Arti keluarga?

“ayah ibu belum pulang juga?” Tanya yubin pada kakaknya yang tengah duduk di sofa sambil matanya menatap tajam mata adiknya itu “ini udah jam 12 malam kau baru pulang!” teriak kakaknya lalu yubin melangkah kearah kakaknya itu “kenapa kau gak Tanya juga kepada ayah dan ibu? Kenapa harus aku terus!” kakaknya langsung bangun dan hendak melayangkan tangannya yang kekar kearah adiknya itu.

“kenapa berhenti? Kalo besok pagi aku gak lihat ayah dan ibu jangan tahan aku keluar dari rumah ini. Aku muak tinggal disini”

“kau benar benar mau di hajar ya!” bibir yubin tersenyum tipis saat melihat kakaknya sedang melepas sabuk di pinggang “lakukan sesukamu kak! Kau memang sama saja dengan ayah… cletarrr..” suara itu berhasil membuat yubin menatap tajam mata kakaknya itu karena kini lengannya memerah kebiruan akibat terkena sabuk yang dicambukan ke tubuhnya.

“yubin kau mau kemana!” teriak kakaknya saat yubin berlari kearah dapur lalu mengambil pisau dan di berikan kepada kakaknya “bunuh aku aja kak! Ini pisaunya aku ihklas dari pada terus kau siksa aku..” tangan kakaknya langsung mengambil pisau itu lalu di perhatikannya “kau adalah anak dari rector alfaroren dan wakil dekan Sonia roren, adiknya robin alfaroren yang punya perusaharan terbesar di kota ini. Tapi masih saja kau tidak dewasa hanya karena kami semua sibuk kerja!” bibir yubin langsung tersenyum tipis saat kakaknya mengingatkan siapa dirinya sesungguhnya “oke.. bilang ke ayah dan ibu besok aku akan pergi pagi pagi sekali itu pun kalo mereka pulang!” selesai mengatakan itu yubin langsung hendak melangkahkan kakinya.

“berhenti di situ atau aku akan menghukum mu yubin alfaroren!”

“lupakan saja tentang kempanjangan namaku, aku gak membutuhkannya dan juga harta kalian!”

“YUBIN… woos!” teriak kakaknya sambil tanganya melemparkan pisau tadi kearahnya tetapi dengan mudah yubin bisa menghindarinya dan mata mereka berdua saling bertatapan hanya saja sorot mata kakaknya tajam seolah ingin membunuh adiknya itu di tempat “kau, ayah dan ibu itu bahagia dengan semua harta dan kedudukan ini kak tapi aku.. aku gak bisa bahagia karena itu! Dari kecil sampai sekarang kau dan mereka berdua selalu berlaku kasar kepadaku dan ingin aku juga jadi gila harta dan dudukan. Baik lah maafkan aku yang banyak bicara, tadi aku pergi bersama teman temanku merayakan hari ulang tahun yang di lupakan oleh kalian..” yubin tersenyum saat kakaknya tampak tersentak saat mendengar kalimat yang di ucapkannya lalu dirinya langsung melangkah menuju kamarnya.

“ya allah semoga pertengkaran tadi bukan hadiah yang siapkan di usiaku yang udah 18 tahun ini” guma hati yubin saat tubuh kurusnya sudah terbaring di tempat tidur, kini tangan yubin sibuk mengotak atik ponselnya “kurang dari 100jt aku harus cari rumah yang murah besok seenggaknya dekat kampus!” selesai melihat ponselnya yubin langsung tertidur, ya gadis itu selalu tertidur larut malam karena selain tugas kuliahnya yang banyak tidak jarang dirinya hanya kesal kepada ayah, ibu dan kakaknya yang suka mengatur semaunya.

“tot tot tot..” mata yubin langsung terbuka lebar ketika mendengar suara alaram jam bekernya “huaahh.. rasanya aku baru merem udah subuh aja!” dengan malas yubin langsung bangun lalu pergi kekamar mandi selesai berwudu dan solat yubin langsung mandi karena dirinya hendak bersiap siap untuk pergi dari rumah “ini buku di paketin aja nanti, sekarang bawa baju aja lah!” selesai memasukan baju kedalam tas yubin langsung mengalungkan tas itu ke punggungnya dan langsung keluar dari kamar.

“non mau kemana?” Tanya pelayan rumah “bik ayah dan ibu apa udah pulang?” kepala pelayan itu langsung mengangguk sehingga yubin sedikit terkejut “sudah subuh tadi non sekarang mereka lagi sarapan sama mas robin!” yubin langsung melangkah kakinya menuju ruang makan dan benar saja ayah, ibu dan kakaknya sedang makan bersama “sayang ngapa berdiri di situ ayo sini makan bareng?” ajak ayahnya yang membuat yubin langsung duduk di samping kakaknya lalu dirinya langsung mengambil berbagai jenis lauk yang tersaji lalu memakannya dengan nasi.

“kalian mau pergi lagi?” tanyaku saat aku sudah selesai menelan makanan di mulut “ayah ada seminar dan ibu punya jadwal di yayasan kalau kakakmu sudah pasti kekantor!” yubin hanya tersenyum tipis mendengar jawaban ayahnya itu “oke.. aku pergi dulu!” yubin langsung berdiri tetapi tangan kakaknya langsung menggenggam kuat tangan adiknya itu “duduklah yubin ayah ingin bicara!” tentu saja yubin langsung kembali duduk ketika ayahnya sudah bersikap serius.

“kau bilang mau pergi dari rumah?”

“kakak kan sudah beritahu ayah! Iya aku mau minggat aja di sini sangat sepi seperti kuburan”

“kau baru masuk kuliah, dan gak punya pekerjaan mau tinggal di kolong jembatan?”

“ibu, ayah, kakak ku tersayang apa kalian benar benar mencintaiku? Pernah kah kalian berpikir tentang perasaanku! Baiklah ini sudah kesekian kalinya aku bicara seperti ini tapi kalian masih saja gak meluangkan waktu kalian jadi aku pergi oke bye bye…”

“yubin tetap duduk!” mata yubin langsung menatap tajam mata ayahnya itu “kau pikir kau bisa hidup di luar tanpa uang dari ayah? Kalau kau bisa keluar lah dari rumah ini dan jangan kembali” kini bibir yubin bisa tersenyum puas saat mendengar perkataan ayahnya itu dirinya tidak perduli saat melihat kakak dan ibunya terkejut “ayah terimakasih banyak…” selesai mengatakan itu yubin langsung keluar dari rumahnya yang besar dan megah itu dengan hati gembira.

“gia makasih ya udah boking in rumah ini” kata yubin pada temannya yang sedang di telepon “santai aja sih, eh harusnya kau tinggal di rumahku aja biar gak susah!” yubin tersenyum mendengar perkataan temannya itu “ayah ku akan beneran memecatku jadi anak kalo aku tinggal dirumahmu gia, iya udah aku mau beresin rumah nya dulu ya!” selesai mengatakan itu yubin langsung memutus panggilan lalu mataku menatap rumah yang berwarna hijau itu “lebih besar kamarku..” guma hati yubin saat teringat betapa luas kamarnya dulu,.

“oke waktunya beresan!” selesai menyiapkan sapu yubin langsung mulai membereskan debu dan kotoran hewan yang ada di dalam rumah itu sehingga dirinya tidak sadar jam sudah menunjukan pukul 12 siang “huaahh capeknya!” kini yubin meregangkan tubuhnya yang terasa kaku lalu matanya menatap karung berisi sampah “hmm..” tangan yubin langsung mengangkat karung itu dan membawanya ketempat sampah “sss sskk sss!” yubin terkejut saat selesai membuang sampah tiba tiba ada karung yang bergerak gerak sehingga dirinya mendekatinya lalu melepas tali di karung itu dan membuka nya.

“wuaaa… bukkk!” yubin tersentak kaget sampai dirinya terjatuh saat melihat isi didalam karung itu adalah seorang perempuan “aku baru aja di usir sama ayah ku sekarang nemu mayat!” yubin langsung menepuk keningnya dengan tangan saat merasa tidak beruntung lalu dirinya hendak mengambil ponsel di saku kemejanya tiba tiba perempuan yang ada di karung itu merintih sehingga yubin mengurungkan niatnya karena tangannya sibuk membopong tubuh perempuan itu.

Kini yubin sudah masuk kedalam rumah dan membaringkan tubuh perempuan yang masih di dalam karung itu ke tempat tidur “maaf ya..” kata yubin sambil tangannya menarik karung itu sehingga perempuan itu bisa terbaring dengan leluasa tetapi yubin langsung di buat tersentak kaget saat melihat perempuan itu hanya mengenakan bra dan ****** ***** serta bekas luka di seluruh tubuhnya juga terlihat memar kebiruan “ya allah ngapa bengong, yubin bego!” yubin memaki dirinya sendiri karena melamun sehingga kini yubin langsung mengambil air di kamar mandi dengan baskom lalu megambil bajunya di tas.

“maaf ya ini mungkin aku agak sakit!” kata yubin tangannya sedikit gemetar saat membersihkan tubuhku perempuan itu setelah itu langsung memakaikan bajunya ketubuh perempuan itu “aku harus membawanya kerumah sakit! Tapi uangku tinggal 1 juta…” yubin tidak bisa meminta uang pada ayah, ibu dan kakaknya karena bukannya di berikan yubin akan di caci maki “akhh..” yubin terperanjat saat mendengar perempuan itu mendesah “air bin ambil..” teriak hati yubin yang langsung membuat nya berlari ke dapur untuk mengambil air di gallon saat pikirannya terus menjerit selesai gelasnya penuh yubin kembali berlari ke kamarnya.

“ini minum lah pelan pelan!” tangan kiri yubin menopang kepala perempuan itu supaya sedikit terangkat sedang tangan kanannya mulai menempelkan gelas di mulutnya “glug glug glug…” mata yubin membelalak saat perempua itu menghabiskan air di gelas “ternyata kau kehausan maafkan aku!” bisik hati yubin lalu tangannya kembali membaringkan kepala perempuan itu di bantal.

“aku harus pinjam uang ke gia” guma yubin saat memperhatikan wajah perempuan itu yang tampak pucat lalu dirinya langsung beranjak dari tempat tidur dan mengambil roti tawar sekaligus selai dan air minum di botol lalu kembali kamar dan diletakan di atas meja dekat tempat tidurnya “pena where are you?” kini tangan yubin sedang sibuk mencari pena di tasnya “makan dan minum lah ini syaratnya kau jangan ngilang, aku pergi dulu sebentar!” itulah kalimat yang di tulis di tangan yubin di kertas lalu dirinya letakan kertas itu di samping roti tawan dan botol minum selesai itu yubin langsung pergi mencari gia temannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!