Mata yani mulai terbuka perlahan saat sinar mata hari mulai menyinari kepalanya “Mmm…” yani meregangkan tubuhnya yang terasa kaku lalu matanya melirik kearah sofa terlihat oleh matanya yubin masih tertidur sehingga perlahan yani langsung bangkit dari tempat tidur dan mulai melangkah kan kakinya kearah sofa.
“bahkan pipinya masih merah kenapa kakaknya tega banget mukul dia?” yani tidak habis pikir karena sungguh kejadian tadi malam membuatnya sedikit kuatir kepada gadis yang baru di kenalnya ini tiba tiba mata yubin mulai terbuka perlahan sehingga yani tersentak “ah aku pingin bangunkan kamu tapi udah bangun duluan..” kata yani sedikit canggung karena yubin tersenyum lalu duduk dan meregangkan tubuhnya.
“kau jangan sering melihatku nanti kau suka!” kata yubin bercanda tetapi tampak di tanggapi dengan serius oleh yani karena pipi gadis yang lebih tua darinya itu memerah “apa aku sekeren itu kak sampai membuatmu blushing gitu?” yani langsung menganggukan kepalanya sehingga yubin tertawa kecil “yubin kau itu apa seorang atlet?” tentu pertanyaan itu langsung berhasil membuat yubin berhenti tertawa.
“aku atlet karate dulu pas SMA, ada apa nanya?”
“ah gak apa apa aku Cuma heran aja badanmu lebih kecil dariku tapi punya tenaga besar!”
“kau juga sama, aku pikir kau juga seorang atlet dulunya?”
“no no.. aku Cuma sering daki gunung aja waktu di rumah jadi fisikku kuat!” yubin langsung manggut manggut mendengar jawaban dari pertanyaannya “ceklekk…” suara seorang membuka pintu sehingga kepala kedua gadis itu langsung menoleh kesumber suara itu “paman lee kau mau periksa kak yani ya?” Tanya yubin tetapi langsung mendapat senyuman dokter itu lalu yubin langsung menghampirinya.
“dia sudah bisa pulang! Aku dengar kau semalam berantem sama kakak mu?”
“lupakan itu paman, mungkin gia teledor jadi kakak bisa tahu dan tolong jangan kasih tahu ayahku ya?” dokter itu langsung menganggukan kepalanya lalu tangannya mengusap ubun ubun kepala yubin “monica dan kau itu sama aja bandelnya!” yubin langsung menggelengkan kepalanya lalu matanya yang besar menatap wajah dokter itu.
“paman anak mu itu lebih nakal ya dari aku! Buktinya sampai hari ini dia lebih milih tinggal di studio gia dari pada pulang lah aku Cuma minjem duit aja di marahi habis habisan gimana kalo aku merampok bank auto di bunuh ayahku aku…” dokter itu langsung tertawa kecil melihat ekspresi wajah yubin yang cemberut “paman rasa kau lebih mirip jadi adiknya monica dari pada robin, tapi yubin kau harus tetap ingat batasanmu paman gak mau kau di hukum lagi gara gara hal ini…” selesai mengatakan itu mata dokter itu melirik kearah yani tetapi sorot matanya seolah ingin membunuh yani di tempat.
“paman tenang aja! Iya udah kalo gitu terimakasih banyak sudah merawatnya kami mau siap siap pulang ini” kepala dokter itu langsung mengangguk lalu dirinya langsung pergi setelah memeluk tubuh yubin “kakak ayo kita pulang..” ajak yubin pada yani yang sedari tadi diam saja tiba tiba yani langsung menghampiri yubin yang sudah berdiri di pintu “yubin sebenarnya kau ini siapa?” Tanya yani hati hati tetapi langsung mendapat anggukan kepala yubin lalu tangan yubin menarik lengan yani dan mengajaknya duduk di sofa.
“namaku sebenarnya yubin alfaroren, aku anaknya rector dan dekan di kampusku dan dokter tadi adalah teman ayahku dan orang yang kau lihat saat memukulku tadi malam adalah kakak ku. Alasan tatapan tajam mata paman tadi saat melihatmu itu adalah ancaman bagimu, tapi aku tahu kalo aku mengabaikan mu kau akan lebih kesulitan lagi. Jadi dengarkan aku tinggal lah di rumah ku untuk sementara sampai kau dapat kerjaan kau mau kan?”
mata yani masih menatap wajah yubin yang tampak tenang hanya saja sorot matanya sangat layu “tapi aku takut kau akan dapat masalah besar kalo terus menolongku?” yubin langsung menggelengkan kepalanya lalu bibirnya tersenyum “tenang aja aku gak selemah yang kau kira! Aku punya banyak teman teman yang akan membantuku dan yang penting kau jangan lupa diri itu sudah cukup untuk saat ini..” yani dengan lemas langsung menganggukan kepalanya walaupun dalam hati kecilnya rasa takut mendominasi tetapi yang di katakan lawan bicaranya itu memang benar.
“ya udah ayo pulang aku ada jadwal kuliah pagi” yani langsung berdiri sehingga yubin ikut berdiri dan mereka berdua langsung pulang “kak aku pergi dulu ya! Mungkin malam atau sore aku pulangnya dan kalo kau mau pergi bawa kuncinya karena aku punya kunci duplikatnya” yani langsung menganggukan kepalanya “kau hati hati ya…” yubin langsung tersenyum setelah itu langsung berangkat kekampusnya.
“yubinn.. bukkk…” suara teriakan gia lalu tangannya memeluk tubuh yubin dengan erat “maafkan aku! Aku gak sengaja asal taro kertas struk transferannya jadi di baca ayah ku..” mata yubin langsung membelalak karena terkejutnya dirinya mendengar perkataan temannya itu lalu tangan yubin langsung memegang pundak gia dan mendorongnya sehingga terlepas lah tangan gia yang memeluk tubuh yubin.
“ayah mu kira kira bakal kasih tahu ke ayahku gak ya?” gia langsung menggelengkan kepalanya dan kembali memeluk tubuh yubin “ tenang aja aku udah berlutut memohon sama ayah biar gak di kasih tahu keayahmu tapi dia kasih tahu kakakmu…” kini yubin akhirnya merasa lega mendengar jawaban dari pertanyaannya tiba tiba tangan gia melepas tubuh temannya itu.
“iya udah nanti lagi ya aku ada kuliah, bye bye yubin sayang jangan lupa nanti makan bareng di kantin…” selesai mengatakan itu gia langsung berlari kearah kelasnya sedang yubin hanya tersenyum melihat temannya itu “kau memang sedikit bego dan clumsy tapi diantara mereka kau lah yang selalu ada untukku gia!” guma hati yubin lalu dirinya melangkah menuju kelasnya.
Kini yani sudah selesai membereskan rumah dan tubuhnya langsung sempoyongan karena kelelahan “bukk…” tubuh yani terjatuh di tempat tidur lalu tangannya memegangi kepalanya yang sedikit sakit “aneh sekali aku kenapa lemas biasanya kalo Cuma kerja gini aku masih punya sisa tenaga banyak? Semoga aja Cuma sebentar sakitnya” yani hanya berharap dirinya kelelahan biasa dan bisa segera sembuh supaya tidak lagi merepotkan yubin karena yani tidak mau terlalu banyak berhutang budi kepadanya.
Yubin sekarang sudah selesai kuliah dan langsung keluar dari kelas “kalian menungguku?” Tanya yubin karena kelima temannya itu sudah berdiri di depannya “ayo buruan kekantin ada yang mau kami bicarakan!” yubin merasa sedikit kuatir saat melihat ekspresi wajah temannya yang bernama monica itu tampak marah kepadanya tetapi yubin langsung ikut teman temannya pergi kekantin. Saat keenam gadis itu sudah duduk di kursi yang ada di kantin semua mata tertuju kepada mereka dan itu selalu terjadi karena selain mereka anak para penjabat tertinggi di kampus ini kemampuan mereka juga sulit di tandingi oleh mahasiswa yang ada di kampus itu.
yubin alfaroren selain punya bakat menjadi penyanyi raper dirinya juga mahir menulis buku novel dan menulis lirik lagu di tambah kemampuan bela diri karatenya juga mumpuni tetapi dari banyaknya bakat yang di miliki yubin memilih program studi sastra inggris.
Lee monica hernandes mahasiswa paling jago berantem dengan berandalan karena dirinya adalah atlet karate bahkan prestasinya sudah sampai kekanca nasional, selain kuat monica juga menguasai 3 bahasa dan sangat mahir bermain piano tetapi program studi yang di pilih monica adalah kedokteran.
rose hasina dan gia yoosina dua gadis kakak beradik ini adalah blasteran cina dan korea ayahnya dari cina dan ibunya dari korea yang menetap tinggal di Indonesia, rose dan gia adalah anak dari pemilik kampus ini jadi tidak heran dua gadis itu selalu memakai barang mewah yang berharga fantasis karena orang tuanya sangat kaya tetapi hal itu tidak membuat dua gadis ini berfoya foya dan mengandalkan harta kedua orang tuanya itulah alasan kedua gadis ini memilih program studi ekonomi syariah karena mereka setelah lulus ingin membuat perusahaan sendiri.
vera anggesa lauren adalah leader di anggota geng bernama Diamond ini dirinya punya bakat menjadi seorang hacker dan kemampuannya juga sudah di akui oleh hacker di dunia bahkan tidak jarang ketika malas berpikir dirinya akan membobol situs kampus untuk mendapatkan kunci jawaban itulah alasan vera jadi mahasiswa paling jenius di falkutas teknik.
lily patition adalah mahasiswa yang selalu mendapat juara 1 di event melukis karena ayah dan ibunya yang seorang arsitek membuat darah seni mengalir di tubuh lily, dirinya sudah punya geleri seni terbesar di kota ini. Lily memutuskan masuk program setudi arsitektur.
Dan yang membuat pertemanan mereka langgeng adalah keenam gadis itu punya selera music yang sama dan suara mereka juga tidak fales saat bernyanyi terlebih gia dan rose punya studio music yang membuat mereka semakin gemar berlatih band sejak masih SMA.
Kini mereka sudah memesan makanan sambil menunggu yubin langsung mengambil ponselnya yang ada di saku kemejanya tiba tiba tangan monica langsung mengambil paksa ponsel yubin.
“kak ada apa? Kau berantem sama kak robin” Tanya yubin yang langsung mendapat tatapan tajam mata monica sedang teman temannya yang lain hanya terdiam karena untuk urusan monica dengan yubin mereka tidak mau ikut campur karena jika dua gadis itu marah akan merepotkan mereka “sebenarnya siapa cewek itu? Kenapa kau sampai mau membiayai pengobatannya!” Tanya monica tanpa bosa basi sehingga membuat teman temannya terkejut terlebih gia yang langsung menatap tajam wajah yubin yang berekspresi datar.
“aku buang sampah dan tiba tiba ada karung yang gerak gerak jadi aku penasaran akhirnya aku pas aku buka ternyata perempuan itu jadi aku menolongnya!” selesai mengatakan itu yubin langsung mengambil ponselnya kembali dari tangan monica sedang teman temannya tampak saling menatap lalu berbalik menatap yubin “kau harus jauhi dia usir dia dari rumahmu!” kata monica sehingga vera langsung cemberut “harusnya aku yang ngomong gitu mon!” teriak hati vera tetapi dirinya hanya pasrah tidak mungkin ikut bicara karena vera tahu bagaimana dekatnya dua temannya itu sudah seperti kakak beradik.
“aku belum bisa dia gak punya siapa pun di kota ini. Se enggaknya biar lah dia tinggal..”
“YUBIN…” teriak monica lalu tangannya menarik kerah kemeja yubin sehingga mata yubin bisa melihat betapa mengerikannya tatapan mata monica yang seolah ingin membunuhnya “pantas aja ayah bilang kau habis di hajar kakakmu lagi jadi kau lebih memilih cewek gak jelas itu?” yubin terdiam mendengar pertanyaan monica karena dalam hati kecilnya sungguh yani bukanlah orang jahat dan dirinya hanya ingin membantu sebisanya lalu apa itu salah.
“bruakk..” monica kesal karena yubin tidak juga menjawabnya sehingga tangannya langsung meninju wajah yubin sampai tubuh temannya itu terjatuh sehingga gia dan rose langsung menghadang monica sedang lily dan vera langsung membantu yubin untuk berdiri.
“ini kantin jangan bego kak monic!” kata rose dengan suara lirih berharap monica bisa tenang.
“minggir aku mau menghajar bocah itu!” tiba tiba gia langsung memeluk tubuh monica “hangat kan udah jangan marah lagi kita bisa bicara baik baik…” monica langsung merasa luluh saat gia terus memeluknya dan suara datar itu selalu berhasil membuat monica tenang “untung ada pawangnya kalo gak berabe ini..” bisik hati lily, vera dan rose tiga gadis itu akhirnya bisa merasa lega melihat monica sudah tenang tetapi mata mereka langsung melirik kearah yubin terlihat darah segar keluar karena bibir yubin pecah.
Sehingga tangan vera langsung menarik baju yang ada di lengannya lalu menempelkannya kebibir yubin yang berdarah “sakit?” yubin langsung menggelengkan kepalanya lalu menyingkirkan tangan vera di bibirnya “terimakasih kak..” selesai mengatakan itu yubin langsung duduk lalu monica langsung menghampirinya “urusan kita gak akan selesai kalo kau masih menyuruh cewek itu tinggal di rumah mu!” mata yubin langsung menatap wajah monica lalu tersenyum tipis.
“kasih aku alasan kenapa kau melarang ku?” monica langsung menganggukan kepalanya lalu duduk di samping yubin “because I love you!” selesai mengatakan itu monica langsung menjauhkan kursinya dari kursi yubin dan teman temannya yang lain langsung duduk kembali “udah jangan di pikirkan sekarang ayo makan dulu..” ajak rose kepada yubin sehingga kepala yubin langsung mengangguk dan mereka berenam langsung makan bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments