“malam ini kau akan jadi santapan ku hahaha..” mata yani langsung membelalak saat dirinya terbangun dari mimpi buruknya “huh huh Cuma mimpi, ini jam berapa ya?” yani termenung dalam ruangan ini banyak hal yang di pikirkannya terlebih tentang gadis yang benar yubin itu “dia udah membantuku sejauh ini kalo benar yang di katakan olehnya aku di buang dalam karung bagaimana dia bisa menemukanku tapi kalo dia jahat kenapa membiarkan aku hidup sampai membawaku kerumah sakit?” itu lah isi pikiran yani sungguh dirinya lagi lagi di buat frustrasi dengan keadaan hidupnya yang semakin berantakan.
“benar aku harus pergi? Setidaknya kalo aku gak bertemu dengannya mungkin dia akan melupakan aku!” kini tekad yani sudah bulat sehingga tangannya langsung mencabut paksa jarum imfus yang ada di tangannya lalu dirinya bangkit dari tempat tidur lanngkah kakinya sedikit tertatih karena tubuh yani masih lemah “tap tap tap..” yani sekarang sudah berada di halaman depan rumah sakit lalu kepalanya menengok keatas, matanya berbinar saat melihat banyak bintang di langit sungguh pemandangan itu mengingatkannya pada langit malam di rumahnya dulu selalu terang dan indah karena banyak bintang.
“ya allah aku harus kemana sekarang?” pada akhirnya yani bingung harus melangkahkan kakinya kearah mana, sejak memutuskan untuk datang ke pusat kota yani memang tidak punya tujuan dirinya hanya ingin menghindari masalah yang terjadi di rumahnya sekarang yani mendapat masalah yang lebih besar sungguh membuat dirinya hanya duduk di kursi taman dekat rumah sakit, dirinya terdiam tidak tahu harus bagaimana lagi? Tiba tiba tangan yani langsung memegang perutnya yang terasa lapar “sabar ya akan segera makan kok!” kata yani dengan suara yang lirih “hiks hiks..” kini air matanya kembali keluar cukup deras karena merasa tidak punya semangat hidup lagi dan rasa putus asanya jauh lebih besar sungguh keadaan seperti ini hanya membuat yani merintih kesakitan.
Yubin buru buru melangkahkan kakinya kearah ruangan rawat yani karena seharian ini dirinya sibuk kuliah dan juga mengikuti teman temannya pergi di event music yang di adakan di gsg kampusnya.
“cengepp… kemana dia?” Tanya hati yubin saat tidak menemukan sosok yani di dalam ruangan itu “dasar bego! Kenapa dia nyebelin banget kalo dia mati aku bisa disalahkan dan di bunuh oleh ayahku…” yubin langsung bergegas keluar dari rumah sakit itu sungguh dirinya kuatir dengan yani gadis itu berhasil membuat yubin berlari kearah toko, masjid atau pun restoran di sekitar rumah sakit itu baru lah saat dirinya sampai di taman yubin melihat sosok yani yang sedang terisak sehingga yubin langsung berlari menghampirinya.
“kakak bodoh apa yang kau lakukan disini?” mata yani membelalak saat mendengar suara berat yubin sehingga kepalanya langsung menengok keatas untuk melihat wajah gadis di hadapannya itu “kalo kau gini terus gimana kau bisa sembuh?” selesai mengatakan itu tangan yubin langsung melepas jaket kulitnya lalu di selimutkan ketubuh yani yan kurus “ayo kita kembali kerumah sakit?” ajak yubin tetapi membuat kepala yani menggeleng lalu tangannya mengusap air matanya.
“aku gak mau terus merepotkan mu” kali ini perkataan yani berhasil membuat yubin tersenyum tipis lalu matanya yang besar menatap tajam mata yani “dengarkan aku! Memang siapa lagi yang akan perduli kepadamu kalo bukan aku? Kau mau mati kelaparan atau jadi budak *** di kota ini. Rendah kan dirimu saat bicara kepadaku karena kalo aku marah kau akan merasakan sakit yang luar biasa!” yani hanya terdiam saat mendengar kalimat yang di ucapkan mulut yubin karena yani sadar yang dikatakan gadis itu benar sejak awal memang sosok gadis ini lah yang menolongnya.
“maafkan aku..” yubin langsung menganggukan kepalanya lalu tubuhnya membungkuk sehingga yani terkejut “apa yang kau tunggu cepat naik!” yani langsung mengalungkan tangannya di leher yubin dan sekarang yubin sudah menggendong tubuh yani “dia lebih pendek dariku tapi tenaganya kuat juga! Apa dia atlet?” kini pikiran yani kembali tertuju pada yubin karena gadis ini berhasil membuat yani kagum dengan tenaga yang dimiliki tubuhnya.
Kini yubin sudah mendudukan tubuh yani di tempat tidur.
“kau lapar kan? Tadi aku bawakan masi ayam buatan temanku tapi kau pergi jadi udah dingin!” yani tersenyum saat mendengar perkataan yubin “gak apa apa sini biar aku makan, jatah makan di sini terlalu dikit bagiku jadi aku cepat lapar!” yubin tidak heran dengan pernyataan yani tentang dirinya karena yubin sudah tahu dengan tubuh yang tinggi itu sudah pasti yani suka makan terlebih yani juga punya abs di perutnya dan kedua betis dan lengannya ototnya juga sudah membentuk sehingga yubin menyimpulkan yani bukan gadis biasa.
“iya udah makan lah lalu tidur biar cepat sembuh!” selesai mengatakan itu yubin langsung memberikan mangkuk berisi nasi dan ayam goring itu kepada yani sehingga yani langsung melahapnya “kau sebenarnya dari mana?” Tanya yubin hati hati sehingga yani langsung berhenti makan.
“aku dari desa gunung di atas awan bagian provingsi lampung paling dingin dan sejuk, aku datang kesini untuk berusaha bisa hidup mandiri karena di rumah… intinya aku kehilangan uang karena di rampok supir bus dan teman temannya!” selesai mengatakan itu yani kembali memakan ayam goring sedang yubin hanya terdiam karena sedang termenung.
“dia mungkin masih belum mau terbuka sepenuhnya, hmm malang juga nasibnya bahkan dia makan sampai tulangnya juga…” guma hati yubin karena dirinya tersentak melihat yani melahap semua makanannya tanpa sisa sungguh pemandangan seperti ini baru pertama kali di lihat mata yubin karena dirinya sejak kecil berkecukupan sehingga sering makan sesukanya dan jika tidak habis dengan mudah tanpa merasa berdosa yubin akan membuang makan itu kekotak sampah.
“kau jangan coba coba pergi lagi. Oke kak?”
kata yubin saat yani sudah selesai makan “baiklah yubin, terimakasih banyak ya?” sahut yani lalu tersenyum sangat manis kepada yubin sehingga membuat mata yubin berbinar dan hatinya sedikit bergetar karena dirinya melihat senyuman setulus itu selain melihat senyuman teman temannya.
“bukkk..” mata yani membelalak saat tangan yubin tiba tiba memeluk tubuhnya “tubuhnya gemetar, apa yang terjadi kepadanya?” Tanya hati yani saat merasakan tubuh yubin gemetar “yuu…” yani langsung berhenti bicara karena yubin langsung melepas tubuhnya “tidur lah kak aku akan keluar sebentar!” selesai mengatakan itu yubin langsung buru buru keluar dari ruangan itu.
“apa yang kau lakukan tadi yubin bego!” tangan yubin menepuk nepuk keningnya karena telah kehilangan kendali dirinya “tapi aku gak pernah melihat senyuman setulus itu? Selain mereka berlima!” yubin sadar walaupun dirinya terkenal dan juga pintar bukan berate bisa bergaul dengan siapapun sehingga selama SMA hingga masuk kuliah ini yubin hanya punya lima teman yang sangat berharga karena mereka bisa memberikan senyuman setulus senyuman yani tadi setiap hari “drrtt drtt..” tiba tiba ponsel yubin bergetar sehingga dirinya langsung tersadar dari lamunannya dan segera mengambil ponsel di saku celananya.
“kakak ada ap..”
“kau dimana aku ingin bicara kepada mu!”
“temui aku di taman rumah sakit paman lee…” selesai mengatakan itu yubin langsung memutus panggilan lalu segera berlari menuju taman tadi. “huh huh huh…” suara napas berat yubin karena berlari tanpa henti lalu yubin duduk di kursi yang ada di taman itu tidak lama kemudian kakaknya pun menghampirinya lalu tangan kakaknya itu langsung menampar wajah adiknya itu.
“plaakk..” tentu yubin langsung tersentak kaget karena tiba tiba mendapat tamparan tangan kakaknya itu “kau baru sehari pergi dari rumah sudah buat ulah..” kini tangan kakaknya itu langsung menarik kerah baju yubin sehingga mata yubin bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah kakaknya yang sedang marah.
“kau berani pinjam uang pada teman mu di mana letak harga dirimu yubin..” selesai mengatakan itu tangan kakaknya langsung menghempaskan tubuh yubin sampai terjatuh “untung ayah gak tahu kejadian ini? Kalo dia tahu dia gak Cuma menghukum mu tapi juga aku kenapa kau gak bisa berpikir sampai kearah situ!” yubin langsung tersenyum mendengar suara kakaknya itu lalu dirinya berdiri dan membersihkan tanah yang menempel di bajunya.
“kau memang cocok jadi anak mereka kak! Sekarang aku Tanya apa kau mau memberiku uang kalo aku minta kepadamu untuk berobat orang miskin yang gak aku kenal?” mata yubin menatap tajam mata kakaknya itu karena kakaknya langsung terdiam saat mendengar pertanyaan adiknya tetapi tangan kakaknya mengepal kuat seolah ingin memukul adiknya itu sampai babak belur.
“ingat kau masih tetap adikku yubin, kalo kau mencoreng nama baik keluarga sekali lagi aku akan menganggapmu sebagai musuhku dan kau tahu kan aku tidak pernah kenal ampun menyiksa musuh musuhku!” selesai mengatakan itu kakaknya langsung pergi meninggalkan yubin yang tergulai lesu.
“Aaa bruakk…” teriak yubin lalu kakinya menendang kusi taman itu sampai terbalik sungguh suasana hatinya sedang kacau sekarang karena lagi lagi yang di lakukan yubin salah lagi bagi kakak ataupun orang tuanya “lihat saja nanti saat aku berhasil melebihi kalian aku akan buat kalian merasakan semua rasa sakit yang aku alami selama ini? Akan aku buat hidup kalian seperti orang miskin yang gak punya apa pun!” itulah kalimat yang terbersit di pikiran yubin tentang keinginannya menghancurkan keluarganya.
“jadi yubin itu anak orang kaya..” guma hati yani saat sedari tadi memperhatikan yubin yang bertengkar dengan kakaknya dari jauh dan sebelum yubin melihat dirinya yani memutuskan untuk kembali ke ruangannya.
“apa mungkin dia juga menderita?” pikiran yani berkecamuk sampai tidak sadar yubin sudah masuk kedalam ruangannya “kau belum tidur?” suara datar yubin berhasil membuat yani kelabakan “ah aku menunggumu!” sahut yani tetapi tidak di respon oleh yubin karena dirinya tengah sibuk mengambil baju di tasnya setelah itu yubin langsung melepas baju yang dirinya kenakan sehingga mata yani membelalak karena melihat banyak bekas luka cambukan di punggung dan lengan yubin dan yani langsung mengalihkan pandangannya saat melihat yubin sudah selesai mengganti pakaiannya.
“ayo tidur..” selesai mengatakan itu yubin langsung memencet tombol saklar lampu dan membaringkan tubuhnya di sofa sedang yani langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur “jadi.. mungkin saja ini alasan kenapa yubin bersikap dingin dan omongannya kasar ternyata…!” yani langsung menggelengkan kepalanya karena tidak ingin pikiran jahat menguasai dirinya “dia mungkin lebih menderita di banding aku!” guma yani sebelum dirinya benar benar tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments