

" Baiklah, tiba-tiba aku juga kehilangan ***** makan siang. Kita kembali bersama saja. " Ucapnya enteng tanpa memperdulikan wajah Sherin yang terlihat begitu keberatan.

" Maaf, Dokter Kevin. Saya harus ke toilet dulu. Silahkan saja anda duluan. "

Sherin menghentikan langkah kakinya sesaat lalu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan dewa penolong yaitu, Toilet.

" Ah! aku juga ingin ke toilet, ayo pergi bersama. " Kevin meraih pergelangan tangan Sherin lalu membawanya serta.

Tentulah Sherin terkejut hingga menganga beberapa saat. Tapi itu hanya bertahan beberapa detik karena Sherin cepat sadar dari keterkejutannya.

" Tunggu dulu! " Sherin menatap tajam sesaat lalu meredupkan tatapannya karena menyadari jika Kevin adalah seorang senior yang harus ia hormati. Apalagi, kemampuannya sudah di akui dan sudah banyak menerima penghargaan, tentulah dia tidak bisa semena-mena begitu saja kan?

Sialan! aku kelepasan.

" Maksud ku, aku tidak jadi ke toilet. Aku lupa kalau harus melakukan suatu hal penting. " Sherin beralasan.

" Baiklah, aku juga tidak jadi ke toilet. Bagaimana kalau aku temani? aku sedang memiliki banyak waktu luang, Loh. " Kevin tersenyum lagi dan lagi. Karena saat dia tersenyum seperti itu, Sherin justru ketakutan dan gugup. Inilah salah satu alasan Kevin begitu senang dan kecanduan untuk menggoda Dokter baru itu.

Menemaniku? waktu luang? orang ini jangan-jangan salah makan ya? sejak kapan dia punya waktu luang. Tidak! tidak boleh begini! meskipun aku jomblo sampai mau karatan, tapi kalaupun dekat dengan pria, tidak boleh pria ini. Sebisa mungkin aku harus menghindarinya agar bisa hidup dengan damai sampai tua.

" Terimakasih banyak, Dokter Kevin. Ini adalah pertemuan dengan keluarga ku. Aku tidak boleh membawa orang asing. " Sherin memaksakan senyumnya lalu membungkuk memberikan salam hormat sebelum menginjakkan kaki melangkah.

" Siapa tahu kita akan jadi keluarga kan? "

Keluarga matamu!

Sherin kembali tersenyum.

" Maaf Dokter Kevin, saya harus buru-buru. Permisi. " Sherin menarik tangannya agar terlepas dari genggaman tangan Kevin yang sedari tadi tak kunjung melepaskannya. Tapi bukanya terlepas, Kevin justru semakin menekannya.

" Aku bisa menganggarkan mu saja kan? "

Mengantar? lebih tepatnya, kau mengantarkan ku ke pemakaman ku tahu tidak?!

" Oh tidak perlu, Dokter Kevin. Aku sudah terbiasa sendiri kemana pun aku pergi. " Sherin masih mencoba untuk melepaskan tangannya, tapi sepertinya itu tidak akan mudah.

Kevin menarik pergelangan Sherin agar sedikit mendekat padanya, dia mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga gadis polos itu.

" Aku ingin menggigitmu kalau kau bertingkah menggemaskan seperti ini. "

" Dasar gila! " Sherin sontak menutup mulutnya dengan mata yang masih melotot kaget karena tak sadar dengan ucapannya sendiri.

" Ma maksudnya, saya gila. Iya iya. Saya yang gila. "

Kevin kini semakin melebarkan senyumnya hingga nampak barisan gigi putihnya yang membuat Sherin tertegun dengan tampannya wajah pria yang ada di hadapannya itu.

Tidak tidak! tidak boleh begini! ini adalah kelebihan buaya mesum kan?! para buaya darat bisanya akan memiliki wajah tampan yang menggiurkan. Jadi jangan tertipu Sherin, jangan biarkan jiwa jomblo mu memberontak dengan liarnya.

" Aku juga gila. Gila setiap melihat mu yang menggemaskan seperti ini. "

TBC

Terpopuler

Comments

Sintia Dewi

Sintia Dewi

wah2 kevin aneh lu....

2022-11-14

0

naviah

naviah

Sherin isi hati sama yang di ucapkan tidak sesuai 🤣🤣 bikin ngakak 😂🤣🤣
semangat thor 💪

2021-10-12

0

Eka ELissa

Eka ELissa

kocak kk adik yg suka mengumpat..
sherin ma adik nya juga sama"...
suka mengumpati orang...😄😄😄😁
nex....

2021-09-27

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 73 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!