Bertemu

Pagi menjelang....

"Sayang, ayo bangun. Hari ini hari pertama sekolah loh." Bisik Bella ditelinga Noah.

Noah menggeliat, lalu bangun pelan sambil mengucek matanya.

"Mah, apa Noah bisa punya teman?" Tanya Noah polos.

"Tentu saja sayang. Kenapa Noah harus khawatir?"

"Selama ini Noah hanya diam di rumah dan tidak pernah bergaul dengan anak-anak yang lain. Karena Noah tidak suka saat mereka sering mengejek Noah dengan mengatakan Noah tidak punya papa."

Bella memeluk puteranya itu. Merasakan kekhawatiran hati Noah yang hari ini untuk pertama kalinya akan beradaptasi dengan orang banyak.

Selama ini Noah hanya tinggal di dalam rumah, belajar dan bermain hanya dengan mamanya. Bella hanya bekerja sebagai tukang jahit di kontrakan kecilnya itu.

Tepat pukul tujuh, Bella menggandeng tangan Noah menuju sekolah dasar yang tak jauh dari kontrakan nya. Bella memang sudah memikirkan semuanya jauh-jauh hari sebelum Noah bersekolah.

Dulu, sebelum Noah lahir, Bella mencari kontrakan yang dekat dengan sekolah, agar saat anaknya besar nanti, Bella tak perlu susah payah memikirkan pendidikan anaknya.

Keduanya tiba di sekolah tempat Noah mendaftar.

"Sayang, mau Mama temenin sampai pulang gak?" Tanya Bella.

"Gak usah Ma, Mama pasti punya kerjaan di rumah. Noah bisa sendiri Ma." Balas Noah.

"Ya sudah, kalau gitu Mama pulang ya. Nanti Mama jemput lagi."

Noah mengangguk, lalu mencium tangan Bella.

Di dalam kelas...

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama Ibu adalah Ibu Hanni Parwita, kalian boleh memanggil dengan sebutan Ibu Hani. Ibu mau kalian maju satu persatu untuk memperkenalkan diri dan sebutkan hobi kalian masing-masing." Ucap seorang guru yang memakai kacamata itu.

Satu persatu siswa mulai maju ke depan. Karena Noah duduk paling belakang seorang diri, maka dia dapat giliran terakhir untuk memperkenalkan diri.

Tiba saat Noah maju ke depan, semua siswa menatapnya, begitu juga dengan para orang tua yang berdiri di luar ruang kelas menengok lewat jendela.

"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Noah Azriel. Nama panggilan Noah. Hobi saya banyak." Ucap Noah dengan penuh percaya diri.

Bu Hanni yang melihat kepercayaan diri Noah menjadi gemas.

"Hobi Noah kan banyak. Apa Noah bisa menyebutkan salah satunya pada Bu Guru dan teman-teman yang lain?" Ucap Bu Hani.

"Hobi saya, belajar, main musik, dan nyanyi." Ucap Noah.

"Waahh tepuk tangan semuanya. Ternyata di kelas ini kalian punya salah satu teman yang hobinya menyanyi." Ucap Bu Hanni diiringi tepukan tangan dari siswa yang lain. "Kalau begitu, apa Noah bisa menyanyikan satu lagu untuk kita semua?" Lanjut Bu Hanni.

"Tentu." Jawab Noah lagi dengan tingkat kepercayaan dirinya yang sangat tinggi.

Noah pun maju ke depan kelas, dan mulai menyanyikan sebuah lagu sambil memukul meja hingga menghasilkan nada yang indah.

Bu Hanni dan para orang tua yang melihat lewat luar jendela, takjub akan merdunya suara Noah.

Terdengar riuh suara tepuk tangan dari dalam kelas sampai luar kelas, para orang tua juga ikut bertepuk tangan. Untuk pertama kalinya Noah bisa tersenyum sejak masuk ke dalam kelas.

"Noah, benar-benar berbakat dalam menyanyi dan bermain musik, suara Noah merdu sekali." Ucap Bu Hanni memuji Noah.

"Terima kasih Bu, apa saya sudah boleh duduk." Ucap Noah.

Bu Hanni tersenyum, "Tentu saja Noah." Balas Bu Hanni.

Saat Noah kembali ke bangkunya, para siswa yang lain mulai terlihat ramah padanya. Siswa yang lain mulai tersenyum dan menyapa Noah.

Hari berikutnya Noah mengikuti pelajaran berhitung. Belum sempat sang guru menjelaskan, Noah sudah dengan mudah menjawab semua pertanyaan.

"Noah, kamu sudah diajarin berhitung ya waktu TK?" Tanya guru Noah.

"Saya gak pernah sekolah sebelum ini Bu, gak pernah TK apalagi PAUD." Jawab Noah mantap membuat sang guru menatapnya penuh tanda tanya.

Saat jam istirahat tiba, Noah berkeliling sekolah.

"Noaaahh." Teriak seorang siswi.

Noah berbalik, dan melihat siswi bernama Sinta bersama dua orang temannya mendekat ke arahnya.

"Iya, ada apa?" Tanya Noah cuek.

"Kita ke kantin yuk." Ucap Sinta seraya menggandeng Noah.

"Aku tidak lapar."

"Aku yang traktir." Bujuk Sinta lagi.

"Lebih baik kalian pergi saja, aku sedang ada urusan." Ucap Noah lalu berjalan pergi.

Tiga bocah perempuan itu menatap Noah yang berjalan menjauh.

"Sinta, kamu suka ya sama Noah?" Tanya Dewi.

"Weii... Kita itu masih kecil, mana boleh main pacar-pacaran." Sahut Lulu.

"Sudah-sudah, ayo kita ke kantin saja." Balas Sinta.

Setelah berkeliling, Noah tiba di depan sebuah ruang kelas enam. Di papan tulis, sebuah tulisan, menarik perhatian Noah. Tanpa pikir panjang, Noah langsung menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis itu menggunakan spidol yang ada diatas meja guru.

Tak lama bel tanda masuk berbunyi sesaat setelah Noah selesai mengerjakan soal matematika yang ada di papan itu.

Semua siswa di ruang kelas enam itu bertanya-tanya siapa yang sudah menjawab pertanyaan yang tertulis di papan. Sementara sang guru pun belum menjelaskan sama sekali tentang cara menjawabnya.

"Anak-anak! Siapa yang sudah menjawab soal ini?" Tanya Pak Rudi, seorang guru matematika kelas enam.

Semua siswa terdiam, tak ada yang menjawab. Sementara Pak Rudi fokus melihat rangkaian jawaban yang tertulis di papan itu.

'Aku kan belum menjelaskan sama sekali bagaimana caranya untuk menyelesaikan soal ini. Lalu siapa yang sudah menjawabnya? Jawabannya pun benar.'

Hari demi hari berlalu, kemampuan Noah semakin berkembang dan membuatnya semakin terkenal di kalangan para guru. Meski Noah juga jenius dalam bidang matematika, tapi ia lebih condong pada musik. Kemampuannya dalam bermusik benar-benar membuat para guru takjub.

Hingga suatu hari, seorang guru merekomendasikan Noah untuk bersekolah di sekolah musik internasional setelah ia melihat Noah juga mampu membuat beberapa tangga nada.

*************

Hari ini, akhirnya Bella dapat menginjakkan kakinya kembali di Ibu Kota, tempat dirinya dilahirkan. Meski awalnya Bella menolak untuk membawa Noah pindah sekolah ke Ibu Kota, namun karena kegigihan Noah dalam membujuk dirinya, akhirnya membuat Bella luluh.

"Tolong Mah, kabulkan permintaan Noah. Kali ini Noah benar-benar dapat kesempatan untuk sekolah disana. Izinkan ya Mah?" Ucap Noah kala itu meminta izin kepada Bella.

Disinilah mereka hari ini, di Ibu Kota yang begitu sibuk dengan hiruk pikuk lalu lintasnya.

Karena belum memiliki tempat tinggal di Ibu Kota, Bella mengajak Noah menuju taman yang dekat dari sekolahnya untuk duduk beristirahat sambil mencari penginapan atau rumah kontrakan yang tak jauh dari sekolah Noah.

'Tidak mungkinkan aku pulang ke rumah Papa.' pikir Bella.

Bayangan akan pengusiran sang papa membuat Bella menghela nafas panjang.

"Mah, Noah mau makan es krim." Ucap Noah membuyarkan lamunan Bella.

Bella tersenyum, lalu meminta Noah untuk menunggu sementara dirinya pergi ke arah penjual es krim yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

Saat Bella berjalan pergi, Noah tertarik akan suara gitar yang dimainkan oleh seseorang. Lantas ia mendekati orang yang tak lain adalah Erlan papanya.

Noah berdiri di hadapan Erlan yang tengah fokus memainkan gitarnya.

"Om boleh saya pinjam." Ucap Noah.

Erlan mendongak dan menatap Noah.

'Kenapa anak ini terlihat sama dengan diriku saat masih kecil.' pikir Erlan.

"Namamu siapa Nak?" Tanya Erlan.

"Noah Om." Jawab Noah.

Sambil mengobrol, Noah pun mulai memainkan gitar milik Erlan. Dia merasa sangat takjub akan permainan Noah.

"Maafkan saya Tuan Muda, kita harus pergi sekarang juga." Ucap Pak Bimo sekretaris Erlan.

"Hei Noah, kalau kau suka gitar ini Om berikan buat kamu." Ucap Erlan.

"Tidak perlu Om. Mama saya akan marah jika saya menerima barang dari orang yang tak dikenal." Jawab Noah polos.

Erlan mengusap pucuk kepala Noah lalu pergi.

Tak lama setelah itu, Bella kembali dan tak mendapati Noah di bangku panjang tempat mereka duduk awalnya. Hampir saja Bella histeris, Noah sudah ada dibelakangnya menarik pakaiannya.

"Ya Tuhan Noah. Dari mana kamu nak, mama hampir jantungan." Ucap Bella sambil menciumi pipi Noah berkali-kali.

"Tenang saja mah, tadi Noah hanya bermain gitar dengan Om ganteng."

"Om ganteng!" Seru Bella, dibalas anggukan Noah. "Lain kali jangan seperti itu lagi ya sayang." Ucap Bella.

Lagi-lagi Noah mengangguk, lalu memeluk Sang Mama.

Terpopuler

Comments

❦ℝ𝕒𝕟𝕚❦🍇

❦ℝ𝕒𝕟𝕚❦🍇

padahal udah dekat itu.. tp belum jodoh yaaaa

2021-10-17

0

Atieh Natalia

Atieh Natalia

erlan itu Noah anak mu, uh jadi gemes deh

2021-09-09

2

Upik HelmiAchyar

Upik HelmiAchyar

semoga cepet ketemu ma papahnya..

2021-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Malam Petaka
2 Tujuh Tahun
3 Bertemu
4 Dimana Papa
5 Kemampuan Noah
6 Tawaran Menjadi Komposer
7 Bahagia
8 Taman Bermain
9 Diketahui Pak Indra
10 Menyatakan Cinta
11 Menagih Janji Erlan
12 Menolak Perjodohan
13 Persiapan Konser Noah
14 Konser Orkestra Noah
15 Cemburu
16 Tes DNA
17 Hasil Tes DNA
18 Rencana Erlan
19 Melamar Bella
20 Bertemu Tuan Adam
21 Pembahasan Pernikahan
22 Bertemu Papa Bella
23 Pulang ke Rumah
24 Terbongkar
25 Memaafkan
26 Wedding Part 1
27 Wedding Part 2
28 Honeymoon
29 Bercumbu
30 Tanda Merah
31 Digigit
32 Permintaan Noah
33 Clarissa & Vino
34 Kembali Pulang
35 Rencana Clarissa
36 Maaf
37 Mengusir Clarissa
38 Konser di Jerman
39 About Vino
40 Info Terbaru
41 Anak Erlan
42 Menjebak Erlan
43 Aku Percaya Suamiku
44 Tidak Bosan
45 Berstamina
46 Bersikap Tenang
47 Video Vino
48 Bertemu
49 Terbongkar
50 Clarissa
51 Tak Mampu Bayar
52 Bertemu Papa Clarissa
53 Di Culik
54 Terlambat
55 Kepergian Pak Indra
56 Terungkap
57 Liburan ke Amerika
58 Liburan Berlanjut
59 Noah Dewasa
60 Tempat Baru
61 Makan Siang....
62 Gara-gara Gado-gado
63 Rencana Clara
64 Tuduhan Jimmy
65 Menyadarkan Clara
66 Salah Paham
67 Ketahuan
68 Melamar Noah
69 Pembahasan Pernikahan
70 Bertemu Keluarga Alexander
71 Merasa Bersalah
72 Tragedi
73 Tentang Sherly
74 Bicara Jujur
75 Gagal Menikah
76 Bandara
77 Bertemu
78 Kembali Ke Kota
79 Duka Sherly
80 Menikah
81 Malam Pertama
82 Note La-Rayya
83 New Info
84 Info Novel Baru
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Malam Petaka
2
Tujuh Tahun
3
Bertemu
4
Dimana Papa
5
Kemampuan Noah
6
Tawaran Menjadi Komposer
7
Bahagia
8
Taman Bermain
9
Diketahui Pak Indra
10
Menyatakan Cinta
11
Menagih Janji Erlan
12
Menolak Perjodohan
13
Persiapan Konser Noah
14
Konser Orkestra Noah
15
Cemburu
16
Tes DNA
17
Hasil Tes DNA
18
Rencana Erlan
19
Melamar Bella
20
Bertemu Tuan Adam
21
Pembahasan Pernikahan
22
Bertemu Papa Bella
23
Pulang ke Rumah
24
Terbongkar
25
Memaafkan
26
Wedding Part 1
27
Wedding Part 2
28
Honeymoon
29
Bercumbu
30
Tanda Merah
31
Digigit
32
Permintaan Noah
33
Clarissa & Vino
34
Kembali Pulang
35
Rencana Clarissa
36
Maaf
37
Mengusir Clarissa
38
Konser di Jerman
39
About Vino
40
Info Terbaru
41
Anak Erlan
42
Menjebak Erlan
43
Aku Percaya Suamiku
44
Tidak Bosan
45
Berstamina
46
Bersikap Tenang
47
Video Vino
48
Bertemu
49
Terbongkar
50
Clarissa
51
Tak Mampu Bayar
52
Bertemu Papa Clarissa
53
Di Culik
54
Terlambat
55
Kepergian Pak Indra
56
Terungkap
57
Liburan ke Amerika
58
Liburan Berlanjut
59
Noah Dewasa
60
Tempat Baru
61
Makan Siang....
62
Gara-gara Gado-gado
63
Rencana Clara
64
Tuduhan Jimmy
65
Menyadarkan Clara
66
Salah Paham
67
Ketahuan
68
Melamar Noah
69
Pembahasan Pernikahan
70
Bertemu Keluarga Alexander
71
Merasa Bersalah
72
Tragedi
73
Tentang Sherly
74
Bicara Jujur
75
Gagal Menikah
76
Bandara
77
Bertemu
78
Kembali Ke Kota
79
Duka Sherly
80
Menikah
81
Malam Pertama
82
Note La-Rayya
83
New Info
84
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!