Hari ini Bella mengantar Noah ke sekolah musiknya. Saat tiba disana, keduanya pun menyadari bahwa ternyata Noah adalah siswa termuda yang ada di sekolah itu.
Para guru musik awalnya berpikir bahwa Bella lah yang akan belajar di sekolah itu, tapi ternyata Noah.
Noah mulai menunjukkan kemampuannya dihadapan para guru, sambil memberikan sebuah kertas tangga nada yang dibuat Noah sebelumnya.
Para guru musik dibuat takjub dengan permainan piano yang dilakukan Noah.
"Sejak kapan Noah pandai memainkan piano Bu Bella." Tanya Bu Sindy salah seorang guru musik yang melihat penampilan Noah.
"Sebenarnya Noah baru mengenal piano satu minggu yang lalu, saat seorang guru sekolah dasarnya mengajak Noah berkunjung ke rumahnya. Guru itu memang mengetahui kemampuan Noah di bidang musik, namun yang sering dimainkan Noah hanya gitar, dan kebanyakan alat-alat rumah tangga dan benda-benda lain yang dapat menghasilkan musik." Ujar Bella.
"Satu minggu yang lalu!" Seru Bu Sindy tak percaya.
"Iya Bu." Balas Bella sopan.
"Apa Noah sudah menunjukkan kemampuannya sejak kecil?"
"Bisa dibilang seperti itu. Sejak masih balita, Noah memang lebih tertarik memainkan benda-benda yang menghasilkan musik, tapi untuk bermain alat musik seperti gitar, drum, atau piano baru dilakukan Noah dalam kurun waktu satu bulan ini."
Bu Sindy dibuat tak percaya oleh perkataan Bella. Kemudian dia ingin membuktikan sendiri apa benar, Noah pandai dalam memainkan berbagai alat musik.
Noah lalu di bawa ke sebuah ruangan dimana terdapat para siswa remaja yang tengah memainkan alat musik mereka.
Semua siswa terdiam saat Bu Sindy masuk.
"Pak Robert, perkenalkan dia adalah Noah. Siswa baru di sekolah kita." Ucap Bu Sindy.
Pak Robert langsung menarik Bu Sindy ke sudut ruangan.
"Apa Bu Sindy sedang mempermainkan aku? Bagaimana mungkin bocah sekecil itu akan bersekolah disini."
"Biarkan dia menunjukkan kemampuannya, maka kau bisa memutuskan setelahnya." Balas Bu Sindy santai.
"Semoga saja kau tidak menyia-nyiakan waktu ku dan siswa-siswa lainnya yang tengah berlatih demi seorang bocah kecil seperti itu."
Bu Sindy mendekati Noah yang tengah berdiri bersama Bella di dekat pintu.
"Noah, tunjukkan kemampuanmu. Alat musik mana yang ingin kau mainkan?" Tanya Bu Sindy.
"Noah ingin mencoba semuanya." Balas Noah.
"Cih, bocah sombong." Cibir siswa-siswa yang lain.
Noah memulai dengan memainkan biola. Pada awalnya semua siswa dan Pak Robert tertawa karena Noah belum tahu cara memainkannya. Hingga Noah meminta tolong kepada seorang siswa pemain biola untuk menunjukkan bagaimana caranya.
Setelah itu Noah mulai memainkan biola itu dengan sangat baik. Bahkan lebih baik dari siswa yang memainkan biola sebelumnya. Begitupun dengan selanjutnya, Noah mulai memainkan terompet, dan harpa.
Bu Sindy bahkan menitikkan air mata karena larut dalam alunan suara harpa yang dimainkan Noah.
Pak Robert serta siswa lainnya benar-benar tak menyangka akan kemampuan Noah. Hingga mereka semua bersorak dan bertepuk tangan saat Noah selesai memainkan harpa.
"Luar biasa, kau memang sangat genius Nak." Ucap Pak Robert.
Di dekat pintu, Bella tersenyum bahagia melihat anaknya yang tersenyum lebar dikerumuni semua orang.
Siang harinya, Bella dan Noah kembali pulang ke ruamh setelah menyelesaikan administrasi di sekolah musik Noah. Karena kemampuan Noah, sekolah memutuskan untuk memberikan beasiswa penuh untuk Noah.
"Mah, apa mama senang atas pencapaian yang Noah lakukan?" Tanya Noah.
"Tentu saja mama bahagia sayang. Apapun yang Noah inginkan, asal itu bisa membuat Noah bahagia, mama juga akan ikut bahagia sayang." Balas Bella.
"Terima kasih mah. Sekarang Noah lapar, apa mama bisa memasakkan sup ayam? Noah sedang ingin makan itu." Ucap Noah.
Bella tersenyum lalu mengusap pucuk kepala putera geniusnya itu.
'Bagaimana bisa bocah sekecil ini menjadi begitu pintar. Meski begitu sikapnya sangat dingin. Entah sifat siapa yang dia warisi.'
Bella lalu pergi ke dapur dan mulai memasak sup ayam untuk Noah.
************
Hari-hari berikutnya nama Noah mulai di kenal semua kalangan di sekolah musik itu. Hampir semua siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis tangga nada meminta bantuan Noah. Dengan senang hati Noah menjelaskan kepada mereka.
Siang harinya, Noah memutuskan makan siang di kantin sekolah. Beberapa siswa berbisik-bisik saat Noah berjalan membawa nampan berisi makanan yang ia pesan.
Bu Sindy yang kebetulan lewat, mendekati Noah yang duduk sendiri sambil menikmati makanannya. Sesekali Noah menulis nada di bukunya yang sampulnya bertuiskan, 'Sebuah Nada Indah Dari Noah'.
"Habiskan makanan mu Noah, baru sibukkan dirimu dengan menulis." Ucap Bu Sindy.
Noah mendongak saat mendengar suara Bu Sindy.
"Iya Bu, Noah sedang menyelesaikan tangga nada ini." Balas Noah.
Bu Sindy duduk disamping Noah.
"Boleh ibu lihat?" Tanya Bu Sindi.
"Silahkan." Balas Noah kemudian melanjutkan makan.
Bu Sindy lalu melihat buku Noah, ia benar-benar kembali dibuat sangat takjub dengan apa yang dibacanya di buku Noah.
"Siapa sebenarnya kau Nak!" Seru Bu Sindy memandang Noah penuh arti.
"Noah. Ibu kan sudah tau siapa saya." Balas Noah polos, membuat Bu Sindy tersenyum lalu tiba-tiba mencium pipi Noah.
"Maaf, ibu sudah melanggar batas." Ucap Noah seraya mengusap pipinya bekas dicium Bu Sindy.
Bu Sindy tertawa, ia bahkan kembali mencium pipi Noah berulang kali.
************
Beberapa hari ini Bella mulai sibuk dengan bisnis baru yang tengah ditekuninya. Bella mulai membudidaya tanaman hias di pekarangan rumahnya. Ia begitu telaten merawat bunga-bunga yang di tata rapi di halaman depan rumahnya.
Siang ini, Bella terduduk di teras rumahnya, sembari menatap layar ponselnya.
"Pa, aku rindu. Apa papa masih mengingat aku,?" Ucap Bella sambil melihat foto Pak Indra di layar ponselnya.
Tak terasa air mata Bella mengalir mengingat papa nya.
"Kalau saja insiden itu tidak terjadi, mungkin kita akan tetap selalu bersama."
Bella kembali menitikkan air mata.
"Tidak, andai saja mama masih hidup. Aku tidak akan terjebak kejahatan yang dilakukan Clarissa dan mamanya."
Raut wajah Bella berubah saat membayangkan wajah Clarissa dan Bu Maya. Ia lalu menghela nafas dengan panjang.
"Sepertinya aku harus pergi ke makam mama. Tempatnya juga tidak jauh dari sini." Ucap Bella.
Setengah jam kemudian, Bella tiba di tempat pemakaman umum dimana mama nya di makamkan.
"Ma, maaf Bella baru datang hari ini. Bella sudah ingin datang kesini sejak lama. Tapi semuanya menjadi sulit sejak Bella ninggalin kota ini." Isak Bella.
"Meski Bella belum pernah sama sekali melihat mama, tapi Bella yakin mama orang yang baik. Semoga mama tenang disana, Bella akan selalu mendoakan mama. Bella sayang sama mama." Lanjut Bella seraya menciumi nisan yang bertuliskan nama mamanya itu.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
❦ℝ𝕒𝕟𝕚❦🍇
semangat Bella..🤧🤧🤧sedih ya jd bella
2021-10-17
0
Nur Yanah
Untuk noah💕💕💕😘😘😘
2021-09-12
1
Atieh Natalia
kasian nya Bella
2021-09-09
1