Setelah selesai sarapan Vio mengambil alih Alika dari bi Mina, Vio membawa Alika pergi menuju kamarnya mengambil beberapa perlengkapan Alika karna hari ini Vio ingin datang kebutik, dia pun mengajak Alika kesana, sebelum berangkat Vio meminta izin pada Zico karna dia ingin membawa Alika kebutik, tetapi sudah sepuluh kali telpon dari Vio tak di angkat oleh Zico, akhirnya Vio meminta izin lewat SMS saja.
Zico yang tengah fokus bekerja memang sengaja tidak mengangkat telpon dari Vio, dia mengubah ponselnya dalam bentuk silent agar tak mengganggu kesibukannya selain itu Zico juga tidak mau mendengar suara Vio, tak lama kemudian ponsel Zico bergetar dan terdapat satu notif SMS dari Zico mau tak mau Zico pun membukanya.
Mas hari ini aku meminta izin pergi ke butik, aku membawa Alika bersamaku, bolehkan mas..?~ Vio.
Setelah membaca SMS dari Vio Zico pun membalasnya, Vio yang hendak keluar kamar sambil menggendong Alika dikejutkan dengan getaran ponsel di saku dress yang ia kenakan, Vio mengambil ponselnya lalu membaca SMS balasan dari Zico.
Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan tidak usah meminta izin dariku, aku menikahimu hanya untuk anakku jadi kau boleh melakukan apa yang kau mau asal tidak mengganggu kesehatan anakku~ Zico.
Usai membaca SMS balasan dari Zico Vio ingin membalasnya kembali, tetapi dia urungkan lalu Vio melanjutkan langkah kakinya untuk turun kebawah sambil menggendong Alika dia mencari bi Mina bermaksud ingin pamitan, bi Mina yang kalau itu tengah berada di halaman belakang rumah di panggil oleh Vio, bi Mina segera menemui Vio yang berada di ruang tamu.
"Bi... Vio berangkat ke butik dulu ya, Alika Vio ajak sekalian" pamit Vio.
"Apa gak mengganggu nyonya nantinya? lebih baik bibi aja yang jagain Non Alika nyonya" ujar bi Mina.
"Gak apa-apa bi.. Vio gak akan terganggu kok, yaudah makasih ya bi.. Vio berangkat dulu" ucap Vio.
"Iya nyah hati-hati" ucap bibi.
Vio berangkat menuju butiknya dengan taxi yang ia pesan tadi, sesampainya di butik Vio langsung masuk ke ruangannya, ruangan Vio terbilang cukup luas dan di ruangan itu ada kamar kecil yang sengaja di sediakan oleh Vio untuk beristirahat, Vio menaruh semua perlengkapan Alika yang ia bawa dari rumah di kamar itu, lalu dia menaruh Alika di kereta dorong yang juga ia bawa tadi.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Vio dari dalam ruangan.
"Permisi mba..." ucap Fani sekretaris Vio, Fani pun masuk ke dalam dan melihat Vio yang tengah bercanda bersama Alika.
"Anak siapa itu mba...?" tanya Fani yang penasaran.
"Anak aku Fani..." jawab Vio sambil melirik kearah fani dan tersenyum.
"Loh bukannya..... maaf mba, mba Vio kan belum menikah lagi" tanya Fani kembali dan meminta maaf takut Vio bakal tersinggung.
"Gak apa apa Fani" ucap Vio.
Vio mengajak Fani duduk di sofa yang ada di ruangannya, Vio pun menceritakan semua tentang dirinya ke Fani, orang kepercayaan Vio sekaligus sudah dianggap seperti adiknya sendiri.
"Sekarang gak penasaran lagi kan...?" tanya Vio.
"Hmm gak mba... semoga mba kuat ya menjalaninya dan semoga kebahagiaan secepatnya menghampiri mba Vio".
"Makasih banyak ya Fani, aku mau cerita sama kamu karna kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri".
"Iya mba... Fani pun sudah nganggap mba Vio seperti kakaknya Fani" ujar Fani lalu mereka sama-sama tersenyum dan berpelukan.
Setelah itu Fani memberikan laporan keuangan dan ada salah satu konsumen minta di rancangkan gaun pengantin yang baru yang akan di pakai dua bulan lagi.
"Dua bulan lagi Fan..?" tanya Vio yang sedikit terkejut dengan permintaan konsumennya.
"Iya mba..." ujar Fani "Orang itu baru datang kemaren mba, aku sudah coba lihatkan hasil rancangan kita, tapi dia bilang mau yang baru sama seperti yang ada di patung juga gak apa apa yang model baru pun lebih bagus asalkan belum pernah dipakai sama orang lain, gitu katanya mba" jelas Fani.
"Hmmm yaudah Fan, mba usahain bikin yang baru, kalo gak sempat seperti yang ada di patung aja sesuai keinginannya" ucap Vio.
"Nama mba itu Tari, dan dia sempat suka sama model yang itu mba" ujar Fani sambil menunjukkan salah satu gaun pengantin yang mewah dan elegan terpajang di patung disebelah ruangan Vio.
"Karna yang itu sudah pernah di pakai sama orang lain jadi dia tidak mau mba" imbuh Fani lagi.
"Yaudah nanti mba coba telfon Benny buat kerja sama" jelas Vio.
"Oke mba kalo gitu aku keluar dulu, permisi" pamit Fani.
"Iya Fan silahkan" jawab Vio.
Sepeninggalan Fani, Vio pun memijit pangkal hidungnya karena pusing memikirkan tugas yang memakan waktu lama, lalu dia melirik kearah Alika, anak itu sedang asyik memainkan mainan yang di bawa Vio dari rumah, dan Vio mendekat ke Alika mengajak Alika ngobrol.
"Nak... do'akan mami ya agar bisa membagi waktu bekerja dan merawat kamu" ucap Vio pada Alika dan disambut dengan senyuman yang menggemaskan seolah dia mengerti dengan apa yang di katakan oleh maminya.
Puas bermain akhirnya Alika tertidur di kereta dorongnya, Vio yang melihat Alika tertidur segera memindahkannya ke kasur yang ada dikamar kecil tadi, setelah itu Vio melanjutkan pekerjaannya yang sudah lama dia tinggalkan.
Tak terasa waktu pun menunjukkan pukul empat sore, akhirnya Vio memutuskan untuk pulang kerumah, dikemasnya perlengkapan Alika yang sempat dia bawa tadi lalu dia pun menggendong Alika dan keluar dari ruangannya dan Vio pamit ke Fani kalo dia pulang duluan.
"Fani mba pulang duluan ya, nanti kalo ada apa-apa kabari aja" pamit Vio.
"Iya mba Hati-hati di jalan, babay cantik" ujar Fani sembari mencubit gemes pipi gembul Alika.
Vio keluar dari butik dan masuk kedalam taxi yang sudah di pesannya tadi.
***
Happy Reading guys 😘
Segitu dulu guys up hari ini, tadinya mau kasih visual Vio sama Zico tapi takut up nya lama😁 jadi di urungkan dulu, jangan lupa like, komen, rate 5, sama votenya ya Terima kasih😘💕😘💕
Sampai jumpa di chapter selanjutnya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
leahlaurance
semangat vio ,enga usah mikir bapanya bayi
2024-08-09
0
Wiwik Nakky
semangat vio
2021-06-02
0
Lina ciello
mending alika bawa tinggal di rumahmu ae lah vio... ga sah serumah sama zico
2021-03-11
0